The Serpent King Affection - Bab 106 Tujuan Tertentu
“Jennie, Ayo persilahkan tamu kita duduk.”
Wali Kota yang tua itu melihat kami, dengan memperlihatnya senyumannya yang terlihat jelek itu kepada wanita cantik itu dan sambil berkata.
“Iya, Ayah.”
Wanita yang bernama Jennie Qing itu sambi berkata, dengan langkahnya yang pelan ia berjalan ke arah kami, dan saat sampai di samping Suamiku, ia sengaja mengangkat kepalanya dan melihat ke Suamiku, sepertinya ia sengaja.
“Tuan, silahkan.”
Jennie Qing membantu Suamiku menarik kursi, dan menatap Suamiku dengan penuh perasaan, semakin lihat semakin membuat aku merasa tidak enak, wanita ini anggap aku ini udara kah, walaupun Suamiku pernah bilang kalau dalam hatinya hanya ada aku saja, tapi melihat wanita di depan ini sengaja mengodanya, membuat aku tidak bisa menahan emosi.
Untung Suamiku sama sekali tidak menatapnya, ia hanya menarik tangan ku dan duduk, ini membuat emosi ku langsung reda, tapi sepertinya Jennie Qing ini sengaja, ia sama sekali tidak peduli dengan wajahku yang sudah terlihat tidak senang.
“Tuan silahkan minum teh.”
DengannNada yang lemah lembut, Jennie Qing sambil menyerahkan cangkir teh tersebut kepada suami.
“Kami kesini bukan untuk meminum teh, Wali Kota jangan-jangan sudah lupa ucapannya semalam, setelah mendapatkan obat penawar, kami masih harus melanjutkan perjalanan kami.”
Suamiku Raja Ular terlihat sangat dingin saat mengucapkan kalimat tersebut, dan ia tidak mengambil teh yang diserahkan oleh Jennie Qing.
Memang, ia bukan orang yang tidak setia, di dalam hatinya hanya ada aku seorang, ia sangat setia.
“Tuan ini sepertinya sangat terburu-buru, hal terkait obat penawar itu, aku meingatnya dengan jelas, sekarang juga Aku menyuruh Jennie membawa Tuan ke kamar obat untuk mengambil obat penawar tersebut.”
Sambil tersenyum, wajah Wali Kota yang tua itu terlihat sangat palsu, teringat adegan semalam, sebagai seorang Wali Kota malah tidak peduli dengan penduduknya yang terus menghilang tanpa sebab yang jelas, dan malah bersenang ria dengan sekian banyak wanita diatas ranjang, orang seperti ini, membuat aku merasa ia adalah orang yang buruk.
“Tuan, Silahkan.”
Suara Jennie Qing yang lembut itu, tidak peduli wanita atau pria, pasti akan terpikat oleh suaranya.
“Suamiku.”
Aku tentu tidak tenang kalau Suamiku pergi bersama Jennie Qing ini, bukan tidak tenang terhadap Suamiku, tapi wanita ini terlihat sangat cantik, namun semakin cantik semakin menyeramkan, aku tidak tenang dengan keberadaan wanita ini di sisi Suamiku.
“Orang biasa tidak dapat memasuki kamar obat, aturan ini tidak boleh dilanggar, aku hanya bisa mengijinkan Tuan ini mengikuti putriku Jennie ke dalam kamar obat tersebut, atau Nona merasa keberatan dengan aturan ini.”
Kata Wali Kota yang tua.
“Kamu………..”
Aku memang sangat keberatan, aku merasa sepasang Ayah dan anak ini terus menyebut Suamiku dengan “Tuan”, pasti ada yang tidak beres dengan semua ini.
“Isabelle.”
Suamiku menarik tanganku, dan menatap aku dengan penuh perasaan.
“Jangan khawatir, aku tidak akan kenapa-kenapa, setelah mendapatkan obat aku akan segera kembali.”
Dengan nada yang sangat lembut ia berkata pada ku, sambil mengelurs wajah aku dengan lembut, sangat menyanyangi aku.
Dibawah rasa sayang ini, aku menganggukkan kepala, aku tahu ia hanya ingin cepat-cepat mendapatkan obat penawar dan menyelamatkan aku dan Susan, dan aku pun mendengarkan perkataannya.
“Tuan, silahkan.”
Jennie Qing mempersilahkan Suamiku, dan tatapannya terus melihat ke Suamiku.
“Penjaga Andrew Bai, Susan.”
Suaranya yang datar, dan menunjukkan maksudnya dengan tatapannya, Penjaga Andrew Baik dan Ular Kecil Putih langsung paham terhadap maksud Raja Ular.
“Baik, Raja Ular.”
Mereka berdua dengan patuh menjawab, mereka akan menjaga Nona dengan baik.
Setelah Suamiku Raja Ular mengikuti Jennie Qing meninggalkan tempat, kami bertiga hanya terduduk diam dan menunggu ia kembali, hatiku pun merasa tidak begitu tenang.
Lagi pula, Jennie Qing dan Suamiku Raja Ular pergi bersama, ini pas dengan tujuan si Jennie Qing.
“Kamar obat dimana?”
Pria bertanya dengan datar, dia membawa perasaan apapun.
“Ada disana.”
Tangan Jennie Qing sedang menunjuk kamar yang ada dijauh sana, namun tatapannya terus melihat ke pria yang ada disampingnya.
“Tuan, jangan buru-buru, tunggu Jennie, Tuan berjalan dengan sangat cepat, Jennie saja tidak sanggup mengikuti langkah Tuan.”
Dengan suara yang lemah lembut itu, ia tadi berharap dengan jalan lebih lambat, waktu bersama pria tampan akan semakin lama, tidak di sangka ia berjalan dengan sangat cepat, ia sama sekali tidak sanggup mengejarnya.
Raja Ular Austin sama sekali tidak akan peduli kepada Jennie Qing, ia hanya ingin cepat-cepat mendapatkan obat penawar dan kembali ke sisi orang yang dicintainya.
Sampai disebuah kamar yang penuh dengan bau obat, cahaya disini sangat redup, banyak orang sedang mengelilingi sebuah kompor besar sedang membuat obat.
“Nona.”
Melihat orang yang kemari adalah Putri dari Wali Kota, kedua pengawal kompor tersebut pun mengeluarkan dua buah obat kepadanya, Wali Kota sudah menyampaikan kami, kami menyikuti perintahnya.
Jennie Qing paham dengan maksud mereka dan mengambil obat tersebut, kemudian ia menatap ke kedua pengawal tersebut, mereka pun keluar dari sana.
“Tuan, ini adalah obat penawar yang kamu inginkan, ini.”
Jennie Qing memberikan obat penawar tersebut kepada Raja Ular Austin Ye, matanya yang cantik it uterus menatap pria tampan tanpa berkedip.
Raja Ular mengambil obat tersebut, dan dengan langkah yang besar ia meninggalkan kamar obat tersebut.
“Tuan, mohon tunggu aku.”
Melihat pria meninggalkan kamar tersebut, Jennie Qing pun mengikutinya.
“Sudah jelas tahu kalau air tersebut ada racun kalajengking, kenapa tidak menghentikan penduduk untuk minum air tersebut, dan sering mendengar bahwa ada penduduk yang tiba-tiba hilang, kenapa bisa tidak peduli dengan penduduk sendiri.”
Pria tampan menghentikan langkahnya, tidak menolehkan kepalanya sama sekali, hanya dengan dingin ia berkata terhadap wanita yang dibelakangnya, kemudian langsung pergi.
“Tuan…..”
Jennie Qing melihat pria yang melangkah jauh, terlihat sangat jujur dan tegas, memang adalah tipe pria yang ia sukai.
“Suamiku.”
Melihat Suamiku kembali dengan membawa obat penawar, aku berdiri dan menyambutnya.
“Isabelle.”
Suamiku Raja Ular memberikan satu obat penawar kepada aku, satu lagi ai berikan kepada Ular Kecil Putih.
“Ayo kita pergi.”
Tunggu aku dan Ular Kecil Putih habis memakan obat penawar tersebut, kamu langsung ingin pergi.
“Obat penawar ini hanya bisa mempertahankan nyawa kalian selama 10 hari, hanya bisa mengontrol racun tersebut, tidak dapat menyembuhkannya, obat penawar yang sebenarnya masih dalam proses pembuatan, aku rasa kalian masih harus tinggal disini untuk beberapa hari.”
Ucapan Wali Kota yang tua itu membuat kami yang tadinya sudah ingin meninggalkan tempat ini jadi tidak bisa pergi dari sini, kalau begitu, berarti jika obat penawar yang sebenarnya kalau tidak jadi maka kami tidak akan bisa meninggalkan tempat ini.
Kata Ayahku benar, lebih baik Tuan tinggal beberapa hari lagi disini, Tuan juga tidak ingin Nona ini bermasalah bukan.”
Saat ini, Jennie Qing pun ikut berkata, hanya dengan membuat mereka tinggal disini, ia baru aka nada kesempatan untuk mendekati pria tampan, ini adalah hal yang paling ia harapkan.
“Suamiku, apa yang harus kita lakukan.”
Mendengar mereka berkata demikian, hatiku pun langsung merasa kecewa.
“Tidak apa-apa, tidak perlu khawatir.”
Suamiku menyadari kekhawatiran aku, kemudian ia dengan pelan memeluk bahuku dan menghibur aku.
Tidak ada cara lain lagi, akhirnya kami hanya bisa tinggal disini, dan hal ini membuat Jennie Qing mendapatkan kesempatan yang besar, membuat kamu tinggal disini lagi juga merupakan rencana dari Ayah dan anak itu.
“Suamiku, aku selalu merasa Wali Kota dan Putrinya menyuruh kita tinggal disini pasti memiliki tujuan lain.”
Aku mengatakan apa isi hati ku kepada Suamiku Raja Ular di dalam kamar.
“Aku curiga, kalau kejadian penduduk yang hilang juga ada kaitannya dengan mereka, aku malah ingin lihat Ayah dan anak ini ingin membuat apa lagi, aku tidak akan membiarkan mereka berhasil, Isabelle tidak perlu khawatir.”
Suamiku berkata terhadap aku.
“Ada hubungannya dengan penduduk yang hilang?”
Dengan sulit percaya aku berkata, jika Suamiku tidak mengatakannya, aku malah tidak berpikir ke arah sana.
“Iya, coba kamu pikir, kalau Wali Kota ini sebenarnya bisa membuat obat penawar, lalu kenapa tidak memberikannya kepada para penduduk yang ada di sini, dan ia hanya memberikan obat untuk mengontrol racun kalajengking mereka, dan juga, terdapat racun kalajengking dalam air tersebut, aku merasa, semua ini adalah bagian dari rencana untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh Wali Kota.”
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiStep by Step
LeksAsisten Bos Cantik
Boris DreyBehind The Lie
Fiona LeeMarriage Journey
Hyon SongThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya