The Serpent King Affection - Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
Acara pemilihan ini selesai dengan hasil yang tak memuaskan, tidak ada yang menyangka Raja akan memilih seorang manusia menjadi istrinya, benar-benar membuat hati para wanita hancur.
Bunda Mo yang paling patah hati. Padahal dia baru akan bahagia, akhirnya putranya ingin mengikuti pemilihan ini, tidak seperti 500 tahun yang lalu yang selalu menghilang. Diberikan beberapa wanita, tidak ada satupun yang berakhir hidup, benar-benar tak disangka, setelah dengan susah menunggu selama 500 tahun, dia menghancurkan hati ibunya lagi.
"Dunia ular, masih bisa menunggu beberapa 500 tahun lagi…”
Seorang wanita duduk dengan mata tertunduk dan matanya sedih, tetapi dengan cepat, rasa sedih dimatanya menghilang, tidak peduli apapun, dia akan menemukan cara untuk menemukan seorang wanita untuk putranya, tetapi tidak akan pernah memilih manusia itu.
"Bunda Mo, pelayan telah memanggil raja ke sini.”
Di luar ruang tidur yang indah, kasim tua itu mengantarkan Austin dan menunggu diluar ruangan.”
"Raja, silahkan masuk.”
Wanita itu dengan suara lembut berkata, di nada suaranya tidak terdapat kemarahan, dia mengambil sebotol anggur dan meuangkannya ke dalam dua gelas, menunggu putranya dan minum bersama.
"Raja ular, masuk."
Kasim itu dengan hormat membuka pintu untuk Austin.
Pria itu mengangguk, tidak berbicara, melangkah masuk ke ruangan.
Ketika pintu ditutup, kasim pun keluar, di ruangan itu hanya tersisa Austin dan Bunda Mo.
"Tidak tahu mengapa Bunda Mo ingin mencari Austin.”
Pria itu berdiri di samping wanita itu, dia hanya ingin Bunda Mo menyelesaikan pembicaraan dan segera pergi, seperti biasanya.
Satu-satunya perbedaan kali ini adalah dia memiliki seseorang di dalam hatinya, dan dia ingin cepat-cepat menemaninya.
"Austin jangan berdiri. Duduk dan bicara dengan ibu."
Berbeda dari biasanya, nada suara Bunda Mo lebih lembut, dan tidak terlihat emosi apapun.
Hal Ini membuat Austin merasa sedikit tidak nyaman, tetapi kegelisahannya menghilang dalam sekejap. Dia duduk dan menghadapi wanita bangsawan di seberangnya. Dia mengambil segelas anggur yang diserahkan oleh wanita itu dan tidak ingin meminumnya.
"Austin, lebih baik kamu melihat buku Wanita Cantik dengan benar, jika kamu menyukai salah satunya, ibu akan mengirim seseorang untuk menjemputnya segera bagaimana?"
Bunda Mo tidak meminum anggurnya. Sepasang matanya mentap pria yang ada di depannnya dengan hangat.
"Tidak perlu, aku telah memilih wanita yang aku sukai, dan aku tidak tertarik dengan wanita lain.”
Dia berkata dengan acuh tak acuh, dia sudah tahu bahwa Bunda Mo akan menentang, seperti yang diharapkan.
Apa saja yang dia lakukan Bunda Mo pasti akan menentangnya, memang tidak dikatakan keluar, tapi hatinya akan tidak senang.
"Dia hanya orang rendahan, dan kamu adalah raja dunia ular. Kamu harus mengerti bahwa ular manusia tidak bisa bersatu. Apakah kamu ingin melanggar aturan kehidupan? Siapapun yang kalian pilih aku takut menentang, tapi dirinya tidak bisa.”
Kata-kata dari wanita itu berubah menjadi lebih tegas.
“Aku tidak pernah merasa bahwa dia adalah orang rendahan, jika memang tulus, melanggar aturan juga tak masalah.”
Pria itu masih berkata dengan dingin bahwa sekali dia membuat keputusan, dia tidak akan mengubahnya dengan mudah, bahkan jika dia melanggar aturan kehidupan..
”Tak bisa!”
Sebuah pukulan terlampiaskan di atas meja, botol anggur itu jatuh ke lantai oleh hentakan yang kuat, terdengar suara pecahan botol, satu ruangan itu, dipenuhi amarah dan aroma anggur yang pekat.
Terlihat jelas, kata-kata dari Austin saat itu memancing amarahnya Bunda Mo, membuat dia menampakkan keseriusan di wajahnya yang cantik itu.
"Aku benar-benar tidak mengerti mengapa Bunda Mo memintaku untuk memilih seorang istri? Sekarang aku telah menemukan orang yang aku suka, tapi Bunda Mo menentangnya, jika setiap saat segala sesuatu ditentukan oleh Bunda Mo, maka aku tidak ada bedanya dengan sebuah boneka.”
Mengetahui bahwa wanita itu telah marah padanya, dia masih mengatakan ini. Wajah dingin itu seperti membekukan seluruh dunia.
Kemudian, dia menemukan sesuatu yang salah, dan tubuhnya mulai panas yang segera menyebar ke seluruh tubuh, membuatnya merasa lebih tidak nyaman.
"Apa yang kamu masukkan ke dalam anggur!"
Wajah pria cantik itu menjadi sangat dingin. Dengan tatapan tajam menatap langsung ke Bunda Mo, segala kemarahannya saat ini meledak.
“Austin, aku berbuat seperti ini juga demi kebaikkanmu dan agar dunia ular bisa melanjutkan garis keturunannya.
Suara wanita itu kembali menjadi hangat, melihat bahwa mata pria di depannya menjadi merah, dia sudah tahu bahwa efek obatnya telah beraksi.
“Kamu sangat hina, menggunakan cara seperti ini, hal ini hanya akan membuatku makin membenci dirimu.”
Pria itu mengepalkan tangannya dan mengeluarkan aura hitam. Dia mencoba menekan kemarahan yang akan meledak. Jika dia berubah, dia pasti akan merobeknya.
"Ada ular cantik yang menunggumu di taman timur. Dia adalah ular yang paling luar biasa di antara ular-ular yang lain. Kamu pasti akan menyukainya."
Menghadapi kemarahan pria itu, Bunda Mo sangat tenang dan percaya diri. Selama dia bisa melanjutkan garis keturunan untuk dunia ular, dia akan mencoba apa pun yang dia bisa. Tidak peduli apa yang dipikirkan Austin tentangnya, ada beberapa hal yang masih belum dapat dimengerti oleh Austin.
Huh!
Deru amarah, amarah, tidak mau.
Seluruh istana ular diguncang oleh raungan. Semua ular buru-buru bersembunyi di kegelapan. Mereka tidak tahu apa yang membuat marah Raja UIar itu. Untuk sementara, seluruh istana ular panik. Namun, auman segera menghilang dan kembali damai.
Setelah raungan, pria itu bergegas keluar dari Paviliun Malige yang dingin dan berjalan ke arah tertentu.
"Austin, maafkan ibu, ini semua kulakukan demi Dunia ular…”
Suara wanita itu memudar semua kemarahan, seperti ibu yang baik hati. Dia berbicara dengan suara rendah, mengangkat tangannya dan menekannya sesuatu, dicelah-celah dinding itu terdapat retakan, selain dirinya tak ada lagi yang tahu dengan ruangan rahasia itu.
Bunda Mo berjalan ke ruang rahasia, lapisan kilau biru muda menghantamnya. Saat ini, wanita itu lebih mulia dan suci. Mengikuti sumber cahaya, ada genangan air berkabut di kolam. Di tengah kolam, ada mutiara biru yang berputar. Mutiara yang berukuran sama dengan bola kulit. Kilau yang menghantam Bunda Mo adalah kilau dari mutiara biru ini. Cahaya biru menutupi seluruh kolam. Kamar rahasia itu suci dan tidak dapat diganggu siapapun.
Bunda Mo berjalan mendekati mutiara biru itu, melihat kedap kedip cahaya kebiruan, dia mengerutkan alisnya, seperti sepasang tangan yang tak terlihat memegang erat hatinya, butiran mutiara biru ini adalah darah kehidupan dunia ular, apa yang terjadi dengan mutiara biru berdampak kepada dunia ular. Melihat bahwa cahaya biru melemah dari hari ke hari, hati Bunda Mo semakin hari semakin menegang.
Tidak ada yang tahu bahwa dunia ular dalam bahaya. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia ular ada di tangan Raja UIar Austin. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan dunia ular adalah dengan membiarkannya meneruskan garis keturunannya. Ini adalah rahasia yang luar biasa. Tapi dia tidak bisa memberi tahu siapa pun. Dia tidak bisa membiarkan orang-orang di dunia ular bertindak sembarangan..
Alis dan mata tertutup rapat. Austin, kau benar-benar membuatku khawatir masih bertindak sangat ceroboh, dan tidak tahu kebenaran di balik itu.
Setelah pria itu meninggalkan Paviliun Malige, api di tubuhnya semakin lama menjadi lebih kuat dan lebih kuat. Perasaan ini membuatnya marah. Bahkan jika dia menggunakan kekuatannya untuk menekan keinginan untuk api, itu masih membuatnya sangat tak tertahankan. Dapat dilihat bahwa sifat obat ini sangat luar biasa. Bunda Mo tahu bahwa dia akan menentangnya, sehingga dia memberikan dosis yang tinggi kepadanya.
Di telinganya tergiang kata-kata Bunda Mo, jika ada seorang wanita cantik yang menunggunya.
Dia benar-benar menemui wanita itu dan mengeluarkan semua amarahnya, tapi dia sekarang ingin melakukan sesuatu terlebih dahulu, pria itu mengeluarkan ekspresi yang suram, matanya kemerahan, di mala mini, dia seperti seseorang yang haus darah, dan dengan cepat menuju taman di arah timur.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinCantik Terlihat Jelek
SherinTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Greget Husband
Dio ZhengLove In Sunset
ElinaAdore You
ElinaBaby, You are so cute
Callie WangThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya