Beautiful Love - Bab 204 Kamar Finola Tsu

Melihat nama ini, jantung Erick Qin berdegup dengan kencang.

Dia bergegas menjawab telepon dan berusaha menahan kegembiraannya, lalu dengan ragu-ragu dia bertanya: "Fin... Finola Tsu?"

Suara yang familier terdengar dari balik telepon, suaranya yang seperti bunyi lonceng perak berkata sambil tertawa: "Menurutmu?"

“Benar-benar kamu!” Erick Qin sangat bersemangat hingga dia hampir melompat, “Di mana kamu sekarang?

“Berbaring di kamar tidurmu,” kata Finola Tsu sambil bercanda.

“Aku akan segera pulang!”Erick Qin bergegas berkata.

Setelah mengetahui Finola Tsu sudah kembali, mana mungkin Erick Qin masih mempedulikan Richie Dong?

Dia langsung membatalkan perjalanan dan ingin langsung kembali ke Provinsi Binzhou hari itu juga!

“Masalah Richie Dong kita undur dulu.” Erick Qin menarik nafas dalam-dalam sambil berkata kepada The Scarman.

The Scarman bertanya dengan bingung: "Tuan Qin, apa yang membuatmu sangat bersemangat?"

Erick Qin menarik nafas dalam-dalam lalu berkata, "Finola Tsu sudah kembali."

Setelah itu, Erick Qin bersiap naik taksi ke bandara.

“Berhenti.” saat ini, suara yang dingin terdengar dari belakang Erick Qin.

Erick Qin menoleh dan mendapati orang yang menghentikannya adalah Ketua Kediaman Dewa Pengobatan.

“Salam Ketua.” Erick Qin berbalik sambil memberi hormat.

Ketua masih terlihat arogan, dia menatap Erick Qin sambil berkata dengan nada bicara yang sedikit tidak menyenangkan: "Kamu baru menduduki posisi penatua, sekarang kamu sudah mau pergi?"

Erick Qin berkata dengan sedikit tidak enak hati: "Maaf, masih ada urusan mendesak yang perlu aku tangani, semoga Ketua memaklumi."

Mendengar ucapannya, Ketua hanya diam dan menatap Erick Qin dengan acuh tak acuh.

Raut wajahnya yang dingin dan auranya yang mendominasi membuat orang sesak nafas.

Bahkan Erick Qin tidak bisa memahami pikirannya.

“Seorang penatua Kediaman Dewa Pengobatan, bepergian dengan naik taksi? Bukankah akan menjadi bahan tertawaan orang.” Setelah beberapa saat, Ketua tiba-tiba berkata dengan acuh tak acuh.

Begitu dia selesai berbicara, dari tempat yang tidak jauh sebuah Rolls-Royce mendekat lalu berhenti di depan Erick Qin.

Erick Qin merasa kaget, lalu dia berkata sangat gembira: "Terima kasih, Ketua!"

Setelah itu, Ketua tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi.

“Ketua ini… benar-benar aneh.”pikir Erick Qin sambil melihat punggungnya.

Mobil itu melaju dengan kencang menuju bandara.

Dalam perjalanan, Erick Qin tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya kepada supir, "Kenapa Ketua Kediaman Dewa Pengobatan adalah seorang gadis muda? Kelihatannya dia masih sangat muda kan?"

Mendengar ucapannya ini, supir yang berada di depan langsung takiut hingga bergidik.

Dia berkata dengan takut: "Penatua Qin, hal-hal semacam ini tidak boleh dikatakan sembarangan! Ketua bukanlah orang biasa, dia bukanlah orang yang boleh dibicarakan oleh supir seperti saya..."

Erick Qin langsung mengerutkan dahinya, kelihatannya Ketua Kediaman Dewa Pengobatan telah meninggalkan bayang-bayang di hati mereka.

Sekitar sore hari, Erick Qin tiba di Gunung Longhai.

Di vila besar itu, seorang gadis bersuara merdu sedang duduk di tempat Kakek Tsu biasa duduk, sambil memegang jarum dan benang di tangannya.

Di tempat yang tidak jauh Davison Xu sedang setengah berjongkok.

“Ibu guru, aku masih harus jongkok berapa lama?”keluh Davison Xu.

Mendengar ucapannya Finola Tsu langsung meletakkan jarum dan benang yang ada di tangannya, lalu sambil tersenyum dia berkata: "Capek sedikit saja sudah tidak tahan, bukankah ini namanya kamu menyia-nyiakan bakatmu."

Davison Xu terus mengeluh, tapi dia tidak berani membantah, jadi dia hanya bisa bertahan.

Erick Qin menahan kegembiraannya sambil mempercepat langkah kakinya agar bisa segera sampai ke hadapan Finola Tsu.

Dia ingin memeluknya, tapi dia merasa sedikit malu.

Ribuan kata yang ingin dia ucapkan dipersingkat menjadi satu kalimat: "Akhirnya kamu kembali."

Finola Tsu berdiri sambil tersenyum, dia menatap Erick Qin sambil sedikit mengangguk dan berkata: "Bagus, kemajuanmu sangat pesat."

Erick Qin menatap Finola Tsu dengan bingung, dia menemukan dia tidak melihat adanya reiki di dalam tubuhnya .

Apakah... Kekuatannya sudah jauh di atasnya? Tapi sebelumnya Finola Tsu hanyalah orang biasa! Bagaimana mungkin dia memiliki kemajuan ini hanya dalam satu tahun?

Bahkan Erick Qin harus berusaha sekuat tenaga untuk masuk ke level Grandmaster, dan juga itu karena dia memiliki warisan ayahnya!

"Aku menghabiskan tiga hari untuk merajut syal untukmu." Saat ini, Finola Tsu mengambil sulaman di tangannya, "Aku juga membuatkan pakaian untukmu, kurasa beberapa hari lagi akan sampai."

Erick Qin mengambil syal itu, syal itu berwarna abu-abu, syalnya sangat bagus dan sangat pas ditubuhnya.

"Kamu ingin memakai syal ini sekarang? Kamu bodoh." Melihat hal ini, Finola Tsu menjulurkan tangan dan mengetuk kepala Erick Qin.

Entah kenapa, saat berada dihadapan Finola Tsu, Erick Qin langsung menjadi seperti anak-anak.

Dia menggaruk kepalanya dan berkata: "Ini hadiah darimu, tentu saja aku harus memakainya setiap hari!"

Finola Tsu memutar matanya dan berkata, "Dasar kekanak-kanakkan."

Meskipun dia berkata seperti itu tapi nada bicaranya penuh dengan kasih sayang.

Erick Qin terkekeh dua kali, sambil berdiri di sana.

“Guru, tolong beritahu Ibu guru, aku tidak tahan lagi!” teriak Davison Xu yang berada di samping.

Finola Tsu tersenyum dan berkata, "Hari ini sudah cukup."

“Kalau… besok?”tanya Davison Xu.

“Besok lanjut lagi.” Finola Tsu berkata dengan santai.

Davison Xu langsung mendongkak dan berkata, "Tuhan, bunuh saja aku ... Guru, kamu harus membantuku!"

Erick Qin memutar matanya dan berkata, "Aku akan mendengarkan Finola Tsu."

“Ikut aku.” saat ini, Finola Tsu tiba-tiba melihat ke arah Erick Qin lalu dia berjalan ke arah kamar.

Melihat punggung Finola Tsu, semacam perasaan aneh muncul di hati Erick Qin.

Dalam setahun, aura Finola Tsu terlihat berbeda.

Meskipun dulu dia adalah Nona besar Keluarga Tsu, tapi saat itu dia terkesan seperti Nona besar yang dilindungi

Tapi sekarang ... dia penuh dengan aura yang mendominasi, seolah setiap ucapannya memiliki kekuatan magis, yang membuat orang takut untuk melawan.

Erick Qin mengikuti Finola Tsu masuk ke dalam.

Finola Tsu menaiki tangga lalu berjalan menuju kamar tidurnya.

Erick Qin langsung merasa bahagia.

Kamar tidur? Mungkinkah karena terlalu lama tidak bertemu, akan terjadi sesuatu yang indah?

Memikirkan hal ini, Erick Qin langsung bersemangat.

Dia menahan kegembiraannya dan mengikuti Finola Tsu ke dalam kamar.

Setelah masuk ke dalam, Finola Tsu menutup pintu lalu menutup tirai.

Hal ini membuat Erick Qin semakin yakin dengan pemikirannya!

“Duduk disini.” Finola Tsu menepuk ranjang di sampingnya.

Hal ini membuat Erick Qin merasa sedikit malu, lalu dia berkata, "Ini ... masih siang bolong, bukankah tidak terlalu baik ..."

“Karena itulah aku menutup tirai.” Suara Finola Tsu sangat lembut, seolah langsung masuk ke dalam hatinya.

Erick Qin menarik nafas dalam-dalam sambil berpikir di dalam hati: "Sebagai pria sejati aku tidak boleh seperti banci!"

Jadi, Erick Qin duduk di tempat yang Finola Tsu katakan tadi.

Dalam kegelapan, dia hanya bisa melihat sosok wanita cantik itu, tapi dia tidak bisa melihat apa yang dilakukan Finola Tsu.

Dia berputar sebentar di sisi meja lalu dia duduk di samping Erick Qin.

Erick Qin langsung merasa gugup, bahkan saat dihadapkan dengan hidup dan mati, dia tidak pernah segugup ini!

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu