The Serpent King Affection - Bab 35 Selamat
Setelah membereskan kedua pembantu itu, pandangan Penjaga Bai tertuju pada Ular Putih Kecil yang terbaring di tepi danau, kedua pembantu yang sudah dilenyapkannya begitu licik dan jahat, Ular Putih Kecil juga sudah disiksa habis-habisan oleh mereka.
"Apa kau tidak apa-apa?"
Penjaga Bai menopang Ular Putih Kecil, lalu ia pun merasakan tubuh Ular Putih Kecil sudah kehilangan mutiara ularnya, dan wajah Penjaga Bai pun berubah serius.
"Apa mutiara ular dalam tubuhmu diambil oleh kedua pembantu itu?"
Tanyanya pada Ular Putih Kecil, kalau memang benar begitu, semua sudah terlambat, kedua pembantu itu sudah mati di tangannya, tanpa menyisakan apapun, mutiara ular milik Ular Putih Kecil juga sudah berubah menjadi abu seperti mereka, Ular Putih Kecil hanya bisa menunggu kematiannya saja.
"Bukan, mutiara ular yang ada dalam tubuh Ular Putih Kecil sudah Ular Putih Kecil, berikan, pada, Nona."
Jawab Ular Putih Kecil dengan suaranya yang lemah.
Penjaga Bai mengerutkan keningnya, ia menyadari ternyata Ular Putih Kecil ini bersedia memberikan mutiara ularnya demi menolong seorang manusia, ada sebuah perasaan aneh yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata dalam hatinya, ia sudah mengabdi pada Raja Ular ribuan tahun, wanita seperti apapun pernah ia temui, tapi ini baru pertama kalinya ia menemui wanita seperti Ular Putih Kecil yang rela menolong orang lain tanpa mempedulikan keselamatan jiwanya.
"Kau bisa mati tahu."
Katanya sambil menatap Ular Putih Kecil, wanita ini merelakan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain, apa dia tidak takut mati.
Ular Putih Kecil tidak menjawab, ia tak punya energi untuk berkata apa-apa, semua ini kemauannya sendiri, ia juga tidak tahu kenapa ia bisa melakukan itu, tapi ia sendiri juga tidak menyesal.
Penjaga Bai pun segera berusaha menyelamatkan nyawa Ular Putih Kecil dengan ilmu sihirnya, dia tak tahu kenapa dia harus menolongnya, mungkin karena Ular Putih Kecil berbeda dengan ular-ular lainnya, atau mungkin juga karena Ular Putih Kecil sudah menolong wanita yang disukai oleh Raja Ular, atau mungkin juga karena keduanya.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan dirinya sendiri tanpa mengetahui kenapa dirinya harus melakukan hal itu, seperti Penjaga Bai yang dingin dan tak punya hati pun juga tak tahu mengapa ia ingin menolong Ular Putih Kecil, begitu pula dengan Ular Putih Kecil yang berusaha menolong manusia itu juga.
Di atas ranjang besar dalam istana yang sangat mewah.
Aku merasa masih berada di dalam air, air-air itu tak henti-hentinya masuk ke dalam tubuhku, aku ingin berteriak, aku ingin meminta pertolongan, tapi aku sama sekali tidak bisa bergerak, tidak bisa mengeluarkan suara, juga tidak bisa bernafas.
"Wah", kedua tanganku yang mengepal pun terlepas, air pun terciprat keluar dari dalam mulutku, aku mulai menghirup oksigen dengan cepat, akhirnya aku bisa bernafas lagi, lega sekali.
"Kau sudah sadar."
Terdengar suara pria yang sangat enak didengar, aku membuka mataku, melihat sesosok wajah yang sangat tampan, dia mengambil tisu, lalu mengusap-usap semua air yang kucipratkan tadi.
"Dua pembantu itu mau membunuhku!"
Teriakku sambil menggenggam kedua tangan pria itu, dalam otakku masih tergambar kejadian saat dua pembantu itu mau membunuhku.
"Tidak usah takut, ada aku di sini, tidak ada yang bisa melukaimu."
Kata pria itu sambil memegangi tanganku, ia tak akan membiarkan seorangpun melukainya lagi, melihat dirinya yang hampir mati tenggelam itu, sang pria merasa hatinya sangat sakit, ia tak ingin merasakan perasaan itu lagi, perasaan yang sakit dan takut kehilangan sesuatu, oleh karena itu ia memutuskan untuk selalu menjaganya dengan baik.
Mendengar perkataannya, aku pun segera mengalihkan pandanganku darinya dan melihat sekelilingku, lalu melihatnya lagi, aku pun menyadari kalau diriku sudah tak ada dalam air lagi, aku sedang berada di dalam kamar istana yang mewah, di sampingku ada pria tampan ini, aku sudah selamat, hatiku yang ketakutan pun sudah mulai tenang perlahan-lahan.
"Mana dua pembantu itu? Ular Putih Kecil juga bagaimana?"
Aku hanya ingat aku kehilangan nafasku di dalam air, namun kejadian setelah itu aku tak ingat lagi.
"Yang penting kau tidak apa-apa."
Katanya sambil menatapku dengan nada lembutnya.
Dia sama sekali tidak peduli bagaimana keadaan orang lain, yang ia pedulikan hanya dirinya seorang.
"Cepat kau tolong Ular Putih Kecil, dia bisa dibunuh oleh dua pembantu itu."
Kataku panik, aku sangat khawatir dengan keselamatan Ular Putih Kecil, aku sama sekali tidak tahu kalau Ular Putih Kecil sudah diselamatkan oleh Penjaga Bai.
"Jangan bergerak, kau harus istirahat, tak usah memikirkan hal-hal lainnya."
Kata pria tampan di sebelahku, sepertinya ia sama sekali tak ingin menolong orang lain.
"Ular Putih Kecil sudah menolongku, mana mungkin aku bisa tak mempedulikannya, kau tak mau menolongnya kan, ya sudah, aku saja yang menolongnya."
Kataku dengan nada yang kasar, kenapa dia ini sejahat ini, sama sekali tidak peduli pada hidup dan mati orang lain.
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensAwesome Husband
EdisonMy Goddes
Riski saputroMy Lifetime
DevinaLove at First Sight
Laura VanessaMy Tough Bodyguard
Crystal SongUnperfect Wedding
Agnes YuThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya