Be Mine Lover Please - Bab 14 Masih Mau Lagi?

Bibirnya seperti marshmallow yang lezat, disertai dengan ledakan bir yang berbau khas masuk ke dalam indera pengecapnya, tubuh Leonard Li membeku. Dia awalnya, hanya ingin menghukumnya dengan menutup bibirnya, tetapi kenyataannya dia tidak bisa menahan keinginan untuk memiliki lebih banyak dari sekedar ciuman itu.

Ujung lidahnya berbelok, dan semburan listrik seperti melewatinya. Nikita Su dengan panik mendorongnya pergi, dan menekan pagar jembatan di belakangnya. Dalam suaranya terdengar kebingungan, dan ketidak-terimaan: “Paman, kamu bagaimana bisa menciumku? Aku ini keponakanmu.”

Di bibirnya masih tersisa kehangatannya, Leonard Li tampak tenang: “Lain kali dengar kalau dibilangin.” Jadi maksud perkataannya itu kalau dia tidak mendengarkan perkataannya lagi akan bisa mendapatkan hukuman seperti itu lagi?

Nikita Su mendengar itu dengan tidak puas berkata: “Aku menghormatimu karena kamu paman Aldo. Tapi kamu mana boleh sembarangan menciumku seperti itu, kalau sampai orang lihat, mereka pasti bilang kalau yang menggoda paman?”

Melihatnya yang tak bisa berdiri tegap, Leonard Li maju selangkah, mencondongkan tubuhnya, menarik jarak diantara mereka: “Masih mau lagi?”

Nikita Su terkejut menggelengkan kepala: “Tidak...Tidak...”

Leonard Li begitu puas melihat ekspresi gugupnya, dia kemudian menggandeng tangannya membawanya ke depan mobil. “Paman, aku tidak mau pulang kesana.” Nikita Su berusaha melepaskan diri darinya.

“Kamu tinggal dimana?” Di depan mobil, Leonard Li dengan tenang berkata.

10 menit kemudian, mobil berhenti di depan Jingyuan. Nikita Su diam-diam melirik lelaki di sebelahnya, dengan suara kecil berkata: “Paman...”

“Aku tidak setua itu.” Leonard Li dengan tidak senang memotong perkataannya, setiap kali memanggilnya paman, itu sama dengan mengingatkannya mau dia masih istri dari Aldo Ye.

Leonard Li sejujurnya belum tua, tahun ini umurnya 30 tahun, hanya tua 4 tahun dari Aldo Ye. Karena alasan generasi, sehingga dia memanggilnya seperti itu. “Kamu itu generasi di atas kami.” Ujar Nikita Su dengan hormat.

Leonard Li mengulurkan tangannya, tiba-tiba berbalik dan menguncinya di antara tangannya. Dia tidak mengatakan apapun, tetapi dengan perlahan membungkukan diri.

Melihat ini, Nikita Su buru-buru membungkukkan tubuhnya dan memanggil dengan sangat cepat: “Tuan Li.” Nikita Su tidak ingin menerima hukumannya lagi yang kenyataannya merugikan dirinya sendiri itu.

Walaupun dia tidak begitu puas dengan panggilan itu, tapi itu setidaknya lebih baik dari panggilan paman. Leonard Li melepaskannya, dengan suara datar berkata: “Sudah pulanglah, kamu masih ada waktu 4 hari lagi.”

Nikita Su tentu mengerti, dengan senyum tipis menjawab: “Baik, tuan Li, aku akan berusaha dengan giat.” Setelah mengatakan itu, Nikita Su membuka pintu mobil, dan setelah kakinya menginjak daratan, supir Wang langsung menghidupkan mobil pergi dari sana.

Nikita Su menarik sorot matanya, dengan menjinjing tasnya, selangkah demi selangkah pergi masuk ke Jingyuan. Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam muncul. Melihatnya, membuat hati Nikita Su seketika berdetak kencang.

Aldo Ye sampai di hadapannya, dengan suara penuh emosi berkata: “Siapa laki-laki yang mengantarmu pulang itu?”

Mencium bau bedak wanita, Nikita Su dengan tenang berkata: “Sebelum menginterogasiku, kamu sebaiknya bersihkan dulu bau di badanmu itu.” Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkannya.

Tapi baru beberapa langkah tangannya tiba-tiba ditarik Aldo Ye, Aldo Ye dengan kesal berkata: “Jadi kamu mau bercerai denganku, hanya karena laki-laki itu? Nikita, kamu sungguh tidak tahu malu!”

Dia sudah biasa dengan hinaannya, tapi tidak biasa melatih dirinya untuk bisa sekuat baja. “Aldo, aku tidak sepertimu, hanya ingin mencari wanita untuk bercinta.” Nikita Su mengatakan itu dengan suara yang sangat dingin.

Genggaman di tangannya semakin kuat, seolah ingin meremasnya sampai hancur: “Ikut pulang denganku.”

Selama beberapa tahun ini, dia sangat jarang pulang. Walaupun ada beberapa kali pulang, pasti akan selalu melihat Nikita Su yang masih menyalakan lampu menunggunya pulang. Tapi malam ini dia pulang, dia merasakan kalau kamar itu begitu dingin. Dia tersadar mungkin Nikita Su kali ini akan benar-benar meninggalkannya, dan hatinya saat ini merasa begitu panik.

Nikita Su tak ada tenaga melawan, seperti boneka yang hancur bebas membiarkannya di obrak-abrik olehnya: “Aku sudah bilang, kalau hubungan kita sudah berakhir.”

Tangan Aldo Ye jatuh pada bagian bawah tubuhnya yang lembut, dengan mata memerah berkata: “Kamu bukannya terus menunggu untuk bercinta denganku kan? Baik, malam ini aku akan memuaskanmu.” Setelah mengatakan itu, Aldo Ye menundukan kepala, dengan gila-gilaan menciuminya.

Air mata Nikita Su luruh, dengan suara bergetar berkata: “Kamu kenapa selalu suka menaburkan garam di lukaku? Saat kamu bercinta dengan Jeanie, kamu harusnya sudah tahu, kalau aku akan hancur. Sementara kamu tak takut akan apapun, apa karena kamu tahu kalau aku mencintaimu?”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu