The Serpent King Affection - Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu

Aku yang telah menelan kantong empedu ular, tubuhku tidak segera meluluh, sepertinya jalan keluar yang terpikirkan olehku untuk menelan kantong empedu ular memang manjur, akhirnya nyawaku telah terselamatkan, tapi dengan ini, aku telah mengalami semua penyiksaan menghadapi kematian.

Pertama-tama merasakan rasa sakit di bagian kaki yang tergigit oleh ular beracun bagaikan telah digigit oleh ribuan ular, lalu rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuh, selanjutnya tubuhku terasa bagaikan telah membeku, membuatku tidak mampu bergerak, dan rasa sakit seperti itu masih terus berlangsung.

Saat aku mengira aku tetap akan mati karena kesakitan walaupun tidak jadi langsung mati, tubuhku mulai merasakan keadaan yang membaik, paha yang awalnya merasa sangat sakit, telah mulai memudar, tubuh yang mengkaku juga mulai menjadi lembut.

Baru saja menghadapi kesakitan bagaikan menghadapi pintu kematian, diriku yang saat ini sudah tidak memiliki tenaga sama sekali, dan langsung merebah ke semak-semak karena kelelahan, dengan cepat telah tertidur lelap.

Di Istana Ular.

"Apa, Ular Hitam telah mengambil keputusan sendiri dan pergi membunuh manusia murahan itu, dan sekarang keberadaan Ular HItam dan manusia itu tidak diketahui? Dasar!"

Ketika Mei mendengar kabar dari Ular Belang, dia berdiri sambil menghantam meja, sangat merasa marah.

Kenapa Ular Hitam bersikap seperti ini, bagus kalau dia berhasil membunuh manusia itu, tapi bagaimana kalai terjadi sesuatu, mereka akan sulit untuk melepaskan diri, perlu diketahui, karena kepergian Isabelle Yao, Raja Ular telah mengutus orang untuk mencarinya ke seluruh tempat.

"Mari pergi cari Ular Hitam dan manusia itu, jika masih hidup harus bertemu dengan orangnya, jika telah mati harus menemui mayatnya."

Mei mengatakan dengan dingin, harus bisa menemukan Ular Hitam, karena hal ini sangat besar, kalau tidak, mereka tidak akan merasa tenang.

Ular Belang menganggukkan kepala, saat ini langsung mengikuti Mei untuk pergi mencari Ular Hitam dan bangsa manusia itu.

Sedetik setelah Mei dan Hua pergi, Ular Putih keluar dari sudut sana, semua percakapan mereka telah didengar oleh Ular Putih.

Sekarang, bangsa manusia itu telah pergi, dan keberadaan Ular Hitam juga tidak diketahui, Ular Putih tersenyum tentang Mei dan Ular Belang, sebenarnya, bagaimana mungkin dia tidak benci kalau disisi Raja Ular terdapat begitu banyak wanita, dia ingin menjadi seorang wanita satu-satunya disisi Raja Ular, makanya, dia akan mengambil kesempatan untuk memusnahkan wanita lain yang akan berebutan Raja Ular dengannya.

Mei dan Ular Belang, mereka telah tiba di sebuah hutan yang terpencil setelah pergi meninggalkan kamar, pergi mencari keberadaan Ular Hitam dan Isabelle Yao di seluruh tempat.

"Kak Mei, cepat lihat, disini ada jejak darah."

Ular Belang mengulurkan sebuah jari yang pucat putih dan mencolek darah itu untuk dicium.

"Merupakan jejak darah dari manusia itu."

Mei mengatakan, pandangan mata menerawang kesekitar.

Terlihat di daerah semak-semak yang lebat itu, terdapat banyak ranting pohon yang telah patah, Mei dan Ular Belang berjalan ke arah sana.

Ketika kedua ular telah tiba di pedalaman semak belukar, gambaran di hadapan mata telah membuat keuda ular itu terkejut.

Di pedalaman semak-semak, terdapat sebuah mayat Ular Hitam dengan keadaan perutnya telah terbelah, Ular HItam telah dibunuh, dan kantung empedunya telah tiada.

"Siapa yang telah membunuh Ular Hitam?"

Ular Belang merasa sangat kaget, berdasarkan kemampuan manusia itu, mana mungkin bisa membunuh Ular Hitam, ini sungguh diluar dugaan mereka.

"Temukan manusia itu dulu, semuanya akan menjadi jelas."

Mei mengatakan dengan dingin.

Ular Belang menganggukkan kepala, kedua orang itu berpencar untuk mencari manusia itu.

Setelah aku memakan kantong empedu ular itu, aku langsung pergi dari semak belukar, dengan tanpa tujuan berjalan menuju pegunungan yang tak terlihat ujungnya.

Diriku yang saat ini merasa lapar juga takut, baru saja lepas dari pengejaran Ular Hitam, hatiku merasa sangat tidak tenang.

Tepat ketika aku sedang berjalan ke pegunungan dengan badan yang kelelahan, Mei dan Ular Belang telah berhasil menemukanku dengan mengikuti aromaku.

"Manusia murahan, besar sekali nyalimu, bahkan berani membunuh Ular Hitam."

Ynag mengatakannya adalah wanita dengan berbaju kuning, dia memandangku dengan pandangan penuh amarah, bagaikan ingin membunuh seseorang, wanita yang berbaju Belang dibelakangnya juga seperti itu, aku merasa sebuah aura dingin telah menyerang kemari.

"Kalian...... kalian ingin bagaimana......"

Aku mengatakan dengan ketakutan, aku sudah bisa menduga dengan melihat penampilan mereka yang cantik, kedua wanita ini sama dengan Ular Hitam, merupakan permaisurinya Austin Ye, karena hanya wanita ular cantiklah, yang bisa secantik ini, dan juga selicik ini.

"Hmph, ingin bagaimana, tentu saja ingin kamu mati."

Mei mengatakan, dia mengumpulkan tenaga ke telapak tangan dan hendak menyerangku, hanya saja tangan yang akan menyerangku telah dihalang oleh Ular Belang.

"Apa yang kamu lakukan?"

Mei tidak mengerti apa maksudnya dengan menghalangi penyerangannya terhadap manusia itu, dia mengatakan dengan sedikit marah.

"Kak mei, bukankah terlalu murah hati jika membiarkannya mati begitu saja dengan mudah."

Ular Belang mengatakan, pandangan mata yang dingin terpaling ke arahku.

"Jadi maksudmu adalah?"

Setelah mengerti maksud dari Ular Belang, Mei menarik kembali kekuatannya, senyuman di wajah terlihat semakin licik.

"Apa yang hendak kalian lakukan terhadapku, kalian jangan mendekat."

Aku mengeluarkan pisau pemotong buah yang masih terlumuri darah, daripada mengatakan menggunakannya untuk membunuh, lebih cocok dikatakan untuk memberikan keberanian pada diri sendiri.

"Hmph, jangan kira sebilah pisau pemotong buah bisa membunuh kami, kalau bukan karena Ular Hitam begitu sial, telah ditancap tepat di jantung, kamu pasti telah mati dari awal, tapi, kalaupun umurmu begitu panjang dan tidak berhasil dibunuh oleh Ular Hitam, kamu akan segera mati di tangan kami sekarang."

Ular Belang mengatakan, kejadian yang mengerikan telah terjadi, terlihat begitu banyak ular beracun muncul dari tubuhnya, dari lengan baju, rambut, dimana-mana terldapat ular berbisa, sedangkan dirinya sekarang, telah sepenuhnya menjadi manusia ular, penampilannya sangatlah menyeramkan.

"Gigit dia sampai mati."

Ular Belang berpesan terhadap para ular berbisa, menyuruh mereka untuk menggigitnya, lebih menyenangkan dibandingkan dengan cara Mei membunuhnya, Ular Belang ingin membuat dia mati setelah merasakan berbagai penyiksaan, cara seperti ini, hanya bisa menggunakan kata kejam untuk menggambarkannya.

Para ular berbisa yang telah menerima perintah dari Ular Belang bergerak ke arahku sambil mendesis, terlihat begitu menakutkan.

Demi menghidari serangan para ular beracun, cara satu-satunya adalah dengan berlari, meskipun nantinya tidak akan mampu untuk berlari lagi, aku juga tetap harus berusaha sekuat tenaga, memangnya siapa yang akan duduk menanti kematian begitu saja.

"Kamu tidak akan bisa lolos,"

Terdengar dua suara wanita itu dari belakang, dan juga segerombolan ular berbisa yang keluar dari tubuh Ular Belang yang sedang mengejarku.

Berlari dan berlari, aku tiba-tiba menghentikan langkah kaki, di depan mata adalah sebuah jurang, aku telah tidak memiliki jalan untuk kabur.

"Matilah."

Kedua wanita ular cantik dengan pandangan mata yang kejam melihat diriku yang berdiri di samping jurang, para ular berbisa juga dengan tatapan mata yang tajam bergerak ke arahku.

"Aku tidak memiliki dendam dengan kalian, komohon lepaskanlah aku."

Aku berkata terhadap kedua wanita itu, mengucapkan permohonan untuk melepaskanku, aku sungguh tidak mengerti, aku telah pergi meninggalkan Austin Ye, kenapa mereka tetap tidak bersedia melepaskanku.

"Kamu rasa apakah kami akan melepaskanmu, melepaskanmu agar kamu bisa mengadu kepada Raja Ular bahwa kamilah yang menangkapmu, lalu kamu akan menyuruh Raja Ular untuk membunuh kami, bagus sekali rencana yang kamu pikirkan."

Mei mengatakan dengan nada dingin, jarang-jarang bisa memiliki kesempatan emas seperti ini, haha, melepaskannya, dia menyadari manusia ini sungguh sangat polos, pantas saja Raja Ular bisa menyukainya, penampilan manusia ini begitu menyedihkan, kalau terlihat oleh Raja Ular, bukankah Raja Ular akan merasa sedih

Tapi, semakin Raja Ular merasa sedih, dia akan semakin merasa semakin bahagia, dia memang ingin membuat Raja Ular tidak bisa mendapatkannya.

"Aku tidak akan, aku telah membulatkan tekad untuk meninggalkannya, aku tidak akan kembali ke sisinya lagi, aku akan menjauh darinya sejauh mungkin, dan tidak akan muncul lagi."

Aku mengatakan dengan sedih, aku tahu mereka membenciku karena Austin Ye mencintaiku, tapi aku sekarang telah membuat keputusan untuk meninggalkannya, makanya tidak akan membalikkan kepala kembali.

Hanya saja, perkataan seperti ini, tidak akan ada yang akan percaya, memangnya siapa yang akan mengasihani seseorang yang merupakan musuh cinta sendiri.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu