The Serpent King Affection - Chapter 10 Perlakuan Istimewa
“Raja.”
Beberapa wanita cantik menunggu dengan hormat di dalam kamar, memberikan salam kepada Austin Ye.
“Kakinya terluka, oleskan obat untuknya, lalu bantu dia mandi dan gantikan pakaiannya, layani dia dengan baik.”
Austin Ye akhirnya menurunkanku, dan membiarkanku duduk di atas sebuah kursi sandar yang nyaman, kemudian memberikan perintah kepada beberapa pendamping wanita cantik itu, nada bicaranya terdengar sedikit dingin.
“Baiklah, raja.”
Beberapa pendamping wanita cantik itu menjawab dengan penuh hormat, meskipun mereka tidak tahu mengapa seorang raja setan bisa membawa pulang seorang wanita seperti ini, dan masih memperlakukannya sebaik itu, para pendamping wanita itu hanya berani mematuhinya, tidak ada satupun yang berani bertanya.
“Aku akan menemuimu sebentar lagi, kamu istirahat dulu sebentar dengan baik.”
Austin Ye berbicara kepadaku dengan nada bicara yang berbeda, perkataannya menjadi lembut, wajahnya menampakkan sedikit seyum tipis, senyum yang akan menjadikan wanita manapun tergerak hatinya ketika melihatnya, meskipun aku berusaha dengan keras lagi untuk menangkan diriku, tetapi aku juga tidak bisa menahan untuk melirik ke arahnya lagi, siapa yang menyuruh dia setampan itu.
“Kamu, kamu mau pergi kemana? Kapan dirimu akan mengantarkanku pulang?”
Aku bertanya dengan cepat, mendengar Austin Yer berkata bahwa dirinya ingin pergi, aku panik sekali, tidak ada satupun orang yang aku kenal disini, kalau dirinya pergi, bagaimana denganku? Kalau dia tidak peduli denganku, bagaimana diriku bisa kembali? Memang tempat ini kalau dilihat-lihat tidak begitu buruk, tetapi bukanlah tempat untukku.
Autin Ye hanya tertawa, dia pergi tanpa mengucapkan satu patah kata apapun, hanya meninggalkan sebuah bayangan elegan dan tanpa ikatan yang pergi menjauh.
“Jangan pergi, kamu, hei……”
Dia masih belum memberikanku jawaban, bagaimana bisa dirinya pergi begitu saja?
“Nona Isabelle Yao, nona tenang saja tinggal disini, tunggu raja selesai dengan kesibukkannya, dia akan datang kemari untuk melihatmu.“
Setelah Austin Ye pergi, Penjaga Bai berkata kepadaku dengan nada bicara yang penuh hormat.
“Dia mau pergi kemana?”
Setelah Austin Ye pergi, pertanyaanku itu hanya bisa dijawab oleh Penjaga Bai.
“Raja setiap harinya sibuk, dia pergi untuk menangani urusan yang ada.“
Jawab Penjaga Bai kepadaku, dia menjawab pertanyaan apapun yang aku tanyakan kepadanya, diriku akhirnya menemukan seseorang yang bisa aku ajak berbicara.
“Nona Isabelle Yao pasti sangat lelah, hamba pamit duluan, kalau ada sesuatu yang Nona inginkan, jangan ragu-ragu untuk memanggil saya.”
“Jaga dengan baik Nona Isabelle Yao.”
Sebelum pergi, Penjaga Bai lagi-lagi memberikan perintah kepada beberapa wanita cantik itu, dia adalah wanita yang dibawa pulang oleh Raja Ular, tentu saja harus dilayani dengan baik.
“Pembatu mengerti.”
Setelah kedua pria itu pergi, hanya ada diriku dengan sekelompok wanita cantik itu.
“Nona, kami para pembantu akan membantumu untuk membalut lukamu.”
Ucap wanita-wanita cantik itu dengan hormat, kemudian membantuku melepaskan sepatu dan kaos kakiku, lalu ingin membantuku mengoleskan obat.
“Tidak perlu, biarkan aku melakukannya sendiri.”
Ucapku panik ketika melihat begitu banyak orang datang untuk melayaniku seorang, aku benar-benar tidak terbiasa dengan perlakuan istimewa seperti ini.
Tetapi para wanita cantik itu tidak mempedulikan keinginanku sama sekali, beberapa dari mereka sudah membawakan sebuah baskom berisi air panas ketempatku, setelah membantuku menyeka bersih bekas darah di atas kakiku itu, mereka mengoleskan obat itu untukku, tidak tahu obat ajaib apa itu, baru saja dioleskan, telapak kakiku langsung terasa sangat dingin, kemudian daerah yang terluka karena tusukkan duri itu, mendadak menjadi jauh lebih baik.
“Itu, terima kasih banyak.“
Aku mengucapkan terima kasih dengan sedikit perasaan tidak enak, diriku benar-benar merasa tidak nyaman karena membiarkan mereka melayaniku seperti itu.
“Nona, kami akan membantumu mandi.”
Baru saja obat itu selesai dioleskan, wanita-wanita cantik itu langsung memapahku berdiri dan masuk ke dalam sebuah ruangan, lagi-lagi pergi ke dalam ruangan lainnya.
Ruangan ini adalah sebuah kamar mandi, didalamnya ada sebuah kolam mandi yang besar yang sudah terisi penuh dengan air hangat, permukaan air itu dipenuhi dengan kelopak bunga yang mengambang, mengeluarkan aroma yang harum dan hangat.
“Biar aku sendiri saja, kalian tunggu saja aku diluar.”
Aku masih bisa mentoleransi mereka mencuci kakiku dan mengoleskan obat untukku, tetapi membiarkan mereka untuk melepaskan pakaianku dan membantuku mandi? Begitu benar-benar tidak baik kan? Aku lebih baik memilih untuk tidak mandi.
“Nona, biarkan kami, para pembantu, untuk melayanimu, ya? Kalau tidak raja akan menyalahkan kami, nyawa kami sebagai pembantu tidak akan terselamatkan.”
Diluar pikiranku, untuk mandi sendiri tanpa dilayani oleh orang lain saja tidak bisa, akibatnya juga masih seserius itu, kelihatannya itu adalah salahku kalau sampai tidak membiarkan mereka membantuku untuk mandi, tidak ada cara lain, aku tidak boleh menjadi orang jahat, karena itu aku hanya bisa membiarkan mereka membantuku melepaskan pakaianku dan menerima perlakuan istimewa seperti ini.
Novel Terkait
Gue Jadi Kaya
Faya SaitamaAwesome Guy
RobinMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaThe Sixth Sense
AlexanderAkibat Pernikahan Dini
CintiaMy Lady Boss
GeorgeAwesome Husband
EdisonThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya