The Serpent King Affection - Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
"Raja UIar, jangan bunuh aku, kumohon, Adik Qing tahu suatu rahasia dan akan kuberitahu pada Raja UIar, asalkan Raja UIar tidak membunuhku."
Adik Qing mengatakan dengan suara yang gemetaran, sebuah wajah yang sangat kaget telah menunjukkan betapa ketakutannya dia.
Dia tidak ingin mati mengenaskan dengan wajah dirobek seperti ular hitam, makanya mengandalkan sebuah rahasia untuk mencoba menyelamatkan nyawanya.
"Hmm?"
Sang pria melihatnya dengan dingin, tangan yang mencekik leherkan tidak melonggar sedikitpun karena hal ini.
"Adik Qing, Adik Qing tahu bahwa seluruh wanita ular cantik di istana bagian dalam ingin membunuh wanita bangsa manusia yang Raja UIar bawa pulang."
"Memangnya kamu tidak berniat seperti itu?"
Tidak menyangka akan pertanyaan balik yang dingin dari sang pria, tepat ketika wajah sang wanita sedang menjadi pucat, sang pria sama sekali tidak berpikir panjang, sama seperti tadi, merobek wajah dari ular tosca, dan hanya meninggalkan sebuah muka penuh darah yang menyeramkan.
Kecepatan itu begitu cepat, saat Adik Qing sudah mulai merasakan rasa sakit, dirinya telah kehilangan wajah.
Terdengar suara teriakan histeris yang berturut-turut dari penjara di dalam istana ular yang dingin, dan mengejutkan banyak burung gagak yang bertengger di pohon.
"Aku kutuk kalian untuk tidak bisa bersama seumur hidup selamanya......"
Suara yang penuh rasa kesakitan luar biasa melontarkan ucapan yang kejam, ular tosca tidak seperti ular hitam yang langsung segera mati, dia menutup wajahnya, tidak terlihat jelas bagaimana penampilan wajahnya saat ini, hanya terdengar suara tangisan yang histeris bergema di dalam penjara tiada henti.
Ekspresi dingin di wajah sang pria terlihat semakin mendalam, sebuah wajah yang dingin sepertinya telah cukup untuk membekukan seluruh dunia, kelihatannya hukuman yang diberikan untuk wanita ini belum cukup.
"Bawa mereka pergi, untuk dimakan ular."
Pernyataan tanpa perikemanusiaan memasuki telinga sang wanita, tubuhnya bergetar menjadi semakin hebat, kalau saja dia tidak mengatakan perkataan sekejam tadi, setidaknya dia tidak perlu mati dengan lebih mengenaskan seperti ini, tapi waktu sudah terlambat sedetik setelah perkataan terucap, wajahnya telah dirobek, bahkan pergi mati pun tubuhnya harus digigit dan dimakan oleh makhluk sebangsanya, akan menjadi gambaran mengerikan seperti apa itu, siapa pun tidak mampu membayangkannya.
Setelah kedua wanita telah dibawa keluar, yang tertinggal di penjara hanya ada dua lembar kulit wajah juga darah yang berceceran di tanah, seluruh penjara penuh dengan aroma darah yang sangat pekat.
Semua orang yang menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri kejadian mengerikan saat Raja UIar menghukum kedua wanita itu, seluruh tubuh mereka menjadi gemetaran, takut suatu hari mereka melakukan suatu kesalahan, akan menerima hukuman yang sama.
Takut hanyalah takut, tapi para penjaga tetap melanjutkan pekerjaan yang harusnya mereka lakukan, menyapu lembaran kulit wajah, mencuci dengan bersih jejak darah itu.
Satu-satunya yang tidak merasakan ketakutan saat menghadapi insiden yang menyeramkan seperti ini, hanya ada penjaga Andrew Bai seorang saja, setelah mengikuti Raja UIar selama ribuan tahun, peristiwa mengerikan apa yang tidak pernah dijumpainya, dua wanita ular itu telah membuat masalah dengan orang yang tidak seharusnya diganggu, menerima hukuman ini merupakan suatu hal yang bisa diduga.
"Raja UIar."
Penjaga Andrew Bai dengan hormat memberikan selembar handuk putih bersih kepada sang pria yang duduk di hadapannya.
Dia mengambil handuk itu dan menghapus jejak darah yang tertinggal di tangan, kalau mereka tidak melukai wanitanya, dia tidak akan turun tangan dan membuat kotor tangannya sendiri untuk membunuh mereka, wajahnya yang sangat dingin, lalu membuang handuk yang telah menghapus jejak darah dengan sembarangan, dan berdiri dari kursi, tubuh yang penuh aura telah pergi meninggalkan penjara.
Penjaga Andrew Bai menyerahkan handuk yang dibuang sembarangan oleh Raja UIar itu kepada bawahan untuk diurus, dia juga mengelap tangannya, lalu keluar mengikuti Raja UIar.
Di istana, Ular Putih Kecil terus menjaganya di samping ranjang dan tak pernah pergi, dokter kerajaan baru saja mengantarkan salep, menyuruhnya untuk mengoleskan salep ke wajah nona yang terluka, Ular Putih Kecil dengan hati-hati membantu nona mengoleskan obat, dan sekarang sedang duduk, menunggu nona untuk bangun kembali, karena hanya dengan nona kembali sadar, baru Ular Putih Kecil bisa merasa tenang.
"Aku ingin merusak paras wajahmu, memakan dagingmu juga meminum darahmu."
Di dalam keadaan pingsan, aku telah melihat dua wajah pelayan yang awalnya sangat cantik, tiba-tiba berubah menjadi mengerikan, dua kepala manusia dengan perlahan-lahan berubah menjadi kepala ular, dengan cepat menyerbu ke arahku, aku hanya merasa kesakitan di bagian wajahku, dan dihadapan mataku penuh dengan warna merah.
"Jangan memakanku, jangan kemari!"
Di tengah rasa ketakutan, aku seketika telah kembali sadar, dan langsung duduk dengan tegak di ranjang, di kepala telah keluar banyak butiran keringat, mulutku terus menarik nafas yang dalam, sungguh terlalu menyeramkan.
"Nona, ada apa nona?"
Melihat nona tiba-tiba terbangun, Ular Putih Kecil telah terkejut, nona telah bangun adalah hal yang bagus, tapi reaksinya terlihat begitu tidak tenang, hal ini membuat Ular Putih Kecil merasa sedikit khawatir.
Dan pada saat ini jugalah, Austin Ye telah kembali ke istana setelah selesai mengatasi permasalahan di penjara, penjaga Andrew Bai juga ikut datang, baru saja memasuki pintu, langsung menyaksikan gambaran ini.
"Kamu telah sadar, ada bagian lain lagi yang merasa tidak nyaman?"
Sang pria duduk di samping ranjang menanyakannya dengan lembut, nada suaranya terdengar khawatir.
Ular Putih Kecil dan penjaga Andrew Bai dengan hormat berdiri di samping, juga sangat gelisah apakah nona Isabelle telah terluka di bagian lain oleh tindakan kedua wanita ular yang kejam.
"Ada ular yang ingin memakanku, ingin memakanku."
Aku menggenggam tangan pria menawan dengan erat dan mengatakan dengan gemetaran, pikiranku untuk saat ini masih belum berfungsi, merasa masih dalam keadaan dimana dirinya hampir dimakan oleh dua wanita ular.
"Jangan takut, mereka tidak akan bisa melukaimu lagi, ada aku disampingmu, jangan takut."
Pria menawan menarikku dan memasukkanku ke dalam pelukan untuk menenangkanku, tangannya yang lebar dengan lembut menepuk punggungku, nada suaranya penuh dengan kehangatan dan kasih sayang.
Sebuah pelukan yang lebar juga memikat, membuatku terhanyut kedalamnya, rasa takut dalam hati secara berangsur telah mulai sirna.
Setelah beberapa saat, otakku sudah benar-benar bisa berpikir dengan jelas, baru aku menyadari sesuatu, mataku memutar, saat ini baru menyadari wanita ular telah menghilang, aku sedang berada di atas ranjang yang lebar di dalam istana, sangat aman, ketika keluar dari pelukannya, dan memalingkan kepala melihat Ular Putih Kecil dan penjaga Andrew Bai yang berada disamping, dan pandanganku terakhir jatuh pada wajah yang indah sempurna, wajahku seketika berubah menjadi merah.
Err, bagaimana bisa memasuki pelukan seseorang dengan sembarangan, bahkan dihadapan orang lain, walaupun dia sangat sempurna, tapi bersikap seperti ini tidak terlalu bagus bukan.
Pria tampan melihatku penuh dengan rasa malu, sudut mulutnya telah membentuk lekukan yang sangat indah, sama sekali tidak terlihat dingin seperti di dipenjara tadi.
Hal ini membuatku semakin malu, awalnya berpikir ingin menggunakan tangan untuk menutup wajah, tidak membiarkannya melihat wajahku, tapi siapa sangka, saat tangan telah menyentuh wajah bagian kiri, seketika merasakan rasa sakit.
"Aduh!"
Mengerutkan kening, wajah yang penuh dengan ekspresi kesakitan.
"Ada apa, apakah telah menyentuh luka?"
Dia menanyakan dengan penuh perhatian, menghilangkan senyumannya, ekspresi wajahnya menjadi sedikit khawatir.
Luka? Apakah wajahku telah terluka.
Dengan pemikiran seperti ini, aku langsung turun dari ranjang, dengan kaki ayam berjalan sampai di depan cermin dan duduk disana, tidak akan tahu jika tidak melihatnya, ketika melihatnya, luka di wajah bagian kiri telah memasuki pandangan mataku.
Pada saat ini, Austin Ye telah berjalan sampai di belakangku, pandangan matanya terjatuh pada luka wajah kiriku yang berada di cemin, terlihat ekspresi sang pria yang cantik telah menjadi murung.
Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil juga telah berjalan mendekat, dengan ekpresi yang sama melihat diriku yang berada di cermin.
"Jangan khawatir, aku akan menyuruh dokter kerajaan ular yang paling hebat untuk mengobati luka di wajahmu," Pria tampan mengucapkan perkataan untuk menenangkanku, lalu pergi menanyakan Ular Putih Kecil: "Apa perkataan dokter kerajaan?"
Ular Putih Kecil segera berkata: "Menjawab pertanyaan dari Raja UIar, dokter kerajaan mengatakan luka di wajah nona akan sembuh dengan cepat, hanya saja......" Ketika berkata sampai sini, Ular Putih Kecil telah berhenti, tidak tahu apakah dia tidak berani mengatakan atau sedang mengkhawatirkan sesuatu.
"Hanya saja apa?"
Suara seorang pria yang datar menanyakan, membuat Ular Putih Kecil tidak berani untuk merasa ragu: "Hanya saja dokter mengatakan, wajah nona mungkin akan meninggalkan bekas luka."
Ular Putih Kecil mengatakan dengan sejujurnya terhadap Raja UIar atas apa yang dikatakan dokter kerajaan ketika mengantarkan salep.
"Dokter tidak berguna, sampah, kalau luka seperti ini pun tidak mampu di obati, aku akan memberhentikannya."
Suaranya sangat datar, tidak membiarkan Isabelle Yao mengalami hal yang tidak baik.
"Tidak apa, ya sudah kalau ada bekas luka, ini tidak ada apa-apanya."
Aku berkata sambil melihat wajah di cermin yang memiliki luka sekitar sepanjang 7 cm, lukanya berwarna sedikit gelap, mungkin adalah racun yang ditinggalkan oleh gigi ular.
Di bawah efek salep, terlihat jelas sebuah warna hitam telah menjadi lebih buram, ini menandakan obat dari dokter kerajaan memang sangat ampuh.
Kalau diposisinya adalah wanita lain, mungkin saja dia akan menangis tersedu-sedu menjadi tidak karuan ketika mengetahui wajahnya telah terluka, tapi tidak menyangka wanita yang duduk di depan cermin ini, bahkan tidak memiliki reaksi yang berlebihan, hal ini telah membuat ketiga orang yang berada disamping sangat tidak menyangka.
Sebenarnya, aku juga khawatir dia benar-benar akan memberhentikan dokter itu, baru mengatakannya sepert ini, tentang wajah, ya sudahlah jika akan ada bekas luka, lagipula dirinya tidak akan mati, ini sudah cukup.
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiDewa Perang Greget
Budi MaUnplanned Marriage
MargeryCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensPejuang Hati
Marry SuThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya