The Serpent King Affection - Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu

Di dalam pegunungan, muncullah sebuah istana yang amat megah, di dalamnya banyak sekali pelayan, seorang Pria Cantik Berbaju Putih dan bersepatu putih duduk pada kursi di posisi tertinggi.

Wajahnya sangat tampan, bibirnya merah seperti bunga, tampan dan memikat.

Ditangannya terdapat cawan teh, dengan gemulai menikmati teh tersebut, wajah tampannya terlihat dingin, memberi kesan dingin untuk orang yang melihatnya.

“Dewa Bumi, aku menemukan beberapa orang bayi yang tidak tahu dari mana asalnya sedang berjalan menuju istana, karena penglihatanku yang buruk, aku tidak bisa menerka siluman apa mereka.”

“Bayi?”

Pria Cantik Berbaju Putih dengan sebutan Dewa Bumi mendengar ucapan bawahannya, dia mengernyitkan dahinya, kemudian meletakan cawan tehnya.

“Ikuti aku.”

Suara yang indah dan berwibawa, pria berpakaian putih pergi dengan pengawalnya.

Dia adalah Dewa Bumi di wilayah ini, semua yang ada disini, berada dalam kekuasaannya.

Pria Cantik Berbaju Putih membawa pengawalnya meninggalkan istana, pengawal tidak henti-hentinya berbicara, dia juga telah melihat ketujuh bayi menggemaskan tersebut sedang berjalan menuju istananya.

Dia sesungguhnya ingin menggunakan sihirnya untuk mengetahui jati diri mereka,

tapi pada akhirnya dia tidak dapat melihat apapun, hal ini membuat Dewa ini merasa kesal.

Bahkan dia juga tidak sanggup menembus mereka, jangan-jangan, ke tujuh bayi tersebut bukan bayi biasa.

Bagaimana pun ke tujuh bayi menggemaskan ini telah tiba di wilayahnya, tidak peduli apapun yang terjadi, dia harus bisa mengungkap jati diri mereka.

“Anak anak, dari manakah kalian berasal? Untuk apa kalian datang kemari?”

Salah seorang pengawal bertanya dengan suara melengking.

Mendengar suara tersebut, ketujuh bayi tersebut sangat terkejut, mengangkat kepalanya, mereka melihat ada orang dihadapan mereka.

“Kakak, dia galak sekali, aku tidak ingin berbicara dengannya.”

Bayi perempuan berambut ikal mengatakan dengan suara lembut, tangan putih kenyalnya menunjuk kearah pengawal yang tadi berbicara.

“Benar sekali, kami tidak ingin berbicara dengannya.”

Beberapa bayi lainnya memanyunkan mulut merah mereka dan memyuarakan hal yang sama.

“Aku……”

Pengawal tersebut tidak tahu bagaimana harus menjawab, sesungguhnya dia tidak bermaksud menakuti mereka, dia hanya bermaksud menanyakan asal mereka, hanya nadanya terdengar lebih berat.

Pria berpakaian putih tersenyum, gaya ketujuh bayi tersebut membuatnya sangat terhibur, meskipun dia tidak bisa menembus dan melihat jati diri mereka, tapi dia merasakan bahwa ketjuh bayi ini sama sekali tidak bermaksud jahat, dia berjalan maju beberapa langkah, ketika tiba di dekat mereka, dia berjongkok, salah satu tangannya diletakkan pada bahu kenyal pundak salah satu bayi.

“Anak-anak, beri tahu paman, dari mana kalian berasal, dimana orang tua kalian, mengapa mereka tidak berada di dekat kalian?”

Dewa Bumi bertanya dengan nada yang ramah, dia sangat heran, ketujuh bayi tersebut masih begitu kecil, dari mana asal mereka, dan dimana orang tua mereka.

“Paman ini baik.”

Bayi perempuan mengatakan dengan suara kecil dan lembut, bayi sulung juga mengangguk, bayi lainnya setuju dengan pernyataan bayi perempuan.

Muncul senyum yang memabukkan pada wajah pria tampan tersebut, dia dengan lembut mengusap kepala beberapa bayi, dia merasa mereka sangat lucu, dia sangat menyukai mereka.

Dan melihat ini, para pengawal yang berada dibelakang Dewa Bumi saling bertatapan, mereka tidak pernah melihat Dewa Bumi yang biasanya begitu dingin tersenyum sebahagia ini, tapi, ketujuh bayi tersebut memang sangat lucu, tidak peduli siapapun yang melihat mereka, tentu akan menyukai mereka.

“Kami sedang mencari ibu.”

Bayi sulung menjawab.

“Kemana perginya ibu kalian?”

Pria Cantik Berbaju Putih bertanya dengan penuh kebingungan, bayi-bayi lucu ini masih begitu kecil, sebagai seorang ibu mengapa bisa meninggalkan mereka, jangan-jangan mereka terpisah? Atau telah terjadi sesuatu, Pria Cantik Berbaju Putih menerka.

“Kami terpisah dari ibu, kami tidak bisa menemukannya, kami sangat merindukannya.”

Ketujuh bayi tersebut menjawab, mengerjapkan mata jernih mereka pada Pria Cantik Berbaju Putih, pada wajah mereka muncul raut kerinduan, membuat siapapun yang melihatnya tidak sanggup.

Bayi-bayi itu dapat melihat, watak baik dewa ini, dia bukan orang jahat.

“Anak-anak jangan khawatir, didepan adalah rumah paman, kalian pulanglah dulu kerumah paman, paman akan memerintahkan orang-orang membantu mencari ibu kalian, bagaimana”

Pria Cantik Berbaju Putih menjawab dengan nada yang sangat ramah, ketujuh bayi tersebut sangat kecil dan lucu, dia takut mereka akan bertemu dengan orang yang berniat jahat.

“Baiklah, baiklah.”

Bayi-bayi tersebut saling bertatapan dan mengerjapkan mata satu dengan yang lainnya, paman baik ini membantu mereka mencari ibu mereka, bagus sekali, mereka sangat merindukan ibu mereka.

“Kalau begitu sudah diputuskan, paman akan membawa kalian pulang.”

Pria Cantik Berbaju Putih menggendong bayi-bayi tersebut, membawa mereka menuju istana.

Para pengawal dan dayang-dayang di istana melihat Dewa Bumi membawa pulang sekelompok bayi kecil, merasa sangat aneh, tapi bayi-bayi itu sangat lucu, semua pandangan terjatuh pada bayi-bayi tersebut.

Melihat orang-orang menyukai mereka, ketujuh bayi yang berada dalam pelukan Pria Cantik Berbaju Putih tersebut tersenyum, senyum ini, membuat orang-orang semakin jatuh hati.

“Anak-anak, duduklah disini.”

Pria Cantik Berbaju Putih menurunkan mereka pada kursi yang lembut.

“Oh ya, apa kalian sudah lapar?”

“Iya.”

Ketujuh bayi menjawab serempak.

“Kalau begitu, kalian ingin makan apa, paman akan memerintahkan orang untuk membuatkan makanan.”

Suara pria yang sangat hangat, sangat penuh perhatian.

Dewa Bumi masih memiliki wajah seperti ini, membuat para dayang semakin mengaguminya.

“Kami ingin minum susu.”

Ketujuh bayi menjawab demikian.

“Minum susu?”

Mendengarnya Pria Cantik Berbaju Putih mengerutkan dahi, disini semuanya ada, kecuali susu, hal ini membuatnya sedikit kesulitan.

Para dayang yang mendengar jawaban bayi-bayi tersebut, mencoba untuk tidak tertawa, tujuh bayi lucu, benar-benar sangat menggemaskan.

“Bukan masalah, paman akan mmerintahkan pengawal untuk membawakan susu.”

Tidak lama kemudian, terdapat sekelompok dayang membawa beberapa mangkok susu, dan meletakkannya satu persatu di hadapan mereka.

Sambil meletakkan susu, para dayang mencuri pandang melihat ke arah bayi-bayi tersebut, jika bukan karena Dewa Bumi ada di dekat mereka, mereka sungguh sangat ingin menyentuh dan menggendong ketujuh bayi tersebut.

“Paman sudah meminta orang menyiapkan susu, anak-anak minumlah sedikit, tunggu paman menemukan ibu kalian, kalian pun bisa menyusu pada ibu.”

Pria itu berkata dengan hangat, entah mengapa, ketujuh bayi tersebut mambuatnya merasa nyaman, dia tidak tega membiarkan mereka, mungkin karena mereka begitu lucu.

“Terima kasih paman.”

Sisulung berterima kasih, mengangkat mangkuk susu dan menenggak susu itu.

“Terima kasih paman.”

Bayi lainnya juga mengucapkan terima kasih, mengikuti si sulung, mengangkat mangkuk mereka dan menenggak susu didalam mangkuk.

Cara mereka sangat lucu dan menggemaskan.

“Kakak, susuku sudah habis.”

Bayi perempuan memperlihatkan mangkuk kosongnya, kepalanya menjulur melihat mangkok susu kakak-kakaknya, lidahnya menjilati bibirnya, menggemaskan sekali.

“Kakak akan memberikan separuh untukmu.”

Si sulung memberikan susunya pada adik perempuannya.

“Kakak juga akan memberikan milik kakak padamu.”

Bayi lain juga memberikan susunya pada sang bayi perempuan.

“Kakak, kalian baik sekali.”

Bayi perempuan mengangkat mangkok susunya dan meminumnya, dia minum dengan amat puas.

“Para bayi jangan takut, susunya masih ada, minumlah pelan-pelan.”

Melihat bayi-bayi yang penurut dan lucu-lucu, Pria Cantik Berbaju Putih mengusap kepala mereka, dia berbicara sambil tersenyum.

Menghabiskan susu mereka, Pria Cantik Berbaju Putih menyadari ketujuhnya terlihat mengantuk, dia kemudian mengantarkan mereka ke kamar yang sangat mewah, menggendong mereka satu per satu naik keatas tempat tidur, agar mereka bisa tidur.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu