The Serpent King Affection - Bab 39 Senyumannya Mengalihkan Duniaku

Setelah mendengar ucapanku, kening sang pria tampan yang tadinya mengerut pun berubah tenang, ia tersenyum manis, dan senyumannya itu mengalihkan duniaku.

Aku benar-benar dikalahkan oleh senyumannya itu, aku tak kuasa menahan keinginanku untuk menelan air liur, siapa yang tahu, semua gerak-gerikku terekam dalam matanya.

Setelah mendapatkan perhatian dan membaca pikiran dari wanita itu, perasaannya pun berubah senang seketika, ia pun berkata dengan lembut, "Iya, aku tahu."

Senyumannya bertambah lebar, seluruh pengawal dan pembantu yang melihat sang Raja Ular itu merasa heran, jarang sekali sang Raja Ular bisa tersenyum seperti ini, para pengawal dan pembantu itu sangat ingin tahu siapa yang bisa membuat perasaan Raja Ular sebahagia ini.

Penjaga Bai dan Ular Putih Kecil mengantarkanku kembali ke kamar, Ular Putih Kecil selalu berada di sampingku, Penjaga Bai juga tidak menyuruh pembantu lain lagi untuk melayaniku, ia hanya berkata dengan hormat, "Nanti malam Penjaga Bai akan menjemput Nona Isabelle lagi, silahkan istirahat Nona Isabelle, Penjaga Bai pamit mundur dulu."

Setelah itu, ia pun berkata pada Ular Putih Kecil, "Layani Nona Isabelle dengan baik."

"Baik, Penjaga Bai."

Jawab Ular Putih Kecil sambil menundukkan kepala, ia memegangi ujung bajunya dengan erat, ia terlihat sangat malu menghadapi pria di hadapannya itu.

Setelah itu, Penjaga Bai pun pergi, di dalam kamar yang besar ini hanya tersisa aku dan Ular Putih Kecil.

"Cepat duduk kemari."

Aku menarik Ular Putih Kecil berjalan ke arah meja kristal dan duduk di sana, aku pun mengambil buah-buahan yang ada di atas meja dan mengajaknya makan bersama diriku, tapi tak kusangka hanya aku sendirian yang duduk.

"Terima kasih, Nona, Ular Putih Kecil berdiri saja tidak apa-apa."

Kata Ular Putih Kecil sambil menerima buah yang kuberikan padanya, ia hanya berdiri diam di samping saja tak berani duduk.

Hal ini mengingatkanku pada adegan-adegan di sinetron saat seorang pembantu melayani majikannya, biasanya sifat nona-nona atau majikan wanita di dalam sinetron itu sangat ketus dan jahat, pembantunya sering menerima hinaan dan siksaan, walaupun aku memang punya watakku sendiri, tapi aku tetap saja baik hati dan tidak sombong, sama sekali tidak sama dengan nona-nona atau majikan wanita di dalam sinetron-sinetron itu.

"Ah, kalau ada kursi untuk apa masih berdiri, ayo duduk."

Aku menarik Ular Putih Kecil agar dia duduk, tapi tak tahu apa yang ditakutkannya, ia tetap tak berani duduk.

"Nona adalah majikan, Ular Putih Kecil hanya seorang bawahan, mana boleh bawahan duduk bersama majikan, Ular Putih Kecil tidak berani."

Jelas Ular Putih Kecil dengan nada yang penuh rasa hormat.

"Majikan bawahan apanya, aku bukan majikan di sini, aku hanya menginap di sini beberapa hari saja, dan kau juga bukan bawahan, kau adalah penolongku, ayo cepat duduk dan makan buah."

"Tapi......"

Raja Ular dan Penjaga Bai menyuruhnya untuk menjaga Nona Isabelle, mana mungkin dia bukan majikan, belum sempat si Ular Putih Kecil mengatakan sesuatu, aku pun menariknya dengan paksa ke arah kursi, belum pernah ada orang yang bersikap seramah ini padanya, Ular Putih Kecil merasa sedikit terharu, ini pertama kalinya dirinya bertemu dengan majikan sebaik ini di dalam Istana Ular yang sangat megah ini, Ular Putih Kecil merasa semua ini datang terlalu tiba-tiba, dia agak sedikit tidak terbiasa, namun ini adalah hal yang paling diharapkan oleh si Ular Putih Kecil.

"Namaku Isabelle, kalau kau, siapa namamu?"

Tanyaku pada Ular Putih Kecil.

"Aku......"

Baru saja si Ular Putih Kecil hendak beranjak berdiri untuk menjawab pertanyaanku, aku pun mengisyaratkan padanya untuk duduk kembali dengan tanganku, dan akhirnya dia pun duduk kembali.

"Ular Putih Kecil tidak memiliki nama."

Kata Ular Putih Kecil dengan suara merdunya, matanya yang sangat bersih dan polos memandangiku lebar-lebar.

"Tidak memiliki nama?"

Mana mungkin sebesar ini tidak memiliki nama, apa orang tuanya tidak memberinya nama, oh ya, aku lupa, dia itu seekor ular, oh bukan, siluman ular.

"Kalau begitu, " aku memandangi jubah putihnya, putih bersih seperti salju, "Bagaimana kalau aku memanggilmu Susan."

Cantik dan bersih, nama Susan ini kurasa sangat cocok untuknya, tiap hari ular ular saja, rasanya sedikit tidak enak didengar.

"Susan, bagus sekali, aku suka sekali, Ular Putih Kecil sudah punya nama sekarang."

Setelah ia memiliki nama, Ular Putih Kecil merasa sangat senang, ia menepuk-nepuk tangannya dengan gembira, ini adalah hari terbaik seumur hidupnya.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu