The Serpent King Affection - Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar

Dan juga aku tidak bisa menerima Austin Ye menyatakan cinta padaku didepan umum, makanya aku kabur sendirian, mengikuti jalan saat datang tadi, kembali pada istana yang kutinggali.

Kalau bukan karena aku dengan serius mengingat jalan saat datang, takutnya sekarang aku akan tersesat, sebenarnya seberapa besar istana ular ini, ini adalah hal yang tidak bisa kubayangkan.

Kembali ke kamar, menutup pintu, sungguh ingin menyendiri, dan menenangkan sebentar suasana hatiku.

Anehnya, bahkan merasa sedikit ingin menangis, tidak tahu apakah karena perkataannya yang tulus itu telah membuatku tersentuh, ataupun perkataan itu telah menusuk bekas lukaku, pokoknya saat ini, berbagai perasaan telah muncul.

"Nona."

"Nona Isabelle."

Tepat saat aku sedang duduk di ranjang merenungkannya, penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil mengetuk pintu dari luar.

Nona Isabella pergi begitu cepat, kedua ular terus mengikutinya sampai sini, Ular Putih Kecil telah bernafas terengah-engah, melihat pintunya tertutup rapat, dia merasa sedikit khawatir dan mencoba mengetuk pintu.

"Oh, aku tidak apa-apa, hanya ingin sendirian saja, kalian tidak perlu merisaukanku."

Aku sengaja menggunakan nada bicara yang tenang berkata terhadap sepasang pria dan wanita yang berada di luar, juga tidak ingin membuat mereka melihat penampilanku yang sedikit sedih.

Orang di luar telah diam, kalau nona Isabelle ingin menyendiri, mereka tidak akan berani untuk mengganggu.

"Kalau begitu nona menyendirilah dengan tenang, Susan akan berada di luar menunggu nona."

Ular putih dengan pengertian mengatakan, aku menjawabnya sejenak, pikiranku saat ini sangat kacau.

Di luar pintu, Ular Putih Kecil berdiri di tempat awal, sedangkan penjaga Andrew Bai malah mondar mandir tanpa henti, dia masih memiliki suatu hal yang sangat penting untuk diatasi, kalau terlambat, nanti akan mendapatkan hukuman dari Raja UIar.

"Susan, aku masih ada suatu hal yang harus kutangani, kamu jaga nona Isabelle dengan baik sejenak.

Penjaga Andrew Bai mengatakan.

"Baik, pergilah tangani urursanmu dulu, Susan akan menjaga nona Isabelle dengan baik."

Ular putih mengedipkan matanya yang berkaca-kaca memandang penjaga Andrew Bai sambil mengatakannya.

Penjaga Andrew Bai menganggukkan kepala, jika ada gadis yang berhati baik seperti Ular Putih Kecil untuk menjaga nona Isabelle, dia merasa lebih tenang, meninggalkan halaman, pergi mengurus hal yang belum sempat dikerjakan.

Penjaga Andrew Bai baru pergi, langsung datang beberapa penjaga juga pelayan yang sedang memindahkan meja dan bangku melewati halaman.

"Hei, cepat kemari untuk membantu."

Seorang penjaga berteriak terhadap Ular Putih Kecil.

Ular putih memandang penjaga yang tidak berada jauh itu, terkejut, apakah dia sedang berbicara dengannya?

"Iya kamu, cepat kemari untuk membantu."

Penjaga berkata lagi sambil menujuk ke arahnya, mereka sedang kekurangan orang dalam memindahkan barang, kebetulan terlihat seorang pelayan yang sedang ada luang, penjaga itu malah mengira dia sedang bermalas-malasan, makanya memanggilnya untuk membantu memindahkan barang, kalau penjaga itu tahu orang yang Ular Putih Kecil layani adalah wanita yang disukai oleh Raja UIar, penjaga itu juga tidak akan berani memerintahkannya dengan sesuka hati.

Ini, Ular Putih Kecil menggelengkan kepala, merasa serba salah, bukan dirinya yang tidak ingin membantu, kalau aku telah pergi dan tidak ada orang yang melayani nona, ini sungguh tidak boleh.

"Hei, aku memanggilmu, kamu pura-pura tuli ya, cepatlah kemari untuk membantu."

Penjaga melihat Ular Putih Kecil masih melamun di tempat awal entah sedang memikirkan apa, makanya merasa sedikit marah dan mendesaknya, lagipula dia adalah penjaga tingkat enam, memiliki hak untuk memerintahkan para pelayan ini.

"Nona, Susan pergi membantu mereka memindahkan barang sebentar, dan akan segera kembali secepatnya."

Ular putih benar-benar merasa teriakan penjaga yang terus menerus itu sangat menyebalkan, sebenarnya penjaga itulah yang tidak mengerti situasinya, kalau tidak pergi membantu, mungkin saja penjaga akan cerewet tiada henti, setelah merenungkannya sejenak, Ular Putih Kecil langsung berkata diluar pintu sejenak.

"Hmm."

Aku menjawabnya, tapi sebenarnya tidak mendengarnya dengan jelas apa yang dikatakan Ular Putih Kecil, hanya menjawabnya dengan sembarangan saja.

Setelah mendengar jawaban dari wanita di dalam, baru Ular Putih Kecil pergi dengan buru-buru, membantu memindahkan bangku dan pergi bersama mereka, meja dan bangku yang terbuat dari kayu berusia ribuan tahun, saat diangkat sungguh terasa berat, penjaga itu berkata, harus memindahkan semua meja dan bangku baru ini untuk disusun di istana, Ular Putih Kecil sampai kelelahan setengah mati, semenjak memasuki istana ular, baru pertama kalinya dia melakukan pekerjaan kasar seperti ini.

Setelah merenungkannya dalam waktu yang cukup lama di kamar, tetap tidak bisa mendapatkan apapun, sungguh menyebalkan, aku bangun dari ranjang, membuka pintu, berencana untuk menyuruh penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil menemaniku jalan-jalan di istana, di luar pintu tidak ada siapapun, penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil telah menghilang.

Mengingat kembali apa yang tadi Ular Putih Kecil katakan sesuatu padaku, aku memukul kepala, tapi telah lupa.

Sepertinya penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil memiliki urusan yang ingin dikerjakan, aku mencoba menebaknya, kembali ke samping meja dan mengambil sebilah pisau pemotong buah yang berada di atas meja dan menyembunyikannya di dalam lengan baju, lalu keluar dari kamar, berencana untuk keluar jalan-jalan menenangkan suasana hati.

Setelah menghadapi dua masalah, sadar bahwa istana ular ini cukup berbahaya, harus belajar untuk bisa melindungi diri sendiri, makanya aku sengaja membawa sebilah pedang untuk melindungi diri.

Walaupun telah membawa pisau, tapi dengan tidak ditemani oleh penjaga Andrew Bai juga Ular Putih Kecil, aku tetap tidak berani pergi terlalu jauh sendirian, awalnya berencana setelah berjalan sebentar akan langsung kembali, hanya saja semakin lamu aku berjalan, semakin jauh aku pergi.

Aku telah tiba di sebuah taman, di dalam sangat tenang, tidak terlihat penjaga atau pelayan seorang pun, taman telah penuh dengan bunga, kelopak bunga saling berguguran, kupu-kupu saling berterbangan, merupakan sebuah pemandangan yang memukau, suasana hati pun menjadi membaik akan hal ini, tapi sama sekali tidak menyadari hal mengerikan dari balik bunga, dan bahaya sedang mendekatiku.

Dari semak-semak, seekor ular kuning loreng sedang membukakan matanya perlahan-lahan, dua sinar cahaya terpancar dari sepasang matanya, tubuh ular dengan perlahan bergerak, tubuhnya juga memancarkan cahaya yang berwana merah membara, sama dengan warna cahaya dari mata ular.

Dia adalah seekor wanita ular cantik, tugasnya adalah menunggu Raja UIar disini, bunda Mo telah berpesan, harus melayani Raja UIar dengan baik, wanita ular cantik penuh dengan rasa senang, karena dia tadi telah mencium aroma dari Raja UIar, walaupun aroma itu tidak pekat, tapi tetap saja telah membuat wanita ular cantik ini bereaksi, dia baru saja meminum anggur yang diberikan bunda Mo, merasa tubuhnya semakin lama semakin panas, mengakibatkannya melepaskan seluruh baju, dan berubah menjadi ular untuk menunggu kedatangan Raja UIar.

Ular kuning loreng yang besar mendesis, mulai bergerak mengikuti arah dimana aroma itu berasal, tempat yang dilalui oleh ular besar, penuh dengan bunga, sekuntum demi sekuntum bunga mulai berguguran di tanah, dan hanya meninggalkan sebuah jejak, juga beberapa kelopak bunga yang tergilas hancur.

Orang yang berada di taman berjalan dan terus berjalan, matanya telah terpikat sepenuhnya akan pemandangan di bawah sinar matahari yang cerah, alangkah bagusnya jika membawa kamera ataupun ponsel kesini, pemandangan menawan seperti ini pasti hanya ada satu-satunya, dia hanya fokus untuk mengejar kupu-kupu dan menikmati bunga, sama sekali tidak menyadari bahwa ada seekor ular besar yang sedang berjalan ke arahnya, hanya sampai......

Aku tiba-tiba merasa sedikit aneh, taman yang awalnya sunyi, mulai ada suara yang terdengar memasuki telingaku, seakan-akan ada suatu benda yang sedang bergerak mendekatiku, takut salah mendengar, aku menghentikan langkah kaki, meluruskan telinga untuk mendengarnya dengan teliti.

Tidak salah, merupakan suara ranting bunga yang patah, mengangkat pandangan mata melihat ke depan, terlihat ranting bunga di depan mata bergoyang-goyang, selanjutnya, hal mengerikan telah terjadi, sebuah kepala ular kuning loreng besar telah muncul dari semak-semak bunga, ular besar mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, matanya memancarkan cahaya merah yang bagaikan bara api melihatku.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu