The Serpent King Affection - Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
Yoyo memperkuat kekuatan sihirnya, dan matanya memancarkan cahaya berwarna merah, pandangan matanya seperti pandangan haus akan darah.
Terdengar suara yang nyaring, membuat aku merasa takut, aku hanya merasakan bayi di perutku bergerak sedikit, dan kemudian cangkir teh yang diletakkan di depanku tiba-tiba jatuh ke tanah tanpa sebab, pecah di seluruh lantai, Ini membuatku takut.
Yoyo dengan cepat mengambil kembali kekuatan sihirnya, karena dia menyadari kekuatan sihirnya ditelan oleh kekuatan sihir besar itu, membuatnya sangat terkejut, dahinya sudah dilapisi oleh keringat tipis.
"Apa yang terjadi?"
Aku berkata pada diriku sendiri, cangkirnya tiba-tiba pecah, tentu saja aku merasa aneh.
"Yoyo, ada apa denganmu? Kamu kelihatan tidak begitu baik, apakah karena cangkirnya rusak tadi dan membuatmu terkejut? Atau kamu merasa tidak enak badan?"
Ketika melihat ke atas, aku melihat bahwa wajah Yoyo yang tidak enak di lihat ekspresinya, jadi aku bertanya dengan khawatir, dari mana aku tahu bahwa dia akan menyakiti bayi di perutku.
"Oh, tidak apa-apa, tadi hanya terkejut."
Yoyo dengan cepat berbohong, dia tidak jadi melakukannya, ilmu yang dia pelajari selama ribuan tahun hampir ditelan, dia tidak pernah melihat kekuatan yang begitu kuat.
"Yah, bagus jika tidak apa-apa, aku akan menyuruh Karen Qing membereskan beling gelas nanti."
Kataku.
"Um."
Yoyo menganggukkan kepalanya, diam-diam bersyukur karena tidak ketahuan saat dia memakai kekuatan sihirnya.
"Oh iya kakak ipar, apakah kamu baik-baik saja?"
Yoyo bertanya, matanya jatuh ke perutku, dia ingin tahu, setelah dia menggunakan sihirnya, apakah bayi di perut wanita tersebut ada terjadi sesuatu, jika sesuatu terjadi, dia pasti akan bereaksi.
"Aku baik-baik saja."
Aku tersenyum dan berkata, berpikir bahwa Yoyo peduli padaku.
"Sayang, kamu baik-baik saja?"
Dia lagi-lagi bertanya seperti itu padaku, dan itu terdengar aneh bagiku, tetapi, aku hanya berpikir dia takut kejadian tadi mengejutkanku, sehingga dia khawatir dan bertanya seperti itu padaku.
Aku membelai perut bagian bawahku yang kecil dan menggelengkan kepala, bayinya baik-baik saja, tidak ada yang terjadi.
"Apakah benar tidak ada apa-apa?"
Yoyo berkata sambil merasa tidak masuk akal, dia sampai sekarang masih berpikir, dari mana datangnya kekuatan yang kuat itu? Bagaimana mungkin itu dari bayi yang belum lahir itu, tetapi jika bukan dari bayi itu, maka hal itu dapat dijelaskan sama sekali, karena seorang manusia biasa tidak mungkin memiliki sihir jenis itu jika benar-benar itu kekuatan bayi tersebut, maka kekuatan itu terlalu mengerikan, Yoyo sangat terkejut terhadap kekuatannya, dia sama sekali tidak mau mencobanya lagi, dan hanya berpikir ulang strategis untuk melakukan penyerangan.
Aku menggelengkan kepalaku lagi, aku tidak mengerti mengapa dia bertanya padaku seperti ini, bayiku baik-baik saja, bagaimana mungkin ada masalah.
"Aku sangat menyukai bayi, sehingga aku terus berbicara tentang bayi itu."
Dapat terlihat jelas keraguan di wajahku, Yoyo dengan cepat tersenyum dan berkata, tidak membiarkanku curiga.
"Yoyo kamu sangat baik dan sangat menyukai bayi, bayi juga pasti sangat menyukaimu."
Aku mengelus perutku dengan satu tangan, sambil berkata pada Yoyo.
"Jika bayi di perut kakak ipar menyukaiku, itu merupakan hal yang bagus."
Yoyo meneguk teh, berkata dengan berpura-pura, padahal dia tidak sabar untuk menunggu bayi di perutku dapat dibunuh olehnya. Namun, kekuatan itu terlalu kuat, dan dia tidak memiliki kesempatan untuk itu.
"Ini anggurnya."
Saat itu, Karen Qing datang dengan sepiring anggur merah, ketika ia melihat pecahan kaca di lantai, dia terlihat terkejut.
"Kakak, ada apa?"
Ketika Karen Qing melihat pecahan kaca, dia bertanya dengan cukup khawatir.
"Oh, tidak apa-apa, hanya tidak hati-hati memecahkan gelas."
Aku berkata, tidak ingin Karen Qing khawatir.
"Kalau begitu Karen Qing akan membersihkan serpihan kaca itu ."
Karen Qing berkata, dan dengan cepat mulai membersihkan serpihan kaca itu.
"Karen Qing sangat pengertian, dan dia melayani kakak ipar dengan baik."
Seorang manusia biasa, ada pelayan yang penuh perhatian di sampingnya, dan wanita ini juga wanita yang berasa di sisi Raja Ular Austin Ye, hal ini membuat Yoyo merasa cemburu.
"Um."
Aku mengangguk kepalaku dan tersenyum, Karen Qing dan Susan sama, sangat baik.
Karen Qing Mengangkat kepalanya, tersenyum manis padaku dan Yoyo, dan meneruskan kesibukannya.
"Yoyo, makanlah anggur."
Aku memberikan anggur kepada Yoyo.
"Oh, terima kasih."
Dia mengambil anggur dan memakannya dengan tidak fokus, tidak tahu apa yang di pikirkannya.
Pada malam hari, kunang-kunang berada di seluruh halaman, dan bintang-bintang berkelip-kelip, begitu indah.
Pintu jendela, yang berwarna ungu, aku berdiri di jendela, satu tangan menutupi perut bawahku dengan ringan, terpesona melihat kunang-kunang yang berterbangan di sekitarku.
"Khawatir masuk angin."
Suara pria yang merdu terdengar, dari belakang memberikanku jubah.
Aku meraih tangannya dan menggenggamnya.
"Apakah kamu menyukainya?"
Dia dari belakang dengan lembut melingkarkan tangannya di pinggangku dan menemaniku untuk melihat kunang-kunang.
"Suka."
Aku berkata kepadanya, aku merasa sangat bahagia saat ini, dan sangat ingin waktu berhenti di sini saja.
Suamiku dan aku cinta kamu sangat dalam, sangat manis, dan tidak menyadari di luar jendela, ada seseorang yang berdiri di sekitar bunga-bunga memandang kami.
Gambar manis itu, menyakiti hatinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat, didalam hati ia merasakan kebencian sangat dalam.
"Kakak Austin Ye, bagaimana kamu bisa menyukai wanita lain.
Kelembutan di wajahnya tidak pernah ada kelembutan yang melebihi itu, dia memandang pasangan yang penuh cinta itu, hatinya sangat iri.
"Wanita pencuri, kamu merebut kakak Austin Yeku, aku akan membunuhmu dan membunuh () di perutmu."
Sebenarnya niat hati Yoyo aku tahu, dia setiap hari untuk merawat aku, dan aku menganggapnya sebagai adik perempuan terbaikku, siapa yang tahu, bahwa dia mendekati dengan aku, hanya mencari kesempatan untuk mencelakakan aku.
"Aduh, Kakak Austin Ye, kamu pergilah melakukan kesibukkan mu, serahkan Kakak ipar padaku biar aku yang menjaganya, kamu seorang pria besar bersama kami berdua untuk apa?"
Setiap kali Yoyo datang, dia pasti mencari cara untuk mengusir Raja Ular Austin Ye, dia begitu untuk mencari kesempatan menyerangku, jika tidak dapat menyingkirkan Isabelle Yao, dia tidak rela.
"Suamiku, ada Yoyo dan Karen Qing menemaniku, kamu tenanglah dan pergi mengurusi kesibukanmu, aku akan menunggumu kembali."
Aku berkata kepada suamiku, hari ini dokter ular telah membantuku mengambil nadi, mengatakan bahwa bayi didalam perutku sangat sehat, posisi janin juga normal, tidak ada masalah, tinggal menunggu tanggal lahir.
"Baiklah, maka Raja pergi mengurusi kesibukan raja dulu, setelah aku selesai aku akan kemari menemanimu."
Kata Raja Ular, sejak Yoyo sering datang wanita yang dicintainya hampir sepanjang waktu bersamanya, melihat mereka berbicara dan tertawa bersama, dia tidak bisa mengatakan apa-apa, Yoyo pura-pura dengan sangat baik, sehingga Raja Ular Austin Ye tidak dapat melihat niat hatinya yang tidak baik.
"Pergilah pergilah."
Yoyo mendorongnya pergi, dia tidak ingin melihat mereka berciuman di depannya setiap hari.
"Cuaca hari ini sangat bagus, kakak ipar, bagaimana kalau aku membantumu dan kita jalan-jalan menikmati bunga lotus?"
Yoyo berkata, menatapku dengan makna yang tidak bisa ku mengerti, aku tidak bisa membaca pikirannya.
"Yah, baiklah."
Aku mengelus perutku dengan satu tangan, dan berpikir bahwa kata-kata Yoyo adalah saran yang bagus, tanpa banyak berpikir lagi.
"Kalau begitu mari kita pergi, hati-hati."
Yoyo pura-pura membantuku, dan kami berdua berjalan ke arah pinggiran kolam.
Ketika sampai ke pinggiran kolam, terlihat bunga lotus yang mekar di kolam itu, dengan warna yang indah, sangat cantik.
"Teratai itu begitu indah."
Aku berdiri di pinggiran kolam menyaksikan teratai sambil memujinya.
"Kakak ipar cepat lihat, teratai di sana lebih indah, ayo kita kesana melihatnya."
Yoyo memang tidak memiliki niat untuk melihat bunga, jarinya yang indah menunjuk ke arah kolam.
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallMi Amor
TakashiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangDark Love
Angel VeronicaCinta Dan Rahasia
JesslynThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya