Be Mine Lover Please - Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
Godaan di matanya sangat besar bagi Aldo Ye, tidak ada pria yang bisa menolak, wanita tercinta muncul di depan matanya tanpa jejak. Tetapi akal sehat mengatakan kepadanya bahwa begitu dia menyentuhnya, dia mungkin merusak kebahagiaannya.
Ada pergumulan sengit antara akal dan emosi, alis Aldo Ye pun berkerut. Jeanie Su menunggu dengan sabar, ia yakin keinginan Aldo Ye pada tubuh Nikita Su pasti akan membuatnya mengalah pada permintaannya.
Tepat ketika Jeanie Su tenggelam dalam kegembiraannya sendiri, suaranya terdengar di telinganya: "Aku menolak, aku sangat menginginkannya, tetapi aku tidak dapat menghancurkannya." Aldo Ye berdiri dan dengan penuh perhatian menutupi Nikita Su dengan selimut.
Jeanie Su tidak menyangka bahwa dia akan menolak, ia pun berseru dengan penuh emosi: "Kamu benar-benar sangat mencintainya, tapi kamu bahkan tidak ingin tidur dengannya?"
Melihatnya dengan dingin, Aldo Ye berkata dengan tenang: "Ya, aku mencintainya, kecuali dia sukarela, aku tidak akan memaksanya."
Melihat ekspresinya, wajah Jeanie Su membiru, ia tak menyangka perasaannya terhadap Nikita Su begitu dalam, sambil menunjuk ke arahnya dengan marah, Jeanie Su berkata dengan marah, “Kamu kejam!” Setelah itu, Jeanie Su berbalik dengan marah dan berjalan keluar.
Sulit untuk memikirkan cara hingga akhirnya dapat membicarakan persyaratan ini, tetapi tak disangka malah gagal, Aldo Ye berdiri di sisi tempat tidur, melihat wajah tidurnya yang damai, ada sesuatu yang berkedip di mata Aldo Ye. Pada akhirnya, dia membersihkan emosinya.
Baru saja akan pergi, setelah ragu-ragu, Aldo Ye menepuk pipinya: "Nikita, Nikita bangun."
Setelah menepuk pipinya beberapa saat, Nikita Su perlahan membuka matanya, saat melihatnya, kepanikan melintas di matanya, ia pun mengangkat selimutnya, wajahnya langsung memucat: "Aldo, kita ..."
"Jangan khawatir, tidak ada yang terjadi antara kita berdua, Jeanie telah membiusmu agar aku bisa tidur denganmu, dia memintaku untuk bertukar persyaratan, dan berjanji untuk menikahinya ... setelah ini, kamu harus berhati-hati. Jika orang lain, aku khawatir orang itu tidak bisa tahan. "Aldo Ye berkata sambil tersenyum.
Matanya melebar, Nikita Su memandangnya dengan tak percaya. Tiba-tiba teringat pada semangkuk sup, detak jantungnya seakan hancur. “Tak disangka, mereka sangat kejam.” Nikita Su berkata dengan getir, “Aldo, terima kasih.”
Dengan bibir terangkat, Aldo Ye berkata sambil tersenyum: "Tidak ada cara lain, siapa yang membuatku enggan membuatmu sedih, agar kamu lebih aman, malam ini kamu harus pergi dari sini lebih awal."
Setelah melihat waktu dan berpikir sejenak, Nikita Su pun mengatakan ‘ya’. Menurut kepribadian Jeanie Su, dia tidak akan mudah menyerah. Kali ini tindakannya gagal, dia pasti akan memikirkan cara baru.
Aldo Ye dan Nikita Su pergi menemui nenek bersama-sama, setelah memberikan alasan, Aldo Ye secara pribadi mengantar Nikita Su pergi. Ketika melewati Jeanie Su, Nikita Su menatapnya dengan kejam.
Melihat mereka pergi dengan panik, Jeanie Su berkata dengan cemas, "Bu, apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Apakah, hanya begini saja?"
Menepuk tangannya, Nyonya Su masih menunjukan senyuman di wajahnya, ia berkata dengan tenang: "Jangan khawatir, Aldo pasti akan menikahimu."
“Tapi dia sangat mencintai Nikita, dia bahkan enggan untuk tidur dengannya, bagaimana dia bisa menikah denganku.” Jeanie Su berseru.
Nyonya Su tersenyum dan menjawab, “Karena dia sangat mencintai Nikita, aku yakin dia akan setuju. Untungnya, aku sudah terlebih dulu mempersiapkan banyak cara.” katanya, demi Jeanie Su, dia rela melakukan apapun.
Nikita Su akhirnya sampai di rumah Keluarga Li, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Aldo Ye menurunkannya dari mobil dan pergi tanpa berkata lebih banyak. Lagipula, mengantarkan wanita yang dirinya sukai kepada pria lain, tentu dibutuhkan banyak keberanian.
Di rumah, pelayan baru saja bersih-bersih. Begitu melihatnya, pelayan itu melangkah maju dan berkata sambil tersenyum: "Nona Su, kamu sudah pulang."
Mengangguk dengan sopan, Nikita Su berjalan ke atas, tetapi tidak menemukan Leonard Li di dalam rumah. Setelah melihat ini, Nikita Su bertanya dengan heran: "Leonard Li belum pulang?"
Pelayan itu menghentikan langkah dan menjawab, "Ya, Tuan belum pulang."
Nikita Su tidak berkata lagi, tetapi mengerutkan kening. Sudah jam 10, tapi dia belum pulang. Hal ini membuat dia langsung teringat masalah di siang hari, malam yang sudah larut seperti ini Leonard Li malah tidak meneleponnya, dia pun tidak bisa menahan perasaan sedih.
Ketika dia tiba di dalam kamar, Nikita Su mandi dan duduk di tempat tidur, menatap ponsel yang dipegang dengan kedua tangan, tetapi daritadi tidak ada dering. Nikita Su pun berdiri dan berjalan menuju ruang tamu, duduk bersila di sofa, terus menunggu.
Menunggu dan menunggu, kantuk melanda, Nikita Su memiringkan tubuhnya dan perlahan tertidur. Namun dalam tidurnya, alisnya masih mengerut terkunci.
Pada subuh hari, Leonard Li pulang ke rumah. Sebenarnya, hari ini dia tidak memiliki pertemuan apapun, dia hanya bermain mahjong bersama Calvin Fu dan yang lainnya, teringat apa yang terjadi di pagi hari, barangkali dia tidak tahu bagaimana menghadapi Nikita Su.
Tiba di lorong menuju pintu masuk, ketika dia akan mengganti sepatunya, sosok yang dikenalnya itu muncul. Di atas sofa, Nikita Su meringkuk dan tertidur dengan tenang, Mendatangi dia, Leonard Li berlutut, ragu-ragu, dan meletakkan jari di pipinya.
Menyentuh kulitnya dengan lembut, ada cinta yang jelas di matanya. “Maafkan aku,” kata Leonard Li lembut, suaranya sangat lembut sehingga dia tidak bisa mendengarnya.
Beberapa hal yang harus dia lakukan demi dia. Membungkuk dan dengan lembut menggendongnya, seperti harta karun. Berjalan ke atas perlahan, berusaha untuk tidak membangunkannya.
Tiba ke kamar tidur, membungkuk, dengan hati-hati meletakkan dia di tempat tidur. Mungkin setelah meninggalkan pelukan hangatnya, Nikita Su bergidik dan perlahan membuka matanya.
Melihatnya, Nikita Su menunjukan senyuman di matanya, dia dengan cepat bangkit dan duduk: "Kamu sudah pulang."
Melihat penampilannya yang bahagia, ekspresi Leonard Li menjadi dingin, dia hanya diam dan berkata ‘ya’, tidak ada yang lain. Antusiasme itu disiram air dingin, mata Nikita Su berbinar-binar. Kalau dipikir-pikir, saat masalah yang terjadi di siang hari tadi, ia merasa sedih karena sikapnya.
Leonard Li berbalik dan berkata dengan acuh: "Sudah larut, tidur lebih awal."
Melihat kepergiannya, Nikita Su secara refleks meraih tangannya. Ia bersikeras memegangnya, menolak untuk melepaskan. Sambil menggigit bibirnya, Nikita Su berkata dengan pelan, "Kamu masih marah? Tentang masalah tadi pagi."
Leonard Li diam dan tidak menjawab pertanyaannya. Melihatnya seperti ini, Nikita Su merasa semakin gelisah. "Maafkan aku." Nikita Su berinisiatif untuk meminta maaf, "Setiap orang memiliki sesuatu yang mereka sukai, aku tidak dapat mencabut hakmu untuk menyukai bunga-bunga itu. Tetapi hari ini, aku benar-benar hanya berharap bunga-bunga itu tumbuh lebih baik."
Mengenai penjelasannya, Leonard Li tampak dingin dengan dingin menjawab. “Ya.” Leonard Li hanya menjawabnya dengan sederhana, dan tidak ada yang lain.
Antusiasmenya berbanding terbalik dengan sikap dinginnya, inilah pikiran batin Nikita Su saat ini. Namun, dia tidak ingin satu sama lain tidak senang karena masalah ini. “Jangan marah, oke?” Nikita Su memohon.
Menoleh dan melihatnya, Leonard Li mengangkat tangannya dan mendarat di rambutnya: “Ya, kamu harus tidur lebih awal, aku masih ada sedikit urusan.” Setelah berbicara, Leonard Li perlahan melepaskan tangannya berjalan menuju ruang kerja.
Melihat punggungnya hampir lepas dari pandangannya, Nikita Su berseru, "Tadi malam aku hampir tidur dengan pria lain!"
Dalam sekejap, langkah Leonard Li berhenti, ia perlahan-lahan menoleh dan menatap matanya. Di matanya, Nikita Su masih bisa membaca bahwa dia peduli. “Kenapa bisa seperti itu?” Wajah Leonard Li cemberut.
Mengetahui bahwa dia paling tidak masih peduli dengannya, Nikita Su merasakan sedikit kegembiraan. "Ya, Jeanie sudah merancang untuk memberiku pil tidur, kemudian mengambil kesempatan untuk membuat Aldo datang ke kamar aku. Untungnya, Aldo tidak menyentuhku, kalau tidak ..." Nikita Su berkata perlahan.
Mendengar bahwa itu adalah Jeanie Su lagi, mata Leonard Li menjadi dingin. Dia telah berkali-kali melakukan hal buruk pada kekasihnya, dia memang ingin matil! Namun, tindakan Aldo Ye melebihi ekspektasinya. “Dia tidak menyentuhmu?” Leonard Li mulai bersuara.
Mendengar ini, Nikita Su bertanya dengan heran: "Apakah kamu tidak percaya?"
Leonard Li memandangnya dengan dingin: "Ya, itu tidak seperti dia."
Ya, Nikita Su juga merasa tidak seperti dia. Dengan senyuman di bibirnya, Nikita Su berkata lembut: "Dia adalah pria yang baik, dia selalu seperti tiu."
Melihatnya tersenyum untuk pria lain, Leonard Li merasa tidak nyaman dan berkata dengan suara rendah, "Jika dia begitu baik, kamu boleh kembali padanya."
Mata terbelalak karena terkejut, Nikita Su menatapnya dengan tidak percaya: "Apa? Kamu menyuruhku kembali padanya?"
Takut melihat matanya yang terluka, Leonard Li berbalik, menghindari pandangannya. “Ya, Nikita, mungkin kita tidak cocok,” kata Leonard Li dengan berpura-pura. Jika dia dapat kembali ke Aldo Ye untuk sementara, itu mungkin hal yang baik.
Jantung berdebar-debar, karena kalimat ini, Nikita Su merasa tidak nyaman. “Kamu tidak menyukaiku?” Nikita Su berkata dengan pelan, suara getarnya tidak bisa disembunyikan.
Leonard Li tidak menjawab, mengangkat langkahnya dan meninggalkan kamar. Melihat langkahnya pergi tanpa jejak untuk berhenti, Nikita Su merasa tidak nyaman. Begitu sulit hingga akhirnya memutuskan untuk bersamanya, kenapa, dia pergi dengan mudah? Memikirkan hal ini, hati Nikita Su menangis.
Perlahan berbaring di tempat tidur, meringkuk, Nikita Su menatap ke suatu tempat dengan mata hampa. Memikirkan apa yang dia katakan barusan, hati Nikita Su terasa sakit seperti teriris pisau. “Apakah dia membenciku? Bosan denganku?” Nikita Su bergumam dengan suara rendah.
Tidak peduli seberapa keras dia mencoba untuk menahannya, garis air mata masih mengalir dari rongga matanya, mengalir di pipinya. Tanpa disadari, perasaannya terhadap Leonard Li semakin dalam, karena cinta yang dalam akan semakin menyedihkan.
Dalam ruang kerja, Leonard Li telah berdiri di depan jendela, mengamati dunia yang gelap. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan nafas atmosfer sepi, ia meletakkan tangan di belakangnya dan menggenggam dengan kuat. Luka di mata Nikita Su muncul dengan jelas, alis Leonard Li berkerut kencang.
Mengeluarkan ponselnya dan menekan kontak: "Bagaimana penyelidikannya? Gunakan waktu tercepat untuk mengeluarkannya."
Menatap langit berbintang, Leonard Li berkata dengan suara rendah: "Nikita, beri aku waktu, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu atau mengancammu."
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseDark Love
Angel VeronicaBeautiful Lady
ElsaMy Enchanting Guy
Bryan WuIstri Pengkhianat
SubardiEternal Love
Regina WangKisah Si Dewa Perang
Daron JayBack To You
CC LennyBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?