The Serpent King Affection - Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
"Nona, apakah kamu terluka?"
Cantik memanglah cantik, namun, Ular Putih Kecil Kecil merasa khawatir saat mendengar ia mengganti seluruh kulit tubuhnya, ia takut Isabelle Yao terluka.
Ular Putih Kecil mengecek tubuhnya secara keseluruhan, jangan bicarakan luka terlebih dahulu, ia bahkan tidak dapat menemukan bekasnya, nona terlihat sempurna seperti seorang malaikat, ia benar-benar tidak memiliki sedikitpun luka.
Keahlian pengoperasian ini bukanlah sesuatu yang dapat dimengerti oleh Ular Putih Kecil.
Ia hanya dapat berkata bahwa ini sangatlah unik.
Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum, aku tidak terluka sedikitpun, aku takut Ular Putih Kecil mengkhawatirkannya.
"Ular Putih Kecil, sudahlah, Raja ingin segera menikah."
Lelaki yang terus duduk di tempatnya dan meminum teh itu berkata, ucapannya itu mengejutkan semua orang yang berada disitu.
Tentu saja, terkecuali diriku.
"Selamat, Raja Ular, selama, Nona Isabelle Yao."
Setelah tercenang, Penjaga Andrew Bai kembali fokus.
"Non, Nona."
Jika ia baru saja mengatakan bahwa ekspresi Ular Putih Kecil terlalu berlebihan, bagaimana mungkin ia bisa membandingkannya dengan ekspresinya yang mendengar bahwa nona akan menikah dengan Raja Ular ini.
Walaupun Raja Ular memang menyukai nona adalah hal yang benar, namun, ini semua berkembang terlalu cepat, hal ini membuat Ular Putih Kecil sulit menerima kebahagiaan besar Nona ini.
Melihat wajah wanita yang terkejut itu, aku menganggukkan kepalaku, memang tidaklah salah, aku akan segera menikah dengan Raja Ular.
"Benar-benar sangatlah baik, Nona."
Anak perempuan itu memelukku erat tanpa menghiraukan Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai yang juga sedang berada disana, ia bahkan lebih bersemangat daripada diriku yang hendak menikah ini.
Aku tahu Ular Putih Kecil juga berharap bahwa aku akan bersama dengan Raja Ular, berharap aku bisa bahagia, hatinya benar-benar merasa sangat hangat, sama halnya, ia juga berharap bahwa Ular Putih Kecil dapat menemukan kebahagiannya.
"Segera atur."
Ular Putih Kecil itu hormat, lalu membawa sekelompok penjaga untuk mengundurkan diri.
Setelah ia menempatkan Penjaga Andrew Bai, lelaki itu meletakkan gelasnya, ia berdiri dari tempat raja, dan duduk di sebelahku.
"Isabelle Yao, raja ingin keluar, aku akan segera pulang, Susan akan menemanimu."
Lelaki itu berkata dengan nada hangat, ia berada sangat dekat denganku saat mengatakannya, wanginya benar-benar sangat memikat.
"Apakah kamu ingin pergi ke paviliun Malige?"
Aku bertanya kepadanya, hatiku merasa sedikit khawatir, aku merasa bahwa Bunda Mo tidak akan mungkin menyetujui pernikahan kami.
"Kamu tidak perlu khawatir, raja sudah memutuskan untuk tetap menikah denganmu, tanpa menghiraukan siapapun yang tidak menyetujuinya."
Ia bersikeras mengatakannya, pandangannya benar-benar sangat tegas.
Tidak peduli bagaimanapun Bunda Mo menolaknya, ia pasti tetap akan menikahi wanita ini.
"Kalau begitu, kamu sebaiknya bicarakan dengan baik."
Hal yang kini kukhawatirkan bukanlah Bunda Mo yang tidak setuju, aku hanya takut keluarga kalian akan bertengkar karena diriku, ini bukanlah akhir yang kuinginkan.
Ia mengelus kepalaku secara perlahan, pandangannya yang penuh dengan kasih sayang itu melemahkan setiap orang, sikapnya itu seperti membuatku merasa tenang, namun, ia tidak mengatakannya.
Setelah ia pergi, hanya tersisa diriku dan Susan di ruang utama kerajaan.
"Nona, apakah benar Bunda Mo sudah pernah mengembalikan Nona diantara orang-orang?"
Ular Putih Kecil memiliki banyak pertanyaan dalam hatinya, hanya saja, ia tidak berani menanyakannya kepada Isabelle Yao saat Raja Ular juga berada bersamanya, ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya pada saat ini.
"Tidak, Bunda Mo menyuruh keuda orang tersebut mengantarku kembali, ucapannya memang seperti itu, namun, mereka membuangku di tengah jalan, aku hampir saja dijuluki sebagai wanita murahan, lalu aku juga hampir saja menjadi makanan seorang siluman wanita."
Aku benar-benar merasakan sebuah penyesalan saat aku mengatakan hal ini kepada Ular Putih Kecil, jika bukan karena dirinya yang menyelamatkanku di tengah malam, aku pasti sudah menjadi salah satu rangka tulang putih di hutan bambu.
"Ah? Berbahaya sekali, Susan sangat khawatir saat nona dibawa pergi oleh kakek ular, untung saja apa yang dikatakan Penjaga Andrew Bai itu benar, nona memiliki takdir yang baik, tidak akan bertemu dengan masalah, Nona kemudian juga kembali dengan aman, aku benar-benar harus berterima kasih dengan Tuhan."
Ia mengepalkan kedua tangannya, ia juga terkejut oleh ucapanku itu.
Penjaga Andrew Bai, Ular Putih Kecil, aku selalu merasa kedua orang ini, bukan, kedua ular ini, diantara kedua ular ini pasti akan terjadi sesuatu, aku lalu bertanya kepada Ular Putih Kecil,"Susan, bagaimanakan Penjaga Andrew Bai menurutmu?"
"Ah? Penjaga Andrew Bai, dia, dia sangatlah baik."
Ular Putih Kecil tidak menyangka bahwa ia akan bertanya mengenai hal itu kepadanya, ia merasa sedikit canggung, wajahnya langsung memerah, ia merasa ucapannya ini memiliki sebuah arti.
"Kalau begitu, apakah Susan menyukainya?"
Aku langsung menayakannya, aku akan segera menikah, aku ingin kedua ular ini juga berakhir bersama.
"Ini......"
Wajah Ular Putih Kecil semakin memerah, ia kini terlihat seperti sebuah apel merah, ia tidak pernah berani memikirkan hal cinta, terlebih lagi menjawab pertanyaan nona.
"Susan akan pergi mengambil sedikit makanan untuk Nona."
Topik yang membuat wajah Ular Putih Kecil memerah ini benar-benar membuatnya tidak bisa menjawabnya, ia hanya bisa mengubah topiknya, ia langsung berlari mengambil makanan dengan wajahnya yang memerah itu.
Aku tersenyum melihat anak perempuan yang malu itu.
Terlebih lagi, setelah Austin Ye pergi meninggalkan kerajaan, ia pasti jarang sekali datang melihat ibunya.
Wanita itu berkata sambil meminum teh hangat, matanya dipenuhi dengan pandangan lelaki yang sedang berdiri di depan matanya.
"Austin akan datang hari ini, ini adalah berita bahagia yang harus disampaikan kepada Bunda Mo, raja juga akan segera menikah dengan Isabelle Yao, ia adalah wnaita yang disukai Austin, Austin tidak memperbolehkan siapapun untuk menyakitinya lagi.
Saat ia mendengar nama Isablle Yao, alis mata wanita itu mengerut, matanya terlintas sebuah cahaya, ia meminum teh seteguk demi seteguk, wajahnya lalu kembali dalam waktu yang singkat.
Ini bukanlah bertujuan untuk datang meohatnya, ini jelas ia ingin datang untuk melaporkan wanita Isabelle Yao itu.
"Mengapa Austin bisa menyukai seorang manusia, ia bahkan tidak lagi menatap ibunya setelah meiih wanita itu, keputusan Austin ini benar-benar membuat ibu tidak senang."
Wanita itu mengatakannya dengan nada yang datar, Bunda Mo sudah menghabiskan banyak perasaannya untuk mengurusi masalah pemilihan istri, ia bahkan sangat sulit membuatnya dekat dengan wanita lain, hari ini ia sudah memilih seorang istri, hal yang menarik adalah ia memilih seseorang yang berkedudukan rendah, apapun yang ia pikirkan, ia tidak akan memperbolehkannya.
"Austin memilih cintanya, namun Bunda Mo merasa tidak senang, ini hanyalah sebuah keputusan, Bunda Mo tidak perlu merasa tidak senang, jika tidak ada permasalahan lain, Austin akan mengundurkan diri terlebih dahulu."
Lelaki itu sudah menyampaikan hal yang seharusnya ia sampaikan, ia lalu meninggalkan kerajaan.
Ia menghela nafasnya perlahan, lalu menyapu pandangannya kepada kedua bibi yang berdiri di kiri dan kanan, kedua tubuh itu bergemetar, wajahnya langsung memucat, ia lalu terjatuh ke atas lantai.
"Bunda Mo, mohon selamatkan kami, Bunda Mo, mohon selamatkan kami."
Kedua bibi itu tidak mengerti mengapa ia tidak dijadikan sebagai makanan para siluman, mengapa ia bisa kembali ke sisi Raja Ular, ini semua tidak mungkin, ia bahkan sudah merasa sangat senang dengan mutiara ularnya yang sudah menakutinya sejak awal.
"Sampah, kalian bahkan tidak bisa menyelesaikan permasalahan kecil."
Wanita itu berkata dengan nada dingin, tubuh kedua bibi itu kemudian semakin bergemetar.
"Bunda Mo, mohon selamatkan kami......"
Kedua bibi itu terus memohon agar nyawanya diselamatkan, wanita itu benar-benar tidak menghiraukannya dan langsung meninggalkan tempat duduknya, lalu berjalan masuk ke ruangan yang berada di dalam.
Dipuji jika benar, dihukum jika salah, ini adalah sebuah fakta yang sangat mudah dimengerti, kita hanya perlu melihat apakah hal yang dilakukannya itu benar atau salah.
"Keluarlah."
Setelah Bunda Mo pergi, permasalahan kecil seperti ini kemudian akan diselesaikan oleh kakek ular.
"Bunda Mo mohon selamatkan kami, selamatkan......"
Kedua bibi itu terus memanggil nama Bunda Mo, mereka terus berharap bahwa ia akan menyisakan satu kesempatan untuk membiarkan mereka hidup, namun, kesempatan terakhir yang ia harapkan itu kemudian lenyap.
Jika waktu dapat berputar kembali, kedua bibi itu tidak akan pernah memilih untuk membawa wanita itu ke dunia siluman, ia pasti akan menghancurkannya dengan tangannya sendiri.
Namun, sayangnya tidak ada jika, waktu tidak akan berputar kembali, hanya saja, hal ini tidak ada untungnya untuk mereka.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Yang Dalam
Kim YongyiDark Love
Angel VeronicaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHanya Kamu Hidupku
RenataBeautiful Lady
ElsaThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya