The Serpent King Affection - Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
"Tepat di depan, Nona Isabelle."
Andrew Bai membawaku dan Susan ke tempat ramai dan berhenti.
Aku baru menyadari bahwa semua orang yang ada di sini adalah wanita cantik, mereka semua tersenyum dengan indah. Beberapa dari mereka membicarakan sesuatu dengan berbisik. Dan beberapa dari mereka menikmati bunga dan berjalan di taman. Begitu banyak wanita cantik.
"Hei? Cepat lihat, bagaimana bisa seorang manusia mengikuti pemilihan ini?”
"Ya benar, dia hanyalah seorang manusia biasa, apa dia layak untuk mengikuti ini?"
"Siapa dia? Mengapa Andrew bisa bersamanya? Apakah mereka berasal dari istana ular?"
Kemunculanku langsung menimbulkan kericuhan.
Sebenarnya, aku memaklumi mereka mengomentariku seperti itu, lagipula ini adalah Istana Ular, wajar saja, hanya aku seorang manusia, pastinya mereka merasa aneh.
Menghadapi tatapan aneh dari mereka, aku hanya memasang wajah tersenyum.
"Wow! Nona Isabelle, mereka semua cantik-cantik."
Susan yang ada di belakangku juga melihat dan memuji mereka.
"Andrew, semua wanita cantik ini adalah jelmaan ular?”
Aku memandangi banyaknya wanita cantik dan dengan suara rendah bertanya kepada Andrew.
"Beberapa dari wanita cantik ini adalah wanita ular, ada beberapa dewi-dewi dari dunia ular.
Andrew Bai dengan sopan menjawab untukku.
"Nona Isabelle, lihat kedua wanita itu. Mereka memancarkan cahaya keemasan. Mereka semua adalah dewi."
Mengikuti tatapan Andrew, aku melihat dua wanita cantik, yang memancarkan kilauan emas, mereka ada seorang dewi.
"Ternyata memang benar, yang bisa mengikuti pemilihan ini adalah orang-orang yang memiliki status kedudukan.”
Melihat penampilan dari para wanita yang tidak biasa, membuatku bertanya kepada Andrew.
"Apa yang dikatakan Nona Isabelle sangat tepat, wanita-wanita yang bisa masuk ke sini adalah wanita yang telah bertapa selama lebih dari seribu tahun, ya bisa dibilang yang memiliki status kedudukan.”
Aku mengangguk dan mengerti maksud dari Andrew.
Mendengar suara gong dan drum, semua wanita cantik berkumpul di tempat terbuka dan berdiri dengan teratur.
"Raja ular telah tiba, Bunda Mo telah tiba.”
Hanya terdengar suara laki-laki yang penuh dengan rasa hormat, dan semua gadis cantik itu mendongak, dan pada saat yang sama memandang ke panggung tinggi di tengah.
Aku melihat seorang pria tampan dengan jubah hitam dan seorang wanita dengan gaun emas berjalan menaiki tangga, mereka semua memancarkan pesona yang menawan.
Ah ha, ternyata dia berdadan dengan sangat tampan, aku melihat ke arah pria itu, ditutupi jubah hitam panjang, jika dilihat dengan teliti, jubah itu terdapatan rajutan Ular besar, terlihat sangat terhormat, secara singkat telihat seperti Ular di antara manusia, puluhan tatap mata melihatnya, sebagai wujud kagum.
Secara diam-diam dia melihat sekilas, hanya terlihat puluhan wanita yang menatap dengan rasa kagum.
"Siapa dia?"
Aku berdiri di belakang semua wanita cantik dan bertanya kepada Andrew di sampingku dengan suara rendah. Sejak aku memasuki istana ular, aku belum pernah melihatnya. Dia memiliki wajah yang tampan. Sulit untuk menilai usianya hanya dari penampilannya. Beberapa ibu dan ayah mertua berambut putih ada di belakangnya. Mereka semua mengungkapkan nafas mulia para wanita. Itu pasti wanita yang sangat bermartabat di dunia ular.
"Dia adalah Bunda Mo, ibu suri dari raja ular."
Ibu? aku sedikit terkejut. Jika Andrew tidak memberi tahu saya, aku pikir dia adalah kakak perempuannya. Dia tampak sangat muda dan cantik.
Perjalanan hari ini bukanlah hal yang sia-sia. Semua orang yang aku temui sangat bermartabat. Terhitung menambah pengetahuan baru. Sepertinya aku tidak melihat adanya makanan. Mungkin makanan akan ada saat Raja telah memilih istrinya. Aku memikirkan makanan seperti ini, dan terus menatap pria tampan itu. Dia seperti bintang paling terang di langit. Semua mata menatapnya, tidak terkecuali aku, ya meskipun aku tidak ada hubungan apapun dengan acara ini.
Saat aku terpesona oleh pria tampan itu, matanya juga menatap ke arahku. Di bawah wajah yang dingin, senyum dari sudut mulut pria tampan itu memandangiku. Meskipun aku agak jauh darinya, aku bisa dengan jelas melihat setiap ekspresi dirinya.
Astaga? Apakah dia menatapku? Senyum itu, bagiku rasanya begitu menyilaukan, aku buru-buru menghindari matanya, seketika wajahku menjadi panas.
Melihat para wanita memasang wajah malu dan saling berbisik, pastinya itu mengenai Austin, anehnya, aku rasa aku tahu wanita seperti apa yang akan dia pilih sebagai calon istrinya, tiba-tiba ada rasa kecewa terlintas di dalam hatiku, tapi itu hanya sebentar saja.
"Para hadirin silakan tenang, Bunda Mo ingin berbicara."
Seorang pria dengan rambut putih, berdiri di belakang Bunda Mo yang berbicara. Ia tampak seperti seorang kasim istana ular.
Semua orang hening, dan semua wanita cantik melihat ke tempat tertinggi secara serempak. Mereka semua ingin menarik perhatian raja ular.
Kekuatan dari kerajaan ular sangat kuat. Ditambah, Raja itu tampan dan kuat. Tidak ada wanita yang tidak tertarik dengannya. Semua orang ingin terpilih sebagai istrinya.
Bunda Mo melihat sekilas para wanita, dan matanya penuh sukacita dan kepuasan. Setelah dipikir dia puas dengan wanita cantik yang berpartisipasi dalam pemilihan hari ini. Namun, dua mata dingin menyapu seorang wanita. Alis Bunda Mo sedikit berkerut, tapi dia segera pulih dengan tenang dan menampilkan wajah yang santai.
Wanita itu, sangat dalam, membuat orang tidak bisa menebaknya.
Saat itu, Bunda Mo dengan santai berkata: "Pemilihan putri kerjaaan sekali dalam 500 tahun diadakan hari ini. Wanita yang dipilih akan menjadi selir. Aku ini tidak akan banyak bicara. Selanjutnya, biarkan raja ular memilih."
Kata-kata Bunda Mo santai, dan dia sedikit melirik: "Austin, kamu sudah melihat buku Wanita Cantik, apakah ada yang cocok dengan seleramu?”
Wanita itu dengan lembut bertanya.
Pria itu sedikit mengangguk, ekspresinya dingin, dan tidak ingin didekati.
"Sepertinya Austin telah menemukan orang yang dia mau, juga tidak lagi membuatku khawatir.”
Bunda Mo dengan senang berkata, bahwa ini adalah satu-satunya harapannya selama ribuan tahun, yaitu, malam dimana Austin bisa menemukan wanita yang disukainya.
Dua mata dengan tatapan dingin melihat para wanita, dia tidak tergerak. Hanya wanita biasa yang sangat biasa yang menjadi bintang paling cemerlang di matanya, dia takut wanita yang dipilihnya tidak akan membuatnya Bunda Mo senang, tapi karena dia telah memutuskan, maka takkan bisa berganti..
Semua wanita cantik mendengar percakapan antara Bunda Mo dan raja ular, dan raja ular mengangguk untuk mengkonfirmasi bahwa dia memiliki kandidat yang cocok. Semua wanita khawatir dan berharap untuk terpilih.
"Sekarang, aku ingin mengundang raja ular untuk memilih putri di antara kalian semua."
Teriak seorang pria berambut putih tadi.
Ini jelas merupakan saat yang paling menegangkan. Aku berjinjit di belakang wanita-wanita cantik dan melihat pria itu turun dari panggung tinggi dan menuju wanita-wanita cantik.
Aku ingin tahu, siapa wanita yang akan dipilih oleh Austin, manusia ular? siluman ular? Atau dewi ular?
Aku dalam diam menebak-nebak, ini sangat menarik untuk melihat pria itu melewati satu wanita cantik ke wanita lain, tetapi langkahnya tidak berhenti untuk waktu yang lama, sampai dia datang ke belakang, yaitu ke arahku, dan berhenti.
Aku menoleh dan melihat ke belakang. Aku yakin bahwa tidak ada lagi wanita cantik di belakang kecuali Andrew Bai dan Susan ular putih kecil..
Sepertinya dia melangkah terlalu jauh.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Semua wanita cantik ada di depan sana, cepat pergi memilih.”
Aku berkata kepadanya dengan suara rendah.
Dia tidak berbicara, dan menatapku dengan dua mata yang mempesona, dan mengandung arti tidak jelas. Ini sangat aneh. Aku sangat marah, karena perhentiannya menarik perhatian banyak wanita cantik.
Ada yang iri dan cemburu, semua wanita menatapku, membuatku merasa tertekan.
Benar-benar sulit dipercaya.
Raja ular, apakah Anda ingin memilih manusia sebagai istrimu?
"Hei, apa yang kamu lihat? Cepat pilih istrimu."
Aku benar-benar tidak bisa menahan tatapan dari beberapa orang, jika aku menghentakkan kaiku lalu marah, aku rasa ini bisa memancing kesalapahaman.
"Aku memilihmu."
Beberapa kata keluar dari mulut pria itu. Meskipun suaranya tidak terlalu keras, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
Apa? Apakah ada kesalahan? Apakah dia tidak minum obat pagi ini, atau dia hanya bercanda?
"Aku memilihmu untuk menjadi istriku, kamu bersedia?”
Khawatir aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, dia mengatakannya lagi, matanya penuh emosi, tidak seperti sedang bercanda.
Bagaimana ini bisa terjadi? Aku bahkan tidak ada hubungan dengan acara ini. Bagaimana aku bisa dipilih olehnya? Duniaku serasa jadi berantakan.
Ternyata benar bahwa raja ular memilih seorang manusia menjadi istrinya, wajah wanita-wanita itu pun berubah. Mereka tidak mengerti mengapa raja ular memilih manusia untuk menjadi istrinya. Mereka tidak senang, ya walaupun manusia ini berdadan cantik, tapi itu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang telah memperbaiki diri (bertapa) selama ribuan tahun.
Bahkan Bunda Mo sampai turun dari kursi tahtanya, tidak disangka dihari pemilihan seperti ini, putranya bisa memilih seorang wanita dengan status terendah sebagai iatrinya, ternyata orang yang disukainya ada seorang manusia, dari awal dia sudah menduganya, tapi dia takkan pernah membiarkan ini terjadi.
Aku sudah lama mendengar bahwa Austin membawa pulang seorang wanita manusia. Pada awalnya, aku berpikir bahwa dia tidak akan menganggapnya serius karena dia tidak pernah tertarik pada wanita mana pun selama ribuan tahun. Sekarang, aku berpikir tidak melarang Austin saat itu adalah sebuah kesalahan. Jika saat itu kulakukan, maka pemandangan ini tidak akan terjadi.
"Austin, ini bukanlah masalah sepele, masalah ini membutuhkan pemikiran yang matang, kau memilih siapapun aku tidak akan berkomentar, tapi hanya dia yang tidak boleh kau pilih.”
Dua lampu tembak itu menyorot ke arahku, aku merasakan seluruh tubuhku menjadi dingin, Bunda Mo bisa marah jugalah bukan hal yang aneh, aku juga merasa pemilihan ini tidak benar.
Dia adalah ular, aku adalah manusia. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan menjadi selir ular, atau dengan siapa aku akan jatuh cinta.
"Apa yang dia katakan benar. Kenapa kamu memilihku?"
Aku tidak bisa memikirkan kata yang lebih baik, jadi saya harus bertanya padanya seperti ini.
Sangat-sangat tidak cocok.
"Jadi, kamu tidak bersedia? Kamulah yang menggerakan hatiku, posisi ini harus kamu yang duduki.”
Wajah sempurnanya membawa perasaan yang dalam, dari matanya, aku melihat keseriusan.
Hanya saja pengakuannya yang tiba-tiba itu, untuk sementara waktu sangat sulit untuk kuterima. Aku tahu, dia sudah mempersiapkan ini sejak awal, dia meminta Andrew Bai mengajakku mengikuti pemilihan ini adalah untuk memilihku.
Di hadapanku, dia seperti anak lelaki besar. Menghadapi anak laki-laki yang dengan serius menyatakan cintanya, aku sejenak menjadi berantakan.
"Aku, aku benar-benar tidak pantas, aku kembali dulu.”
Selesai berbicara, aku kemudian lari, tidak melihat mata pria yang indah itu meredup, kecewa dan sakit hati.
Dia tahu bahwa itu terlalu tiba-tiba baginya untuk menerima. Dia akan memberikan wanita itu cukup waktu untuk memikirkannya dan menerimanya.
"Andrew, Susan, kalian pergi dan aga dia.”
Setelah masalah ini, masih ada masalah lain yang harus diurusnya, untuk beberapa waktu dia tidak bisa pergi, terpaksa hanya bisa meminta Andrew dan Susan menjaganya terlebih dahulu.
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaDemanding Husband
MarshallMy Greget Husband
Dio ZhengAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya