The Serpent King Affection - Bab 139 Pulang Ke Istana Ular

Pada saat Karen Qing kembali, aku dan suamiku sedang berjalan di sekitar goa.

"Karen Qing, kemanakah kamu pergi kemarin malam?"

Aku melambaikan tanganku ke arah Karen Qing pada saat melihatnya.

"Kakak, Karen Qing kemarin pergi berkeliling di luar sejenak, aku bahkan memetik cukup banyak buah-buahan untuk kakak."

Karen Qing mengatakannya sambil memeluk buah-buahan, kemudian berjalan ke sampingku dan suamiku.

"Raja Ular."

Karen Qing berkata dengan penuh hormat, ia bahkan menundukkan kepalanya.

"Kakak, matamu?"

Karen Qing baru saja menyadari bahwa kakak kini sudah dapat melihat.

"Mataku kini sudah dapat kembali melihat."

Aku berkata dengan perasaan sangat senang, wanita bergaun hijau yang berada di depanku itu, terlihat jauh lebih lucu, walaupun ia memang menawan, ia memiliki sepasang mata yang besar, wajah yang bulat, sangat lucu dan cantik.

"Wah, kakak kini sudah dapat melihat."

Karen Qing berkata dengan senang hati.

"Kakak, cepat makan buah-buahan ini, Karen akan pergi menangkap ayam liar dan memasak sup untuk kakak, kita tidak boleh membiarkan bayi kecil lapar."

Karen Qing berkata, lalu mencuci bersih buah-buahan itu, kemudian memberikannya ke hadapanku.

"Bayi?"

Lelaki tampan itu bertanya dengan pandangan yang mendalam.

"Aku, aku mungkin sedang hamil."

Aku kebetulan sedang berencana untuk menyampaikannya kepada suamiku, kebetulan sekali.

"Benarkah, bagus sekali, Raja kini sudah mempunyai anak."

Lelaki itu tentu saja merasa sangat senang mendengar kabar tersebut, sehingga ia mengatakannya dengan perasaan sangat senang.

Aku menganggukkan kepalaku, aku berani menjamin bahwa aku kini sedang mengandung seorang bayi.

"Bagus, bagus, Raja akan segera menjadi seorang ayah."

Lelaki itu berkata sambil memelukku dan tidak berhenti berputar-putar.

"Cepat turunkan aku."

Ucapku, Karen Qing sedang berada di samping, ini benar-benar tidak terlalu nyaman.

"Raja Ular, Kakak, Karen Qing akan pergi menangkap ayam liar terlebih dahulu."

Karen Qing yang berada di samping ikut merasa senang saat melihat kakak dan Raja Ular merasa senang, sehingga ia pergi menangkap ayam liar yang akan ia masak menjadi sup untuk kakak dengan melompat-lompat.

"Isabelle Yao, perbolehkan Raja mengelus perutmu."

Lelaki itu menurunkanku, wajahnya yang tampan itu terlihat sangat berbahagia, salah satu tangannya terletak di atas perut kecilku.

"Isabelle Yao, apakah menurutmu, bayi berada di titik ini."

Lelaki itu terlihat benar-benar sangat bahagia.

"Bayi harus baik-baik, kamu tidak boleh membuat ibumu merasa bersedih nantinya."

Lelaki tampan itu kemudian membungkukkan tubuhnya dan menempelkan wajahnya di atas perut kecilku, ia berbicara dengan bayi yang berada dalam perutku itu dengan nada bicara yang sangat lembut.

"Pftt......"

Aku tidak dapat menahan tawaku.

"Aku baru saja hamil, bayi belum terbentuk, bagaimana mungkin ia bisa mendengar ucapanmu?"

Aku berkata melihat penampilan suamiku yang membuatku merasa sangat lucu.

"Raja sudah memiliki seorang bayi, Raja akan segera menjadi ayah."

Raja Ular, suamiku, lagi-lagi memelukku dan mengatakannya, ia bersenang hati seperti seorang anak kecil.

Karen Qing sudah menangkap seekor ayam liar, ia kemudian memasak sup untukku.

"Nona, sup ayam sudah selesai dimasak, kini masih hangat."

Karen Qing mengambilkan semangkuk sup ayam yang masih panas untukku.

Aku belum sempat mengambilnya, namun Raja Ular, suamiku, langsung mengambilnya.

"Raja akan menyuapimu."

Lelaki tampan itu mengambilnya, lalu mengambil sebuah sendok dan meniupi sup ayam itu, kemudian memberikannya ke arah sudut bibirku.

"Aku bisa melakukannya sendiri."

Aku masih mempunyai tangan dan kaki, aku akan merasa sangat malu jika ia menyuapiku di depan hadapan Karen Qing, aku juga tidak bertinggi hati seperti itu.

"Raja akan menyuapimu, duduk saja dengan baik."

Raja Ular, suamiku, mungkin tidak terlalu peduli apakah aku bersedia atau tidak, sehingga ia tetap memutuskan untuk menyuapiku dengan sup ayam.

Setelah selesai meminum sup ayam, Raja Ular, suamiku, memutuskan untuk membawaku kembali ke Istana Ular, aku juga menyetujui keputusannya ini, aku sedang berpikir bahwa Susan dan Penjaga Andrew Bai mungkin saja sudah kembali ke Istana Ular pada saat ini.

"Raja Ular, kakak......"

Saat mendengar kami akan segera pergi, Karen Qing yang berada di samping kami merasa sedikit bersedih.

Ia sudah berkomunikasi dengan kakak beberapa hari ini, ia merasa sangat senang, ia tentu saja merasa tidak ingin berpisah dengan kakak.

"Karen Qing, apakah kamu bersedia untuk pulang bersama dengan kami ke Istana Ular?"

Aku menarik tangan Karen Qing pada saat mengatakannya, aku juga tidak ingin berpisah dengannya.

"Benarkah, Kakak? Karen Qing, Karen Qing bisa tinggal bersama dengan kakak di Istana Ular?"

Karen Qing berkata dengan perasaan sangat senang, ia bahkan tidak pernah memimpikannya sebelumnya, ia tentu saja merasa sangat beruntung karena orang seperti dirinya yang memiliki identitas rendah ini dapat tinggal di Istana Ular, terlebih lagi, dapat tinggal bersama dengan kakak.

"Iya, selama Karen Qing bersedia, kamu boleh pulang bersama dengan kami."

Aku berkata sambil menganggukkan kepalaku, aku sudah menganggap Karen Qing sebagai adikku sendiri, aku tentu saja berhadap untuk dapat tinggal bersama dengannya.

"Wah, senang sekali, Karen Qing dapat tinggal bersama dengan kakak."

Karen Qing teriak dengan senang, ia terlihat sangat lucu dan gemilang.

Setelah selesai memutuskan, Raja Ular, suamiku, membawa aku dan Karen Qing kembali bersama ke Istana Ular, walaupun perjalanan ini dipenuhi dengan segala jenis cobaan, namun, aku tetap bersama dengan suamiku pada akhirnya, aku bahkan mengandung seorang anak, walaupun proses itu terasa sangat sulit, namun, aku berhasil melewatinya, satu-satunya hal yang membuatku merasa tidak tenang adalah Susan dan Penjaga Andrew Bai yang masih belum pulang, kami tidak mengetahui keberadaan mereka atau apapun yang mungkin sedang mereka alami.

Raja Ular, suamiku, mengutus orang untuk pergi mencari mereka, aku terus mengikuti kabar mereka setiap harinya, aku benar-benar berharap bahwa Susan dan Penjaga Andrew Bai dapat kembali dengan selamat ke Istana Ular.

"Kakak, dunia ular benar-benar sangat indah."

"Kakak, bunga di taman bunga sangat indah."

Karen Qing terlihat seperti seekor burung kecil yang tidak berhenti berkicau pada saat pulang ke Istana Ular, aku juga ikut merasa sangat senang.

"Mereka juga seperti ini pada saat Susan disini."

Aku berkata sambil menghela nafasku.

"Aku sudah mendengar kakak beberapa kali mengatakan bahwa Susan dan Penjaga Andrew Bai sangatlah baik, Karen Qing merasa mereka akan baik-baik saja, mereka pasti akan kembali ke sisi kakak."

Karen Qing menemaniku berkeliling di taman bunga, kami berkeliling sambil berbincang.

Keberadaan Karen Qing di sampingku membuatku merasa bahwa aku dapat menceritakan segalanya kepadanya, sehingga aku tidak perlu menyembunyikannya dalam hatiku.

Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku, aku berharap Susan dan Penjaga Andrew Bai akan baik-baik saja dan akan kembali ke sisiku.

"Kakak pasti sudah lelah berjalan, cepat duduk sejenak."

Karen Qing menemaniku berkeliling di taman bunga, kemudian duduk di salah satu kursi batu, Raja Ular, suamiku, memperbolehkan Karen Qing menjagaku, anak perempuan ini tidak ceroboh sedikitpun, ia menjagaku dengan cukup baik.

Di sisi lain, di paviliun Malige.

"Kamu masih tahu saatnya untuk kembali, aku mengira bahwa kamu akan menyerahkan seluruh dunia ular, termasuk aku yang berada di dalamnya, hanya karena seorang wanita."

Di dalam istana, terdapat seorang wanita elegan yang memiliki kedudukan paling tinggi, ia menatap lelaki tampan itu dengan pandagan yang dingin, ia merasa sangat marah teringat akan saat dimana Raja Ular, Austin Ye, memutuskan sendiri untuk meninggalkan dunia ular, namun, pada saat yang bersamaan, ia juga merasa sangat sayang kepadanya.

Kakek Ular berdiri dengan hormat di samping wanita tersebut, ia belum berani menyampaikan pendapatna.

"Raja mengakui kesalahan kali ini, juga berharap Bunda Mo dapat memaafkan Raja."

Kedua anak dan ibu ini selalu bertengkar pada umumnya ketika mereka berbincang, hal ini disebabkan karena mereka berdua memiliki kepribadian yang sangat keras kepala, tidak ada yang bersedia untuk mengalah, namun, Raja Ular mengalah pada pembicaraan hari ini, hal ini membuat Bunda Mo merasa tidak percaya, rasa emosinya kini juga mereda.

Bagaimana Raja Ular, Austin Ye langsung berubah menjadi seseorang yang berbeda setelah pergi terakhir kali, jika hal ini terjadi di masa lalu, ia tidak akan bersikap seperti ini.

Tidak hanya Bunda Mo, perubahan Raja Ular kini juga membuat Kakek Ular, bahkan setiap orang yang berada di Paviliun Malige sulit percaya, apakah Raja Ular ini adalah Raja Ular yang memiliki kepribadian yang keras kepala, yang mereka kenal sebelumnya?

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu