The Serpent King Affection - Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
“Aku baik-baik saja Yoyo."
Aku berkata kepada Yoyo, aku tidak tahu, bahwa kali ini aku jatuh ke air, dialah yang berusaha membunuhku.
"Maaf kakak ipar, ini semua salahku. Aku tidak bisa menjagamu dengan baik sehingga kamu bisa jatuh ke dalam air."
Yoyo berpura-pura berkata dengan sedih, dia berjalan sampai di samping tempat tidur, dia tidak akan membiarkan Raja Ular Austin Ye mecurigainya.
"Kenapa kamu berbicara seperti itu Yoyo, aku sama sekali tidak menyalahkanmu."
Aku berkata kepada Yoyo, aku tidak ingin melihatnya menyalahkan dirinya sendiri.
"Karen Qing, panggil dokter ular kesini."
Raja Ular Austin Ye tidak memperdulikan Yoyo, dia merasa sedikit aneh, Isabelle Yao sedang hamil, bagaimana mungkin dia bisa begitu ceroboh, mau tidak mau dia merasa curiga, tetapi dia tidak memiliki barang bukti, sehingga dia tidak bisa menarik kesimpulan.
Karen Qing yang sedang menangis di luar kamar raja, mendengar panggilan raja ular, dia segera berhenti menangis, tadi dia tidak salah dengar bukan, Raja ular memerintahnya memanggil dokter ular, mungkinkah ...
Karen Qing menyeka air matanya, tidak mempedulikan apapun bergegas ke masuk dalam kamar raja, yang tidak terpikirkan olehnya, kakaknya yang meninggal sedang terduduk di tempat tidur.
"Kakak, kakak, kamu masih hidup, ini bagus, bagus sekali."
Melihat kakak yang duduk di tempat tidur dengan sehat, Karen Qing sangat gembira sehingga dia lupa perintah Raja Ular, dan langsung menuju ke tempat tidur.
Melihat keadaan ini, aku bersembunyi di belakang Raja Ular, melihat Karen Qing yang begitu bersemangat, dan lagi aku sedang hamil, tidak bisa menerima pelukannya yang sangat bersemangat itu.
"Karen Qing."
Tepat ketika Karen Qing membuka kedua tangannya ke tempat tidur ingin memeluk kakak, suara Raja Ular membuatnya tertegun, ia menghentikan langkahnya.
Kemudian, Karen Qing menepuk-nepuk kepalanya, seketika teringat sesuatu, Raja Ular menyuruhnya untuk pergi untuk memanggil dokter kerajaan, benar, itu dia.
"Raja Ular, kakak, Karen Qing akan pergi untuk memanggil Dokter Kerajaan kemari."
Karen Qing berkata dengan gembira, lalu berbalik dan bergegas keluar dari kamar raja untuk memanggil dokter ular, dan hatinya penuh sukacita karena kakaknya yang kembali hidup.
Melihat Karen Qing pergi, aku merasa lega, dan kemudian tidak bisa menahan untuk tidak tertawa, gadis ini sangat baik padaku.
Setelah beberapa saat, Karen Qing bergegas membawa dokter ular kemari.
Dokter ular terkejut melihat aku masih hidup, ketika dia mendengar Karen Qing mengatakan bahwa nona hidup kembali, dia pikir gadis ini terlalu sedih sehingga bicara sembarangan, dan sekarang dia melihat nona masih hidup dan terduduk di tempat tidur, tentu saja dia sangat terkejut.
Jika sebelumnya wanita itu meninggal dan kembali hidup karena pil keabadian, maka kali ini, bagaimana dia harus menjelaskannya? Dokter ular tidak bisa memahaminya.
"Dokter ular, cepat periksa dia."
Tepat ketika dokter ular terkejut, dia mendengar Raja Ular mendesaknya.
"Baik, baik Raja Ular."
Dokter ular itu dengan cepat dan penuh hormat berkata, berjalan ke samping tempat tidur, membantuku memeriksa denyut nadi.
Setelah dokter ular memeriksanya, nona keadaannya sangat baik, bahkan bayi dalam perutnya sangat baik, tidak ada masalah sedikit pun. Ini membuat dokter ular merasa lebih aneh, dia jelas-jelas tadi melihat nona berhenti bernapas, dan bahkan nadinya berhenti berdetak, bagaimana ini bisa terjadi, nadi nona sekarang normal, dan bahkan bayi di perutnya tidak ada masalah.
Bingung, sebagai dokter ular, dia sama sekali tidak bisa mengerti, sepertinya ini di luar batas jangkauannya.
"Apa yang terjadi dokter ular, apakah ada masalah terhadap bayinya?"
Melihat dokter ular tidak berbicara, aku segera bertanya, sekarang yang paling aku khawatirkan adalah bayi di dalam perutku. Jika bayi ini memiliki masalah, aku pasti akan sangat sedih, termaksud suamiku, dia juga khawatir tentang situasi kami berdua.
"Raja Ular dan Nona jangan khawatir, yang mulia pengeran sangat sehat."
Dokter ular itu dengan cepat dan penuh hormat berkata, lalu melangkah mundur ke samping.
"Benarkah? Bayinya baik-baik saja."
Ketika aku mendengar kata-kata dokter ular, orang yang paling bahagia adalah aku, aku dengan susah-susah akhirnya hamil, tentu saja aku berharap bayi ini baik-baik saja.
"Itu benar Nona, yang mulia pangeran baik-baik saja."
Dokter ular tua itu dengan penuh hormat mengatakannya, mana berani dia sembarangan berbicara, yang mulia pangeran memang baik-baik saja, hal ini membuat dokter ular tidak tahan untuk tidak menggusap air matanya.
Sungguh daya juang hidup yang luar biasa, bersama itu juga merupakan hal yang di luar pemikirannya, dokter ular tersentuh.
"Bagus, kalian ibu dan anak baik-baik saja."
Raja Ular sama bahagianya denganku, dan dia tidak peduli dengan adanya orang lain, dia langsung memelukku.
"Bagus, sangat bagus."
Karen Qing juga tidak bisa mengendalikan perasaan senangnya, sehingga dia melompat dan bersorak-sorai.
Ada orang yang bahagia maka akan ada orang yang tidak bahagia, dan orang yang tidak bahagia itu tentu saja adalah Yoyo.
Ketika mendengar berita ibu dan anak itu baik-baik saja, orang yang paling marah adalah Yoyo, bagaimana mungkin, tidak hanya dokter ular, tetapi bahkan dia telah melihat kematian wanita itu secara langsung? Bagaimana dia bisa baik-baik saja, termasuk bayi di perutnya tidak ada masalah sama sekali.
Ini sama sekali tidak mungkin, bagaimana bisa dia jelas-jelas sudah mati dan sekarang hidup kembali, dan tidak ada masalah dengan bayi sialan di perutnya itu, Yoyo termaksud gagal mencapai tujuannya, dan lagi-lagi melihat pemandangan romantis antara Raja Ular Austin Ye dan wanita itu, dia merasa dirinya akan pingsan, tetapi dia tetap berusaha menahan emosinya.
Mengapa dia mencintai satu orang, orang itu tidak hanya tidak mencintainya, tetapi juga sangat mencintai orang lain, dia merasa sakit, sangat menyebalkan.
Dia sangat tidak rela, tidak peduli apapun, dia ingin mendapatkan Raja Ular Austin Ye, tidak peduli dengan cara apapun.
Sejak kematian dan kebangkitan yang ajaib itu, saku dan suamiku menjadi semakin saling mencintai, saling mengasihi.
Saling bertemu susah, saling menghargai, terus sampai selamanya.
"Raja Ular, Nona Yoyo mencari anda untuk membicarakan sesuatu."
Di istana, Raja Ular sedang menemaniku, dan berbicara denganku, Karen Qing memotong buah untuk kita, dan seorang pelayan datang untuk melapor.
"Raja tidak ada waktu saat ini."
Setelah mendengar laporan dari pelayan, wajah Raja Ular Austin Ye tidak menunjukkan ekspresi apapun.
"Baik."
Pelayan itu menjawab dengan hormat, kemudian pergi.
"Tunggu."
Aku memanggil pelayan itu lagi.
Alis Raja Ular Austin Ye mengekerut, wajah tampan melihat kepadaku.
Melihat ekspresi suamiku seperti ini, aku langsung mengerti bahwa dia marah kepada Yoyo, karena kejadian aku jatuh ke dalam air, walaupun aku tidak tahu bagaimana bisa aku tidak berhati-hati jatuh masuk ke dalam air, jelas-jelas tempat yang aku langkahi sangat aman, tapi aku tidak ingin Raja Ular Austin Ye menyalahkan dia.
"Suamiku, sudah beberapa hari ini Yoyo tidak datang melihatku pasti karena takut kamu marah, kamu pergilah menemuinya, mungkin saja ada hal yang ingin dia katakan padamu."
Aku berkata kepada suamiku, aku tidak ingin karena aku, dia marah kepada Yoyo, aku harus meluruskan salah paham ini.
"Raja hanya merasa, bahwa Yoyo telah berubah, dia bukan Yoyo yang raja kenal lagi."
Kata Raja Ular Austin Ye, kejadian terakhir kali, sungguh membuatnya curiga, sehingga, untuk beberapa hari dia tidak bertemu Yoyo.
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallCutie Mom
AlexiaHusband Deeply Love
NaomiSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiAfter The End
Selena BeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Yang Dalam
Kim YongyiThe Serpent King Affection×
- Bab 1 Didorong ke Jurang (1)
- Bab 1 Didorong ke Jurang (2)
- Bab 2 Terbaring di Atas Tubuh Ular
- Bab 3 Berguling ke Bawah Gunung
- Bab 4 Hei Wanita, Kau Sudah Membuat Masalah Besar Dengan Aku Sang Raja
- Bab 5 Dikelilingi Ular
- Bab 6 Hidup atau Mati
- Bab 7 Terpesona
- Bab 8 Terpancing
- Bab 9 Istana Megah
- Chapter 10 Perlakuan Istimewa
- Chapter 11 Wanita Cantik dari Lukisan Kuno
- Chapter 12 Bisa Lebih Terbuka Lagi
- Chapter 13 Menetap dengan Tenang
- Chapter 14 Tidur Bersama Ular Raksasa
- Chapter 15 Menantang Ular Raksasa
- Bab 16 Tolong Jangan Makan Aku
- Bab 17 Apakah Kamu Menyukai Bentukku Yang Seperti Ini?
- Bab 18 Gagal Kabur
- Bab 19 Janji Tidak Akan Kabur Lagi
- Bab 20 Apakah Kau Benar-Benar Raja Ular?
- Bab 21 Marah
- Bab 22 Senyumanmu Sangat Cantik
- Bab 23 Iri, Cemburu, Dan Benci
- Bab 24 Dibohongi Untuk Keluar
- Bab 25 Pertolongan Dari Ular Putih Kecil
- Bab 26 Pelayan Ular Memohon Ampun
- Bab 27 Memaafkan
- Bab 28 Pikiran Yang Lain
- Bab 29 Berbohong Untuk Kebaikan
- Bab 30 Ini Juga Bisa Terlihat
- Bab 31 Mencari Kesempatan Membunuhnya
- Bab 32 Ditipu ke Dasar Danau
- Bab 33 Hampir Mati Tenggelam
- Bab 34 Mutiara Ular
- Bab 35 Selamat
- Bab 36 Bertemu Ular Putih
- Bab 37 Berjanji Menolong Ular Putih
- Bab 38 Apa Panggilan Ini Pantas
- Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku
- Bab 40 Pertemuan yang Terlambat
- Bab 41 Tidak Tahan Akan Rasa Kesepian
- Bab 42 Pergi Jalan-Jalan
- Bab 43 Perkataan Sindiran
- Bab 44 Amarah Langsung Membara
- Bab 45 Merusak Paras Wajah
- Bab 46 Apakah Pria Ini Vegetarian
- Bab 47 Akan Membuat Mereka Mati Mengenaskan
- Bab 48 Merobek Kulit Wajah
- Bab 49 Meninggalkan Sebuah Bekas Luka
- Bab 50 Dimanjakan
- Bab 51 Kamu Jadi Pacarku Saja
- Bab 52 Mengikuti Pemilihan Selir
- Bab 53 Aku Hanya Orang Yang Sekadar Lewat
- Bab 54 Memasukkan Afrodisiak Ke Dalam Anggur
- Bab 55 Ular Kuning Loreng Yang Besar
- Bab 56 Raja ular, aku ingin, aku menginginkannya
- Bab 57 Akan Menunggu Sampai Hari Itu Tiba Untuk Menyentuhmu
- Bab 58 Ingin Tebusan Darimu
- Bab 59 Meninggalkan Istana Ular
- Bab 60 Perbedaan Kemampuan
- Bab 61 Dibawa Ke Hutan Bambu
- Bab 62 Menanti Pertemuan Denganmu Di Hutan Bambu
- Bab 63 Menyesal Tidak Seharusnya Mengancam Dirinya
- Bab 64 Lepaskan, Raja Memperbolehkanmu untuk Melepaskannya
- Bab 65 Jangan Malu, Bukankah Ini Hanya Mandi
- Bab 66 Mengubah Tubuh
- Bab 67 Diri yang Baru
- Bab 68 Sayangnya Tidak Ada Jika
- Bab 69 Mengantarkan Hadiah
- Bab 70: Bunda Mo Memberikan Anggur
- Bab 71: Bangun Dalam Keadaan Sudah Meninggal
- Bab 72 Mati Dalam Mimpi
- Bab 73 Aduh, Bisa Tidak Jangan Berbicara Terlalu Frontal?
- Bab 74 Suamiku Terlalu Menarik
- Bab 75 Berlilitan Tanpa Henti
- Bab 76 Telah Hamil
- Bab 77 Sang Anak Telah Tiada
- Bab 78 Tidak Berhak Untuk Tetap Disisinya
- Bab 79 Pertengkaran Kami Yang Pertama Kali
- Bab 80 Penemanian Para Wanita
- Bab 81 Kesakitan Yang Mendalam
- Bab 82 Lupa Ingatan Setelah Mabuk
- Bab 83 Selir
- Bab 84 Ketidak Hadiran Pengantin Pria
- Bab 85 Dia Malah Berada Di Ranjangku Saat Malam Pertamanya Dengan Wanita Lain
- Bab 86 Pergi Tanpa Berpamitan
- Bab 87 Membunuh Ular Dan Menjarah Kantong Empedu
- Bab 88 Menghadapi Jalan Buntu
- Bab 89 Penuh Siasat Licik
- Bab 90 Jatuh Ke Jurang
- Bab 91 Jatuh Ke Pelukannya
- Bab 92 Seorang Pria Yang Hangat
- Bab 93 Menghalangi Perjalanan
- Bab 94 Di Dalam Gunung Besar Terdapat Rumah Orang.
- Bab 95 Mimpi Yang Menyeramkan
- Bab 96 Monster Air Di Tengah Sungai.
- Bab 97 Dipaksa Menikah
- Bab 98 Datang Bulan
- Bab 99 Bolehkah Tidak Sebaik Hati Ini?
- Bab 100 Menginap di Desa
- Bab 101 Monster Pemakan Manusia
- Bab 102 Sangat Hebat
- Bab 103 Minum Racun Kalajengking
- Bab 104 Kalau Tidak Senang Sini Gigit Aku
- Bab 105 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
- Bab 106 Tujuan Tertentu
- Bab 107 Adegan Tersebut, Melukai Hatiku
- Bab 108 Siluman Kalajengking Beracun
- Bab 109 Padang Salju
- Bab 110 Sejak Kapan Belajar Menjilat Orang
- Bab 111 Keras Kepala
- Bab 112 Hua Tuo di Namsan
- Bab 113 Ada Syaratnya
- Bab 114 Monster Ganas
- Bab 115 Berjanji Memberi Pengobatan
- Bab 116 Mengambil Air Bekas Mandi Peri
- Bab 117 Dua Wanita Cabul
- Bab 118 Boneka Ginseng Berusia Seribu Tahun
- Bab 119 Bercinta
- Bab 120 Keracunan
- Bab 121 Tersipu Malu
- Bab 122 Tertangkap
- Bab 123 Pantang Menyerah
- Bab 124 Mengecap Dengan Besi Panas
- Bab 125 Memohon Padanya
- Bab 126 Rasa Malu
- Bab 127 Pertemuan
- Bab 128 Berpura-Pura Mati
- Bab 129 Bunuh Diri
- Bab 130 Tidak Bisa Kabur
- Bab 131 Paksaan
- Bab 132 Membutakan Sepasang Mata
- Bab 133 Dijual Ke Rumah Bordil
- Bab 134 Ular Hijau Menyelamatkanku
- Bab 135 Dosa Yang Mengerikan
- Bab 136 Hamil Lagi
- Bab 137 Kembali Bersama Suamiku
- Bab 138 Mengambil Mata
- Bab 139 Pulang Ke Istana Ular
- Bab 140 Memanjakan
- Bab 141 Jatuh Cinta Diam-Diam
- Bab 142 Bertengkar Demi Keinginan
- Bab 143 Jika Suatu Hari Nanti, Raja Tidak Ada Di Sisimu
- Bab 144 Pemikiran Lain
- Bab 145 Mencari Kesempatan Untuk Menyerang.
- Bab 146 Terjatuh Kedalam Air.
- Bab 147 Tidak Meninggal.
- Bab 148 Berpura-pura Menyalahkan Diri Sendiri.
- Bab 149 Menempel Padanya.
- Bab 150 Pengakuan Ditolak
- Bab 151 Kembali Kealam Manusia
- Bab 152 Kita Akan Berpisah
- Bab 153 Kepergian Dia
- Bab 154 Dikeluarkan Dari Istana Ular
- Bab 155 Tujuh Bayi Ular
- Bab 156 Mutiara Ular Ajaib
- Bab 157 Para Bayi Ingin Minum Susu
- Bab 158 Mencari Bayi Ular
- Bab 159 Anak-anakku
- Bab 160 Sendiri Mencari Susu Untuk Diminum
- Bab 161 Menjaga Ibu dan Anak Kami
- Bab 162 Kebencian Karena Cinta
- Bab 163 Dunia Ular Dikendalikan
- Bab 164 Cinta Berubah Menjadi Luka
- Bab 165 Bayi Ular Terselamatkan
- Bab 166 Raja Ular, Aku Akan Terus Menunggumu, Selamanya