Beautiful Love - Bab 184 Celen Yu

Erick menatapnya dan menganggukkan kepala: "Baiklah."

"Kamu menyetujuinya?" Hamley seketika merasa begitu marah.

Dirinya kembali berkata: "Apakah kamu masih tahu malu? Bella masih berumur puluhan tahun, tetapi kamu??"

Erick tersenyum dan berkata: "Dia ingin tidur di sini, aku juga tidak bisa berkata lain."

"Kamu...." Hamley merasa begitu marah mendengar perkataan ini, namun dia juga tidak mampu untuk melawannya.

"Sudahlah, cepatlah kembali untuk beristirahat." kata Ardi sambil menepuk pundak Hamley dan membawanya pergi.

Setelah beberapa saat, hanya tersisa Erick dan Bella di kamar tersebut.

Bella melototkan matanya dan berkata: "Kamu tidur di sofa dan aku tidur di kasur!"

Erick tidak merasa keberatan untuk tidur dimana pun. Lagipula dia memanglah berencana untuk tidur di sofa.

"Kamu tidak suka pada Hamley?" tanya Erick.

Bella menghela napas dan berkata: "Iya, tetapi ayahku sepertinya bermaksud untuk menyatukan kami."

"Kamu masih begitu muda dan kamu sudah dijodohkan?" hal ini membuat Erick merasa sedikit terkejut.

Bella lalu berkata dengan tidak senang: "Ini tidaklah heran, begitu banyak keluarga yang seperti ini."

Erick menghela napas dan merasa kalau mereka yang hidup di keluarga seperti itu tidak mampu merasakan indahnya masa pacaran.

.......

Hamley kembali ke kamarnya sendiri dan merasa begitu marah.

Dia melemparkan ponselnya sendiri ke atas kasur dan berkata dengan marah: "Erick, aku tidak akan pernah membiarkan kamu begitu saja!"

Setelah itu, Hamley pun menghidupkan sebatang rokok. Setelah berpikir selama beberapa saat, dia pun memutuskan untuk mengirimkan pesan yang berisi semua kejadian ini kepada ayahnya.

Setelah membaca pesan itu, ayahnya pun menelepon dirinya.

"Apa yang terjadi? Siapa Erick itu?" tanya ayahnya yang bernama Joni Xiang itu.

Hamley lalu berkata dengan geram: "Erick adalah seorang pria yang sudah menikah sebanyak dua kali! Aku juga tidak mengerti kenapa Bella bisa tertarik padanya. Mereka berdua bahkan tidur di kamar yang sama. Ayah, kamu harus membantuku kali ini!"

Joni terdiam sejenak dan kembali berkata: "Kamu tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian?"

"Ayah, bocah ini memiliki kemampuan yang lumayan baik. Bahkan Ardi juga begitu kagum padanya." kata Hamley dengan nada kasihan, ”Kalau tidak, aku sudah menghajarnya sejak awal!"

"Dia adalah kaum budo?" tanya Joni sambil mengerutkan keningnya, "Dia hanyalah seorang pria yang ahli di bidang bela diri dan dirinya berani bersikap sombong pada keluarga kita?!"

Setelah mendengar jawaban Joni, Hamley seketika merasa begitu senang dan dirinya segera berkata: "Ayah, cepatlah bantu aku untuk mengusir pria itu!"

"Tenang saja." kata Joni, "Aku memiliki teman yang juga merupakan bagian dari Asosiasi Budo. Aku akan membantumu untuk meneyelesaikan hal ini."

Setelah mengatakan itu, Joni langsung memutuskan panggilan tersebut.

Hamley duduk di atas kasur sambil memejamkan matanya dan berkata: "Bocah, tunggulah pembalasanku!"

........

Di tengah malam, Erick berbaring di sofa dan dirinya tidak terlelap dalam tidurnya.

Bella terus berguling di atas kasur dan juga tidak bisa terlelap.

"Ah!!" setelah beberapa saat, Bella pun beranjak duduk di atas kasurnya.

Dia pun berkata dengan ekspresi yang kacau: "Bagaimana ini? Aku tidak bisa tidur! Apakah kamu memiliki pil mujarab yang bisa membuatku tertidur?"

"Tidak ada." kata Erick, "Hitung domba saja jika kamu tidak bisa tidur."

"Aku sudah menghitung ratusan domba sejak tadi!" kata Bella, "Menyebalkan sekali!"

Saat ini, terdengar suara dari luar pintu.

Erick tidak berbicara dan Bella langsung berkata dengan penuh waspada: "Siapa? Apakah ada yang ingin membunuh kita?"

Setelah mengatakan itu, dia langsung beranjak turun dari kasur dan bersembunyi di balik tubuh Erick.

Erick tidak berbicara dan dia terlihat seperti sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Pintu tidak dikunci." kata Erick dengan nada yang datar.

Ketika perkataan itu terucap, pintu itu pun terbuka.

Saat ini, Celen melangkahkan kakinya dan perlahan berjalan masuk ke dalam kamar.

"Kenapa kamu datang ke sini?" setelah melihat Celen, Bella langsung melompat dari sofa.

Dia lalu berkata dengan wajah yang penuh waspada: "Apa yang ingin kamu lakukan? Akan ku katakan kepadamu, kalau Erick sudah ada yang punya. Dia tidak akan pernah menyukaimu!"

Celen tidak merasa marah dan dia tersenyum sambil berkata: "Dari mana kamu tahu kalau ia tidak akan menyukaiku?"

"Hm, Apakah kamu mengira dirimu sangatlah cantik?" kata Bella dengan penuh ejekkan, "Akan aku katakan kepadamu, kakakk Finola lebih cantik ratusan kali lipat darimu! oh, tidak, seribu kali lipat! lagipula kakak Finola memiliki kemampuan yang sangat hebat!"

Celen tersenyum dan berkata: "Kamu bukanlah pria, bagaimana mungkin kamu bisa mengerti perasaan seorang pria?"

"Pandanganku tidaklah beda jauh dengan pandangan Bella." kata Erick dengan sadis.

Celen sedikit terkejut dan mulutnya sedikit terbuka.

Setelah itu, dia pun tersenyum dan berkata: "Sepertinya tuan Qin adalah orang yang bucin. ini benar-benar diluar dugaanku."

"Ada hal apa yang ingin kamu katakan?" kata Erick.

Celen tersenyum dan hanya terlihat dirinya melambaikan tangannya. Setelah itu, Bella pun tertidur.

Ekspresi wajah Erick sedikit berubah, "Apa yang kamu lakukan terhadap Bella?"

"Tuan Qin, tenanglah, dia hanya tertidur." kata Celen sambil tersenyum.

Erick menatap ke arah Bella dan berkata dengan nada yang dingin: "Kamu datang mencariku di tengah malam seperti ini pastilah karena adanya hal yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Katakanlah."

"Seperti yang kamu katakan." Celen tersenyum, "Aku hanya merasa penasaran pada tuan Qin, karena aku merasakan sebuah perasaan yang khusus terhadap kamu..."

"Sebuah perasaan yang membuatmu takut?" Erick mengerutkan keningnya.

Setelah mendengar ini, ekspresi wajah Celen seketika berubah.

"Sepertinya dugaanku ini benar." Erick tersenyum dan kembali berkata, "Jika dirasakan dari aura tubuhmu, kamu pastilah berhubungan dengan siluman rubah kan?"

Ekspresi wajah Celen seketika berubah, namun dia segera merubah ekspresinya.

Dia tersenyum dan berkata: "Sepertinya dugaanku itu benar, Tuan Qin sangatlah pintar."

Erick berkata dengan dingin: "Aku tidak perduli apa hubungan diantara kamu dengan siluman rubah, namun aku akan memperingati kamu untuk tidak mendekati aku."

Celen memejamkan matanya dan Kerohaniannya kembali mendarat di tubuh Erick.

Namun kali ini, Erick tidak berkata apapun. Cahaya emas yang ada di dalam benaknya langsung keluar bagaikan sebuah pedang yang tajam dan langsung merusak kerohanian yang dimiliki oleh Celen.

"Ah!"

Celen berteriak dan dirinya hampir terjatuh.

"Kamu.... Kamu juga mengeluarkan kerohanianmu?" kata Celen denga wajah yang pucat.

Erick tersenyum dan berkata: "Nona Yu, aku tidak suka diintip."

Celen segera bangkit dan berkata: "Tuan Qin, aku tidak berniat buruk padamu. Aku hanya merasa penasaran saja."

Perkataan ini tidaklah salah, jika Celen memiliki niat buruk, Erick pastilah bisa merasakan niatnya itu sejak awal.

"Ini adalah nomorku." kata Celen, "Jika suatu hari nanti Tuan Qin pergi ke kota B, kamu boleh datang mencari aku."

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu