Be Mine Lover Please - Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
Nikita Su pikir bahwa hubungan antara dirinya dan Leonard Li, berkembang hingga hasil seperti sekarang ini merupakan yang terburuk. Namun tak disangka, yang disebut luka itu bukanlah yang paling dalam, namun lebih dalam lagi.
Sepanjang hari, Nikita Su tenggelam dalam pekerjaan, tidak memikirkan hal lain. Hanya dengan cara ini rasa sakit bisa diperkecil. “Nikita, perihal untuk melanjutkan pendidikan yang sebelumnya kamu ajukan sudah selesai diatur. Minggu depan, kamu bisa pergi ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan.” Direktur Wu datang ke kantornya dan berkata sambil tersenyum.
Sambil berdiri, membungkuk memberi rasa hormat, Nikita Su dengan penuh syukur mengucapkan, "Terima kasih Direktur Wu."
“Apakah akhir-akhir ini kamu memiliki masalah yang tidak menyenangkan dengan Direktur Li? Aku dengar suasana hatimu akhir-akhir ini tidak baik.” Direktur Wu bertanya dengan prihatin. Jika hanya masalah emosional umum karyawan, dia tidak perlu perhatian dengannya. Namun, orang yang jatuh cinta dengan Nikita Su bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Dia tidak ingin menyembunyikan masalah tentang dia dan Leonard Li. Beberapa hal telah terjadi. “Aku putus dengannya.” Nikita Su menjawab dengan tenang.
Melihatnya dengan heran, mata Direktur Wu menunjukkan keterkejutan. Melihat ekspresinya, Direktur Wu berkata dengan kesal: “Oh seperti itu, aku pikir Direktur Li sangat menyukaimu. Jangan sedih, semangat.” Menepuk pundaknya, Direktur Wu berbalik dan pergi.
Nikita Su tidak berbicara, berbalik dan lanjut bekerja. Bagaimanapun, hidup harus berlanjut. Saat pulang kerja, Nikita Su berjalan keluar gedung dengan lambat. Terdengar suara klakson di kejauhan, dan dengan penasaran melihat ke arah suara itu, terlihat Aldo Ye yang sedang menunggunya di sana.
Melangkah maju, bersandar di jendela, Nikita Su bertanya dengan rasa penasaran: "Aldo, mengapa kamu datang ke sini?"
“Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan perusahaan, kebetulan lewat sini, aku berpikir untuk sekalian datang menjemput Kamu.” Aldo Ye menjawab dengan santai, “Ayo, masuk ke dalam mobil, aku akan mengantarmu. Sekarang jam sibuk pulang kerja, tidak nyaman jika harus naik taksi. "
Nikita Su ragu-ragu dan mengangguk setuju. Duduk di kursi penumpang, menyalakan mesin mobil dan melaju perlahan. “Apa yang ingin kamu makan malam ini?” Aldo Ye bertanya dengan santai, “Jangan menolak, aku tidak ingin mengejarmu lagi. Sekarang, aku memperlakukanmu sebagai adikku.”
Dia memang berpikir bahwa jika dia ingin mengejarnya, dia tidak bisa terlalu banyak berhubungan dengannya. Mendengarkan jawabannya, Nikita Su tersenyum: "Baiklah, pergi ke restoran mana saja."
Aldo Ye tertawa kecil dan berkata dengan bercanda: “Kamu, ini satu-satunya cara untuk membuatmu rileks.” Tapi memang benar apa katanya, sekarang, dia memperlakukannya sebagai adiknya. Pernikahan tiga tahun tersebut memang menjadi celah di antara keduanya yang tidak bisa dijembatani.
Pergi ke restoran kelas atas, ini selalu menjadi pilihan Aldo Ye. Baru saja masuk ke restoran, ia bertemu tatak muka dengan Leonard Li dan Winny Li. Kota A ini sangat kecil. Melihatnya, mata Leonard Li berkedip terkejut, tetapi dia dengan cepat mengembalikan ekspresi normal wajahnya.
Nikita Su bertingkah lebih cuek, seolah dia tidak melihatnya, tatapannya tidak berhenti sedikitpun, dia berjalan melewatinya langsung dengan Aldo Ye. Melihat ekspresinya, Aldo Ye pun melirik Leonard Li.
Saling melewati, tak satu pun dari mereka berhenti. Antara satu sama lain, seperti orang asing. Winny Li memandang pria di sebelahnya, ketidakpeduliannya mengejutkannya. Mungkinkah Leonard Li dan Nikita Su benar-benar sudah berakhir?
Di restoran, duduk di kursi, Aldo Ye memandang orang di hadapannya: "Apakah benar-benar sudah berakhir?"
Hanya mengatakan ‘ya’ dengan pelan, Nikita Su menundukkan kepalanya dan meminum minuman di tangannya. Melihat ekspresinya, Aldo Ye mengerutkan kening. Selalu merasa dia sengaja berpura-pura bersikap tenang.
Di luar restoran, orang-orang yang bersembunyi dalam kegelapan melihat pemandangan ini dan melapor kepada bos mereka.
Keesokan harinya, Nikita Su berangkat kerja seperti biasa. Saat ini dia memiliki pekerjaan, rekan yang mengemban tugas ini meminta cuti karena ada urusan, jadi proyek yang dia pegang akan diserahkan kepadanya sementara waktu. Dia harus pergi ke perusahaan itu untuk melihat apakah ada masalah dengan desainnya.
Ketika tiba di perusahaan itu, ia malah bertemu Winny Li secara tidak sengaja. Seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain, mereka langsung membuang pandangan, berjalan masuk ke lift, dan masing-masing menekan lantai perusahaan yang akan mereka tuju.
Satu jam kemudian, Nikita Su akhirnya keluar dari perusahaan itu. Tidak memilih naik lift, Nikita Su memilih untuk berjalan secara perlahan di jalan. Entah kenapa, kelopak matanya terus bergerak-gerak, seolah itu menandakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
Baru saja melangkah keluar gedung, ia melihat Winny Li berdiri tak jauh dari situ. Melirik samar, Nikita Su berjalan ke arah lain. Melihat kepergiannya, Winny Li pun menghentikannya: "Nikita, berhenti."
Seolah tidak mendengar kata-katanya, Nikita Su terus berjalan ke depan. Setelah melihat ini, Winny Li berlari ke depan dengan cepat dan menangkap lengannya: "Kamu dan Leonard benar-benar sudah berakhir?"
Melipat alisnya, Nikita Su memandangnya dengan tidak senang: “Lepaskan.” Dengan usaha keras, Nikita Su membanting tangannya. Mengenai topik membosankan seperti itu, Nikita Su tak mau ambil pusing. Langsung menuju rambu jalan dan menemukan tempat yang cocok untuk naik taksi.
Melihat sikapnya, Winny Li pun segera mengikuti, menghalangi jalannya, dan berkata dengan tidak senang: "Nikita, aku sedang berbicara dengan Kamu. Apakah kamu tuli? Pura-pura tidak mendengarku."
Meliriknya dengan dingin, Nikita Su berkata dengan acuh tak acuh: "Membosankan."
Saat Winny Li hendak marah, dia melihat beberapa pria turun dari mobil dan dengan cepat menyeretnya pergi. Sebelum dia bisa membuka suara, pria-pria itu segera menutup mulutnya. Melihat hal itu, saat Nikita Su hendak berbalik dan pergi, juga ditangkap oleh dua pria lainnya.
"Kalian ... wuwuuu ..." Nikita Su terus melawan, ia hanya merasakan bau menyengat datang, kesadarannya berangsur-angsur menghilang. Dengan segera, keduanya dibawa pergi oleh sekelompok pria.
Ketika keduanya bangun lagi, mendapati dirinya berada di pantai di tepi laut. Kepala Nikita Su sedikit pusing, dia membuka matanya, tidak bisa menahan rasa takut dengan situasi di depan matanya. Melihat kedua tangan dan kedua kaki mereka diikat, juga beberapa pria di sebelah mereka yang memegang senjata.
Winny Li memandang mereka dengan ketakutan, lalu berkata dengan panik: "Siapa kalian, mengapa kalian membawaku hingga ke sini, apakah kalian menculikku?"
Pria itu mengangkat senjatanya dan berkata dengan dingin, "Diam! Atau aku akan membunuhmu sekarang."
Ada ketakutan di hatinya, tapi Winny Li dengan tenang berkata: "Jika kamu berani menyentuhku hingga membuatku mati, orang tuaku, dan Leonard tidak akan melepaskanmu!"
Dengan senyum sinis di bibirnya, pria itu berkata dengan nada menghina, "Benarkah? Itu tergantung siapa yang dia pilih?"
Mendengarkan perkataan pria itu, Nikita Su pun kebingungan. Menarik napas dalam-dalam, dibandingkan dengan Winny Li, dia terlihat lebih tenang. “Bos meminta kita hanya menangkap Winny, apakah tidak masalah menangkap satu orang lagi?” Seorang pria bertanya.
“Tidak masalah, lagipula rencana awal adalah menyulik Nikita, hanya saja sekarang sedikit berubah,” kata pria lain.
Mendengarkan percakapan mereka, keraguan melintas di hati Nikita Su. Mengapa mereka mengatakan bahwa dia adalah target mereka pada awalnya? Nikita Su melihat sebuah mobil diparkir tidak jauh dari situ. Intuisi memberitahunya bahwa bos sebenarnya mungkin ada di mobil itu.
Agar mereka tidak berbicara omong kosong, pria itu menutup mulut mereka dengan kain. Nikita Su tidak pernah menolak dan menerima semua ini dengan tenang.
Saat dia memikirkan bagaimana cara agar bisa lepas, Bugatti Veyron yang familiar muncul di hadapannya. Segera setelah itu, sosok tinggi itu keluar dari mobil dan berjalan menuju mereka dengan langkah mantap.
Pada saat kain dari mulut Winny Li dan Nikita Su dilepas, Winny Li berteriak keras: “Leonard, Leonard, cepat datang dan selamatkan aku!” Dan Nikita Su dengan tenang memandangnya mendekat selangkah demi selangkah.
Saat dia mendekat, seorang pria menghentikannya: "Berhenti! Leonard, jika kamu mengambil langkah ke depan, jangan salahkan peluru kami menembus tubuh mereka."
Setelah mendengar ini, Leonard Li berhenti dan berkata dengan dingin: "Lepaskan mereka."
Seorang pria yang dianggap pemimpin memandangnya dan berkata: "Kamu bisa menyelamatkan, tapi hanya satu orang. Siapa pun yang kamu pilih, kami akan menembak seseorang lainnya, jadi siapa yang kamu pilih?"
Mendengar kata-kata tersebut, Winny Li berkata dengan cemas: “Leonard, selamatkan aku, selamatkan aku…” Dia tidak mau mati begitu saja disini.
Nikita Su memandangnya dengan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia tahu bahwa pilihan Leonard Li bukanlah dirinya. Sekarang mereka tidak lebih dari orang asing.
Leonard Li terdiam, memikirkan sesuatu di dalam hatinya. Kepalan tangan yang tersembunyi di saku pun mengepal. Dia tahu jawaban ini sangat penting, jika dia tidak hati-hati, itu akan mengancam nyawa Nikita Su.
Dia tidak bisa memikirkannya terlalu lama, jika tidak maka akan tampak petunjuk tersebut. Dalam setengah menit, Leonard Li berkata dengan dingin: “Dia.” Saat dia berbicara, dia mengangkat kepalanya dan menunjuk ke arah Winny Li.
Jelas dia sudah tahu jawabannya, ketika itu benar-benar terjadi, hati pun masih terasa sakit. Nikita Su menyadari bahwa dirinya tidak begitu keberatan seperti apa yang dia pikirkan. Mendengar pilihannya, hati pun diliputi keputusasaan.
Hati yang menggantung itu akhirnya menghela nafas lega, Winny Li tersenyum dan berkata dengan senyum berbunga-bunga: "Aku tahu bahwa Leonard akan memilihku, cepat lepaskan aku, cepat!"
Sepertinya dia sudah memprediksi jawabannya. Pria yang dianggap sebagi pemimpin itu mendengarkan kata-kata yang keluar dari headset Bluetooth dan berkata kepada Leonard Li, “Jadi, kamu menyerahkan dia, bukan begitu?” Selama percakapan, pria itu mengangkat pistolnya. Di atas kepala Nikita Su. Selama dia sedikit menarik pelatuknya, kepala Nikita Su akan mekar.
Ekspresi wajah Leonard Li tidak berubah sama sekali, dia berkata dengan dingin, "Ya, lepaskan Winny."
Mendengar nama yang diucapkan mulutnya, Nikita Su sedikit tersenyum. Jika hidupnya ditanam di tangannya, dia akan mengakuinya, seolah-olah dia tidak berharga dimatanya. Melihat Leonard Li lebih dalam, matanya diwarnai dengan kebencian.
Sepertinya dia harus membayar harga untuk pilihannya. Memikirkan hal ini, Nikita Su perlahan menutup matanya, menunggu ajal mendekat. Dia tidak takut mati, sungguh.
Leonard Li terdiam, tanpa sadar telapak tangannya sudah berkeringat. Melihat pria itu perlahan melepaskan tali Winny Li, tetapi sudut matanya melihat Nikita Su dengan mata tertutup. Ada kepanikan di hatinya.
Perlahan menarik pelatuknya, pistol pria itu bersandar tepat di kepala Nikita Su, peluru itu hendak terbang keluar.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyKisah Si Dewa Perang
Daron JayTen Years
VivianDoctor Stranger
Kevin WongSuami Misterius
LauraMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?