The Serpent King Affection - Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
"Ini adalah sebuah mutiara biru bersinar, berkaitan erat dengan keberlangsungan kehidupan dunia ular, saat ini sinar yang dipancarkan mutiara semakin lama semakin lemah, nasib dunia ular semakin berbahaya."
Suara wantita yang dingin itu, saat ini telah terkandung rasa sedih, wanita di hadapan mata ini, terus menatap mutiara biru itu, dengan suasana hati yang bercampur aduk.
"Kenapa bisa seperti ini?"
Aku menanyakan dengan heran, memang benar, cahaya yang dipancarkan oleh mutiara itu terkadang cerah terkadang redup, sangat tidak stabil.
"Saat ini yang bisa menyelamatkan dunia ular hanya ada Austin Ye seorang."
Sang wanita mengatakan, pandangan matanya berpaling terhadapku, hawa dinginnya sampai menusuk tulang, membuatku tidak berani untuk bertatapan dengannya.
"Inti masalahnya adalah, kamu harus meninggalkannya."
Ucapan ini, membuatku sangat terkejut, aku tidak tahu mengapa, dia ingin memaksaku untuk pergi, aku tidak sanggup melakukannya, hari-hariku setelah memasuki istana ular selama ini, telah membuatku mencintainya tanpa kusadari, tapi saat ini malah menyuruhku untuk pergi meninggalkannya, aku tidak akan bisa melakukannya.
"Hanya dengan kemunculan nyawa barulah, yang bisa menyelamatkan dunia ular, dan kamu sudah tidak mampu untuk hamil, kamu terus mengikatnya seperti ini, apakah kamu ingin melihat seluruh dunia ular musnah begitu saja?"
Suara wanita itu bertambah tegas, dan hatiku telah gemetaran.
"Aku tidak bermaksud......"
Aku sudah tidak tahu lagi apa yang haus kukatakan, aku tidak menyangka, bahwa akan berkaitan dengan sesuatu yang sebesar ini, tidak hanya percintaan diantara diriku dengan pria menawan, bahkan sampai berhubungan dengan kelangsungan kehidupan dunia ular, tapi aku tidak bisa menyetujui semua ini.
Apakah, pergi meninggalkannya merupakan pilihan satu-satunya untukku, aku begitu mencintainya, begitu tidak merelakannya, tapi, aku masih bisa bagaimana lagi.
Melihat bangsa wanita itu sudah mulai goyah, bunda Mo telah menunjukkan sebuah senyuman yang sinis, dia sangat mengerti, dia tidak akan mencapai sebuah kesepakatan jika berunding dengan Austin Ye, dan kali ini, dia menggunakan cara seperti ini untuk memaksa sang wanita.
"Kaitan masalah ini sangat besar, aku tidak mungkin akan membiarkannya bersikap semaunya, dengan kata lain, dia tidak boleh hanya memiliki kamu seorang saja sebagai permaisurinya."
Perkataan yang mengandung maksud begitu jelas, aku percaya siapapun pasti bisa mengerti, hatiku telah dipenuhi dengan kesedihan.
Tepat ketika Ular Putih Kecil sedang panik dan berniat untuk pergi mencari Raja Ular, telah terlihat nona sedang keluar dengan ekspresi yang begitu murung.
"Nona, ada apa denganmu nona? Apakah bunda Mo telah berbuat sesuatu terhadapmu? Nona terluka tidak?"
Ular putih telah melihatku, langsung berlari penuh kekhawatiran, aku menggelengkan kepala, tidak berkata apapun, saat ini, aku hanya ingin menyendiri seorang diri.
"Susan, ada apa dengannya?"
Sang pria rupawan kembali ke istana, langsung melihat aku sedang melamun di atas ranjang, aku sama sekali tidak menjawabnya ketika dia menanyakanku, makanya dia pergi menanyakan Ular Putih Kecil.
"Menjawab pertanyaan Raja Ular, nona......"
"Susan, kamu keluarlah dulu."
Tepat sebelum Susan hendak mengatakan bahwa nona langsung menjadi seperti ini setelah kembali dari Paviliun Malige, ucapan yang belum sempat dilontarkannya telah kuhentikan.
Aku yakin jika Austin Ye mendengarnya, pasti akan pergi mencari bunda Mo dan bertengkar, aku tidak ingin kejadian seperti ini terjadi.
Ular putih melamun sejenak, dia tidak pernah melihat nona begitu galak terhadapnya sekali pun, dan merasa terkejut sejenak.
"Baik, nona, Susan pamit dulu."
Ular putih berkata dengan penuh kesopanan, lalu pergi keluar.
"Isabelle, ada apa denganmu? Cepat katakanlah padaku, apakah tubuhmu merasa tidak nyaman, atau apakah ada seseorang yang membuatmu tidak senang, cepat katakanlah, aku akan membantumu membalasnya."
Setelah Ular Putih Kecil telah pergi, pria menawan berjalan sampai ke samping ranjang, sepasang tangannya menggenggam bahuku dan bertanya penuh kekhawatiran, matanya memancarkan rasa gelisah dan kasihan.
Mengangkatkan kepala, bertatapan dengan wajah sang pria yang penuh perasaan, hatiku merasa semakin sakit, memalingkan kepala, tidak melihatnya lagi.
"Jangan bersembunyi dariku, Isabelle, atau apakah Isabelle marah karena aku tidak bisa menemanimu hari ini, hari ini ada sedikit urusan, makanya aku terpaksa harus pergi."
Sederetan kalimat penjelasan telah dikatakan, dia khawatir aku akan merasa marah karena dia bersikap tidak begitu baik, tapi sebenarnya bukan seperti itu, bukan seperti itu.
Aku memeluk pinggangnya, dan hanya memeluknya seperti itu dengan erat, air mata telah mengalir deras.
"Isabelle......"
Dia tidak menyangka aku akan tiba-tiba bersikap seperti ini, kaget sejenak, lalu juga memelukku dengan erat.
"Aku, aku tidak mampu untuk melahirkan seorang bayi untukmu lagi."
Aku berkata sambil menangis, setiap kali mengingat perkataan dari bunda Mo terhadapku, hatiku merasa sangat sakit bagaikan disayat pisau, tapi, meskipun aku begitu tidak bersedia meninggalkannya, begitu tidak bersedia membiarkannya memiliki wanita lain selain diriku, aku masih bisa bagaimana lagi, aku tidak boleh bersikap egois, dan mencelakai seluruh dunia ular menjadi musnah.
Kalau aku mencintainya, bukankah aku seharusnya melepaskannya?
Ternyata karena masalah ini, sang pria menghela nafas lega, dia mengerti kepiluan hatiku, tapi, tidak peduli bagaimana pun, dia tidak ingin melihat orang yang paling dicintainya menjadi putus asa karena hal ini.
"Patuhlah, aku pernah berkata denganmu, asalkan masih ada suatu harapan, kita tidak boleh melepaskannya, aku akan mencarikan dokter yang paling hebat untuk menyembuhkan Isabelle, mengerti."
Dia berkata terhadapku dengan hangat, dengan ringan menepuk punggungku untuk menenangkanku.
"Aku ingin kamu meminang seorang wanita lagi untuk melahirkan seorang bayi......"
Aku sendiri pun tidak tahu bagaimana caranya aku bisa melontarkan ucapan ini, hatiku merasa kesakitan yang luar biasa.
"Isabelle, kamu bilang apa Isabelle."
Sepertinya dia tidak mengira aku akan berkata seperti ini, pria rupawan menggenggam bahuku, membuatku bertatapan dengannya, sedangkan aku sama sekali tidak berani menatap matanya, aku takut aku akan mengatakan kebenaran terhadapnya, aku takut dia akan tidak setuju untuk meminang seorang permaisuri lagi, aku takut dunia ular akan hancur karena terikat denganku.
"Aku bilang, aku ingin kamu meminang seorang wanita lagi, kalau kamu tidak setuju, jangan pernah datang mencariku lagi."
Aku mengatakan sambil menggertakkan gigi, hatiku telah penuh lubang dari awal, aku minta maaf Austin, aku mencintaimu, aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu aku mencintaimu.
"Isabelle, ada apa denganmu tiba-tiba? Apakah pukulan karena kehilangan seorang anak terlalu besar bagimu makanya membuatmu mengatakan perkataan seperti ini, apakah kamu telah lupa, aku pernah berkata hanya menginginkanmu seorang, kamu......"
"Jangan katakan lagi......"
Aku mendorongnya sambil berteriak, bagaikan seekor singa yang telah menjadi gila, mata yang memerah telah penuh air mata, saat ini detik ini, aku begitu ingin terus bersembunyi di dalam pelukannya sambil menangis, begitu besarnya keinginanku untuk mencium bibirnya dan mengatakan betapa aku mencintainya dan sangat berharap menjadi miliknya satu-satunya, tapi aku tidak bisa, aku menghentikan diriku untuk tidak bersikap seperti itu, demi dunia ular, demi Austin Ye, hal yang harus kulakukan saat ini adalah membulatkan tekad.
"Kamu kira aku benar-benar mencintaimu dengan tulus, kamu telah salah, dalam hatiku hanya ada Jason Li seorang, kamu hanya sekedar penggantinya saja, aku sama sekali tidak mencintaimu, kamu tahu tidak, jadi kamu tidak perlu mempedulikanku, kamu boleh meminang wanita lain untuk melahirkan anakmu."
Ketika aku telah selesai mengatakan semuanya, terasa sepasang tangan yang mencengkram bahuku semakin kuat, aku tahu, dia merasa sakit, sangat sakit.
Sedangkan aku, mana mungkin tidak sama, perasaan seperti ini lebih sakit daripada kematian, lebih sakit......
"Isabelle, katakan padaku, perkataan tadi tidak benar bukan......"
Suaranya sedang gemetaran, di wajah yang tampan telah tertulis kesedihan, bola mata yang hitam pekat itu terus menatapku, aku tidak mampu bersembunyi darinya, penampilannya, membuatku merasa perih, hatiku sangat nyeri.
"Benar, memang seperti itu, aku sama sekali tidak mencintaimu, sama sekali tidak mencintaimu."
"Masih ada kesempatan untuk terakhir kali."
Suaranya mengandung kesedihan, menanyakan dengan perasaan ketidak relaan, dia tidak percaya seseorang yang sangat dicintainya ini sedang membohonginya, dia tidak berani untuk percaya.
"Dari awal sampai akhir, aku tidak pernah mencintaimu, aku hanya mencintai Jason Li seorang."
"Cukup sudah, jangan mengungkit nama pria lain dihadapanku, yakinlah aku akan segera pergi membunuhnya."
Amarahnya akhirnya telah meledak saat ini, wajah yang rupawan penuh kesedihan berteriak terhadapku sambil menatapku.
Ini adalah pertengkaran kami yang pertama kali, dan begitu garang, ini karena......
Sang pria masih menunggu sang wanita memberikan penjelasan kepadanya, dan berharap akan berkata kepadanya bahwa pernyataan tadi semuanya tidaklah benar, tapi sayangnya sang wanita tidak seperti itu, kalaupun dia akan pergi membunuh pria itu, sang wanita tidak ingin merubah perkataannya, hati sang pria sangat sangat sedih, tidak pernah ada orang yang bisa membuatnya menjadi seperti ini.
Marah, tingkat kepiluan hatinya telah mencapai puncak.
"Pang"
Sebuah suara hantaman, dia pergi meninggalkan kamar, meninggalkanku, hal ini sedang menunjukkan seberapa besarnya amarahnya.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeCutie Mom
AlexiaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaEverything i know about love
Shinta CharityMy Charming Lady Boss
AndikaPengantin Baruku
FebiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya