The Serpent King Affection - Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
Kalau tidak mati, berarti aku harus tetap hidup.
Aku pun mengusap air mataku, mengumpat dalam hati, Isabelle, Isabelle, apa gunanya kau menangis, lebih baik kau segera pikirkan cara untuk lari dari sini, kau tak boleh mati begini saja, kau tak boleh membiarkan pria dan wanita bajingan itu hidup dengan tenang.
Awalnya aku ingin meminta pertolongan dengan teleponku, tapi sepertinya handphoneku terjatuh saat aku terjatuh dari jurang tadi, pokoknya aku tak punya handphone sekarang, bagaimana lagi, aku terpaksa bangkit berdiri, menebas-nebaskan debu yang ada di sekujur tubuhku, lalu berjalan menuju ke dalam hutan yang gelap.
Kalau ingin hidup, aku hanya bisa mengandalkan diriku sendiri.
Hutan ini sangat dalam dan gelap, aku berjalan dengan meraba-raba di dalam kegelapan, di dalam hutan yang dalam seperti ini, aku sangat takut kalau ada hewan buas yang bersembunyi di dalam kegelapan, lalu menjadi santapan mereka saat aku tidak sadar, dan ular python raksasa tadi itu, ya Tuhan, sudah hidup berapa lama dia sampai tumbuh sebesar dan sepanjang itu, semakin dipikirkan, aku menjadi semakin takut, jantungku terus berdegup kencang tanpa henti.
Sebuah angin dingin bertiup melewatiku, punggungku terasa dingin, aku menelan air liurku, menahan ketakutanku dan membalikkan kepalaku ke belakang, di belakangku hanya ada kegelapan, aku bisa melihat dengan jelas bayangan-bayangan pohon di sana, ada yang besar dan ada yang kecil, tak ada apa-apa lagi.
Barulah aku tenang, dan meneruskan perjalananku, aku sama sekali tidak menyadari kejadian menakutkan yang terjadi di belakangku, pepohonan yang besar dan kecil itu mulai mengikutiku.
Setelah beberapa saat, aku masih saja tidak bisa menemukan jalan keluar, dan aku sudah sangat amat lelah, kulit-kulit telapak kakiku sudah tersobek-sobek oleh semak-semak liar, darahku menempel pada dasar sepatuku, tiap kali aku melangkahkan kaki, rasanya seperti ditusuk jarum, telapak kaki dan alas sepatuku sudah menempel menjadi satu, rasanya sungguh tidak enak.
Aku tidak bisa berjalan seperti ini terus, rasanya aku bisa mati sebelum menemukan jalan keluar, dan akhirnya aku pun duduk dan bersandar pada sebuah pohon, istirahat sebentar baru nanti jalan lagi.
Melihat keadaan di sekelilingku, hanya ada pohon dan pohon, tak tahu kapan habisnya, kalau tak bisa menemukan jalan keluar, dan tidak dimakan hewan buas pun, aku juga akan mati kedinginan dan kelaparan di sini, udara di dalam pegunungan ini sangat rendah, ditambah lagi dengan rasa lelah dan lapar, aku sungguh kehabisan tenaga, tertidur perlahan-lahan di sebelah pohon itu, rasanya tidurku tidak begitu nyaman, oleh karena itu aku mengubah posisi tidurku, menempelkan wajahku pada pohon, kedua tanganku memeluk pohon itu, rasanya pohon ini berbeda dengan pohon lainnya, dingin dan licin, dan empuk, tidur begini rasanya enak sekali.
Tak tahu tertidur berapa lama, aku pun tiba-tiba merasa sedikit aneh, rasanya pohon ini sedang bergerak.
Bergerak! Aku pun menyadari sesuatu! Mana mungkin pohon bisa empuk dan bergerak, kecuali kalau ini bukan pohon......
Tidur di tempat seperti ini rasanya memang sangat tidak tenang, ditambah lagi dengan pohon yang kupeluk ini ternyata bisa bergerak, aku pun segera terbangun, lalu melepaskan pelukanku dan mengangkat kepalaku.
Kalau tak melihatnya mungkin tak apa, tapi begitu melihatnya, jantungku benar-benar mau copot.
Yang kupeluk ini sama sekali bukan pohon, melainkan seekor ular python raksasa yang sangat besar dan panjang, aku ketakutan setengah mati, aku menyesal mengapa sebelum tidur aku tidak melihatnya dulu dengan jelas kalau yang kupeluk ini adalah seekor ular raksasa, tapi semua ini juga bukan salahku, mana aku tahu seekor ular python bisa berdiri tegak di atas tanah seperti pohon.
Belum sempat berpikir panjang, ular itu sudah menurunkan kepalanya, bertatapan mata denganku, hanya dengan membuka mulutnya saja, ia bisa menelanku utuh-utuh, menelan sepuluh Isabelle sekaligus pun juga tidak masalah.
Aku mengenali ular ini, ular ini adalah ular yang sama dengan yang kutiduri tadi saat aku terjatuh dari jurang.
Bisakah tidak semenakutkan ini, kenapa aku bisa sampai berurusan dengan ular ini, aku ini sangat takut dengan ular, biasanya saat melihat seekor ular yang besarnya seperti sumpit saja aku sudah ketakutan setengah mati, apalagi dengan yang sebesar ini, waktu itu aku sudah tidur di atasnya dan kali ini aku tidur dengan memeluknya, saling bersentuhan satu sama lain, siapapun tak akan tenang kalau mengalami kejadian seperti ini.
Ular itu menggelengkan kepalanya di depanku, kedua matanya itu dipenuhi dengan rasa ingin menerkam......
Melihat rupa wanita yang sangat terkejut itu, hati sang ular merasa sangat bangga, ia memang sengaja menakut-nakuti wanita itu, Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja.
Novel Terkait
My Superhero
JessiBack To You
CC LennyPergilah Suamiku
DanisLove Is A War Zone
Qing QingYou're My Savior
Shella NaviBretta’s Diary
DanielleSang Pendosa
DoniSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya