The Serpent King Affection - Bab 131 Paksaan
Makanan diatas meja sudah mendingin, aku sedikitpun tidak berniat untuk mencobanya, didalam hati dan pikiranku selalu memikirkan Raja Ular, dan sangat berharap dia bisa membawaku pergi dari sini.
Satu hari sudah berlalu, saat hari gelap, aku masih berjalan bolak balik didalam ruangan, tidak tahu sebaiknya harus bagaimana, pada saat ini, pintu sudah dibuka, dan udara bercampur dengan aroma bir yang kental.
Aku berbalik, dan melihat orang yang datang menghampiri adalah pria itu, dia mengenakan pakaian berwarna merah, wajah tampan yang berkulit putih sedikit memerah, sepasang mata yang sipit melihatku dengan memancarkan kelembutan dan cinta, aku dikejutkan oleh tatapan matanya ini, lalu tanpa sadar mundur ke belakang beberapa langkah, dan juga sangat jelas bahwa, pria ini sudah minum bir.
Pintu ditutup, pria itu berjalan ke sisiku, sisi bibirnya terkait dan menunjukkan sebuah senyuman, senyuman itu seindah bunga persik yang mekar, banyak hati wanita yang tertarik dengan senyuman seperti ini.
Dan didalam hatiku hanya ada Raja Ular seorang diri, tidak pedulu setampan apa pria itu, tidak ada pengaruhnya terhadapku, sebaliknya, aku hanya merasa senyuman ini adalah senyuman yang jahat, dan aku harus memikirkan cara untuk melindungi diri.
“Demi abang maka dia mengorbankan nyawa, benar-benar memiliki pemandangan yang indah. ”
Pria berkata, dan mengulurkan jarinya yang panjang dan ramping, lalu ingin menyentuh wajahnya, aku langsung mundur beberapa ke belakang dengan cepat, dan menjaga jarak terhadapnya, tidak membiarkannya untuk menyentuhku.
“Kamu, apa yang ingin kamu lakukan?”
Aku bertanya dengan sedikit ketakutan, takut dengan dia yang akan mendekatiku lagi.
“Kamu rasa apa yang aku lakukan. ”
Aku baru saja ingin menghindar, tapi aku ditarik oleh pria itu dan dipeluk kedalam pelukannya secara tak terduga, dengan satu tangan yang kuat memegang bagian belakang kepalaku, dan menempelkan dahinya secara bersamaan.
“Apa yang ingin kamu lakukan, cepat lepaskan aku. ”
Aku meronta, dan ingin mendorongnya pergi, tapi bagaimanapun aku berusaha sekuat tenaga, juga sia-sia, pria itu memelukku dengan erat, dan tidak ingin melepaskan.
“Saat melihatmu pada pandangan pertama, aku langsung menyukaimu, terutama matamu, sangat indah, jika kamu ingin menuruti perkataanku, aku bisa mengampunimu dari kematian. ”
Pria itu berkata, dan menghembuskan nafas di sisi telingaku, sebuah aroma bir yang kental, membuat aku merasa pusing untuk sementara waktu.
“Kamu cepat lepaskan aku, cepat lepaskan aku. ”
Aku tidak peduli dengan apa dia katakan, dan terus berusaha keras untuk meronta, aku hanya ingin bisa terlepas dari pelukannya, tapi semakin aku meronta, dia memelukku dengan semakin erat, dan tidak membiarkanku bergerak.
Ketika pria itu selesai berbicara lalu dia ingin menciumku, sambil melepaskan pakaianku, aku mengerahkan semua kekuatan, sambil meronta sambil berteriak untuk meminta pertolongan, sangat berharap akan ada orang yang datang untuk menyelamatkanku.
Pada saat ini, pintu terbuka, dan seorang wanita mengenakan gaun berwarna merah muda berjalan masuk dengan membawa dua orang pembantu wanita.
“Raja, apa yang kamu lakukan?”
Perkataan wanita itu jelas menunjukkan ekspresi yang marah, wajahnya yang cantik menunjukkan ekspresi yang dingin, dia menatapku dengan marah, ekspresi mata benci yang terlihat sepeti ingin membunuh orang.
“Untuk apa kamu datang?”
Melihat orang datang menghampiri adalah Putri Duyung, akhirnya pria itu melepaskanku, dan bertanya dengan tidak senang, lalu dia merasa sangat kecewa.
Dan aku mengambil kesempatan untuk mundur ke samping, nasib naik wanita ini datang tepat waktu, jika tidak, aku benar-benar tidak berani membayangkan hal apa yang akan terjadi.
“Aku tentu datang untuk mencari Raja, Raja tidak kembali ke ruangan sepanjang malam, tapi berada di sini dengan wanita lain, jika pembicaraan ini tersebar keluar, bukankah bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak. ”
Kata Putri Duyung, saat dia menerima laporan dari Pembantu wanita mengenai Raja Monster Air yang sedang bersama dengan wanita lain, dia sangat marah, lalu segera menemukannya disini, dia ingin melakukan hubungan perzinahan diatas ranjang, dan melihat apakah Raja Monster Air masih ingin berdalih atau tidak.
“Kamu……”
Pria itu sudah sadar dari mabuk, dia merasa Putri Duyung tidak hanya semakin menjengkelkan juga semakin berani, suasana hatinya yang baik dipadamkan oleh Putri Duyung yang seperti ini.
Pria itu meninggalkannya di belakang, lalu keluar dari kamar dengan marah dan kesal.
Setelah Pria itu pergi, Putri Duyung tersenyum dengan dingin, kemudian, di tatapan matanya seperti ada dua anak panah tajam yang ditembakkan ke arahnya, dan mengejutkanku hingga aku mundur beberapa langkah.
“Manusia rendahan. ”
Putri Duyung berkata dengan marah, tatapan mata yang dingin itu menunjukkan rasa benci, dan merendahkan, kemudian, wanita yang membawa dua pembantu wanita itu pergi mengejar pria itu, dan hanya tersisa aku yang terkejut hingga mengeluar keringat dingin di seluruh tubuh.
Setelah melihat mereka semua pergi, aku merapikan pakaian dan rambut dengan cepat, kemudian menutup pintu, dengan punggung bersandar ke pintu dan duduk diatas lantai.
“Suamiku, dimana kamu berada, aku sangat merindukanmu. ”
Dia berkata kepada diri sendiri, baru saja aku hampir diintimidasi oleh Monster Air itu, hatiku merasa terkejut dan takut, dan dipenuhi oleh kesedihan, air mata pun mengalir keluar, aku memeluk kedua lutut, dan membiarkan kepala bersandar pada paha, didalam hati terus memikirkan secara diam-diam, jangan takut, jangan menangis, Isabelle Yao harus kuat, baru bisa menemukan cara untuk keluar dari sini dan bertemu dengan Raja Ular, ketika berpikir, aku menghapus air mata, dan mulai memikirkan cara untuk kabur dari sini.
Disamping itu setelah pria meninggalkan ruangan, dia datang ke ruang belajar, lalu meminta pembantu wanita untuk membuatkan satu teko teh untukmua, minum teh untuk menyadarkan diri dari mabuk.
Kemudian, Putri Duyung juga ikut datang menghampiri, melihat pria yang duduk di kursi papan dan tidak berkata apa-apa, lalu Putri Duyung duduk di samping pria itu.
Pria itu bahkan tidak menatapnya, lalu berbalik, dan lanjut meminum tehnya.
“Apakah Raja sedang marah dengan istri?”
Putri Duyung juga menuang segelas teh dan minum seteguk kecil, dan dua orang Pembantu wanita yang ikut bersamanya itu berdiri di luar pintu dengan rasa hormat.
“Humph. ”
Pria mengerang dengan dingin, dan sama sekali tidak mempedulikan Putri Duyung.
“Raja, kamu jangan marah dengan istrimu, oke, bukankah lebih baik menemani istrimu. ”
Putri Duyung berjalan ke arah pria itu dengan membawa gelas teh, dan tubuhnya sedikit mencondong, dengan dia suara lembut yang saling berselang, dan hanya satu gerakan membungkuk ini, akhirmya menarik perhatian pria itu, kedua tangannya terjulur masuk ke bagian dada Putri Duyung, lalu memijitnya dengan ganas, kemudian tanpa keberatan, dia menggendong tubuh Putri Duyung secara horizontal dan melemparnya keatas tempat tidur.
Keesokan hari, matahari bersinar terang, sinar matahari yang berwarna emas bersinar masuk dari jendela, aku yang duduk diatas lantai papan, dengan kepala bersandar pada pintu, juga tidak tahu kapan aku tertidur, setelah bangun, yang terlihat adalah pemandangan sinar matahari yang bersinar terang.
Aku mendengar ada suara langkah kaki yang sedang datang menghampiriku, kemudian, mendengar suara rasa hormat dari para penjaga, dan aku mengetahui bahwa, pria itu datang lagi.
Saat aku baru berdiri dari lantai, pintu sudah dibuka, dan orang yang datang menghampiri benar-benar adalah dia.
“Bagaimana, apakah kemarin malam kamu tidur dengan nyenyak, apakah kamu terbiasa tinggal di sini. ”
Pria yang mengenakan pakaian merah berjalan maju dan duduk di kursi dengan santai, lalu bertanya padaku.
Aku sama sekali tidak menjawab, teringat dengan masalah kemarin malam hatiku masih terasa takut, aku mundur jauh ke samping, dan menjaga jarak dengannya.
Melihat sikapku yang ketakutan seperti ini, bibir merah pria itu terangkat, pria itu sambil minum teh sambil memandangku, kedua mata yang penuh kasih sayang itu menunjukkan sebuah maksud yang tidak jelas.
“Kamu jangan takut, aku sangat menyukaimu, dan tidak akan menyakitimu. ”
Setelah selesai berbicara, pria itu sudah berdiri, dan berjalan menghampiriku.
Aku sambil menggelengkan kepala sambil berjalan mundur, aku sama sekali tidak bisa menerima cintanya ini, didalam hatiku hanya ada Raja Ular seorang diri.
“Kamu jangan kesini, jangan kesini. ”
Aku sambil berjalan mundur sambil berkata, dan sangat takut padanya yang akan melakukan sesuatu padaku.
Pria itu sama sekali tidak peduli dengan keinginanku, dia menangkapku, lalu menarikku ke pelukannya, dan memaksaku untuk melakukan hal yang tidak aku inginkan.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinDon't say goodbye
Dessy PutriHis Soft Side
RiseHidden Son-in-Law
Andy LeePernikahan Tak Sempurna
Azalea_Asisten Bos Cantik
Boris DreyRahasia Istriku
MahardikaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya