The Serpent King Affection - Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya

Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.

Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala.

"Ini semua salahku, karena Raja Ular dihukum, membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah dengan Isabelle Yao."

Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi.

"Ini semua takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."

Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, beberpa hal dari awal sudah ditakdirkan, bagaimanapun mau dihindari tetap tidak dapat dihindari, dihindari bagaimanapun, berani menghadapi baru benar.

Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega.

"Apakah bayinya telah lahir?"

Bunda  Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular.

"Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."

Aku menjawab Bunda Mo, kelihatan Bunda Mo telah menerima kami ibu dan anak.

"Bisakah kamu membawa bayi kembali untuk menjumpaiku?"

Kata-kata yang lembut, tidak seperti dulu membenciku, pandangan matanya tulus.

"Tentu saja, aku akan membawa bayi kembali ke sini, aku dan Karen Qing membawa Kasim Ular Ke kebun belakang, Kasim Ular yang memberitahu kami Bunda Mo sedang kesulitan."

Aku berkata.

"Aku tahu, aku akan meminta seseorang menjemputnya."

Aku menganggukan kepala, bersama Adik Qing meninggalkan Istana Ular, menjemput bayi bayi.

"Isabelle Yao, apakah kamu benar-benar berencana untuk kembali ke Istana Ular?"

Pria cantik berbaju putih sudah mendengar keputusanku, dan bertanya padaku.

"Yah, terima kasih Raja Dewa, Raja Dewa menyelamatkanku tidak dapat aku balas, jika ada kehidupan selanjutnya, menjadi sapi atau kuda, Isabelle Yao pasti akan membayar kembali Raja Dewa."

"Aku tidak ingin kamu membayarnya, orang-orang di dunia ular tidak baik padamu, aku tidak ingin kamu kembali, tetap di sini, aku akan menjagamu dan bayi bayi."

Kata Raja Dewa, sinar matanya pebuh cinta menatap bayi yang ada dipelukan Adik Qing.

"Aku mengerti kemurahan hati Raja Dewa, tetapi dunia ular adalah rumahku, aku ingin kembali, menunggu suamiku pulang."

Aku berkata kepada Raja Dewa, aku tahu, dia ada rasa denganku, kebaikannya akan aku ingat dalam hati, tapi dihatiku hanya ada suamiku seorang, tidak bisa lagi ada orang lain.

"Baiklah kalau begitu, jika sesuatu terjadi setelah kamu kembali, biarkan Karen Qing memberi tahuku, dan lagi, disini selamanya adalah rumahmu, bawa bayi bayi sering sering kemari."

Pria cantik itu berbicara, kata-katanya jelas tidak rela dan sedikit keraguan, dia sangat tidak rela, tetapi, dia tahu dia sangat mencintai pria lain, dia hanya bisa diam diam mendoakannya.

"Hm."

Aku mengangguk, dan air mata mengalir dengan cepat, aku berbalik, tidak bisa membiarkannya melihat air mataku, ini hanya akan membuat pihak lain lebih ragu.

"Selamat tinggal, Paman Raja Dewa."

Bayi-bayi itu melambaikan tangan kecil mereka, dengan senyum manis di wajah mereka, dan melambaikan salam perpisahan kepada Raja Dewa.

"Bayi bayi selamat tinggal."

Raja Dewa itu juga melambaikan tangannya kepada bayi-bayi itu, matanya menatap tidak rela.

Paviliun Malige, di ruang rahasia.

Seorang wanita anggun dan tenang berdiri di sebelah Mutiara Azure, dia melihat, cahaya asli yang samar dari Mutiara Azure, tiba tiba menjadi sangat kuat, ini membuat Bunda Mo sangat terheran.

"Hehe"

Tawa ceria anak anak masuk ke telinga Bunda Mo, dia berbalik, melihat beberapa bayi imut memegangi kakinya, satu persatu wajah kecil putih dan lembut dengan senyum sangat lucu, sangat lucu, membuat Bunda Mo sangat menyukai mereka.

“Bayi bayi.” Bunda Mo membungkuk, tidak bisa menahan keinginan mendekati bayi-bayi itu, karena dia melihat beberapa bayi imut untuk pertama kalinya, dia sudah sangat mencintai mereka.

"Nenek."

"Nenek."

Beberapa bayi berteriak manis pada Bunda Mo, yang langsung meluluhkan hati Bunda Mo.

"Apa? Kalian memanggilku apa?"

Tidak salah dengar, bayi-bayi itu memanggilnya nenek, ketujuh bayi yang lucu ini adalah .....

"Nenek peluk."

"Bayi juga ingin nenek peluk."

Tujuh bayi kecil itu mengulurkan tangan mereka dan meminta nenek untuk memeluk.

"Baiklah, nenek akan memeluk kalian."

Bunda Mo duduk di atas lantai, mengulurkan tangannya dan menggendong beberapa bayi dialam pelukannya, dengan sinar mata berbinar bahagia, telah ada penerus di dunia ular, dan juga masih ada tujuh bayi yang sangat imut, kelahiran mereka membuat dunia ular lebih kuat.

Pada saat dia merasa bahagia, Bunda Mo juga menyalahkan dirinya sendiri, karena dia hampir membuat kesalahan besar, tetapi untungnya, semuanya belum terlambat.

Dia terlalu mencintai tujuh bayi imut ini, terlalu mencintai terlalu banyak mencintai, dan berpikir bahwa di masa depan, dia ingin membawa sekelompok bayi di sampingnya, Bunda Mo berbunga di hatinya.

Aku menyaksikan pemandangan cinta bayi bayi dan Bunda Mo, dengan air mata, aku tertawa.

Dengan membawa bayi bayi kembali ke Istana Ular, selanjutnya aku masih ada satu hal lagi yang harus dilakukan.

Raja Dewa membawa aku dan bayi bayi ke pengadilan surga, bertemu dengan suaminya Raja Ular, Raja Dewa membantuku saya untuk memohon kepada kaisar, aku baru memiliki kesempatan ini.

"Terima kasih."

"Pergilah, aku menunggumu di sini."

Suara pria itu lembut dan penuh kasih sayang.

Aku mengangguk, membawa ketujuh bayi yang lucu untuk berjalan masuk ke lapisan lapisan awan putih, bertemu dengan pria cantik di jaring hukuman.

Dia mengenakan jubah hitam panjang, dan rambutnya sedikit terhempas angin, sebuah wajah yang sempurna tidak menunjukkan emosi, dan masih sangat membuat orang lain terpesona.

"Suami."

Mendengar suaraku, pria cantik itu membuka matanya perlahan, dan segera berdiri.

"Isabelle Yao."

Pria cantik itu bergegas ke tepi penjara jaring, bertatap muka denganku, karena aja penjara jaring diantara kami, membuat kami tidak bisa berpelukan.

"Isabelle Yao, mengapa kamu kemari?"

"Suami, apakah kamu baik-baik saja, bagaimana orang-orang di pengadilan surga memperlakukanmu?"

Ketika akan datang ke sini, aku berulang kali mengatakan pada diri sendiri untuk tidak menangis, tetapi pada saat aku melihat suamiku, aku tidak dapat menahan tangis.

"Aku sangat baik, jangan khawatir Isabelle Yao, malah kamu, apakah kamu baik baik saja, apakah Bunda Mo mempersulitmu, dan juga Yoyo, bagaimana dia memperlakukan kamu?"

Dia bertanya dengan penuh perhatian, sepasang bola mata menatap dalam penuh kasih sayang.

"Aku baik-baik saja, suami jangan khawatir."

Sepuluh jari menggenggam erat, tidak terpisah tidak terlepas.

"Aku sangat merindukanmu."

"Aku juga merindukan suami."

Setelah sekian lama berpisah, kami saling mencurahkan kasih sayang, sangat berharap, waktu bisa berhenti disitu.

"Bayi bayi, panggil Ayah Raja."

Aku berkata kepada tujuh bayi imut di belakangku.

"Ayah Raja."

Ketujuh bayi imut itu bersamaan memanghil manis kepada pria cantik itu .

"Bayi bayi."

Raja Ular Austin Ye baru menyadari tujuh bayi kecil yang sangat imut di belakangku, sepasang mata yang menawan bersinar dengan gembira, bayi-bayi itu memberinya perasaan yang sangat akrab dan dekat.

"Ayah Raja."

"Ayah Raja."

Aku menggendong tujuh bayi yang lucu dalam pelukan, bayi-bayi itu mengedipkan mata dan memandangi pria cantik itu sambil berteriak dengan manis, tangan kecilnya diletakkan di tangannya yang besar, kami sekeluarga telah bersatu kembali, pada saat ini, betapa hangatnya itu.

"Bayi-bayi sangat imut, di masa depan, Isabelle Yao akan sangat menderita lagi."

Pria cantik itu berkata kepadaku.

"Suamiku tenanglah, aku akan merawat bayi bayi dengan baik, aku akan menunggu suamiku keluar."

Aku berkata, aku telah memikirkannya, selama sisa hidupku, aku akan menunggu, terus menunggu.

"Isabelle Yao, aku bisa bertemu denganmu, itu adalah berkah terbesarku."

Dia memegang tanganku dan berkata, kata-katanya penuh kasih dan sayang.

"Bayi bayi dengarkan kata kata ibu, mengerti?"

Suara pria itu lembut berkata pada bayi-bayi itu.

"Bayi bayi akan mendengarkan kata kata Ayah Raja, Ayah Raja dan tenanglah."

Bayi-bayi itu berkata dengan penuh pengertian

Melihat bayi-bayi itu begitu pengertian Raja Ular Austin Ye merasa lega.

Masa-masa indah selalu singkat, kami sekeluarga tidak mudah berkumpul sebentar, sudah waktunya untuk pergi.

"Isabelle Yao."

"Suami."

Tangan yang tergenggam erat tidak rela untuk melepaskan, tetapi secara paksa ditarik oleh Tentara surga.

"Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."

Tentara surga dengan hormat berkata, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, adalah tugas mereka, mereka terpaksa melakukannya.

"Suami, aku akan menunggumu, pasti akan."

"Isabelle Yao, Isabelle Yao."

Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah.

Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, kami baru bisa bertemu.

"Ibu jangan menangis, jangan menangis. Ayah Raja akan baik-baik saja, bayi-bayi akan menemani ibu menunggu Ayah Raja kembali."

"Bayi-bayi akan menemani ibu bersama menunggu Ayah Raja kembali."

Bayi-bayi mengulurkan tangan kecil mereka untuk membantukumenghapus air mata, dan mereka sangat pengertian.

Aku memeluk bayi-bayi, berkata, "Bayi-bayi sangat baik, ibu tidak akan menangis."

Di ujung lain langit, Dewa Tai Bai Jin dan Dewi Kwan Im melihat pemandangan ini, Dewi Kwan Im sedikit menghela nafas.

"Tanpa diduga, cinta manusia dan ular begitu dalam."

"Mutiara Ular berubah menjadi manusia ular, mungkin ini kehendak langit, tetapi mungkin bukan hal yang buruk."

Dewa Tai Bai Jin memandangi tujuh bayi kecil yang lucu.

"Kata emang begitu diucapkan."

"Meskipun Raja Ular Austin Ye membuat kesalahan besar demi seorang wanita, pada kenyataannya, sifatnya tidak buruk, dan juga sifat manusia itu dermawan, Mutiara Ular berubah menjadi putra putri mereka, asalkan kita melapor ke kaisar jangan menyakiti Raja Ular Austin Ye, ancaman Mutiara Ular menjadi tidak ada."

Analisis Dewa Tai Bai Jin.

Dewi Kwan Im mengangguk ketika mendengar kata-kata itu, dan merasa bahwa perkataan Dewa Tai Bai Jin sangat masuk akal, kedua dewa menghilang ke langit, dan melaporkan berita itu ke kaisar.

Selain itu, aku membawa bayi bayi kembali ke Istana Ular, meskipun aku sedikit sedih, tapi aku masih berusaha kembali semangat, tidak peduli bagaimanapun, aku harus mengendalikan dunia ular ini, menunggu hari kepulangan suami Raja Ular.

"Kakak, lihat siapa yang telah kembali."

Hari telah terang, melihat wajah Karen Qing yang senang berlari masuk ke istana, tujuh bayi sedang bermain petak umpet.

"Siapa yang datang Karen Qing?"

Aku bertanya dengan penasaran, kecuali Raja Dewa, aku tidak bisa membayangkan siapa yang akan datang ke Istana Ular kami.

Seorang wanita cantik dengan gaun putih dan kerudung masuk, seindah salju.

"Susan."

Meskipun wanita cantik itu mengenakan kerudung, tapi aku bisa mengenalinya secara langsung, di belakang Susan, pria berbaju putih itu juga masuk.

"Susan, Andrew Bai, kalian telahkembali."

"Nona."

Susan datang ke arahku, dan kami berpelukan, beberapa waktu ini, aku sangat mengkhawatirkan mereka, sekarang setelah mereka kembali dengan selamat, aku sangat bersemangat.

"Susan, Andrew Bai, kemana saja kalian belakangan ini, dan lagi apa yang terjadi pada wajah Susan?"

Aku bertanya dengan khawatir, jelas terlihat wajah Susan telah terluka.

"Ceritanya panjang, tapi nona tidak perlu khawatir, Susan baik-baik saja."

Ketika Susan berbicara kepadaku, dia juga memberi tatapan penuh kasih kepada Andrew Bai, aku bisa melihat, bahwa setelah beberapa kesulitan, Susan telah dewasa, dan hubungan di antara mereka menjadi sangat dalam.

"Nona Isabelle Yao, aku mendengar bahwa sesuatu terjadi pada Raja Ular, apakah ini benar?"

Andrew Bai menanyakan topik ini.

Aku mengangguk.

"Nona, jangan terlalu sedih, kami akan menemani Nona untuk menunggu Raja Ular kembali."

Kata Susan.

"Dan juga Karen Qing akan menemani Nona."

"Dan juga bayi-bayi akan selamanya bersama ibu dan menunggu Ayah Raja kembali ."

Pada saat ini, tujuh bayi kecil yang lucu telah datang ke sisiku dan berkata dengan lembut.

"Wow, bayi bayi yang imut."

Susan dan Andrew Bai bertemu bayi-bayi untuk pertama kalinya, dan mereka sangat mencintai tujuh bayi yang lucu.

"Bibi Susan, Paman Andrew Bai."

Bayi bayi sudah lama tahu bahwa Bibi Susan dan Paman Andrew Bai adalah orang yang paling dipercaya di Ayah Raja dan ibu, sama seperti Bibi Karen Qing.

"Ini sangat bagus, nona telav memiliki pangeran dan putri yang begitu imut."

Susan menatap tujuh bayi kecil dengan mata berbinar dan berkata, "Selama berpisah sudah terlalu banyak hal yang terjadi."

Susan dan Andrew Bai memeluk bayi bayi itu, dan seluruh istana ular terdengar suara sukacita.

begitu kerudung merah jatuh ke tanah, indah dan tenang, aku melihat cakrawala, dalam hati berkata, Suami Raja Ular, aku akan menunggumu, sampai selamanya.

---- THE END -----

NB: Terima kasih kepada para pembaca atas dukungan yang diberikan kepada author. Author mendoakan supaya para pembaca sehat selalu dan Tuhan selalu memberkati kalian dan keluarga kalian. Jika kalian suka buku ini, jangan lupa ya untuk di share ke teman kalian. Sukses selalu!

Rekomendasi Novel Berikutnya: Two-face Kiddy ya, jangan lupa untuk di baca ya.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu