The Serpent King Affection - Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi

“Tidak perlu mengurusi mereka, kita makan saja.”

Ucap Austin Ye datar sambil mengambiliku semangkuk sayur.

“Kamu terlihat cukup cantik berdandan seperti ini.”

Lalu dia lagi-lagi berkata seperti itu sambil memandangku, bibirnya memperlihatkan sebuat senyuman yang memikat orang, bagaikan matahari yang bersinar terang, seperti seorang anak lelaki yang dewasa, menurutku dia seharusnya lebih kecil dariku beberapa tahun.

Keringat, wajahku lagi-lagi tiba-tiba memanas, lupakan mengenai pujian itu, tetapi bisa tidak jangan menoleh ke arahku ketika memuji? Dia menangkap aku yang membuang pandanganku dan tidak ada sedikitpun maksud untuk mengembalikan pandanganku.

“Sebenarnya, disini bisa sedikit lebih terbuka lagi.”

Ucapnya sambil menunjuk ke bagian dari diriku yang penuh itu, tawanya berubah nakal.

“Hei, anak kecil tidak boleh asal berbicara.”

Tidak peduli seberapa kaya dan tampan dirinya, singkatnya, aku hanya bisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, dengan begitu aku lebih mudah untuk menerima pikiranku sendiri.

“Anak kecil?“

Dirinya adalah seorang yang berumur ribuan tahun, tidak, adalah seekor ular berumur ribuan tahun, masih dianggap anak kecil oleh seorang wanita yang umurnya belum sampai tiga puluh tahun? Bercanda.

“Kenapa? Kalau dilihat dirimu paling berumur dua satu, dua dua, apa jangan-jangan aku salah?”

Ucapku sambil makan, kemudian menjepit sepotong daging dan memasukkannya ke dalam mulutku, rasanya benar-benar tidak buruk, hanya seorang anak kecil baru bisa bersinar seperti matahari seperti dirinya dan terlihat sangat tampan.

“Kalau aku beritahu kamu tahun ini aku sudah berumur empat ribu tahun, apa kamu percaya?”

Austin Ye tidak makan sama sekali, dia hanya melihatku makan, kemudian berkata seperti itu, mengenai berpenampilan seperti itu sudah menjadi bawaannya dari lahir, berapa banyak wanita yang sudah dipikatnya sampai putus asa, tidak ada yang bisa dia lakukan.

“Pft……”

Ucapan Austin Ye itu membuatku tertawa, dan tidak bisa menahan diri, kemudian menyembur ke arahnya sampai wajahnya dipenuhi dengan butiran nasi.

Melihat wajahnya yang seketika berubah suram, aku tidak berani untuk tertawa lagi, tidak tahu kenapa, aku sangat takut dirinya marah.

“Maaf, maaf, aku akan membantumu membersihkannya.”

Aku dengan cepat menarik secarik kertas tisu dan menjulurkan tanganku untuk membantunya menyeka bersih butiran nasi di atas wajahnya itu.

Pandangan mata dinginnya perlahan berubah lembut, hatiku juga ikut meleleh.

Tiba-tiba dirinya mencengkram tanganku, sentuhan seperti itu membuat jantungku bertedak dengan cepat, wajahku memerah, dengan jarak yang begitu dekat antara aku dan dirinya, maafkan diriku karena tanpa malu sedikitpun menelan air ludahku, berhadapan dengan seorang lelaki yang lebih cantik daripada seorang wanita cantik, siapa yang bisa tenang? Reaksiku ini juga adalah reaksi orang yang normal.

Sudut bibir lelaki cantik itu perlahan naik ke atas, tangan yang mencengkramku itu perlahan bergerak ke ujung jariku, kemudian perlahan menarik kertas tisu di dalam tanganku itu, lalu dengan anggunnya menyeka butiran nasi di atas mukanya itu sampai bersih.

Mengingat kembali reaksiku barusan itu benar-benar memalukan, aku menarik kembali tanganku dan tiba-tiba merasa malu, sama seperti seorang anak kecil yang baru pertama kali jatuh cinta, aku menundukkan kepalaku, tidak berani melihat mata seseorang.

“Sudah kenyang?”

Tanyanya dengan suara yang enak di dengar itu, sudah berapa besar, tetapi masih malu seperti anak kecil saja, namun pria itu justru lumayan menyukai penampilan malu-malunya yang seperti itu.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan keras, baru makan sedikit seperti ini, bagaimana mungkin kenyang? Porsi makanku besar tahu, dan lagi sedikit yang baru aku makan tadi sudah tersembur ke atas wajahnya semua.

Satu meja penuh dengan hidangan lezat itu akan benar-benar sayang kalau tidak dimakan, tanpa mempedulikan apapun yang terjadi, aku mengangkat mangkuk dan sumpitku kemudian mulai makan dengan lahap, tidak lama kemudian, sebagian besar hidangan di atas meja itu sudah sebagian besar aku habiskan, semua gambaran yang aku miliki sebagai wanita cantik, sudah habis tidak bersisa disini.

“Ugrh……” Sendawaku setelah makan.

Aku menyeka minyak yang membekas di mulutku, ini adalah makanan terbaik yang pernah aku santap seumur hidupku, kehidupan orang yang memiliki uang memang tidak sama, makan makanan yang enak, tinggal di kediaman yang megah, aku diam-diam mengela napas di dalam hatiku, perutku kenyang sampai melendung seperti balon.

“Sudah kenyang?“

Aku yang terlalu gembira makan tadi, benar-benar melupakan kehadiran sosok di sebelahku itu, penampilanku yang seperti renkarnasi dari hantu yang mati kelaparan itu sudah terbongkar semua dihadapan lelaki cantik itu.

“Kenyang sekali.”

Ucapku sambil mengelus-elus perutku yang bulat itu dengan tidak enak, benar-benar memalukan.

“Itu, kamu kenapa tidak makan?”

Ucapku sambil menunjuk sayur di atas meja sisaku makan tadi, apa dia bisa kenyang hanya dengan melihatku makan?

“Aku tidak lapar.”

Ucap Austin Ye sambil menopang dagunya dengan satu tangan, kenyang hanya dengan melihat orang disampingnya itu makan.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu