The Serpent King Affection - Bab 152 Kita Akan Berpisah
"Ayo kita pergi."
Aku mengambil makanan dari boss, lalu pergi, tidak memutarkan kepala melihat mereka.
Satu adalah teman baikku, satu lagi adalah pacarku, mereka menghianati aku sehingga membuat aku sakit hati, baik dari perasaan dan juga tubuh, apalagi Jason, dulunya aku membenci dan mencintai Jason, tapi sekarang aku baru tahu, aku terhadap dia tidak ada perasaan lagi, semua cinta, sudah pindah keorang yang aku cintai, tidak tersisa sedikitpun.
"Isabelle."
Jason tidak menghiraukan Lina mengejar kesini, dia mendekati aku, tapi dihalang oleh suamiku, aku dengan mesra bersandar pasa suamiku, dengan tatapan yang dingin melihat pria yang aku cintai 5 tahun lalu.
"Isabelle, kamu belum meninggal, 2 tahun ini kamu kemana, aku sudah tahu salah, maaf."
Jason meminta maaf, masalah itu terjadi kemudian, dia tiap hari susah tidur dan makan, merasa sangat bersalah, dan menyesal telah melakukan perbuatan begitu.
"Jason, apa yang kamu katakan, kamu sudah gila."
Lina juga datang kesini, dia tidak menyangka bahwa Jason meminta maaf, dia tahu, Jason sangat mencintai wanita yang didepannya.
"Isabelle sudah meninggal."
Aku dengan dingin berkata, lalu menarik tangan suamiku, membawa Karen, pergi.
Aku kira menyingkirkan aku Jason dan Lina bisa bahagia, sekarang aku baru mengerti, rupanya bukan begitu, mereka tidak bahagia, karena orang yang tidak setia, dia tidak akan mendapatkan kebahagian.
"Jason, kamu harus sampai kapan baru bisa melupakan dia?"
"Lina, jika waktu itu kamu tidak bohong padaku bahwa kamu hamil, aku tidak akan melakukan perbuatan itu pada Isabelle......"
Belakangnya, adalah suara bertengkar Jason dan Lina, aku tidak ingin mendengar.
"Isabelle, kamu tidak membenci mereka? Mereka dulunya melakukan perbuatan jahat padamu?"
Pria ini berkata padaku, baru saja dari matanya aku, dia tidak melihat sedikit perasaan, dia merasa sangat senang, karena dia takut, aku tidak bisa keluar, tapi sekarang kelihatannya, hanya dia berpikir terlalu banyak.
"Benar kakak, masalah kakak aku pernah mendengar, mereka adalah orang jahat, kakak tidak boleh memaafkan mereka, Karen juga bisa membantu kaka membalas dendam."
Karen berkata, walaupun dia tidak memiliki kekuatan yang tinggi, tapi menghadapi mereka masih bisa.
"Tidak usah mengatur mereka, sebenarnya, aku harus berterima kasih pada mereka."
Mendengar aku berkata, Raja Ular dan Karen melihat aku, mengapa berkata begitu.
"Jika bukan karena Jason dan Lina mendorong aku kedalam jurang, aku juga tidak akan bertemu dengan suami yang tercinta, dan juga tidak akan sampai kedunia ular, juga tidak akan mengenal dengan Karen."
Aku dengan santai mengatakan, kebencian itu, disaat dia cinta pada seseorang, perlahan-lahan memudar.
"Yi, apa yang kakak bilang juga masuk akal."
Karen menggaruk kepala berkata.
Aku tertawa: "Benar, masa lalu biarkan berlalu, siapa yang tidak pernah membuat kesalahan, lagi pula aku sekarang sangat baik, mempunyai suami yang mencintai aku, juga ada adik bersama dengan aku."
Aku bersandar dibahu Raja Ular dengan bahagia berkata, apa yang terjadi pada masa yang lalu tidak penting lagi, yang penting adalah sekarang, dan masa depan, aku akan menghargai orang yang disampingku, lalu hidup dengan senang.
"Isabelle."
Suami aku memegang bahuku, dengan serius melihat aku.
"Kenapa?"
Aku bertanya, merasa ada yang dia ingin katakan.
"Jika suatu hari aku berbuat salah, kamu bisa memaafkan aku?"
Pria itu bertanya.
"Raja Ular berbuat satu hal selalu teliti, tidak mungkin melakukan kesalahan?"
Aku tertawa, berkata, orang yang sempurna seperti dia, aku tidak percaya bisa melakukan kesalahan.
"Aku hanya bilang, jika."
Pria ini dengan serius berkata padaku, melihat ekspresi dia tidak seperti bercanda.
"Apakah, kamu suka pada wanita lain, jika itu maka aku tidak bisa memaafkan kamu."
Aku berpura-pura marah berkata.
"Aku bersumpah, selain Isabelle, aku tidak akan mempunyai wanita lain lagi."
Mendengar aku berkata begitu, suamiku menjadi panik, teburu-buru meyakinkan aku.
"Sudah sudahlah, tidak ada lebih baik."
Aku diam diam senang, tahu dia sangat peduli padaku, aku sangat senang.
"Isabelle kamu belum menjawab pertanyaan aku."
Pria ini dengan lembut berkata, sepasang mata yang cantik itu sedang menunggu aku memberikan dia jawaban.
"Siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan, jika kamu berbuat salah, aku juga akan memaafkan kamu."
Aku perlahan-lahan memukul perut sambil berkata, perlakuan aku membuat suamiku tertawa.
Wanita ini, benar-benar membuat dia sangat mencintainya.
Dia bisa memaafkan dia, dia dalam hati merasa sedikit senang.
Dialam manusia bermain seharian, sampai malam, mereka kembali ke Istana Ular.
Hari ini, adalah hari yang paling senang.
Malam, aku dan suamiku bersama makan, selesai mandi, kami berbaring ditempat tidur.
Mengangkat kepala, bisa melihat pria ini mengerutkan keningnya, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?"
Aku dengan lembut bertanya, lalu menngunakan dua tangan memeluk leher pria ini.
"Tidak, apakah kamu senang?"
Dia satu tangan memeluk aku, satu tangan memegang perut aku yang bulat.
"Em, senang, ada kamu menemani aku, aku setiap hari sangat senang."
Aku bersandar didalam pelukannya.
Selesai berbicara, dia memeluk aku dengan erat, aku tidak dapat melihat wajahnya, hanya merasa, pelukan dia sangat bertenaga, seperti takut kehilangan.
"Aku hanya ingin selamanya bisa menemani kamu."
Tatapan dia menjadi sedih, hati juga sedih, dia berharap dia bisa menemani orang yang dicintainya.
"Harus menjaga diri sendiri, juga bayi ini."
Kata dia, membuat aku menjadi sedikit sedih.
"Kamu, tunggu bayi kita lahir, kamu bukan ingin dengan aku menjaga bayi kita?"
Aku mengangkat kepala, tapi tidak melihat kesedihan dia, dia dengan penuh kasih sayang melihat aku.
"Namun aku masih banyak masalah yang harus diurus, jadi harus Isabelle menjaga bayi kita."
Dengan penuh perasaan dia katakan, lalu memeluk aku dengan erat.
Bagaiman dia bisa mengatakan keluar, bahwa dia kan pergi, dia tidak bisa menjaga bayi, berapa banyak kesedihan dalam hati, dia menutup mata, diam-diam menerima kesedihan ini.
"Kalian adalah keselurahan aku."
Kata dia, membuat aku sangat terharu, air mata tidak tahu sudah membasahi mata.
"Aku juga, bisa bertemu dengan kamu, adalah keberuntungan aku, aku merasa, aku adalah orang yang paling bahagia didunia ini."
Aku bersandar dipelukannya, mendengar detak jantungnya, merasakan kehangatan yang diberikannya.
Dia mencuim bibir aku, tangan yang panjang, memegang tubuh aku, takut menyakiti bayi, gerakan dia sangat lembut.
Aku membalas ciuman dia, terjerumus didalam kebahagian ini, aku tidak tahu, sebentar lagi, kita akan berpisah.
Novel Terkait
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaSang Pendosa
DoniSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiIstri Yang Sombong
JessicaBaby, You are so cute
Callie WangIstri kontrakku
RasudinAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya