The Serpent King Affection - Bab 50 Dimanjakan
"Ada apa dengan kalian satu persatu, hanya ada goresan kecil diwajah, juga bukan sesuatu yang tak dapat di tolong, aku tidak mengerti kenapa kalian harus memasang wajah tegang seperti itu."
Melihat tatapan ketiga orang itu, aku dengan sengaja tersenyum, tidak bisa terlalu tertawa, “Aiya!” wajahpun sakit lagi.
"Ada apa? Apakah sakit lagi?"
Melihat wajah wanita tua yang keriput, pria itu dengan cepat berjalan ke sisinya dan dengan lembut memijat bahunya.
Neneknya bahkan tidak bisa tersenyum. Sepertinya aku juga tidak bisa membuatnya tertawa sampai luka ini sembuh dengan sepenuhnya.
Berhadapan dengan cermin dengan ekspresi sedih.
"Ular Putih Kecil, biarkan dokter kerajaan datang dan memeriksanya."
Dia buru-buru memberi tahu Ular Putih Kecil itu.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja setelah istirahat beberapa hari. Tidak perlu memanggil dokter."
Aku berteriak untuk menghentikan Ular Putih Kecil pergi.
"Kamu bahkan dalam kesakitan seperti ini, dan kamu tidak ingin dokter kerajaan datang ke sini untuk melihat-lihat. Tidak bisa tidak bisa, Ular Putih Kecil, cepat panggil dokter kerajaan."
"Susan kamu tidak perlu pergi, aku benar-benar baik-baik saja," setelah selesai, aku berbicara dengan Austin:"Aku memberinya nama Susan, jadi kamu jangan panggil dia dengan sebutan Ular Putih Kecil Ular Putih Kecil, oke?”
Aku merendahkan suaraku, karena takut jika terlalu besar, wajahku akan merasa kesakitan, saat aku mendengar kata-kata “ular” hatiku merasa dingin, lagipula ini hanya luka kecil dia tidak perlu sampai segitunya juga.
Hal ini benar-benar menyulitkan Ular Putih Kecil, pergi atau tidak pergi. Dia harus berdiri dalam dilema dan Ia melihat pria berbaju putih. Pria itu juga menatapnya dengan ekspresi ringan.
"Baiklah. Aku berharap padamu, Raja sudah memberikan salep padamu, jangan katakan padaku kamu tidak bisa melakukannya."
Pria itu membantuku ke samping tempat tidur, mengambil salep di atas meja dan ingin mengoleskannya untukku.
Hal semacam ini biarkan Ular Putih Kecil membantu aku. Tepat ketika aku akan memanggil Ular Putih Kecil, Austin berkata, "Kalian semua keluar dulu."
Ai, kenapa mereka harus pergi, kata-kata yang ingin aku ucapkan keluar terpaksa aku telan ke dalam perutku.
Melihat ekspresi dari wanita itu, Laki-laki itu merasa lucu, bagaimanapun dia memang sengaja meminta Ular Putih Kecil untuk keluar, dia ingin membersihkan luka wanita itu sendiri.
"Duduk, jangan bicara, jangan bergerak."
Dia menekan bahuku dan berkata dengan lembut. Dia dengan lembut mengoleskan salep ke wajahku yang terluka. Tindakan itu sangat lembut. Jarak antara kedua orang itu sangat dekat. Untuk wajah yang sempurna dan tanpa cacat, dia tampak menghubungkan semua jiwa wanita dari kecantikan yang cantik. Saat ini jantung berdetak dengan gelisah. Mungkin dia mendengar suara detak jantungku, sehingga gerakan tangannya itu berhenti sebentar dan menunduk menatapku, yang membuatku lebih malu. aku tidak berani bergerak, terpaksa mengalihkan tatapanku.
Saya tidak menyadari bahwa ada senyum di matanya. Itu adalah senyum manis.
"Katakan, apa yang kamu lakukan pada dua ular cantik?"
Untuk meringankan suasana canggung, aku bertanya dengan suara kecil, kamu dapat memintaku untuk tidak bergerak, tetapi kamu tidak dapat meminta saya untuk tidak berbicara kecuali kamu menutup mulut Isabelle Yao.
"Raja meminta mereka pergi dan tidak akan pernah membiarkan mereka kembali."
Sebenarnya pria itu ingin mengatakan bahwa dia telah mengeksekusi mereka, tapi mempertimbangkan hati Bodhisattva-(welas kasih) wanita itu, pria itu khawatir, wanita itu akan merasa cemas dengan dirinya sendiri lagi, jadi dia harus berbohong dengan niat baik.
"Meskipun memakan orang adalah hal yang salah, tapi siapa yang tak pernah melakukan kesalahan, benar kan. Faktanya, kita dapat melihat bahwa ular cantik itu sangat menyukaimu."
Lihat, dari awal pria itu sudah menebak, wanita itu bukan hanya tidak akan setuju untuk membunuh mereka, tetapi juga akan menengahi mereka. Jika wanita itu tahu bahwa dia akan menguliti wajah mereka dan memberikan kepada ular, Kemungkinan wanita ini akan memotong dirinya sendiri. Dia sudah lama mengetahui temperamen wanita ini.
Austin tidak berbicara dan hanya membersihkan luka wanita itu, seperti wanita itu tidak ada hubungan apapun dengannya, sebenarnya saat ini aku sedang berpikir, jikalau aku adalah dirinya, aku seharusnya suka dengan mereka baru benar, jika tidak melihat mereka adalah ular, dalam wujud wanita mereka sangat cantik, seorang pria menyukai mereka adalah hal yang benar.
"Ai, ayo bicara. Aku bisa mengatakan mereka semua menyukaimu. Apakah kamu suka mereka?"
"Dan apakah kamu menyukaiku?"
Pria itu tiba-tiba bertanya kepadaku
Walau bagaimanapun aku tidak pernah berpikir, jika dia kan menanyakan itu padaku.
Bagaimana mungkin, aku bagaimana mungkin bisa menyukai dirinya, lelucon, aku bagaimana bisa menyukai seekor ular.
"AKU......"
Meskipun aku pikir begitu, aku juga tidak ingin mengungkapkannya seperti itu.
Dengan kata lain, jika aku bertemu dengan pria yang sempurna lima tahun yang lalu, aku tidak akan ragu untuk mengatakan aku menyukainya, tetapi setelah mengalami rasa sakit karena cinta, aku takut untuk mengatakan siapa yang aku sukai dan lebih takut untuk mencintai orang lagi.
Karena aku takut akan menerima lebih banyak rasa sakit.
"Salep telah dioles, selama beberapa hari ini berhati-hatilah agar tidak mengenai luka ini.”
Saat Ia berkata, ekspresi wajahnya tercetak jelas di matanya.
"Um."
Aku mengangguk sekaligus. Mungkin karen dia melihatku yang kesulitan menjawab sehingga dia mengalihkan topik pembicaraan.
Mendapatkan luka yang tidak bisa dikatakan besar dan kecil, beberapa hari ini sepertinya aku telah dimanjakan oleh langit.
Austin Ye memberi tahu Ular Putih Kecil untuk merawatku, dan dokter kerajaan harus menjegukku beberapa kali sehari.
Aku takut tubuh tua itu tidak akan kuat. Tidak hanya itu. Karena luka kecil ini di wajahku, Austin Ye meletakkan beberapa tugas resmi dan meminta Ular Putih Kecil untuk merawatku. Dia bahkan meluangkan waktu untuk merawatku. Setiap hari dia mengoleskan aku obat, perhatian dan perawatan seperti ini membuatku seperti seorang yang berharga, membuatku seperti menjadi peri.
Sebenarnya, bukan hal yang buruk untuk tinggal bersama Raja UIar, setiap saat selalu akan ada orang yang menyiapkan, mau makan apa saja ada, mau berpakaian seperti apapun juga ada, pelayanannya benar-benar baik, selain aku, siapa yang memiliki keberuntungan seperti ini, setelah melewati banyak masalah, bisa dikatakan seperti aku.
"Luka kecil seperti ini bukanlah apa-apa, kamu juga tahu dokter kerajaan sudah sangat tua, jadi kamu tak perlu lagi memanggil dia untuk ke sini, ada lagi, kamu sudah bisa kembali menyelesaikan tugas-tugasmu, mengenai obat aku bisa meminta tolong pada Susan.”
Aku berkata kepada pria yang sedang mengoleskan obatnya padaku, sebenarnya dia memerluka perawatan seperti ini, dan juga luka ini hanya luka goresan dari gigi ular, setelah beberapa hari juga akan beik-baiks aja, aku tidak apa-apa, lagipula aku tidak bisa mati.
"Hei, jangan berpikir itu hanya luka kecil. Dia ular berbisa dan sangat beracun. Jika kamu tidak mengobati lukanya dengan cepat, itu akan menyebabkan penyebaran racun. Jika saat itu kamu tidak memberitahu, kamu bisa mati keracunan, kamu tahu tidak?”
Dia memberi tahu saya bahaya tersembunyi yang ditinggalkan oleh racun ular saat dia menyeka obat, yang membuat saya lebih memperhatikan.
"Sampai segitunya kah?"
Mata indah terbuka lebar. Wajah pria itu tampak serius dan tak seperti sedang bercanda.
"Menurutmu?"
Alis yang mengkerut, jelas tidak percaya apa yang dikatakan Austin.
"Bagaimana jika tidak melakukan perawatan tepat waktu?"
Aku pikir hasilnya pasti mengerikan. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
"Lalu ..." Sepasang mata tajamnya yang indah dan aku saling memandang, dan ada kilatan dingin , yang membuatku menggigil, seolah-olah aku melihat adegan, ular itu datang dan mengigit dari matanya.
"Sekarang kamu bahkan tidak punya tulang yang tersisa, racun ular bisa melelehkan daging manusia.”
Setelah berkata, tatapan dingin itu sudah tidak ada, tetapi muncul sebuah senyum kecil karena melihat ekspresi wanita di depannya yang terkejut ketakutan.
Bahkan sampai tidak ada tulang yang tersisa. Sangat mengerikan. aku belum bisa keluar dari kata-katanya untuk waktu yang lama. Walau bagaimanapun aku sangat beruntung. Aku tidak hanya bisa bertahan hidup, bahkan terluka pun hanya sebuah goresan kecil di wajah. Dibandingkan dengan kenyataan bahwa tidak ada tulang yang tersisa, aku benar-benar beruntung.
“Maka dari itu, aku ini Raja menyuruh kamu menurut, dan patuh pada perintahku agar luka bekas di mukamu cepat sembuh, mengerti?”
Jika dia tidak memberitahuku, aku bisa saja tidak tahu bahwa masalah bisa jadi seserius itu, aku mengganguk kepala, oke aku sudah mengerti.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuLove And War
JaneMy Greget Husband
Dio ZhengAfter The End
Selena BeeBehind The Lie
Fiona LeeCintaku Pada Presdir
NingsiKing Of Red Sea
Hideo TakashiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya