Be Mine Lover Please - Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
Nikita Su tahu, ibu Ye sangat ingin menimang cucu. Beberapa tahun ini, karena Nikita Su masih juga tidak ada kabar mengandung, membuatnya merasa tidak puas. Dan dia berpikir, mungkin alasan ini, bisa membuat ibu Ye setuju untuk mereka bercerai.
Ibu Ye menatap Aldo Ye dengan terkejut, di wajahnya terlihat emosi: “Aldo, apa benar yang dikatakan Nikita? Kamu tidak pernah menyentuhnya?”
“Iya, selama 3 tahun ini aku memang tidak pernah menyentuhnya.” Aldo Ye mengakuinya dengan blak-blakan, “Tapi setelah ini, aku akan menjalankan tugas suami dengan baik, dan secepatnya memberikan ibu cucu.”
Nikita Su tersenyum samar, menatap matanya: “Tapi, aku sekarang yang tak ingin melaksanakan tugas itu lagi. Kamu sudah menyentuh banyak wanita, apalagi dia, kamu pikir aku masih bisa sepenuh hati melakukan hubungan itu denganmu lagi?”
Nikita Su tidak menyebut nama Jeanie Su, tapi Aldo Ye mengerti. Waktu itu dia bercinta dengan Jeanie Su untuk membuat Nikita Su tenggelam dalam kesedihan. Dan sekarang tujuannya telah berhasil, tapi dia kini benar-benar telah kehilangannya.
Ibu Ye tersadar dari keterkejutannya, berdiri, menarik tangan Nikita Su berkata: “Nikita, aku tahu selama 3 tahun ini kamu sudah menderita, tapi Aldo bisa berubah seperti ini, harusnya ada hubungannya denganmu kan? Kalau memang begitu, nantinya kalian bisa menjalani semuanya dari awal lagi saja ya.”
Nikita Su mengerti, dia yang membuat Aldo Ye berubah seperti ini. Tapi walaupun begitu, dia tidak bisa merubah pikirannya san terus melanjutkan hidupnya sebagai istri dari Aldo Ye.
“Ibu, maaf sekali. Pernikahanku dengan Aldo, sungguh tak bisa diselamatkan lagi.” Nikita Su mengatakan itu dengan rasa bersalah, kemudian menarik tangannya mengambil tas dan pergi dari sana.
Melihat itu, Aldo Ye menarik tangannya: “Nikita, aku akan mengantarmu.”
Nikita Su menoleh melihatnya, bibirnya terlihat senyuman samar: “Tidak perlu lah, Aldo, kita sudah tak bisa kembali seperti dahulu kala, kamu dan aku kita sama.”
Aldo Ye memaku di tempat, menatap kepergiannya. “Anak busuk, kalau memang tidak mampu melepasnya, lalu kamu mengapa masih berhubungan dengan para wanita itu. Kamu sekarang ingin mengembalikannya lagi, sepertinya sudah tidak mudah.” Ucap ibu Ye dengan emosi yang belum stabil.
Aldo Ye menarik tatapannya merangkul lengan ibunya, dengan tersenyum berkata: “Ibu tenang saja, aku dan Nikita tidak akan bisa cerai begitu saja.”
Keesokan harinya, ketika Nikita Su tiba di kantor, semua mata orang terfokus padanya. Dari mata mereka terlihat begitu tidak percaya. “Hey, memangnya ada sesuatu di wajahku ya?” Nikita Su bertanya dengan bingung.
Melisa dengan penuh semangat mendatanginya dan berkata dengan riang: “Kak Nikita, aku tidak menyangka kamu ternyata istri dari orang kaya. Kalau bukan dari berita, kamu pasti akan terus menyembunyikan ini dari kami kan?
Nikita Su tidak mengerti maksudnya, dan bertanya lagi: “Istri orang kaya apa? Aku bukan...”
Rekan kerja lain langsung membawakannya berita hiburan dan berkata dengan jahil: “Ini adalah berita paling sensasional hari ini. Nikita ternyata adalah istri dari direktur utama perusahaan Ye. Sebelumnya, kami mengira kamu hanya salah satu wanita selingkuhan Aldo. tapi tak disangka kamu ternyata istri sahnya.”
Nikita Su mengambil koran berita itu dan melihat adegan dia dan Aldo Ye saat berada di rumah keluarga Ye kemarin. Karena sudut pengambilan gambar yang di keker sedemikian rupa, membuat interaksi keduanya tampak mesra, seakan-akan mereka adalah pasangan yang penuh cinta dan kasih.
Ini adalah pertama kalinya istri Aldo Ye terungkap di media, dan berita ini telah tersebar luas. Dulu, dia ingin sekali orang-orang tahu kalau dia adalah istri Aldo Ye. Karena dengan begitu dia tahu kalau Aldo Ye telah memaafkannya.
Dengan desahan yang dalam di hatinya, Nikita Su mengembalikan koran tersebut kepada rekannya dan kembali ke meja dengan senyuman samar. Melihat reaksinya, rekan-rekannya saling memandang dengan curiga.
Melisa membungkuk dan bertanya dengan prihatin: “Kak Nikita, kamu tampaknya tidak bahagia, apakah kamu tidak ingin orang lain tahu kalau kamu adalah istri Aldo?”
“Tidak peduli siapa aku, selama aku disini aku hanyalah seorang karyawan Yitian.” Nikita Su menjawab sambil tersenyum.
Memikirkan tentang itu, benar juga katanya, jadi Melisa tidak bertanya lagi dan kembali ke posisi duduknya. Sepanjang hari, Nikita Su hanya diam pikirannya kemana-mana. Sementara berita terus menyebar, dan semua orang begitu tertarik dengan berita itu.
Di ruangan direktur perusahaan Li, Leonard Li menatap kosong ke koran di atas meja. Ekspresinya membuat orang tidak bisa menebak pikirannya. “Direktur, hasil dari penyelidikan, berita ini dijual ke media surat kabar.” Girno Chen mengabarkan hasil penyelidikannya.
Sambil melipat tangannya dan bersender di kursi, Leonard Li dengan tenang berkata, “Aldo tidak ingin begitu mudah cerai. Dia sengaja membocorkan berita itu.”
Dia dari awal sudah menduga, Aldo Ye tidak akan melepaskan Nikita Su begitu saja. Dia mungkin ingin menggunakan berita itu untuk menciptakan tekanan dari opini publik agar Nikita Su tidak menyebut-nyebut perceraian lagi. Tidak mudah bagi wanita yang telah bercerai untuk mencari pasangan lain lagi, apalagi kalau mantan suaminya adalah orang besar seperti Aldo Ye.
Girno Chen mengangguk setuju, dan kemudian bertanya: “Direktur, apa yang dapat kita lakukan untuk membantu Nona Su?”
Mendengar ini, Leonard Li mengangkat kepalanya dan menatapnya: “Mengapa kamu merasa kalau aku akan membantunya?”
Mendengar pertanyaannya, Girno Chen menjawab sambil tersenyum: “Karena direktur menyukai Nona Su.”
Leonard Li mengangkat alisnya, tersenyum, “Memangnya aku menunjukannya dengan sangat jelas?” Girno Chen tidak menjawab, tetapi tersenyum dan mengangguk.
Mengetuk desktop dengan ujung jarinya, Leonard Li melihat ke suatu tempat dan berkata dengan suara kecil, “Selidiki pergerakan media selanjutnya.” Kenali dirimu dan musuh, dan menangkan setiap pertempuran.
Berdiri di depan jendela, memperhatikan sekelompok reporter di lantai bawah, Nikita Su mengerutkan kening. Dalam situasi ini, dia sebaiknya bagaimana menghindari mereka? “Kak Nikita, kamu sebaiknya pergi dari pintu belakang saja? Kalau tidak, kamu pasti akan terkepung.” Melisa dengan maksud baik menyarankan itu padanya.
“Sepertinya tidak akan berfungsi juga. Aku lihat pintu belakang juga sudah diblokir. Reporter ini telah memblokir gedung kita untuk mengumpulkan berita,” kata rekan lainnya.
Hanya diam menunggu di sini juga bukan hal yang baik, Nikita Su tahu para reporter ini tidak akan mudah menyerah. Memikirkan hal ini, Nikita Su dengan berani memutuskan dan berkata: “Ayo pergi, aku akan keluar langsung dari pintu.” Setelah mengatakan itu, Nikita Su mengambil tasnya dan pergi.
Jam pulang kerja sangat padat, dan Nikita Su menundukkan kepalanya di tengah kerumunan, berusaha menghindari pandangan para wartawan. Tetapi mereka tampaknya memiliki mata yang tajam, dan hanya sekilas mereka sudah menyadari kalau itu Nikita Su: “Nyonya Ye ada di sini, Nyonya Ye, tolong terima wawancara kami...”
Detik berikutnya, semua lampu sorot tertuju padanya. Melihat pemandangan ini, Nikita Su menjadi sedikit bingung. Dia memutar kepalanya ke samping, berusaha keras untuk pergi keluar.
“Nyonya Ye, kamu dan tuan Aldo sudah menikah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun. Dan menurut kabar hubungan kalian suami istri tidak serasi seperti yang diberitakan. Apakah itu benar? Mohon ditanggapi.” Sebuah mikrofon menunjuk ke arah Nikita Su, reporter mengajukan pertanyaan dengan rapi.
Nikita Su terdiam, sama sekali tidak berniat menjawab. Tapi selama dia tidak berbicara, reporter selama itu juga tidak akan memberikannya jalan. “Nyonya Ye, bagaimana menurutmu tentang tuan Aldo yang suka bermain dengan banyak wanita? Beberapa orang bilang kalau kamu hanya diam untuk mempertahankan posisi Nyonya Ye, benarkah seperti itu?”
Wajahnya pucat, dan tangannya terkepal erat. Sambil menggigit bibir, Nikita Su mengangkat kepalanya dan memandang orang itu: “Tidak seperti itu.” Sejak awal, dia bukan bertahan semata untuk identitas nyonya Ye. Dia bertahan, hanya karena mencintainya.
Reporter itu seperti tidak keberatan mengungkap bekas lukanya hanya untuk mendapatkan berita berharga. “Bulan lalu, ada berita yang mengekspos tuan Aldo dan seorang wanita yang dilaporkan oleh massa karena berhubungan seks di depan umum. Kami ingin tahu apakah kamu mengetahui hal ini?” Tanya seorang reporter dengan blak-blakan.
Mengangkat kelopak matanya, Nikita Su melihat ke arah orang yang mengatakan itu, wajahnya berubah menjadi tidak enak. Itu adalah lelucon yang di buat antara Aldo Ye dan Jeanie Su. Dan sekarang ekspresi seperti apa yang harus dia tanggapi untuk lelucon ini?
Reporter lain mendekat dan berkata: “Seseorang yang mengaku sebagai orang dalam mengatakan kalau melihat nyonya Ye di kantor polisi malam itu. Dan di katakan kalau orang malam itu adalah tuan Aldo dan nyonya Ye sendiri, apa anda ada tanggapan untuk ini?”
Saat kalimat ini jatuh, semua orang tampaknya menemukan titik kegembiraan dari topik: “Apakah Nyonya Ye dan Tuan Ye suka melakukan latihan ekstrim yang gila dan mengasyikkan itu?”
Kalimat itu seperti pisau tajam, dan itu terus jatuh di hatinya, mengoyaknya tanpa ampun. Dari ekspresi mereka, Nikita Su membaca rasa jijik, seolah-olah dia adalah wanita yang murahan.
“Itu bukan aku.” Suara Nikita Su terdengar begitu lemah.
Tepat ketika reporter itu akan melanjutkan pertanyaan, dia tidak tahu siapa yang berteriak: “Lihat, ada direktur Li!”
Sebelum kata-katanya jatuh, para reporter yang mengelilinginya lari tidak jauh sana. Dia melihat Leonard Li baru saja keluar dari mobil dan menatap kosong ke arah reporter yang sedang mengerumuninya.
Sebagus apapun berita, itu tetap lah kurang dari sepersepuluh kehadiran dan kharisma seorang Leonard Li. Karena keberadaan Leonard Li biasanya sulit untuk ditangkap, jadi saat mereka melihatnya hari ini, mereka tentu tidak akan melewatkan kesempatan langka tersebut.
Nikita Su tidak menyangka Leonard Li muncul dan menatapnya dengan tatapan kosong. Dia dikelilingi oleh kerumunan, dan sosoknya yang tinggi membuatnya menonjol dari kerumunan. Ekspresinya acuh tak acuh, menghadap para reporter, dia tidak berbicara, tetapi juga tidak pergi.
Sementara di saat dia berdiri diam, Girno Chen tidak tahu kapan sudah mendatanginya dan berbisik: “Nona Su, ikutlah denganku.”
Mendengar hal tersebut, Nikita Su langsung tersadar. Apakah dia datang ke sini khusus untuk membebaskannya? Dia kemudian mengangguk, segera mengikuti Girno Chen dan pergi dengan tenang.
“Tuan Li, kenapa kamu ada di sini?” Tanya reporter itu.
Setelah memastikan kalau Nikita Su sudah masuk ke dalam mobil dan pergi dengan selamat, Leonard Li memandang reporter dengan tenang: “Hanya lewat.” Setelah meninggalkan dua kata ini, Leonard Li kembali masuk kembali ke mobil dan berjalan pergi.
Para reporter saling memandang, memikirkan bagaimana nanti melaporkan berita ini. Namun, selama ada foto Leonard Li itu sudah cukup menghasilkan berita hot dan besar. Ketika mereka berbalik, mereka menemukan kalau Nikita Su sudah tidak ada lagi.
Di vila Leonard Li, Nikita Su ingin pergi, tetapi dihentikan oleh pembantunya: “Nona Su, tuan memerintahkan kamu untuk tinggal di sini dan menunggu sampai tuan kembali.”
“Tapi aku...” Nikita Su belum selesai berbicara, dan ada suara dari lorong, tak lama Leonard Li muncul.
Melihat sikapnya, Leonard Li mendatanginya, dan berkata tanpa tergesa-gesa: “Ada banyak media berkumpul di dekat Jingyuan, kamu bisa memilih untuk kembali ke Jingyuan, atau kembali ke rumahmu dan Aldo.”
Kembali ke rumah pernikahan mereka? Maaf saja, itu adalah tempat yang paling tidak ingin dia kunjungi. “Ya sudah aku pilih untuk tinggal di sini saja.” Nikita Su berkata demikian. Tetapi di sini, apakah itu tidak sama saja dengan mengirim domba masuk ke mulut harimau, dan menunggu untuk dimakan?
Novel Terkait
After The End
Selena BeeI'm Rich Man
HartantoGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCintaku Pada Presdir
NingsiLove Is A War Zone
Qing QingAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Di Balik Awan
KellyBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?