The Serpent King Affection - Bab 80 Penemanian Para Wanita
"Suamiku......"
Orang yang telah pergi jauh tidak sadar sama sekali, kepergiannya, membuat wanita yang duduk di ranjang telah jatuh ke lantai merasakan kepiluan hati, air mata telah membuat pandangan matanya menjadi kabur.
Aku mengira aku bisa bersikap tegar, tapi ketika sampai saat ini, aku baru menyadari betapa lemahnya aku.
Siapa yang mampu menghadapi kejadian dimana orang yang dicintai akan meninggalkan diri sendiri, kesakitan itu, hanya orang yang pernah mengalaminyalah yang bisa mengerti.
Aku tidak bisa berpisah dengannya, aku takut akan kehilangan dirinya, perkataan itu bukanlah isi hatiku, yang kucintai hanyalah dia seorang......
Tidak pernah merasa sesakit ini, rasa sakit ini lebih sakit beratus bahkan beribu kali dibandingkan pengkhianatan Jason Li yang bersama dengan Lina Li, sampai membuatku sulit untuk bernafas, dunia serasa akan tumbang pada detik ini, aku tidak tahu hidup ini masih memiliki arti apa lagi jika kehilangannya, apakah, setiap percintaanku akan berakhir kehilangan......
Tidak ada yang menyadari, di luar istana yang megah, seorang pembantu datang dan pergi dengan buru-buru, dia telah menyaksikan pertengkaran diantara Raja Ular dan nona Isabelle dengan mata kepalanya sendiri, dan langsung segera melaporkannya kepada bunda Mo.
"Penjaga Andrew Bai, bawa anggur kemari."
Penjaga Andrew Bai yang baru kembali setelah selesai mengurus tugas segera mendapat perintahk dari Raja Ular, langsung bertemu dengan Raja Ular setelah menapakkan kaki memasuki pintu, dan baru saja bertemu, Raja Ular langsung ingin pergi minum anggur, ekspresi wajahnya pun terlihat sangat murung.
Ini......
Penjaga Andrew Bai melamun sejenak, dia tidak menyangka Raja Ular akan kembali, semenjak nona Isabelle telah datang ke dunia ular, sebagian besar waktu Raja Ular digunakan untuk menemaninya, kenapa malam ini Raja Ular tidak pergi menemani nona Isabelle, melainkan pergi ke istana untuk minum anggur, apakah ada suatu masalah yang terjadi diantara nona Isabelle dan Raja Ular? Berpikir seperti ini, Penjaga Andrew Bai tidak berani untuk tidak menuruti perintah Raja Ular, dan pergi membawakan sekendi anggur.
"Mengapa Raja Ular bisa memiliki waktu luang untuk kemari, tidak pergi menemani nona Isabelle?"
Penjaga Andrew Bai bertanya dengan penuh hati-hati, sambil mempersembahkan secangkir anggur, dia tahu Raja Ular hanya meminum anggur ketika suasana hatinya sedang tidak baik.
"Jangan mengungkitnya di hadapanku."
Dia berkata dengan dingin, dengan wajah yang murung, perkataan dari sang wanita membuatnya merasa tidak senang, hatinya terasa sangat sesak, tidak pernah merasa setidak nyaman seperti ini, dan membuatnya ingin membuat diri sendiri terjerumus dalam kemabukan.
Penjaga Andrew Bai kaget, di dalam ingatannya, hubungan di antara Raja Ular dengan nona Isabelle sangatlah harmonis, Raja Ular sangat menyukai nona Isabelle, tapi mengapa Raja Ular begitu tidak senang seperti ini, Penjaga Andrew Bai baru pertama kalinya melihat Raja Ular semarah ini karena masalah percintaan, walaupun, dia sendiri masih belum mengerti apa arti dari percintaan.
Setelah satu gelas anggur telah diminum habis, dia melanjutkan meminum segelas lagi, segelas demi segelas, sampai tidak tahu sudah minum berapa banyak gelas, wajah yang murung itu, mulai menjadi sedikit merona, kalaupun kemampuan minumnya begitu bagus, dia tetap akan merasa mabuk.
Sedangkan Penjaga Andrew Bai hanya menemaninya minum saja, suasana hati Raja Ular begitu tidak bagus, membuatnya tidak berani berkata terlalu banyak.
Setelah mengikuti Raja Ular selama ini, dia tidak pernah melihat Raja Ular merasa sesedih ini sampai mabuk meminum anggur, Penjaga Andrew Bai tidak tahu bagaimana caranya Raja Ular dan nona Isabelle bisa bertengkar seperti ini, sampai membuat Raja Ular begitu sakit, dirinya sebagai bawahan, juga merasa sangat murung.
"Andrew Bai, kamu rasa, dimana kesalahanku terhadapnya, dia ingin membohongi perasaanku."
Sang pria meminum segelas anggur lagi, serangkaian rambut yang begitu halus telah terurai menutupi alis matanya yang tajam, bola mata yang hitam pekat penuh dengan rasa kepiluan.
Membohongi? Apakah maksudnya nona Isabelle telah membohongi Raja Ular tentang perasaannya?
"Raja Ular, mohon maaf atas perkataanku yang terus terang, nona Isabelle sangat berhati baik, mungkin, di dalam hal ini ada suatu kesalah pahaman."
Penjaga Andrew Bai dengan hormat berkata, nona Isabelle sagnatlah baik dan tidak berhati licik, bagaimana mungkin dia membohongi Raja Ular, mati pun dia tidak akan percaya.
"Salah paham, aku pernah memberikannya kesempatan untuk menjelaskannya, tapi dia sama sekali tidak menjelaskannya, aku hari ini begitu sibuk sepanjang hari dan tidak ada waktu luang untuk menemaninya, dia malah marah terhadap aku, kenapa dia begitu tidak bisa mengerti aku."
Sang pria berkata dengan nada dingin, daripada mengatakan Penjaga Andrew Bai adalah bawahannya, lebih cocok mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya orang yang bisa Raja Ular curhati, dan perasaan cinta yang begitu tulus dan setia ini, baru pertama kalinya ditemui oleh Penjaga Andrew Bai, Raja Ular yang dulu, sama sekali tidak memiliki perasaan.
"Mungkin, nona Isabelle memiliki kesulitannya sendiri."
Meskipun Raja Ular sering sibuk dan tidak bisa menemani nona Isabelle, tapi tidak pernah melihat nona Isabelle merasa tidak senang karena hal ini, pasti ada alasan lain, Penjaga Andrew Bai berpikir seperti ini dalam hati.
Kesulitan, sang pria menawan meletakkan gelas anggur dan mengerutkan kening, dia bisa memiliki kesulitan apa, sampai membuatnya mengatakan perkataan yang begitu menusuk itu, dirinya bisa mengerti kepiluan hati sang wanita karena kehilangan anak, tapi, sang wanita juga tidak boleh melukai hatinya seperti ini, karena sang pria benar-benar sangat mencitainya, kalau tidak, bagaimana mungkin bisa sesedih ini.
"Hamba akan mengantar Raja Ular kembali ke kamar."
Setelah meminum anggur sebanyak tiga kendi, Raja Ular yang sangat mampu meminum anggur pun telah mabuk, Penjaga Andrew Bai membahu sang pria rupawan, hendak mengantarnya kembali ke kamar.
"Aku, aku tidak ingin kembali, aku hari ini ingin tidur di ruang kerja."
Suara sang pria yang merdu mengandung rasa mabuk, semakin membuat orang sangat terpikat.
"Baik, baik, hamba sekarang akan segera mengantar Raja Ular ke ruang kerja."
Penjaga Andrew Bai mengantar Raja Ular ke ruang kerja, lalu pergi keluar.
"Raja Ular istirahatlah dengan baik, hamba akan menjaga di luar, panggil saja langsung jika ada sesuatu yang diperlukan."
Penjaga Andrew bai dengan sopan mengatakan.
Aku sungguh mencintainya, aku sangat mencintainya......"
Rambut hitam yang sedikit berantakan, ditambah dengan wajah tampan yang sedang mabuk, di dalam hati dan pikirannya hanya penuh akan bayangan orang yang dicintainya, dia sungguh merindukan sang wanita, tapi hatinya sangat sakit.
Penjaga Andrew Bai menggeleng-gelengkan kepala, dia tidak pernah melihat Raja Ular merasa begitu muram karena seseorang, penampilan Raja Ular yang seperti ini, telah dilihat oleh dirinya sebagai bawahannya, dan dia merasa sangat tidak karuan.
Menutup pintu dari ruang kerja, terlihat segerombolan wanita ular cantik telah datang kesini.
"Eh, ternyata adalah Penjaga Andrew Bai yang tampan dan ceria, apakah Raja Ular berada di dalam ruang kerja."
Setelah mendengar kabar yang disampaikan oleh pembantu dari paviliun Malige, bahwa Raja Ular dan bangsa manusia itu sedang bertengkar hebat dan telah mabuk, para wanita ular cantik dari istana bagian dalam langsung datang kesini, ini merupakan kesempatan emas yang begitu langka, siapa yang tidak ingin menunjukkan keindahan dan melemparkan diri sendiri ke dalam pelukan sang Raja Ular.
"Raja Ular sedang beristirahat, mohon para wanita kembalilah."
Penjaga Andrew Bai tidak menghiraukan pandangan mata para wanita ular cantik yang menggoda dan mengatakan dengan serius, dalam hati berpikir mengapa istana bagian dalam bisa memiliki sekumpulan wanita yang berhati buruk dan begitu lengket seperti ini, di dalam hatinya, para wanita ini tidak sebanding nona Isabelle yang baik itu.
Nona Isabelle barulah seseorang yang benar-benar sempurna, lembut, berhati baik, hanya saja, saat ini terdapat sebuah kesalahpahaman diantara Raja Ular dan nona Isabelle, dan malah langsung muncul segerombolan wanita ini, Penjaga Andrew Bai sangatlah tidak senang.
"Mumpung kami telah datang, kenapa harus kembali, bukankah Raja Ular memerlukan pelayanan dari kami."
Ular belang berkata, suaranya begitu memikat, sambil berkata sambil menghembuskan nafas terhadap Penjaga Andrew Bai, hal ini membuat Penjaga Andrew Bai sangat marah.
Setelah perkataannya selesai, sekumpulan wanita telah pergi mendorong pintu dan masuk ke dalam.
Situasi seperti ini, tidak mampu dihalangi oleh Penjaga Andrew Bai, dia hanya bisa pergi, untuk mencari nona Isabelle, dia tidak ingin pertengkaran diantara mereka semakin lama semakin besar.
"Raja Ular, kami para wanita telah datang untuk menemanimu."
Sekumpulan wanita mengatakan, langsung menyerbu ke arah pria menawan yang sedang mabuk berat berbaring di ranjang, pria yang begitu sempurna, merupakan seseorang yang diminati oleh banyak wanita, dan saat ini telah memiliki kesempatan seperti ini, tentu saja para wanita ular cantik tidak akan melepaskannya.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeGet Back To You
LexyCinta Di Balik Awan
KellyDoctor Stranger
Kevin WongLove In Sunset
ElinaMy Tough Bodyguard
Crystal SongPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya