The Serpent King Affection - Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
Lalu, kedua tangan sang pria tampan menepuk-nepuk punggungku, rasanya ada suatu kekuatan aneh yang masuk ke dalam tubuh, dan tiba-tiba keluar dari dalam mulutku.
Mutiara ular yang ada dalam tubuhku didorong keluar oleh kekuatan sihir Austin, lalu mutiara ular putih itu terbang ke arah Ular Putih Kecil, Ular Putih Kecil pun membuka mulutnya, dan menelan mutiara ular itu.
Sesaat setelah Ular Putih Kecil menelan mutiara ular itu, wajah pucatnya tiba-tiba berubah merona, sebuah cahaya putih keluar dari dalam tubuhnya, lalu cahaya itu diserap perlahan-lahan ke dalam tubuhnya, luka-luka di tubuh Ular Putih Kecil sembuh seketika.
Wah, benar-benar ajaib, aku melihat kejadian itu sambil membelalakkan mataku.
"Kau benar-benar hebat."
Setelah beberapa saat, barulah aku tersadar dan memuji pria tampan yang ada di sebelahku, namun tak tahu sejak kapan, wajahnya berubah sangat serius, ia memandangiku dalam-dalam.
"Kenapa, memangnya ada apa lagi dengan Ular Putih Kecil?"
Tanyaku sedikit khawatir, kalau tidak, wajahnya tak mungkin berubah menjadi seperti ini.
Tiba-tiba, perutku kembali terasa sakit, tapi rasa sakit itu segera menghilang.
Ia menggeleng-gelengkan kepala, diam dan tak berkata apa-apa, aku menjadi semakin khawatir.
Bahkan Penjaga Bai yang berdiri di bawah tangga saja juga tidak mengerti ekspresi wajah Raja Ular, seharusnya Ular Putih Kecil yang sudah mendapatkan kembali mutiara ularnya sudah tidak apa-apa lagi, apa masalahnya ada pada tubuh Nona Isabelle......
Meskipun aku tidak tahu ada apa dengan Austin, pandangan matanya itu membuatku sangat khawatir, banyak yang kupikirkan dalam hatiku, tapi sebenarnya, asalkan Ular Putih Kecil sudah tidak apa-apa saja sudah cukup.
"Ular Putih Kecil berterimakasih atas kebaikan Paduka Raja Ular."
Kata Ular Putih Kecil sambil berlutut dan berterimakasih, kalau bukan karena Raja Ular, ia pasti sudah mati.
"Ular Putih Kecil, mulai saat ini, tinggallah di Istana Ular dan layani Isabelle."
Kedua mata yang dingin itu menatap pada diri Ular Putih Kecil, tubuh Ular Putih Kecil gemetaran, ia tak berani mengangkat kepalanya melihat sang Raja Ular, namun sebenarnya perkataan Raja Ular itu membuat dirinya sangat senang, ini adalah sebuah keberuntungan yang besar baginya, ia bisa tinggal di dalam Istana Ular.
Yang senang mendengar perkataan Raja Ular itu bukan hanya si Ular Putih Kecil saja, aku juga sangat senang, akhirnya aku tak akan kesepian lagi, kekhawatiran dalam hatiku pun menghilang seketika.
"Masih ada urusan yang harus kuselesaikan, suruh Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil untuk mengantarmu pulang."
Katanya, wajah dinginnya itu sudah mulai hilang, matanya berubah lembut seketika.
Ia merasa lebih tenang jika Ular Putih Kecil bisa menjaga Isabelle, bagaimanapun Penjaga Andrew Bai adalah seorang pria, mana mungkin ia harus menempel terus pada wanita miliknya, menyuruh Ular Putih Kecil untuk melayani Isabelle adalah pilihan terbaik, hati Ular Putih Kecil juga sangat baik, tak seperti pembantu-pembantu lainnya yang licik dan jahat, oleh karena itu ia memutuskan hal ini.
"Baik, Paduka Raja."
"Baik, Paduka Raja."
Kata pria dan wanita itu bersamaan, aku melihat Penjaga Bai wajahnya memerah saat menundukkan kepalanya.
Mungkin karena wanita memang lebih sensitif, aku merasa, ada sesuatu di antara kedua ular putih ini.
"Aku pergi dulu, nanti malam suruh Penjaga Bai membawamu kemari untuk makan malam."
Katanya padaku lagi, suaranya sangat lemah lembut.
Aku menganggukkan kepalaku, melihatnya beranjak pergi dari singgasananya, dan aku pun tak berpikir apa-apa lagi.
"Tunggu......"
Sebenarnya aku juga tidak tahu mengapa aku memanggilnya, ia pun membalikkan badannya, matanya penuh dengan harapan, sebenarnya sang Raja Ular juga ingin membalikkan badannya untuk melihat Isabelle, namun tak disangka Isabelle memanggilnya duluan, hati sang pria tampan itu terasa bahagia seketika.
"Ada apa?"
Tanyanya pelan, suara yang indah itu sungguh enak rasanya didengar di telinga.
"Oh, itu, aku ingin bilang, ingin bilang......"
Aku tak bisa menerima kebaikan dan kelembutan tak terbatas yang diberikan pria itu dalam waktu sesingkat ini, aku juga tidak bisa menahan rayuan pandangannya yang menggoda itu, seketika mulutku pun terbata-bata.
Bukankah hanya seorang anak laki-laki ingusan saja, Isabelle, duh, Isabelle, begitu saja tidak kuat, pikirku sambil menampar wajahku sendiri dalam hati, untuk apa kau memanggilnya, untuk apa?
"Kakak aku ingin memberitahumu......"
Kakak?
Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil saling bertatapan mata, kakak Raja Ular? Apa panggilan ini pantas? Pandangan mata kedua orang itu pun mengarah pada Raja Ular.
Sang pria tampan pun mengerutkan keningnya, apa panggilan ini pantas?
Rasanya semua orang sedang menatapku, akhirnya aku pun berusaha menyelesaikan perkataanku, "Jangan terlalu lelah."
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonCinta Yang Terlarang
MinnieCinta Yang Tak Biasa
WennieMenantu Hebat
Alwi GoJalan Kembali Hidupku
Devan HardiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya