Awesome Husband - Bab 222 Mengelus-elus Dada

Tapi dia tidak menyangka, setelah Sally Bai mendengar ini, wajahnya yang cantik berubah pucat untuk sesaat, diikuti oleh ekspresi kesakitan di wajahnya.

"Ada apa dengan mu?”

Sean Xiao terkejut, dan bergegas menghampiri dan memeriksa nya.

Sally Bai merasa tegang untuk sesaat, “Aku ... dada ku, tidak bisa bernafas, sangat .... sangat sesak.”

"Sean Xiao, aku ... aku sangat sesak."

"Aku akan memanggilkan dokter."

"Tidak mau, cepat bantu aku mengelusnya.”

Melihatnya yang sangat kesakitan, Sean Xiao tanpa sadar mengulurkan tangannya, belum sempat mengelusnya, tangannya menggantung di udara.

Karena terluka di dadanya, dia tidak mengenakan pakaian dalam, dia bahkan bisa melihat dengan jelas melihat puting payudara di pakaian nya yang tipis.

Di kamar rawat inap ini kecuali suster, dokter wanita dan pekerja wanita, bahkan nyamuk jantan tidak bisa masuk kemari, hanya dia seorang pria, dia yang baru saja menolaknya, lalu mengulurkan tangan ke dada nya, ini ... tidak terlalu baik.

Tepat ketika dia berada dalam dilema, tangan lembut Sally Bai langsung menarik tangan nya.

Kemudian, telapak tangannya menyentuh sesuatu yang lembut.

Keelastistasan dan kelembutannya membuat dia terkejut, membuat orang lain tidak ingin melepaskan tangannya.

Tetapi akal sehatnya memberitahunya, tidak bisa seperti ini.

Dia ingin menarik kembali tangannya, dan Sally Bai tidak melepaskan tangannya.

"Kamu ... apakah kamu bukan seorang pria?” Sally Bai menggigit bibirnya, wajanya memerah sampai ke telinganya, “Disini ... disini tidak ada orang, kamu ... apa yang kamu takutkan?”

Huff!

Seketika Sean Xiao bernafas dengan cepat.

Seketika bagian bawahnya panas terbakar, dalam sekejap badannya menjadi panas.

Tanpa sadar dia mencengkram tangan nya.

Sally Bai sedikit mengernyit, cengkraman Sean sedikit menyakitkan, tetapi dia tidak berteriak, tetapi berkata menyemangatinya, “Benar, lanjut ... seperti ini ...”

Tangan Sean Xiao bergetar, jantungnya bergetar.

Sedetik dua detik tiga detik ...

"Uh--"

Bibir kecil Sally Bai mengeluarkan erangan yang sangat menggoda orang.

Darah di tubuh Sean Xiao mendidih.

Saat dia hendak mengeluarkan satu tangannya yang lain, kain kasa Sally Bai sedikit memerah.

Air dingin seperti tersiram di atas kepalanya.

Dia dengan cepat melepaskan tangan nya, bergegas berlari keluar, “Suster ... suster ...”

Suster segera datang setelah mendengar suara teriakan.

Setelah memeriksa lukanya, Suster mengerutkan keningnya, "Apa yang terjadi? Lukanya sembuh dengan tidak mudah, kenapa bisa terbuka lagi!”

"Apa yang kamu lakukan sebagai perawat pasien?”

Suster menegurnya dengan keras: “Apakah kamu tidak ingin dia cepat sembuh? Dia tidak bisa melakukan pekerjaan berat, kamu bantu dia mengerjakannya!”

Sean Xiao disambing mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa.

Setelah mengganti obatnya, suster mengingatkan nya lagi, dan pergi sambil mendorong kereta obatnya.

"Haha!"

Sally Bai tidak bisa menahan tawa nya: "Ekspresi mu barusan sungguh sangat lucu!”

Sudah lama mengenal Sean Xiao, dia belum pernah melihatnya merasa bersalah, berdiri di sana seperti anak kecil yang melakukan kesalahan.

"Maaf, aku tadi ..."

"Tadi kamu terlalu kuat.”

Sally Bai berkata: "Saya tidak tahu apa-apa tentang Xiangxiangxiyu!"

Sean Xiao menyentuh hidungnya dengan canggung, sekarang sudah baik-baik saja, Hatinya mengeras dengan tidak mudah, akhirnya melunak lagi.

"Sean Xiao, bisakah aku bertanya padamu?"

Tiba-tiba Sally Bai bertanya.

Sean Xiao berkata: “Ada apa?”

"Aku ... dan Dia, siapa yang lebih baik!”

Setelah mengatakannya, wajah Sally Bai memerah, dia juga tidak tahu mengapa dia mengajukan pertanyaan seperti ini.

Apakah di alam bawah sadarnya dia ingin membandingkan dirinya dengan dia?”

"Ini..."

Sean Xiao dengan susdah payag menelan ludah, "Bisa kah aku tidak menjawabnya?”

"Tidak bisa!"

"Suami ku."

Saat ini, pintu kamar rawat inap terbuka, Quinn Chen yang membawa termos di tangannya berjalan masuk.

"Istri ku!”

Sean Xiao menghela nafas lega dan dengan cepat mengambil alih termos di tangannya.

"Nona Bai, bagaimana pemulihan lukanya?"

Quinn Chen tersenyum: "Ibuku membuat sup ayamhitam gingseng, menambah darah, kamu minum lah sedikit.”

Setelah mengatakannya, dia membuka termos itu dan menyerahkan ke dia.

"Istri ku, punya ku?”

"Nanti makan di rumah.”

Sean Xiao mengangguk, akhirnya dia bisa pulang.

Dia juga sedikit bersyukur, untungnya Quinn Chen pulang kerja langsung pulang, jika dia langsung kemari, maka dia akan melihat posisi tangan nya ada di ...

Bukannya itu akan membuat masalah?

Sally Bai tersenyum mengambil supnya, "Terima kasih, Nona Chen."

Setelah meminumnya seteguk, dan memuji berkata: “Enak, sangat enak, tolong sampai kan ke bibi terima kasih.”

"Jangan sungkan, kamu demi suami ku terluka, kami sekeluarga sangat berterima kasih pada mu.”

Quinn Chen berkata: "Tunggu kamu sudah sehat, makan lah di tempat ku, orang tua ku ingin bertemu langsug dengan mu.”

Awalnya mengira Sally Bai akan menolaknya, namun, Sally Bai tersenyum manis berkata: “Baiklah, tunggu aku keluar dari rumah sakit, aku pasti akan pergi!”

Quinn Chen diam-diam mengerutkan kening, berdiri, dan merangkul Sean Xiao, “Suami ku, apakah kamu lelah? Bagaimana kalau nanti malam aku akan memijat pundak mu?”

Sean Xiao merasa ada sesuatu yang salah. Quinn Chen sebelumnya merasa malu untuk memanggilnya ‘suamiku’ sewaktu di luar, tapi sekarang dia tidak hanya memanggilnya, tetapi juga sangat mesra, pasti ada sesuatu yang salah.

Dia melirik Sally Bai, dan dia langsung mengerti.

Dia tersenyum pahit dalam hati, dia hanya bisa mengangguk, "Baik!"

"Nona Bai, aku akan pulang dan memijat suamiku, jadi aku tidak menemanimu lagi ."

Setelah mengatakannya, dia menarik Sean Xiao dan berjalan pergi.

Melihat punggung kedua orang itu yang berjalan pergi, jari tangan Sally Bai memucat.

Sepanjang jalan, Quinn Chen merangkul Sean Xiao dengan erat, smpai di rumah juga tidak di lepaskannya.

"Istriku, sudah sampai di rumah."

Sean Xiao lelah.

Quinn Chen seperti tidak mendengarnya, dia tersenyum dan menariknya untuk duduk di atas meja, "Ini ikan saus asam manis, daging filet tepung, dan drunken shrimp yang baru aku pelajari, coba lah enak atau tidak.”

“Istriku, kamu tidak melepaskan tanganku, bagaimana aku bisa makan?”

Quinn Chen tidak melepaskan tangannya, dia mengambil sumpit dan mengambil daging filet tepung, “Beberapa hari ini kamu kelelahan karena menemani pasien, aku akan menyuapi mu. Ayo, buka mulutmu!"

"Istriku, biarkan aku melakukannya sendiri ..."

Hari ini Quinn Chen sangat berbeda, dia terlihat aneh.

Dia tidak melihat dirinya menyentuh .... dia kan?

Tetapi waktunya tidak tepat.

Sean Xiao sangat gugup.

"Tidak, hari ini aku suapi kamu!”

Quinn Chen meliriknya, "Sama seperti kamu menyuapinya.”

Sean Xiao : ...

Apakah karena ini?

Dia menghela nafas lega, Sean Xiao mengira dia melihat dirinya menyentuh dadanya.

Gadis ini jelas cemburu, tetapi cemburu,bukannya seharusnya dia yang menyuapinya, kenapa sebaliknya?

"Apakah kamu sudah makan?"

Sean Xiao bertanya balik.

Wajah Quinn Chen dingin, dia tidak berbicara!

Dia belum makan!

Sean Xiao menarik tangannya, meraih sumpit di tangannya, menoel-noel hidungnya, “Gadis bodoh, untuk apa cemburu, ayo, suami mu akan menyuapi mu!”

Sean Xiao mengupas kulit udang, "Anak baik, buka mulutmu!"

Quinn Chen mengerutkan bibirnya.

Sean Xiao menghela nafas kembali, memeluknya dari samping dan meletakkannya di atas pangkuannya.

"Aku salah. Kedepannya aku tidak akan menyuapinya lagi. Sungguh!”Kata Sean Xiao.

"Jangan marah, bagaimanapun, dia terluka karena aku. Dia sudah tinggal di rumahs akit cukup lama, tidak ada seorang pun keluarganya yang mengunjunginya, dia cukup kasihan.”

Sean Xiao memeluk pinggangnya yang ramping, dia meletakkan wajahnya yang berjenggot di wajahnya yang putih bersih: “Jangan marah lagi, aku ingin bersama mu selamanya, jika kamu mau, aku bisa menyuapimu selamanya.”

Mendengar ini, Quinn Chen tidak dapat menahan diri lagi.

"Aiya, kamu sudah berapa hari tidak bercukur?”

Quinn Chen mendorong kepala Sean Xiao menjauh, wajah cantik nya memerah.

"Kamu sudah tidak marah kan?”

Sean Xiao tersenyum, menyuapinya dengan udang yang telah di kupasnya, dalam sekejap kedua suami-istri ini melupakan ketidak harmonisan mereka sebelumnya.

Mereka saling menyuapi satu sama lainnya.

Makan butuh setengah jam untuk menyelesaika makanan mereka.

Malam hari, setelah mandi mereka tidur di atas tempat tidur, keduanya mengobrol sebentar, dan Quinn Chen tenggelam dalam tidurnya.

"Dreet--"

Ponselnya bergetar.

Sean Xiao mengambil ponsel dan melihatnya, sudut bibirnya naik ke atas, dia tersenyum penuh arti.

"Manajer baru telah tiba?”

Akan ada pertunjukkan yang bagus.

Sean Xiao mematikan ponselnya, memeluk Quinn Chen, tidak berapa lama kemudian tertidur.

Pagi hari berikutnya, ketika Sean Xiao bangun, Quinn Chen sudah bangun.

Setelah mandi dia berjalan keluar kamar, di atas meja telah ada beberapa piring kecil, baik dari warna makanan ataupun piring nya semuanya terlihat bagus, kemampuan memasak Quinn Chen semakin lama semakin baik.

"Hm, enak!"

Sean Xiao memegang sumpitnya dan berkata: “sudah hampir setengahnya ibu.”

Quinn Chen sedang menggoreng telur dadar di dapur, mendengar Sean Xiao memujinya, matanya berbinar bangga, “Hanya memasak, mana bisa aku memalukan ku!”

Sean Xiao mengangguk setuju: "Istri ku luar biasa!"

Lancy Qin berjalan kemari, berkata: “Sean Xiao kurangi memuji dia, pandai memasak itu luar biasa? Sudah ku katakan berkali-kali, kurangi garamnya, kenapa masih tidak mengerti?”

"Gadis seusiamu, jika tidak ke aula makan akan ke dapur.”

Lancy Qin berkata dengan tidak puas: "Jika ada kemampuan, biarkan aku punya cucu, itu baru luar biasa.”

Dalam pandangannya, wajar bagi wanita bisa memasak, tidak ada yang bisa dibanggakan.

Kalau memiliki kemampuanm, berilah dia cucu untuk menemaninya.

Sean Xiao duduk dengan wajah serius: "Ma, anda jangan khawatir, kami sedang berusaha untuk itu.”

Situasi sekarang sangat wajar, mertua terus mendesak meminta cucu.

Selain mendesak meminta cucu adalah tetap mendesak untuk meminta cucu.

Terkadang nenek akan ikut mendesaknya, pria tua hanya bisa mengibarkan bendera dan menyemangati dari samping.

Tetapi ini tidak bisa terburu-buru.

Mendengar celotehan Lancy Lian, Quinn Chen hampir pingsan.

Setelah sarapan, Quinn Chen mendesak Sean Xiao untuk bergegas pergi.

Dalam perjalanan ke perusahaan, Quinn Chen memandang ke luar jendela dan tiba-tiba berkata, "Paman, kamu ... apakah kamu sangat menginginkan anak?”

Sean Xiao terkejut, mengapa dia tiba-tiba menanyakan ini?

Dia telah berusia tiga puluh tahun ini, dikatakan bahwa pria berusia tiga puluh tahun sudah mandiri, kebanyakan orang seusianya, anaknya sudah bisa menjatuhkan kecap.

Dulu dia sendirian, tidak memikirkan hal seperti ini, tapi beberapa waktu ini sesekali dia memikirkan ini.

Jika Dia benar-benar menginginkan anak, berdasarkan gen Quinn Chen, anak yang di lahirkannya pasti sangat imut.

Sean Xiao mengangguk: "Ya, tentu saja aku menginginkan anak, karena itu adalah bukti cinta kita.”

"Lalu, kamu suka anak laki-laki atau perempuan?”

Sean Xiao tidak pernah memikirkannya: “Tentu saja anak perempuan!”

"Mengapa?"

"Bukannya orang lain mengatakan, anak perempuan adalah kesayangan seorang ayah?”

Sean Xiao tersenyum, kepalnya penuh dengan memikirkan masa depan, dia memeluk anak perempuan nya dan Quinn Chen, memikirkannya saja membuatnya meleleh.”

"Beri aku sedikit waktu lagi ... tunggu ketika aku sudah siap, itu ... itu akan bisa.”

Sean Xiao tertegun sejenak, dan tidak bisa menahan tawanya, sepanjang jalan ini ternyata Quinn Chen memikirkan tentang ini?”

Sejujurnya, dia tiba-tiba sedikit menantikannya.

Pada saat yang sama, seorang tamu VIP datang ke Rumah Spa di Kota Tian.

Orang yang datang adalah pria paruh baya yang terlihat biasa saja, termasuk orang yang tidak dapat di bedakan ketika di keramaian.

Dia seorang diri langsung berjalan masuk ke Rumah Spa.

Brandon Jiang tahu, cepat atau lambat ini akan terjadi, tapi cara seperti ini, di luar dugaannya.

"Hadiah tahun ini sudah di terima, walaupun dia tidak puas, tapi dia mengerti kesulitanmu."

Pria paruh baya itu duduk di hadapan Brandon Jiang, dengan tenang meminum tehnya, matanya melirik sekeliling, tetapi tidak menemukan sosok Welson Zhao.”

"Sudah bertahun-tahun, kamu seharusnya memahami temperamen Kepala Keluarga, kembalilah dan minta maaf ke Kepala Keluarga, Kepala Keluarga akan mengampuni mu,lalu kamu cari satu tempat dan menetap disana, juga tidak akan menyia-nyiakan kerja kerasmu selama bertahun-tahun ....”

"Kenapa aku harus minta maaf?"

Brandon Jiang menyeringai, "Kenapa bukan dia yang meminta maaf padaku?"

Setelah mengatakannya, seketika suasananya menjadi canggung, tiba-tiba terdengar helaan nafas berat.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu