The Serpent King Affection - Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas

"Kalau kau keras kepala kau tak akan bernasib baik, aku ingin kau memohon padaku."

Kata Karina, sambil menekan pundak pria itu.

Rasanya sungguh sakit, sang wanita itu ingin menggunakan ilmu sihirnya untuk memaksa Penjaga Bai tunduk padanya, namun wanita itu pikiran wanita itu terlalu sederhana, pria ini tak mungkin semudah itu tunduk padanya.

"Jangan bermimpi."

Kata pria itu dingin, ia menahan rasa sakitnya dengan sekuat tenaga, ingin membuatnya tunduk bukanlah hal yang mudah.

"Kenapa kau keras kepala sekali, semakin kau begini aku akan semakin marah."

Kata Karina, wajah yang diselimuti dengan senyuman dingin itu mendekat pada wajah Penjaga Bai, kekuatan cengkraman tangannya juga bertambah keras, ia tidak percaya dirinya tidak bisa menaklukkan pria ini.

"Lepaskan dia, lepaskan."

Teriak Susan melihat Karina menyerang Penjaga Bai, ia tidak menyangka wanita yang terlihat sangat cantik ini ternyata hatinya sangat jahat, ia sangat mengkhawatirkan Penjaga Bai.

"Boleh melepaskannya, tapi, apa kau bisa menanggung kesalahannya?"

Kata Karina sambil berjalan ke arah Ular Putih Kecil, lalu ia pun mencengkram pundak Ular Putih Kecil keras-keras.

Rasa sakit itu membuat Ular Putih Kecil tidak bisa berbicara lagi, tetesan keringat mulai bercucuran dari kepalanya.

"Lepaskan dia, kalau kau ingin menghukum, hukum aku saja, jangan sakiti dia,"

Kata pria itu dengan suara lemahnya, ia sudah merasakan kesadisan Karina, ia khawatir Karina akan melukai Susan.

Karina pun menarik kembali ilmu sihirnya, setelah melihat kekhawatiran Penjaga Bai terhadap Ular Putih Kecil, barulah ia mengerti, ternyata pria yang sombong ini juga punya kelemahan, dan saat itu pula hatinya berubah senang.

"Ternyata, pria yang terlihat tak berperasaan sepertimu ini punya rasa belas kasihan juga ya, asalkan kau mau mendengarkan semua perintahku, aku tak akan menyakitinya, kalau tidak, kau tahu apa yang akan terjadi padanya."

Kata Karina sambil mengangkat dagu Penjaga Bai lagi, tiba-tiba ia memikirkan sebuah ide yang sangat cemerlang, ia harus menaklukkan pria ini, karena ini jauh lebih menarik daripada membunuh mereka secara langsung.

"Aku yang membunuh kakakmu, tidak ada hubungannya dengan orang lain, cepat lepaskan Nona Isabelle dan dia, kalau kau ingin membunuh, bunuh saja kau."

Kata Penjaga Bai, kalau nyawanya bisa menolong Susan dan Nona Isabelle, ia rela mengorbankannya.

"Huh, huh, benar-benar penjaga yang keras kepala dan tak takut mati, aku tak menyangka kau rela mengorbankan nyawamu hanya demi seorang wanita saja, benar-benar mengharukan."

Kata Karina, ia merasa semakin tertarik, ia hidup di dasar sungai selama ribuan tahun, semua orang menuruti semua perkataan dan perintahnya, sangat amat memanjakannya, tidak ada orang yang pernah berani melawannya seperti ini, tapi dia tahu, semua itu hanyalah pujian-pujian yang palsu, dan hanya pria di hadapannya ini saja yang berani berperilaku jujur di hadapannya, meskipun ia sangat membencinya, tapi ia sangat suka pada sifatnya yang seperti ini.

"Tak usah banyak omong, aku sudah bilang, bunuh saja aku."

Wanita sejahat apa yang belum pernah ia jumpai, wanita ini benar-benar membuatnya sangat benci padanya.

"Terlalu mudah kalau aku membunuhmu seperti ini saja, lagipula, aku sangat suka dengan sifatmu, sayang kalau aku harus membunuhmu, aku akan memeliharamu sampai kau mau mendengarkan perintahku."

"Gila."

Kata pria itu dingin, ia tahu wanita ini tak mungkin membiarkannya mati dengan mudah, ia pasti akan menyiksanya, menyiksanya sampai ingin mati, dan ini juga yang ia khawatirkan, ia rela langsung dibunuh saja, ia tak ingin merasakan hidup yang seperti itu.

"Aku juga pada sifatmu yang seperti ini, kau bisa berbuat apa padaku, asal kau mau menuruti perkataanku, kau pasti akan hidup tenang."

Katanya sambil tersenyum dingin, orang yang semakin benci dan semakin tidak menuruti perintahnya, ia pasti akan memikirkan cara menghadapinya, sampai orang itu mau mendengarkan semua perintahnya, ia memang gila, tidak normal, tapi kenapa memangnya, dia suka, dia suka seperti ini.

"Aku pasti akan datang melihatmu lagi, huh, huh, huh."

Kata Karina sambil tersenyum dingin, lalu ia pun memerintahkan kedua pengawalnya, "Tandai tubuh wanita itu dengan bunga ume, paling bagus tandai di wajahnya, dengan begitu baru dia akan terlihat cantik."

"Baik, Nona."

Setelah itu, wanita itu pun pergi dengan tertawa dingin, dia sangat yakin pria ini tak bisa dikalahkan dengan ilmu sihir, tapi ia pasti bisa menaklukannya dengan cara lain, ia tak percaya pria ini tak akan takluk padanya, ia pasti akan tunduk pada semua ucapannya.

"Kau mau apa, dasar wanita licik."

Teriak Penjaga Bai, kalau dirinya tidak terluka, ia pasti akan menghancurkan tubuh wanita itu berkeping-keping.

"Cepat lepaskan dia, Susan, Susan."

Kedua penjaga monster sungai itu menuruti perintah Karina, mereka berjalan ke arah Ular Putih Kecil dengan membawa stempel besi panas yang sangat merah.

"Kalian mau apa, jangan, jangan."

Teriak Ular Putih Kecil dengan gemetaran, saat ini ia sungguh sangat ketakutan, ia ingin melepaskan ikatannya, tapi tidak bisa.

"Kalian tidak boleh menyakitinya, tidak boleh."

Teriak Penjaga Bai, ia tak bisa berbuat apa-apa melihat wanita yang dicintainya mendapatkan siksaan yang sangat sadis, tak ada yang lebih menyakitkan daripada hal ini.

"Menyelamatkan dirimu sendiri tidak bisa, kau masih ingin melindunginya, huh, mana mungkin."

Kata salah seorang monster sungai, ia mengangkat stempel yang merah menyala di tangannya itu lalu meletakkannya di wajah Ular Putih Kecil yang putih bersih itu, mereka sudah melayani Nona mereka selama bertahun-tahun, siksaan yang sadis seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.

"Ah."

Sebuah teriakan yang terdengar sangat menyakitkan terdengar dari dalam penjara dan mengaung di seisi istana dasar sungai.

"Dasar brengsek, cepat lepaskan dia, cepat lepaskan dia."

Air mata setetes demi setetes mengalir dari mata pria itu, melihat Ular Putih Kecil disiksa oleh kedua penjaga monster sungai itu, hatinya terasa seperti tertusuk ribuan jarum, rasanya ratusan kali lebih sakit daripada ditandai dengan stempel besi itu di tubuhnya sendiri.

Marah dan sedih, ia pun mengepalkan tangannya erat-erat, hatinya seperti meneteskan darah, dan sampai saat itu barulah ia menyadari ternyata Ular Putih Kecil begitu penting baginya, ternyata ia begitu peduli pada si Ular Putih Kecil.

Setelah kedua penjaga monster sungai itu pergi, seisi penjara pun dipenuhi dengan bau gosong, Ular Putih Kecil menundukkan kepalanya, rambut hitamnya terurai tak beraturan, ia tak henti gemetaran, tubuhnya, wajahnya semua dipenuhi dengan bekas-bekas luka bakar, rasa sakitnya itu sungguh tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, seketika, ia pun kehilangan kesadarannya.

"Susan, Susan."

Melihat Ular Putih Kecil pingsan, Penjaga Bai terus memanggil-manggil namanya, pria yang gagah dan kuat seperti baja, pria yang tak pernah meneteskan air mata, saat ini, melihat wanita yang dicintainya penuh dengan luka-luka, air mata yang bening seperti kristal pun menetes satu per satu dari matanya tanpa bersuara.

Seketika, ia sungguh membenci dirinya sendiri yang tidak berdaya, semua kepercayaan dirinya hancur berantakan, wanita yang ia cintai saja tak bisa ia lindungi dengan baik, pria macam apa dirinya ini.

Keesokan harinya, sinar mentari pagi pun menyinari dasar sungai, pintu penjara itu kembali terbuka lagi, wanita berjubah merah itu masuk ke dalam penjara itu dengan kedua pengawalnya, bibir yang ada dalam wajah yang cantik itu terangkat ke atas, terlihat sangat senang dan egois.

"Aku datang untuk melihatmu, aku ingin melihat apa kau sudah menuruti perkataanku atau belum?"

Kata Karina sambil mengangkat dagu pria itu dengan jari-jari putihnya, ia melihat pandangan mata yang dipenuhi dengan amarah, matanya memerah, wajahnya penuh rasa sedih dan sakit, ternyata masih tidak mau menyerah.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu