Be Mine Lover Please - Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
Sejak hari valentine, hubungan Nikita Su dan Leonard Li berubah menjadi semakin ambigu. Sementara Henny An demi menyambut kehebohan hari Valentine menjadi begitu stres.
Redaksi Majalah Rosewood, Henny An menunduk kepala dengan serius mendengarkan teguran direktur redaksi majalah.
“Henny, perusahaan Fu melarang dan mengunci perkembangan majalah kita, dan sekarang semua berita yang bisa menjadi headline tidak bisa diwawancarai. Kalau ini terus berlanjut, maka redaksi majalah kemungkinan besar harus ditutup.” Tegur direktur redaksinya dengan sangat serius.
Henny An sambil membungkuk lagi meminta maaf, dengan suara kecil berkata: “Maaf, direktur, ini semua salahku, sehingga ikut menyusahkan dan membuat rugi redaksi majalah.”
Melihat sikap tulusnya, nada bicara direktur menjadi lebih lembut: “Aku tidak tahu kamu bagaimana bisa memprovokasi direktur Fu. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menariknya kembali. Hari ini cari waktu untuk mengunjungi perusahaan Fu dan cari orang yang bersangkutan untuk meminta maaf.”
Henny An dalam hati sudah memaki Calvin Fu habis-habisan, tapi dia saat ini hanya bisa mengangguk setuju: “Baik, aku akan mencarinya sore ini juga.”
Direkturnya berdiri, menepuk pundaknya, dan berseru: “Bicara baik-baik dengannya, kalau tidak, nanti bukan hanya majalah kita yang akan sial tapi masa depanmu di media ke depannya juga akan ikut berdampak.”
Henny An mengangguk penuh semangat, menyetujui pernyataan direkturnya: “Iya, iya, jangan khawatir, direktur, aku akan melakukan yang terbaik untuk membuat direktur Fu melepaskan majalah kecil kita.”
Akhirnya setelah berhasil melewati omelan direktur, Henny An berjalan keluar dari ruangan dan menghela nafas lega. “Bagaimana dengan kabarmu?” Tanya koleganya Ani dengan prihatin.
“Direktur sepertinya sudah menopause, dan kemampuan mengomelnya lebih baik dari sebelumnya,” kata Henny An. Setelah itu, dia berjalan menuju gerbang.
Melihat ini, Anu berlari ke depan dan bertanya dengan bingung: “Pemimpin redaksi, kamu mau kemana?”
Henny An berbalik, mengedipkan matanya, tersenyum dan menjawab: “Pergi menyelesaikan masalah, sekalian membersihkan telinga.” Kemudian, dia meninggalkan perusahaan majalah itu.
Tak lama, Henny An tiba di lantai bawah perusahaan Fu. Satu tangannya menyangga kepalanya, Henny An bertanya-tanya bagaimana dia bisa naik ke atas dengan lancar. Saat dia memutar otak untuk berpikir, sosok yang dikenalnya terlihat di depan matanya.
Melihatnya, Henny An dengan cepat berlari maju, mengulurkan tangan, dan menghadang jalan Calvin Fu: “Tuan Fu, mari kita bicarakan.”
Calvin Fu dengan wajah tanpa ekspresi meliriknya: “Menyingkir.”
Henny An baru mau berbicara, asisten yang berdiri di samping Calvin Fu maju, menahan Henny An, dengan suara tidak enak berkata: “Nona, direktur kami sangat sibuk, kalau ada kepentingan, silahkan buat janji dulu.”
Melihat Calvin Fu yang berjalan masuk ke gedung utama, Henny An menghindari asisten itu dan terus mengejarnya, berlari sampai di depannya: “Tuan Fu, kalau kamu masih marah karena kejadian hari itu, aku sekarang juga bisa meminta maaf denganmu. Tapi, kamu tidak bisa karena masalah pribadi seperti ini lalu pergi menyusahkan redaksi majalah kami.”
“Sudah selesai?” Tanya Calvin Fu begitu tenang.
Henny An menganggukan kepala, tersenyum padanya: “Iya, tuan Fu yang berhati besar, harusnya tidak akan perhitungan dengan orang-orang kecil seperti kami kan?”
Calvin Fu meletakan satu tangannya di kantong, tidak mengatakan apapun, langsung pergi melewatinya. Melihat sikapnya, emosi di hati Henny An langsung naik. “Calvin, kenapa diam saja, ngomong dong.” Teriak Henny An dengan tidak puas.
Calvin Fu meliriknya dingin: “Ya kalau kamu memang sudah selesai dengan ucapanmu, pergilah menyingkir dari sini.” Setelah mengatakan itu, dia melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung perusahaannya.
Karena hari ini dia sudah ada disini, jadi dia tidak mungkin melewatkannya dan melakukan perjalanan yang sia-sia. Memikirkan hal ini, Henny An berlari secepat mungkin masuk ke dalam gedung, dengan tangan di pinggul, berteriak: “Calvin, kamu ini masih laki-laki bukan? Bukannya cuma kecium sekali ya? Lagipula yang rugi itu aku, lalu apa yang menjadi masalah untukmu?”
Mendengar ini, staf meja depan resepsionis memandang mereka dengan heran. Dan wajah Calvin Fu menjadi sangat muram. Dan Henny An sendiri sudah tidak peduli untuk tentang ini.
“Aku kan sudah minta maaf padamu, kenapa kamu masih begitu perhitungan. Kalau kamu benar-benar tidak mau menerimanya, balas cium aku saja, dengan begitu kita akan menjadi imbang.” Kata Henny An dengan mendiktaktur dan dia kemudian menoleh, menggerakkan pipinya ke depan...
Dengan mata sedikit menyipit, tubuh Calvin Fu dipenuhi dengan tekanan udara yang rendah dan menakutkan. Dia tiba-tiba dengan wajah tanpa ekspresi memerintah: “Bawa dia keluar dan jangan pernah ijinkan dia masuk ke sini lagi.”
Sebelum dia selesai berbicara, penjaga keamanan yang sudah menunggu di samping mengangguk dengan hormat, dan dengan cepat melangkah maju, memegang tubuh Henny An dan mengangkatnya keluar. Melihat ini, Henny memberontak keras: “Calvin, dasar brengsek, biarkan aku turun!”
Tidak peduli bagaimana dia berteriak, Calvin Fu terus berjalan ke lift seolah-olah dia tidak mendengarnya. Henny An terlempar keluar dari gedung dan jatuh ke tanah dengan keras.
Dia memegang pantatnya dengan kesakitan, menatap tajam gedung di depannya dengan kesal: “Calvin, menurutmu aku akan mati seperti ini hah? Tunggu saja, aku akan menemukan berita berharga...”
Perusahaan Yitian bertanggung jawab atas dekorasi dan desain Taman Mutiara, oleh karena itu, setiap minggu, pihak perusahaan Yitian harus pergi ke perusahaan Li untuk memeriksa bagian desain yang relevan hingga berulang kali untuk memastikan tidak ada yang miskom.
Sampai di perusahaan Li, mengingat terakhir kali Nikita Su meninggalkan tempat itu dengan panik, dan jantungnya berdebar kencang. Dia hari itu telah melakukan tindakan yang berat, dan tidak tahu apakah Leonard Li terluka atau tidak. Saat memikirkan ini dia merasa semakin gugup.
Di dalam ruang pertemuan, Nikita Su duduk tenang di kursinya, menunggu Leonard Li meninjau bagian yang sesuai dari gambar desain untuk proyek tersebut minggu ini. Setelah menunggu sekitar setengah jam, Girno Chen keluar dari sana.
“Asisten Chen, apakah ada instruksi dari direktur Li?” Nikita Su bertanya dengan cepat.
Girno Chen menghampirinya dan menjawab sambil tersenyum: “Direktur bilang tidak ada masalah dengan gambar desain dan biarkan proyek berlanjut dengan semestinya.”
Mendengar perkataannya, Nikita Su merasa lega. Baru saja mau pergi, setelah memikirkannya, dia berhenti. “Asisten Chen, direktur baru-baru ini…Tidak ada masalah kan?” Nikita Su bertanya dengan hati-hati.
Girno Chen memandangnya dengan bingung, dan bertanya dengan penasaran: “Direktur? Direktur akhir-akhir ini baik-baik saja.”
Dengan pipi memerah, Nikita Su tersenyum dan mengangguk, mengambil gambar desainnya, dan berjalan keluar. Begitu dia berjalan ke pintu masuk lift, dia mendengar Girno Chen mengejarnya: “Nona Su, direktur memintamu untuk masuk dan berbicara dengannya.”
Setelah beberapa detik ragu, Nikita Su akhirnya mengikutinya masuk ke ruangan direktur. Mengetuk pintu, setelah mendapat izin baru masuk ke dalam. Melihatnya yang bekerja di sana dengan sangat serius, Nikita Su tidak melangkah maju dan menunggu di depan dengan tenang.
Setelah selesai menangani pekerjaannya, Leonard Li berdiri dan mendatanginya. Dia tidak berbicara, hanya menatapnya.
Dilihatnya seperti itu, Nikita Su dengan canggung memecah keheningan itu: “Direktur Li, ada apa mencariku?”
“Aku yang harusnya menanyakan ini padamu. Apa tidak ada kata yang perlu dikatakan padaku?” Leonard Li balik bertanya.
Dengan kepala menunduk, tangan di letakan di depannya, Nikita Su terlihat ragu-ragu. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya, dengan tersipu, bertanya dengan suara rendah, “Yah...Kamu hari itu tidak terluka kan?”
Sengaja berpura-pura bingung, Leonard Li bertanya seolah tidak mengerti: “Hari itu?”
Untuk beberapa saat telinganya terasa panas, dan mata Nikita Su dengan cepat berputar menolak untuk melihat ke arahnya: “Hm itu...Telurmu tidak pecah, kan? Maaf, aku hari itu tidak bermaksud begitu.”
Leonard Li bisa merasakan kegugupannya. “Pukulannya cukup berat, dan hampir pecah.” Jawab Leonard Li.
Nikita Su membuka mulutnya karena terkejut, menatapnya kosong. Setelah beberapa lama, Nikita Su membungkuk dan meminta maaf: “Aku benar-benar minta maaf, aku saat itu juga karena panik...Lalu bagaimana keadaanmu sekarang?”
“Bagaimana menurutmu?” Leonard Li tidak menjawab pertanyaan itu.
Nikita Su merasa bersalah, dia menggigit bibirnya, matanya penuh permintaan maaf. Leonard Li awalnya ingin menggodanya, tapi akhirnya tidak tahan melihatnya seperti ini.
Dia mengambil langkah maju dan persempit jarak antara satu sama lain, mengambil tangannya dan tiba-tiba meletakkannya di atas bola telurnya. Mata Nikita Su membelalak karena terkejut, suhu di pipinya meningkat.
Dia ingin menarik tangannya, tapi Leonard Li memegangnya dengan erat. Panas di telapak tangannya membuatnya merasa bingung harus bagaimana. “Elus elus saja agar tidak ada apa-apa.” Leonard Li mengucapkan kata-katanya dengan serius.
Nikita Su mencoba melepaskan diri, memandangnya dengan kesal: “Jangan menggodaku.” Di balik celana setelan itu, dia bisa merasakan suhu miliknya. Hangat, mengenai kekerasannya dia tidak bisa mengatakannya.
Dia suka melihatnya yang malu-malu, suka yang tak bisa dikatakan dengan jelas. “Kamu hampir saja membuat milikku tidak bisa berfungsi lagi, dan sekarang tidak ingin memberikan kompensasinya padaku?” Kata Leonard Li dengan santai. Sambil mengatakan itu, dia menggunakan sedikit tenaga untuk menurunkan tangannya ke area kontaknya yang lebih besar.
Nikita Su menepuk tangannya dengan kesal, dan berkata dengan marah: “Leonard, lepaskan aku! Kalau tidak, aku akan benar-benar marah.”
Melihat godaannya sudah cukup, Leonard Li melepaskannya, bibirnya terangkat: “Tidak ada lain kali ya, atau kalau ada, kamu harus memberiku kompensasi dengan dirimu langsung.”
Setelah mendapat kebebasan, Nikita Su langsung mundur selangkah, dengan malu memanglingkan wajahnya: “Nah kamu juga tidak boleh membullyku.”
Leonard Li dengan natural maju, mengangkat tangannya dan menjatuhkan tangannya di atas kepala Nikita Su. Dia mengambil segenggam rambutnya melingkarkan di jarinya, kemudian dengan suara rendah berkata: “Begini juga termasuk membully ya?”
Di tengah kekesalan Nikita Su menyadari, menghadapi godaan Leonard Li, dia memang kesal, tapi tidak ada sikap jijik. Ketika menyadari akan hal ini, dalam hatinya sedikit merasa gugup, perasaan ini, dia tidak menyukainya.
“Kalau tidak ada hal lainnya, aku pergi dulu ya.” Nikita Su mengatakan itu dengan cepat, tanpa menunggu jawabannya, langsung lari dari sana. Melihat langkahnya, di mata Leonard Li terlihat senyuman.
Keluar dari gedung perusahaan Li, Nikita Su terdiam di tempat: “Detak jantungku mengapa berdegup begitu kencang?”
Malam hari, di apartemen Jingyuan, Nikita Su dan Henny An duduk di ruang tamu menonton acara idol. Hanya pikiran keduanya, tidak berada dalam acara film itu. “Laki-laki itu sungguh lebay, orang cuma kecium saja, responnya bisa sebesar itu.” Henny An dengan kesal mendumel.
Nikita Su mengangguk, dengan setuju berkata: “Iya semua lelaki itu lebay.”
“Oh ya Nikita, proses perceraianmu dengan Aldo bagaimana?” Tanya Nikita Su dengan penuh perhatian.
Saat makan malam hari itu, Nikita Su memberi tahu keluarga Ye tentang tekadnya untuk bercerai. Dia pikir dengan cara ini segalanya akan berjalan lancar. Tapi pada akhirnya, tidak ada reaksi sama sekali. Sampai saat ini masih belum ada angin berita tentang itu.
Henny An menepuk pundaknya, tersenyum dan menghibur: “Jangan khawatir, kamu bisa bercerai dengannya kok. Aku kemarin sudah menghubungi kakak senior Marcus Gu. Dia adalah teman baikku dan dia pasti akan membantumu memenangkan gugatan ini.”
Nikita Su hanya berdehem, teleponnya tiba-tiba berdering. Melihat nomor penelepon, Nikita Su menjadi gugup, dia menoleh, dan berbisik kepada Henny An, “Sepertinya ada kemajuan.”
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPria Misteriusku
LylyMata Superman
BrickAkibat Pernikahan Dini
CintiaLelaki Greget
Rudy GoldDewa Perang Greget
Budi MaBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?