The Serpent King Affection - Bab 90 Jatuh Ke Jurang

Hanya saja, pria menawan yang selalu dikejarnya ini, telah menyukai wanita lain, dirinya sangat iri, sangat cemburu, sangat tidak menerima.

Atas dasar apa, dirinya yang begitu unggul, malah kalah terhadap seorang bangsa manusia rendahan, dirinya membencinya, untung saja wanita itu telah jatuh dan mati, ini merupakan satu-satunya hal yang membuat Mei merasa senang.

"Apa yang kamu tertawakan? Kamu bilang atau tidak, aku tidak memiliki kesabaran yang begitu banyak, kamu bersikap seperti ini hanya akan membuat kematianmu semakin mengenaskan!"

Tenaga tangan yang mencengkram lehernya semakin erat, wanita yang kejam seperti ini, jika tidak menyampai semuanya dengan baik, sang pria tidak akan membiarkannya mati dengan baik.

"Raja Ular."

Pada saat ini, Penjaga Andrew Bai membawa sekumpulan penjaga bergegas datang ke istana dimana para wanita berada, gambaran yang terlihat adalah dimana Ular Belang dan Ular Putih telah mati mengerikan dan tergeletak di tanah, juga Ular Kuning yang sedang di cekik oleh Raja Ular.

"Dia telah mati, mati terbunuh oleh kami, haha, haha......"

Karena lehernya telah di cekik oleh Raja Ular, setiap kali Mei ingin mengatakan kalimat selalu sangat sulit.

"Apa......"

Mendengar Mei berkata seperti ini, ekspresi Raja Ular berubah, seperti ada pukulan telah menyerang titik kematiannya, rasa sakit dan sedih yang tidak pernah dirasakannya, lalu selanjutnya, semua perasaan ini berubah menjadi amarah, para wanita ini berani untuk mencelakai wanita tercintanya, ini merupakan suatu hal yang tidak akan pernah mampu diterimanya.

"Dia telah mati...... dia...... telah terbunuh sampai mati oleh kami......"

Melihat ekspresi Raja Ular yang begitu sakit karena kehilangan seorang wanita itu, Mei mengatakan perkataan untuk menambah minyak ke dalam api, dia ingin membuat Raja Ular tidak bisa mendapatkannya, dia memang ingin membuat Raja Ular merasakan perasaan kepiluan kehilangan seseorang yang dicintai, menjadi sama dengan dirinya saat ini, dia tidak mampu mendapatkannya, sampai mati pun tidak mampu mendapatkannya.

Dasar kamu wanita yang keji, aku akan membuatmu hidup bagaikan kematian."

Suara yang dingin baru saja terlontarkan, telah membuat nafas para penjaga di sekitar terhenti, semuanya telah merasakan amarah Raja Ular pada saat ini.

Wajah Mei terlihat putus asa, dia tahu dirinya telah membuat Raja Ular marah besar, sekarang baru merasa menyesal, tapi telah terlambat.

"Jangan...... ja...... ah......"

Perkataannya belum selesai, sang pria telah menggunakan kekuatannya untuk merobek kulitnya, sekujur tubuhnya penuh dengan darah, tubuhnya terus gemetaran karena kesakitan.

Pada waktu yang sama, Austin Ye si Raja Ular telah menghisap seluruh tenaga Mei, bahkan untuk bunuh diri pun tidak mungkin mampu dilakukan lagi, hanya bisa hidup seperti ini bagaikan kematian.

Tapi pelampiasan ini masih belum cukup bagi Raja Ular yang sedang penuh dengan amarah, "Penjaga, buang dia ke kolam ular untuk direndam."

Suara seorang pria yang dingin mengatakan, melemparkan makhluk yang telah kembali berubah menjadi ular dengan sekujur tubuh berlumuran darah ke hadapan Penjada Andrew Bai.

Setelah kulitnya dirobek, lalu dilemparkan ke kolam, rasa sakit seperti itu sulit untuk dibayangkan, dia berani mencelakai wanita tercinta sang pria, maka sang pria ingin membuatnya tidak tahan untuk hidup, juga sulit mencapai kematian, membuatnya hidup dengan penderitaan seperti ini, ini merupakan perlakukan yang paling-paling kejam.

Dia tidak akan pernah bermurah hati terhadap orang yang berani bertentangan dengannya, dan sebaliknya, dia mampu bersikap sekejam apapun, ini pada dasarnya adalah sifat aslinya.

"Raja Ular...... Jangan......"

Suara sang wanita yang kecil terdengar gemetaran bagaikan tubuhnya saat ini karena rasa sakit dan takut, tapi pria dingin sama sekali tidak menghiraukan permohonan dari Ular Kuning, dirinya berubah menjadi sebuah cahaya emas dan menghilang dari Istana Ular, "Jika masih hidup harus menemukan orangnya, jika telah mati harus menjumpai mayatnya", tidak peduli Isabelle Yao masih hidup atau telah mati, dia tetap ingin menemukannya.

"Baik, Raja ular."

Saat sekali lagi mengangkat kepala, Raja Ular telah menghilang tanpa jejak.

"Kalau harus menyalahkan seseorang, salahkanlah dirimu yang telah membuat masalah dengan orang yang tidak boleh diganggu."

Penjaga Andrew Bai mengatakan dengan menyindir Ular Kuning yang penuh lumuran darah, ekspresinya terlihat jelas tanpa perasaan, akibat yang para wanita licik di istana bagian dalam dapatkan adalah hasil dari masalah yang mereka carikan sendiri.

"Bersihkanlah tempat ini dengan bersih."

Penjaga Andrew Bai memerintah para bawahan itu, dia bertugas melemparkan Ular Kuning ke dalam kolam untuk mendapat hukuman, penjaga lainnya bertugas untuk memindahkan kedua mayat ular lainnya, lalu membersihkan jejak darah yang ada sampai bersih.

"Ah...... aku kutuk Isabelle Yao wanita murahan itu untuk menjadi seorang pelacur di seluruh kehidupan...... cepat bawa aku keluar, kumohon...... biarkanlah aku mati...... biarkanlah aku mati......"

Saat Ular Kuning baru saja dilemparkan ke kolam, dia awalnya masih mengutuk dengan amarah, lalu perkataan kutukan malah berubah menjadi permohonan, hanya saja, tidak peduli dia mengutuk atau memohon, tidak akan ada orang yang akan mempedulikannya.

Siapa suruh dia telah membuat masalah dengan Raja Ular, ini adalah hukuman yang setimpal.

Atau dengan kata lain, karena dia telah mencintai seseorang yang tidak seharusnya dicintai, pada akhirnya tidak hanya tidak mampu mendapatkannya, bahkan sampai hancur di tangan orang itu sendiri.

"Isabelle, dimana kamu, apakah kamu benar-benar telah dibunuh oleh para wanita itu, Isabelle, aku sangat merindukanmu......"

Di sebuah tempat yang luas, sang pria bergumam dengan ekspresi wajah yang murung, semenjak Isabelle Yao menghilang, dia terus mencarinya sepanjang pagi dan malam, kalau memang benar seperti apa yang dikatakan oleh Ular Kuning, bahwa dia telah dibunuh oleh mereka, dia tetap hanya akan percaya ketika melihat mayatnya.

Dia merasa sedikit menyesal, saat itu seharusnya tidak membiarkan Ular Kuning membunuh Ular Belang begitu saja, mungkin saja bisa mendapatkan informasi apapun dari mulut Ular Belang, sekarang berpikir kembali, semua telah terlambat.

Dan pada saat ini, Austin Ye si Raja Ular sedang mencari orang itu dengan gila, apakah dia, benar-benar telah mati?

Semuanya mengatakan kucing memiliki sembilan nyawa, walaupun aku bukanlah seekor kucing yang memiliki sembilan nyawa, tapi aku memiliki 5 sampai 6 nyawa kok.

Setiap kali saat aku berpikir aku pasti akan mati, tetap ada sebuah keajaiban yang terjadi.

Saat aku kembali sadar, sudah tidak tahu telah berlalu berapa hari sejak lompat ke jurang.

Ketika membuka mata, terdapat segerombolan burung besar yang sedang menciut histeris terbang melintas di atas kepalaku, sayap yang bertenaga itu membentuk angin, dan menghembus rambutku sampai berantakan, membuat cairan darah yang ada di kening menjadi kering.

Aku berada dimana? Apakah aku telah mati?

Baru berpikir ingin menggerakkan tubuh, langsung terasa sekujur tubuhku penuh rasa sakit, rasa sakit ini menyadarkanku dengan jelas, bahwa aku belum mati, aku masih hidup, hanya saja, aku telah terluka berat.

Mengingat kembali saat itu kedua wanita ular cantik ingin membunuhku, mendesakku sampai terpaksa untuk lompat ke jurang, lalu melihat lingkungan di sekitar, aku saat ini sedang tergantung di sebuah pohon, makanya nyawaku bisa selamat, mengangkat kepala dan melihat, itu merupakan sebuah tebing yang sangat tinggi.

Terima kasih langit dan bumi, bukahkan hidup adalah suatu hal yang baik, aku menarik nafas yang dalam sejenak, kalau masih hidup, aku harus memikirkan cara untuk tetap bertahan hidup.

Mungkin hanya pada saat yang penuh kesulitan seperti ini, baru bisa membuat dirimu sadar betapa kuatnya dirimu sendiri.

Aku menggerakkan tubuh yang penuh dengan luka untuk turun dari poon, duduk di bawah pohon dan menarik nafas untuk sejenak, banyak bagian baju yang telah robek, lalu bagian kaki dan lengan yang terluka telah kembali mengalir darah segar.

Sungguh sakit, juga haus,aku kembali menopang tubuhku yang terluka berat, mencari air untuk minum di sekitar jurang, lalu mulai merasa sedikit membaik.

Saat melihat para sekumpulan burung besar yang berterbangan di atas kepalaku, aku merasa sedikit takut, hatiku juga merasa sedikit sedih.

Saat ini detik ini, aku sungguh merindukan suamiku si Raja Ular bisa berada disisiku.

"Suamiku, aku sangat merindukanmu."

Air mata mengalir ke pipiku, aku tidak tahu selanjutnya harus bagaimana, bagaimana caranya pergi dari jurang ini,aku merasa sangat tak berdaya, sungguh merindukannya.

Aku bahkan mulai merasa sedikit menyesal, menyesal bahwa seharusnya tidak pergi meninggalkannya, ini semua seperti yang dikatakannya, mungkin saja kami akan memiliki anak kami sendiri, meskipun hanya ada secercah harapan, aku juga tidak seharusnya menyerah, tapi apa gunanya untuk merasa menyesal sekarang, kalau aku telah mengambil keputusan seperti ini, maka tidak ada ruang untuk merasa menyesal.

Asalkan dia bisa hidup dengan baik, asalkan Dunia Ular bisa terselamatkan, semuanya akan baik, dengan merindukannya, seluruh tubuhku telah penuh dengan kekuatan, tidak bisa, aku tidak boleh menunggu kematian di jurang ini, aku harus pergi dari sini.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu