The Serpent King Affection - Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
Dalam tidurku, aku selalu merasa ada sesuatu yang melilit ditubuhku, dingin…… licin…… kenyal…… cukup nyaman untuk dipeluk ketika tidur……
Apa? Dingin licin dan kenyal! Aku terbangun dengan sangat terkejut, aku sangat tidak asing dengan perasaan semacam ini, hal pertama yang terlintas di benakku adalah ular!
Sama seperti dugaan, ketika aku membuka mataku, diriku langsung berhadapan dengan satu kepala ular yang besar, mata ular besar itu sedang tertutup, sepertinya sedang tertidur pulas.
Tuhan, candaan seperti apa ini, aku berbaring di dalam kamar dan tidur dengan baik, ketika membuka mata, sudah lebih satu ekor ular raksasa, apa bisa tidak mengagetkan orang seperti ini? Siapa yang akan tenang berada dalam situasi seperti ini? Secara naluriah, diriku langsung terlompat tinggi, mungkin karena suara yang terlalu besar, ular piton itu terbangun, aku hanya melihat ular piton itu membuka matanya dengan perlahan, dan ketika aku sedang menatapnya, sepasang mata ular yang jernih berkilau itu juga melihat ke arahku.
Bukankah ini adalah ular yang sama dengan yang aku temui dua kali sebelumnya? Bagaimana pun aku memikirkannya, diriku masih tidak bisa mengerti, bagaimana dia bisa datang ke dalam kamar ini dan tidur bersama denganku?
Tetapi sekarang bukanlah saat untuk memikirkan masalah itu, aku sudah hampir mati karena terkejut, tetapi suaraku justru tidak keluar ketika aku membuka mulutku.
“Tolong, tolong, ada siluman ular!”
Akhirnya, teriakkan yang tersangkut di dalam tenggorokkan itu memecah keheningan malam itu.
Menit dan detik itu juga, aku hanya memiliki satu pemikiran, yaitu, tidak menjadi santapan ular, tidak tahu bagaimana caraku melepaskan diri dari lilitan ular piton itu, aku kemudian menggelinding ke bawah tempat tidur, ditengah-tengah ketakutanku, aku masih ingat untuk meraih pakaianku dan membungkus tubuhku yang tembus pandang itu, lalu dengan tergopoh-gopoh berlari membuka pintu kamar itu dan keluar.
“Ular, cepat, ada seekor ular raksasa di dalam, dia ingin memakan orang, cepat masuk dan bunuh dia.”
Setelah mendengar suara teriakkanku, semua penjaga dan pendamping wanita langsung berkumpul di depan pintu dan ingin masuk ke dalam kamar itu, hanya saja aku sudah lebih dulu berlari keluar, begitu keluar, diriku langsung menghadap sekumpulan orang itu sambil menunjuk ke dalam kamar, menyuruh mereka untuk masuk dan memukuli ular itu.
Taman itu dipenuhi orang-orang yang berdiri dan berimpit-impitan, mendengar perkataanku, para penjaga dan pendamping wanita itu saling bertatap-tatapan satu sama lain, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, juga tidak memiliki maksud untuk masuk dan memukul ular itu.
Apa mereka tidak takut? Ada ular sebesar itu di dalam kamar, kalau tidak segera ditangani dengan baik, semua orang bisa-bisa dimakan oleh ular raksasa itu.
Darimana diriku tahu kalau disini, selain diriku, semuanya adalah ular, intinya, yang takut dengan ular juga hanya ada diriku.
“Andrew Bai.”
Ketika melihat Penjaga Bai, aku langsung berlari ke taman, pria itu pasti datang karena mendengar suara teriakkanku, orang-orang itu tidak ada yang bergerak ketika aku berkata bahwa ada ular besar di dalam kamar, tebakkanku, mereka pasti tidak percaya dengan ucapanku, Andrew Bai selalu percaya dengan ucapanku kan?
“Nona Isabelle Yao, ada masalah apa sampai-sampai panik seperti ini?”
Tanya Penjaga Bai dengan cepat ketika melihat diriku yang ketakutan.
“Ular, ada seekor ular raksasa di dalam kamar, kamu cepat suruh mereka untuk masuk dan membunuhnya.”
Ucapku dengan panik kepada Penjaga Bai, ular raksasa yang sudah aku temui berkali-kali itu sudah mengusir jiwaku pergi.
Ini……
Bahkan kalau dia, Andrew Bai, memiliki nyali sebesar gunung, dirinya juga tidak berani membunuh ular yang berada di dalam itu.
“Nona Isabelle Yao tidak perlu takut, sebenarnya……”
“Isabelle.”
Tepat disaat aku merasa aneh dengan Penjaga Bai yang sama dengan yang lainnya, yang masih bisa setenang itu setelah mendengar ada ular, sebuah suara cantik masuk ke dalam telingaku suara itu sama seperti mengulurkan sebuah tali penolong kepadaku, menumbuhkan sebuah harapan dalam hatiku.
Hanya saja, detik ketika aku membalikkan tubuhku, seluruh harapanku hangus.
Tidak tahu sejak kapan, ular itu sudah datang ke belakang tubuhku, dan yang lebih menakutkan lagi, suara barusan itu keluar dari dalam mulut ular raksasa itu.
Apa mungkin……
Austin Ye sudah ditelan oleh ular itu? Aku juga tidak tahu pikiran seperti apa yang ada di benakku itu, pertanyaanku, kalau seseorang sudah ditelan oleh ular, apa orang itu masih bisa berbicara dari dalam perut ular itu? Dengan rasa takut yang berlebih dan pikiran yang kacau, kemarahanku seketika memuncak.
Juga tidak tahu darimana keberanian itu datang, kemarahan itu mengalahkan ketakutanku, kemudian aku langsung melompat ke arah ular raksasa itu, karena kamu sudah memakan Austin Ye, aku tidak akan melepaskanmu.
Semua orang ternganga ketika melihat pemandangan diriku yang melompat ke arah ular raksasa itu, wanita ini benar-benar sudah tidak sayang nyawa, bahkan berani untuk menantang Raja Ular!
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangAfter Met You
AmardaYou're My Savior
Shella NaviAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaBretta’s Diary
DanielleStep by Step
LeksThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya