The Serpent King Affection - Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
"Oh iya, Kakak, mahkota di atas kepalamu cantik sekali."
Karen Qing menatap ke arah mahkotaku yang berbentuk ular, mahkota elegan tersebut membuat Karen Qing merasakan suatu wibawa yang berbeda.
Oh iya, aku akan benar-benar melupakannya jika Karen Qing tidak mengatakannya, Raja Ular, suamku, yang memberikan mahkota ini kepadaku, ia memperbolehkanku mengenakannya di keadaan yang bahaya.
Aku langsung menggenggamnya di atas kepalaku, bagaimana mungkin aku melupakan mahkota yang dapat menyelamatkan nyawaku ini, aku tiba-tiba merasa bahwa aku berhasil memikirkan suatu cara.
Aku melepaskan mahkota ular tersebut, lalu menggenggamnya dan berkata,"Suamiku, apakah kamu bisa mendengar ucapanku, suamiku......"
Mungkin aku terlalu merindukan Raja Ular, suamiku, aku benar-benar berhara[ bahwa Raja Ular, suamiku, dapat mendengar segala ucapan yang ingin kusampaikan kepadanya melalui mahkota ini, tak kusangka, cara ini benar-benar berhasil.
Karena, lelaki ular yang berada di sisi lain, yang sedang bersusah-payah mencarinya itu merasakan adanya suara yang sedang memanggilnya, terlebih lagi, itu adalah suara wanita yang ia rindukan sepanjang hari dan malam.
"Isabelle Yao, Isabelle Yao yang sedang memanggil raja."
Lelaki ular itu berkata kepada dirinya sendiri, ia berpikir bahwa Isabelle Yao pasti sedang mencarinya melalui mahkota ular tersebut, ini adalah salah satu cara yang cukup baik.
Ia lupa menyampaikannya pada saat itu, mahkota ular itu tidak hanya bisa menjaganya, ia juga bisa menemukannya, lelaki ular tersebut kemudian menuju ke arah suara tersebut dengan perasaan yang senang.
Raja Ular pun akhirnya tiba dengan cepat di depan goa di gunung tersebut.
"Isabelle Yao."
Lelaki itu berteriak ke arah sosok yang sangat ia kenali di dalam goa tersebut, suaranya terdengar mendalam dan penuh dengan perasaan.
Aku tercengang ketika mendengar suaranya, aku takut aku sendiri salah mendengarnya.
"Isabelle Yao, apakah itu kamu?"
Suara indah tersebut lagi-lagi meneriakinya, ia tidak salah, itu adalah wanita yang ia rindukan sepanjang hari dan malam, aku langsung membalikkan badanku, pandanganku gelap, namun, aku berhasil mencium wangi yang kukenali tersebut, orang yang berada di hadapanku itu pasti adalah suamiku yang kurindukan.
"Suamiku......"
Aku tidak bisa melihatnya, aku benar-benar berharap bahwa aku bisa melihatnya, aku melangkah ke depan beberapa langkah, aku terus mencari dan akhirnya menggenggam tangannya.
"Isabelle Yao, matamu......"
Hal yang tidak disangka oleh lelaki ular tersebut adalah, perpisahan mereka kali ini membuat wanita yang ia cintai itu menerima banyak sekali kesusahan, ia bahkan kehilangan sepasang matanya, hal ini membuatnya terdiam sejenak, ia tidak dapat menerima wanita yang ia cintai tersebut kini menjadi seperti itu, ia merasa bersalah dan sangat sedih.
"Suamiku."
Aku berjalan ke arah pelukannya, walaupun aku tidak bisa melihat penampilannya, namun, aku sangat akrab dengan perasaan seperti ini, pelukan yang sangat kukenali, keingina hatiku akhirnya terpenuhi, aku sangat merindukannya di hari-hari dimana aku terpisah dengannya.
"Isabelle Yao, Raja sangat merindukanmu."
Lelaki tersebut memeluknya dengan sangat erat, nadanya terdengar penuh dengan kasih sayang, ia tidak ingin kehilangan dirinya, tidak ingin ia terluka, ia melewati hari-hari ini dengan penuh perasaan khawatir dan tersiksa.
"Isabelle Yao juga sangat merindukan Raja."
Aku berkata dengan perasaanku yang sepenuhnya, aku ingin melewati sisa kehidupanku seperti ini, ingin sekali tidak terpisah lagi darinya untuk selamanya.
"Cepat sampaikan kepada Raja siapa yang melukai matamu, apakah bagian tubuhmu yang lain ikut terluka atau tidak."
Raja Ular, suamiku, bertanya kepadaku, ia merasa sangat kesal saat melihat aku kehilangan sepasang mataku, aku dapat merasakan perasaan kesalnya tersebut.
"Mataku terluka pada saat aku berada di dasar perairan, aku kini baik-baik saja, aku tidak terluka dimana-mana, tidak perlu terlalu mengkhawatirkanku."
Aku mengatakan yang sebenarnya kepada Raja Ular, suamiku, aku tidak ingin ia terlalu mengkhawatirkanku.
Wajahnya yang tampan itu menatap wajah wanita tersebut, tangannya yang panjang dan putih itu mengelus wajah wanita itu, penampilannya yang seperti itu membuatnya sungguh sakit hati, membuatnya merasakan suatu perasaan yang tidak pernah ia alami sebelumnya.
"Ini semua adalah salah Raja yang tidak bisa menjaga Isabelle Yao dengan baik."
Suara yang indah itu terdengar sedang menyalahkan dirinya sendiri, ia benar-benar sakit hati.
"Jangan berkata seperti itu, suamiku, ini bukanlah salahmu."
Aku menggenggam tangannya, ini bukanlah salahnya, aku juga tidak menyalahkannya.
"Isabelle Yao, apakah kamu tahu seberapa khawatir dan rindu Raja kepadamu beberapa hari ini, Raja benar-benar hampir menggila karena tidak bisa menemukanmu."
Ia lagi-lagi menarikku ke dalam pelukkannya, ia memelukku dengan sangat erat, aku dapat merasakan bahwa ia sama rindunya kepadaku, terlebih lagi, ia sangat-amat merindukanku.
"Aku juga, aku juga sangat-amat merindukan suamiku, aku mengira bahwa aku tidak akan bisa menemukan suamiku lagi."
Aku menangis pada saat mengatakannya, aku mengira bahwa aku tidak akan bisa bertemu dengan Raja Ular, suamiku, setelah aku kehilangan sepasang mataku dan dibawa ke Gedung Qing, tidak menyangka bahwa kami bisa bersatu kembali hal ini membuatku merasa sangat tersakiti dan senang pada saat yang bersamaan.
"Tidak, tidak peduli bagaimanapun, Raja pasti akan terus mencari Isabelle Yao, pasti."
Ia memelukku dan mengatakannya dengan nada yang tegas.
Kami berpelukkan cukup lama sebelum melepaskan diri pada saat Karen Qing muncul.
"Kakak."
Karen Qing berhasil menangkap seekor ikan di pinggir sungai dan berencana untuk membakarnya untukku, pada saat ia masuk ke dalam goa, ia melihat melihat seorang lelaki yang membuatnya merasa takut tersebut sedang memeluknya.
Pada saat lelaki tersebut memalingkan kepalanya, Karen Qing terkejut hingga terjatuh di atas tanah, karena, sebagai siluman ular, ia dapat merasakan wibawa yang dipancarkan oleh Raja Ular, terlebih lagi, ia tahu bahwa ini bukanlah wibawa biasa, melainkan wibawa daripada raja dunia ular.
"Raja, Raja Ular."
Karen Qing segera sujud di atas lantai dan hormat kepada Raja Ular, Austin Ye, ia sudah berlatih di tengah rerumputan selama lebih dari dua ratus tahun, namun, ia belum pernah bertemu dengan Raja Ular sebelumnya, ia tentu saja merasa sangat takut ketika bertemu dengannya hari ini.
"Karen Qing."
Aku berusaha berjalan ke arahnya, Raja Ular bergegas membantuku.
"Suamiku, untung saja Karen Qing menjagaku selama beberapa waktu itu, Karen Qing adalah orang yang menyelamatkan nyawaku."
Aku mengatakannya sambil mengangkat Karen Qing yang berada di atas tanah.
Karen Qing gugup hingga tidak berani mengangkat kepalanya, ia baru menyadari bahwa wanita yang ia selamatkan itu ternyata adalah istri Raja Ular, ia bahkan masih mempertanyakan mengapa ada bau ular di atas tubuh kakak, ternyata, kakak adalah pasangan dari Raja Ular, hal ini sungguh mengejutkannya.
"Iya, Raja Ular mengetahuinya."
Lelaki tersebut berkata dengan nada yang enak didengar dan menatap Karen Qing sejenak, ia dapat menyadari bahwa Ular Hijau ini tidak berkedudukan tinggi, namun, ia memiliki hati yang baik, sama halnya dengan Ular Putih, ia adalah anak perempuan yang benar-benar tulus.
Ular Hijau tetap menundukkan kepalanya, ia tidak memiliki sedikitpun keberanian untuk menatap Raja Ular sejenak, ia benar-benar takut akan Raja Ular, Austin Ye.
"Karen Qing, untung saja kamu sudah menjaganya selama beberapa hari ini, Raja akan memberikan sebuah mutiara ular ini kepadamu sebagai balasannya."
Ucap lelaki itu, kemudian muncul sebuah mutiara ular yang berkilauan di atas tangannya yang panjang dan putih tersebut, ia kemudian memberikannya ke hadapan Karen Qing.
Karen Qing tercengang saat melihat mutiara ular yang berkilauan tersebut, mutiara ular mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kemampuan gaib ular, tidak ada kaum ular yang tidak menginginkan mutiara ular tersebut, namun, Karen Qing tetap saja tidak berani mengambil mutiara ular yang berada di genggamannya tersebut.
"Tidak, Karen Qing memiliki takdir dengan kakak, menjaga kakak adalah hal yang Karen Qing wajib lakukan, Karen Qing sudah menerima niat baik daripada Raja Ular."
Karen Qing berkata dengan suara kecil, walaupun ia sangat menyukai mutiara ular, namun, menjaga kakak adalah hal yang sudah seharusnya ia lakukan, sehingga ia tidak ingin mengambil mutiara ular tersebut.
"Karen Qing, terimalah mutiara ular ini, aku tahu kamu adalah orang yang sangat baik, pertemuanku denganmu dalam keadaan sulit ini memanglah sebuah takdir, namun, bagaimanapun, aku benar-benar sangat bereterima kasih kepadamu, jika kamu tidak menerima mutiara ular ini, kakak mungkin akan merasa tidak enak padamu."
Aku mengambil mutiara ular yang berada di tangan Raja Ular, suamiku, lalu memberikannya ke dalam genggaman tangan Karen Qing, satu mutiara ular tidak akan cukup membalas penyelamatan dan kebaikan yang ia lakukan kepadaku, kebaikannya tidak akan pernah kulupakan dan akan selalu kuingat dalam hati.
"Kakak, maaf, Karen Qing takut kakak akan merasa takut, sehingga aku tidak ingin mengatakan bahwa Karen Qing adalah seekor ular."
Ucap Karen Qing, ia merasa sedikit takut bahwa ia akan menyalahkannya.
Aku menepuk bahu Karen Qing,"Bagaimana mungkin kakak marah, kakak seharusnya berterima kasih kepadamu."
Karen Qing menyadari bahwa aku tidak marah, sehingga perasaannya kini terasa lebih lega.
Novel Terkait
Pernikahan Kontrak
JennyLove Is A War Zone
Qing QingYour Ignorance
YayaStep by Step
LeksKembali Dari Kematian
Yeon KyeongGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Yang Tak Biasa
WennieThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya