The Serpent King Affection - Bab 60 Perbedaan Kemampuan

"Perkataan yang dikatakan Austin hari itu, tidak perlu kamu masukkan dalam hati, dan tidak perlu mengambil keputusan apapun, karena permaisuri Raja Ular di masa depan, tidak mungkin adalah seseorang dari bangsa manusia, akulah yang mengambil keputusan dalam hal ini, kamu mengerti tidak."

Perkataan yang dingin terus berkata, dia sepertinya bisa menembus daging dan melihat isi hatiku, kepututsan yang kuambil setelah merenungkannya sepanjang hari, telah mulai terkuburkan jauh di lubuk hati diiringi dengan perkataan Bunda Mo.

Apa yang dia katakan memang benar, identitas kami tidak sama, aku tidak mungkin menjadi permaisurinya, keputusan itu, diriku merasa sangat kekanak-kanakan, aku tersenyum datar, menyembunyikan kepahitan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

"Persyaratannya tidak masalah bagiku, hanya saja aku memiliki sebuah permohonan."

"Katakan."

Wanita yang dingin mengatakan, merasa sedikit tidak sabaran.

"Mohon Bunda Mo sampaikan pesanku pada Austin, terima kasih atas perhatiannya selama beberapa hari ini terhadapku."

Ketika berkata sampai sini, hatiku terasa sedikit nyeri, bahkan diriku pun tidak tahu ada apa denganku.

"Baiklah, aku akan menyampaikan pesanmu padanya, kamu pergilah."

Sang wanita tetap dengan nada yang dingin mengatakan, tidak ada pancaran perasaan apapun yang keluar dari tatapan sepasang mata dingin itu.

Aku menganggukkan kepala, bagus kalau seperti ini, awalnya memang bukan dunia milikku, memangnya hal apa yang pantas di rindukan dari sini, aku seharusnya merasa senang baru benar, tapi, aku tidak bisa merasa senang sama sekali.

"Bibi bawakanlah jalan untuk nona Isabelle."

Kedua bibi itu membungkukkan pinggang menjawabnya, kalau memang harus seperti ini, ya pergi saja lah.

Melihat sosok bayangan merah itu telah pergi jauh, mata dari sang wanita sekilas terpancar cahaya merah, sangat dingin.

Aku mengikuti para bibi pergi meninggalkan istana ular, datang ke suatu tempat yang asing, tempat ini tidak secerah, seindah dan sehangat istana ular, melainkan terasa sangat dingin, disekitar telah dipenuhi dengan kabut, warna putih memenuhi pandangan.

Berjalan di belakang kedua orang bibi, aku merasa sedikit dingin.

"Dimana ini, aku sepertinya telah mendengar sebuah suara yang sedang mengikuti kita, kalian mendengarnya tidak?"

Samar-samar, aku mendengar ada sesuatu yang sedang mengikuti kami dari belakang, ketika aku menghentikan langkah kaki dan memalingkan kepala, malah tidak terlihat apapun, hanya ada ranting pohon yang lebat bergoyang tertiup angin.

Aku merasa sedikit takut, ingin segera keluar dari tempat yang mengerikan ini.

Kedua bibi menghentikan langkah kaki, saling bertatapan, tatapan itu jelas-jelas terlihat tidak berniat baik, hanya saja aku belum menyadarinya.

"Kamu telah salah mendengar, dunia manusia berada di depan sana, kami hanya mengantarkanmu sampai sini, kamu pergilah sendirian."

Salah satu bibi berkata dengan dingin, pandangan matanya terlihat meremehkan bangsa manusia.

"Benarkah di depan......"

Aku pergi melihat jalan di depan mata yang penuh dengan kabut, sulit untuk bisa melihat dengan jelas.

Ketika aku kembali melihat kedua bibi, mereka telah menghilang dari awal.

Bunda Mo memberi pesan kepada mereka untuk membereskan bangsa manusia ini, kedua bibi sengaja membawanya datang ke tempat ini, sama sekali tidak perlu untuk mereka turun tangan sendiri, karena secepatnya akan ada makhluk lain yang saling berebutan untuk memakannya.

"Jangan menelantarkanku......"

Sendirian di tempat yang mengerikan seperti ini membuatku merasa takut, apakah tempat di depan adalah dunia manusia, sepasang tanganku memeluk bahu, sekujur tubuhku gemetaran, selangkah dengan selangkah berjalan penuh kehati-hatian menuju tempat yang penuh dengan kabut.

Aku tidak melihat, adanya sebuah bayangan hitam yang melayang-layang di belakangku.

Seekor siluman serigala melihat seorang wanita dari belakang, air ludah di mulut mengalir tiada hentinya, siluman serigala ini telah membuntutinya cukup lama, tapi karena ada dua ekor ular yang telah berkemampuan tinggi disamping, makanya siluman serigala tidak bisa menyerang, sekarang kedua ekor ular telah pergi, dan hanya tertinggal sebuah mangsa yang nikmat untuk dicicipinya.

Tidak hanya siluman serigala, masih banyak siluman yang sedang bersiap-siap untuk menyerang, siapa yang tidak ingin mendapatkan santapan yang memiliki daging juga darah ini.

"Siapa?"

Terdengar pergerakan di belakang semakin lama semakin keras, bagaikan angin yang berhembus keras, aku dengan kesulitan menelan air ludahku dan membalikkan kepala ke belakang, dan tepat bertatapan dengan sebuah wajah yang menyeramkan.

Ini adalah sebuah wajah setengah manusia setengah siluman, bibir yang berwarna hijau, sepasang telinga yang runcing, kepalanya penuh dengan rambut berwarna merah, sepasang mata yang tajam sedang menatapku.

Sialan, siluman apa yang begitu jelek seperti ini, mengerikan menyebabkan keganasan, aku tidak sempat berpikir panjang, sebuah kepalan tangan langsung kuhantamkan ke arah wajahnya siluman itu.

"Awuuu"

Terdengar sebuah jeritan histeris, terlihat wajah siluman penuh dengan darah, penampilannya menjadi semakin mengerikan.

"Aku yang begitu tampan ini, kamu bahkan berani memukul wajahku."

Sang siluman serigala berkata dengan penuh amarah, suara yang dikeluarkan sama dengan penampilan wajahnya, membuat orang merasa sangat tidak nyaman.

"Tapi, pukulanmu ini telah membuatku semakin bersemangat, mari kita bermain yang lebih menyenangkan."

Siluman serigala mengatakan, dan telah menekanku di bawah, cakar yang panjang telah merobek bajuku, aku merasa kesakitan, kulit yang putih bersih telah terluka akibat cakarnya ketika merobek bajunya tadi.

"Lepaskan aku, apa yang ingin kamu lakukan......"

Aku berkata sambil melakukan perlawanan, berpikir untuk melepaskan dari tangan serigala.

"Melakukan apa, aku akan melakukan hal yang ingin kulakukan."

Dia sedang berniat untuk pergi ke dunia manusia menangkap bunga disana untuk melakukan pelapiasan, tidak sangka malah ada seorang wanita yang mengantarkan dirinya sendiri kesini, hal ini membuat siluman serigala sangatlah bersemangat.

Tetesan cairan darah disertai air ludah menetes di wajahku, selain rasa jijik, aku juga merasa takut.

"Bentuk tubuh yang bagus, aku sangat menyukainya, aku akan membuatmu merasa sangat nikmat."

Siluman ini adalah makhluk yang psikopat, aku melakukan perlawanan, mengbangkangnya, baju di tubuh semakin dirobek semakin sedikit, dan yang tersisa hanyalah pelindung dada.

Di saat seperti ini, aku dengan polos masih berpikir kedua bibi itu akan datang menolongku, tidak pernah menyangka bahwa mereka dua lah yang mendorongku ke lautan api.

"Makanan utamaku, mana boleh dimiliki sendiri oleh siluman sepertimu saja."

Saat perlawanan yang kulakukan hanya sia-sia belaka dan hampir terjadi sesuatu dengan siluman serigala, sebuah suara yang begitu merdu telah terdengar, setelah itu, terlihat seorang wanita berbaju hijau muncul di tengah kabut.

Mendengar suara ini, siluman serigala menjadi gemetaran, sepertinya merasa takut terhadap wanita itu, dia menghentikan seluruh pergerakannya, cakar yang menekan di bahuku telah melonggar, aku segera bangun dan pergi meninggalkan siluman serigala, mengambil beberapa kain yang telah dirobek untuk menutupi dada.

"Siluman wanita, jangan kira dengan kamu sebagai kepala dari para siluman disini, kamu bisa bersikap sewenang-wenangnya, dia adalah milikku, kamu sebaiknya jangan berebutan denganku."

Walaupun merasa sedikit takut terhadap siluman wanita, tapi siapa yang bersedia merelakan mangsa yang telah berada di depan mata, ditambah lagi, tekanan yang diakibatkan oleh siluman wanita sudah terlalu banyak, siluman serigala tidak ingin berada dibawah tekanannya lagi.

Suara sang wanita yang merdu, terdengar begitu dingin untuk saat ini, tidak membiarkan orang lain bersikap tidak senang terhadapnya.

"Mangsa siapa dia bukanlah kamu yang bisa memutuskannya, melainkan, ditentukan dengan kemampuan."

Ucapan baru terlontarkan, siluman wanita telah menggunakan bayangan untuk sampai kesampingnya, suaranya masih begitu memikat, hanya saja bibir yang memikat itu telah membentuk sebuah senyuman yang dingin, merupakan sebuah ekspresi sedang menyindir lawannya.

Saat siluman serigala merasakan rasa sakit, bagian perutnya telah berlubang, dan di tangan sang wanita telah bertambah sebuah jantung yang masih berdenyut.

Dengan mata kepala sendiri melihat hati dirinya telah ditelah oleh siluman wanita, siluman serigala telah tumbang ke tanah, pada saat-saat terakhir, dia baru mengerti apa yang dimaksud dengan perbedaan kemampuan.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu