Be Mine Lover Please - Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
Keesokan harinya, Nikita Su dengan dua lingkaran hitam besar di matanya datang bekerja ke kantornya. Cinta yang tidak berjalan dengan baik, jadi dia lebih baik memusatkan perhatiannya pada pekerjaannya. Setelah memikirkannya lagi dan lagi, Nikita Su memutuskan untuk pergi ke kompleks vila Taman Mutiara untuk mengamati medan, jadi dia dapat merancang desain proposal terbaik dari tempatnya langsung.
Naik taksi pergi ke lokasi pembangunan Taman Mutiara, karena proyek belum selesai, Perusahaan Li mengirim orang untuk berjaga di sana, untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke dalam.
Nikita Su melangkah maju, membungkuk hormat kepada para penjaga, dan berkata sambil tersenyum: “Halo, aku Nikita Su, desainer dari perusahaan desain Yitian. Apakah aku bisa masuk untuk melihat mengamati lingkungan geografis dan tata letak vila ini?”
2 penjaga yang berdiri di depan pagar meliriknya, dengan meminta maaf berkata: “Maaf, tanpa persetujuan direktur Li, kecuali pekerja, orang lain tidak boleh masuk ke dalam.”
Nikita Su mendengar itu, mengerutkan dahinya, dan berkata lagi: “Direktur Li sudah memberikan perusahaan kami kesempatan untuk bersaing memperebutkan proyek ini, dan menurutku direktur Li harusnya tahu, dan pasti akan memperbolehkan aku masuk ke dalam.”
Tapi sangat disayangkan kedua penjaga ini sangat ketat dan tidak punya niat untuk membiarkannya masuk. Nikita Su sudah berusaha lama sekali untuk meluluhkan mereka, namun akhirnya dia tetap hanya bisa berhenti di depan pintu. Melihat keadaan ini, Nikita Su berjongkok di samping. Dia berniat terus seperti ini, sampai nanti mereka tak memperhatikannya dan menyelinap masuk ke dalam.
Tidak tahu sudah berapa lama, tiba-tiba ada seorang lelaki berjas datang ke penjaga dan mengucapkan beberapa patah kata, hingga terakhirnya mengangguk. “Nona Su, silahkan masuk.” Lelaki itu berkata sambil tersenyum.
Nikita Su menatapnya dengan heran, wajahnya tak mengerti dengan keadaan saat ini, tetapi dia tidak bertanya lagi, setelah berterima kasih padanya, dia langsung berlari masuk. Mengeluarkan pulpen dan kertas dari tas, berjalanlah ke lokasi konstruksi yang masih dalam pembangunan, dan mulailah mengamati dan mencatat.
Layout Taman Mutiara tidak jauh berbeda dengan vila pada umumnya, Nikita Su hanya menguraikannya dengan garis-garis pada kertas A4. Saat melakukan survei, Nikita Su suka untuk memperhatikan detailnya. Nikita Su lanjut naik ke lantai 2 dan memperhatikan segalanya seksama.
“Ah!” Seru Nikita Su, seluruh tubuhnya jatuh ke depan, lututnya membentur tanah dengan keras. Melihat ada banyak papan kayu di tanah, dia tadi hanya fokus memperhatikan keadaan sekitar, tapi tidak memperhatikan bawah pijakan kakinya. Lututnya tergores serbuk gergaji dan kulitnya langsung terkelupas.
Sambil menahan sakit di lututnya, seluruh wajah Nikita Su terlihat mengkerut: “Sakit sekali...”
Roknya robek dan lututnya sangat sakit sehingga dia tidak bisa menegakkannya.Melihat sekitar yang kosong dan senyap, dapam hati Nikita Su mulai merasa tidak nyaman. “Ada orang tidak?” Nikita Su berteriak keras, tetapi hanya bisa mendengar suaranya sendiri yang bergema di dalam ruangan itu.
Dia mengeluarkan tisu, membersikan lukanya, mencoba berdiri, tapi hasilnya dia kembali terjatuh terduduk di tanah. Di tengah kepasrahannya, Nikita Su akhirnya hanya bisa memanfaatkan suara teriakannya mencari pertolongan.
“Direktur, aku sepertinya mendengar suara nona Su.” Girno Chen mengangkat telingannya mencoba mendengar dengan seksama.
Leonard Li tak bersuara, diam sesaat, berjalan lurus menuju vila tertentu, mendengar suara langkah kaki di lantai bawah, mata Nikita Su langsung berbinar. Melihatnya, dia dengan gembira memanggilnya: “Paman.”
Leonard Li berlutut, melihat dia terluka, dan kemudian melihat papan kayu di tanah, Leonard Li berkata dengan wajah muram: “Pecat semua orang yang bertanggung jawab atas proyek ini.”
Melihat ketidaksenangannya, Nikita Su dengan hati-hati berkata: “Paman itu, aku tidak bisa bangun, boleh bantu aku berdiri tidak...Ah...”
Teriakannya berbunyi disertai tubuhnya yang terasa ringan. Leonard Li tak mengatakan apapun, langsung menggendongnya, dengan hati-hati membawanya turun dari sana. Melihat itu, Nikita Su merasa tidak enak. Dia merasa, Leonard Li tiap waktu bisa melakukan hal-hal itu dengan sangat natrual. Tapi hubungan di antara mereka jelas-jelas seorang paman dengan seorang keponakan.
Leonard Li membawanya masuk ke dalam mobil dengan suara dingin berkata: “Jalan.”
Melihat Nikita Su terluka, supir Wang langsung mengerti, dan menginjak gas mobil. Leonard Li mengangkat roknya, dan di depan matanya saat ini terpampang kaki yang panjang dan putih. Dia melihat luka yang masih berdarah, alisnya semakin tertaut.“Paman...” Nikita Su baru mau mengatakan sesuatu, tapi suaranya tiba-tiba hilang.
Dia melihat Leonard Li memegang kakinya, mencondongkan badan, dan langsung mencium lututnya. Melihat ini, otak Nikita Su langsung berdengung, dan wajahnya juga memerah.
Leonard Li mengangkat kepalanya, tatapannya tanpa sengaja jatuh pada celana dalam pink yang kini terlihat samar di depannya. Di dalam mobil, tidak tahu siapa yang tengah menelan air liur...
Novel Terkait
Pengantin Baruku
FebiAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMr Huo’s Sweetpie
EllyaInventing A Millionaire
EdisonMy Only One
Alice SongSomeday Unexpected Love
AlexanderBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?