Be Mine Lover Please - Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
Malam hari, Nikita Su duduk di ruang kerja, dengan lampu menyala, pensil di tangannya melompat cepat di atas kertas A4. Sejak kuliah, dia memiliki kebiasaan melukis di malam hari. Dia merasa di saat itu inspirasinya datang begitu cepat dan lancar.
Setelah menghabiskan waktu 1 jam, Nikita Su meregangkan leher dan pinggangnya: “Akhirnya selesai juga.” Dia berdiri dan memutar pinggangnya.
Berjalan ke depan jendela, melihat ke atas, menatap langit yang hitam temaram. Bintang yang bertaburan di langit terlihat begitu indah. Selama 3 tahun ini, dia hampir tidak memiliki mood untuk menikmati pemandangan. Setiap harinya hanya tenggelam pada pikiran dan sikap menyakitkan dari Aldo Ye yang diberikan padanya.
Tiba-tiba teringat hari itu, Aldo Ye bertanya padanya, mengapa dia dulu mau bersikeras menunggu, tapi sekarang tidak. Nikita Su berpikir, cintanya pada Aldo Ye, sudah tidak sedalam dulu. Waktu 3 tahun ini, tanpa terasa telah mengikis perasaan cintanya padanya.
Nikita Su berbalik, baru bersiap pergi istirahat, tiba-tiba sebuah mobil yang familiar terlihat dari sudut matanya. Dia dengan terkejut membesarkan mata, kemudian menggosok matanya, melihat apakah yang dia lihat itu benar atau hanya mimpi. “Paman?” Ucapnya tanpa ragu.
Dia tak mengerti, mengapa mobilnya bisa masuk di area Jingyuan? Setelah bertanya-tanya sendiri, Nikita Su akhirnya berbalik dari lemari mengeluarkan jaket dan melangkah turun dari apartemen.
Nikita Su berdiri di lantai bawah, ragu untuk beberapa saat, hingga akhirnya memutuskan maju ke depan. Dia mengetuk pelan kaca jendela mobil, dan kaca jendela perlahan terbuka menunjukan wajah tampan yang begitu familiar.
“Paman, tengah malam begini, kamu kenapa bisa ada disini?” Nikita Su mengeluarkan rasa penasarannya.
Leonard Li tidak menjawab, hanya membuka pintu mobil dan turun dari sana. “Cuma lewat.” Jawabnya dengan begitu yakin.
Nikita Su dengan penasaran melirik keseliling, tersenyum tipis: “Paman, alasan ini sepertinya bukan alasan yang baik. Ini adalah daerah perumahan, bukan jalan besar, kamu bagaimana mungkin bisa lewat sini.”
Leonard Li tidak menyanggah, hanya menatapnya saja. Melihatnya diam, Nikita Su juga tidak tahu harus mengatakan apa, menunjuk tempat di belakangnya: “Kalau tidak apa-apa, ya sudah aku naik dulu ya.”
Nikita Su baru mau melangkahkan kaki, mendengar Leonard Li mengeluarkan suara: “Boleh tidak kalau aku naik minta minum?”
Mendengar itu, Nikita Su menyipitkan mata, dengan tersenyum meresponnya: “Aku boleh bilang tidak?” Tengah malam begini, seorang lelaki dewasa pergi ke rumah seorang wanita, itu pasti terlihat tidak baik. Apalagi, Henny An sudah tertidur.
Leonard Li meletakan satu tangan di kantong celana, dengan sikap diktakturnya menjawab: “Kamu tidak punya hak untuk menolak, aku ini bosmu.” Setelah mengatakan itu, Leonard Li langsung berjalan ke sampingnya.
Bibir Nikita Su mengerucut, walaupun dia tidak ingin mengakuinya, tapi memang ini kenyataannya. Kalau Leonard Li sengaja ingin mempersulitnya, maka dia yang pasti akan kesusahan. Setelah ribut dengan pikirannya sendiri, Nikita Su akhirnya hanya bisa patuh berjalan di belakangnya.
Masuk ke dalam apartemen, Nikita Su membawanya masuk ke ruang tamu, dia kemudian pergi ke dapur mengambilkan air. Leonard Li melirik sekelilingnya, dia kemudian mengerutkan kening: “Berantakan sekali.”
Nikita Su kemudian meletakan air di depannya, mengakui hal itu: “Iya, aku dan Henny tipe orang yang apa adanya. Biasanya kalau sibuk dan tidak begitu memperhatikan ya bisa jadi berantakan seperti ini.” Apalagi Henny An punya kebiasaan menonton tv sambil membaca majalah.
Leonard Li mengangkat gelasnya meminum airnya, kemudian melihat Nikita Su dudu di depannya. “Kakakku tahu kalau kamu mau cerai?” Leonard Li tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu.
Nikita Su tidak menyangka Leonard Li bisa menanyakan hal itu. Dia kemudian mengangguk, menjawab dengan jujur: “Iya, beberapa hari yang lalu tahunya. Kemarin ibu telepon, menyuruhku besok pulang ke rumah untuk membicarakan ini.”
Leonard Li diam, seperti sedang ada pikiran dan melihat ke suatu sudut tempat. “Menurutmu mereka akan setuju?” Tanyanya lagi.
Mengenai hal ini, Nikita Su sendiri sejujurnya tidak ada kepercayaan. Walaupun mereka tidak puas dengannya, tapi dilihat dari sikap dan rasa cinta mereka pada Aldo Ye, mereka tentu pasti akan setia menuruti permintaan Aldo Ye. Dan Aldo Ye sendiri, tidak setuju dengan perceraian ini.
“Aku akan berusaha mendapatkan hak itu, pernikahanku dan Aldo mau dipaksakan juga tidak akan bisa bahagia.” Nikita Su tersenyum pahit, “Kami berdua saling menyakiti, lalu bagaimana bisa bahagia.”
Kedua tangan Leonard Li berada di depan dada menatap tajam matanya: “Kamu masih mencintainya?”
Mengenai hal ini, Nikita Su tidak ingin mengelak: “Iya, masih, tapi sudah tidak sedalam dulu. Dulu waktu menikah, aku membawa rasa untuk menebus kesalahan dan berharap dia bisa memaafkanku. Tapi kenyataannya, sekarang malah aku yang tak sanggup dan ingin keluar dari pernikahan ini.”
Menebus kesalahan...Mendengar 2 kata ini, Leonard Li mengernyitkan dahi: “Kamu tidak bersalah padanya.”
Nikita Su menertawakan dirinya, melihat ke atap-atap langit: “Pada awalnya, aku juga merasa aku tidak bersalah, karena semua yang aku lakukan itu untuknya. Tapi sekarang aku mengerti, walaupun melakukan itu untuknya, tapi bekas di bagian tubuhku, itu sama saja dengan suatu pengkhianatan.”
Leonard Li tidak suka melihat ekspresinya saat ini, karena itu ikut membuatnya terluka. Karena baginya, Nikita Su harus tersenyum. “Besok lihat baik-baik, sama dengan yang kamu katakan, kalau kakak iparku tidak setuju, kamu harus siapkan tindakan perlawanan.” Leonard Li menarik kembali topik awal.
Mendengar itu, Nikita Su tertawa: “Paman, kamu juga berharap aku untuk cerai ya?” Baru mengatakan itu, Nikita Su langsung menyesal, dia tidak seharusnya menanyakan itu.
Leonard Li tidak menjawab, hanya berdiri dan berkata: “Nanti kamu akan tahu, terima kasih untuk airnya.” Setelah mengatakan itu, Leonard Li berjalan ke arah pintu pergi dari sana.
Nikita Su berjalan di belakangnya, kemudian mengantarnya sampai depan pintu dan melambaikan tangan: “Paman, hati-hati di jalan ya.”
Sebelum kata-katanya jatuh sempurna, Leonard Li tiba-tiba berbalik. Menahan belakang kepala Nikita Su, dan mengecup bibirnya: “Lupa lagi kan? Ini adalah hukumannya.”
Pipi Nikita Su langsung memerah, dia terdiam 2 detik, baru akhirnya menutup bibirnya, dengan suara kecil mendengus: “Sebelum aku bercerai, kamu itu adalah pamanku.”
Lima jari Leonard Li membelai rambutnya, dengan suara serak berkata: “Kamu bisa memanggil namaku.”
Nikita Su tidak meresponnya, langsung mengusirnya: “Cepatlah pergi, dah, bye bye.” Sebelum kata-katanya jatuh, dia dengan cepat menutup pintunya. Mendengar bunyi pintu yang tertutup, keduanya akhirnya resmi terpisahkan oleh sebuah pintu.
Nikita Su bersandar di belakang pintu, pikirannya kosong. Hubungan antara dia dan Leonard Li selalu berada di luar imajinasinya. “Nikita, terus terang saja, apa sebenarnya hubungan antara kamu dan lelaki bermarga Li? itu ” Tanya Henny An tiba-tiba sambil menyeringai.
Setelah pulih dari pikirannya, Nikita Su dengan malu-malu tidak berani menatapnya: “Tidak ada hubungan apa-apa, hanya teman biasa.”
Henny An mendekati wajahnya, dengan bercanda berkata, “Apakah teman biasa boleh menciummu? Nikita, tampaknya pamanmu itu benar-benar tertarik denganmu.”
Mendengarkan godaannya, Nikita Su menepuk pundaknya dan berkata dengan suara kecil, “Jangan menggodaku, hubunganku dan dia itu sangat mustahil. Aldo dulu sangat mencintaiku, tapi setelah tahu kejadian itu, dia tidak mampu menerima aku, apalagi orang lain kan.”
Henny An mengeluarkan jari telunjuknya dan mengayunkannya ke kiri dan ke kanan, dia dengan tidak setuju berkata, “Itu belum tentu. Tidak semua orang sama seperti bajingan Aldo itu.”
Nikita Su tidak menjawab, hanya melihat ke suatu tempat. Apakah Leonard Li dan Aldo Ye benar-benar berbeda? Dia kemudian menggelengkan kepalanya, tak ingin berpikir terlalu banyak. Bahkan kalau memang dia tertarik padanya, dia khawatir rasa tertarik itu hanya sementara.
Keesokan harinya, Nikita Su sendiri datang ke rumah keluarga Ye, dia merasa hatinya begitu gugup. Leonard Li mengingatkannya untuk lebih memperhatikan keadaan, tetapi dia merasa kalau ibu Ye harusnya tidak memiliki jebakan ataupun rencana lain untuknya kan?
Pembantu melihatnya, dengan tersenyum berkata: “Nyonya muda, sudah sampak.”
Nikita Su dengan sopan menganggukan kepala, berjalan lurus masuk ke dalam. Aldo Ye melihat dia datang, dengan wajah tersenyum menyambutnya: “Nikita kamu sudah datang.”
“Ayah ibu mana?” Tanya Nikita Su ragu.
Aldo Ye menarik tangannya membawanya ke halaman belakang, tersenyum tipis menjawab: “Ayah ada kerjaan kantor harus segera diselesaikan, ibu di atas, sedang teleponan dengan kakek.”
Mendengar itu, Nikita Su tidak berbicara lagi. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua, umurnya di atasnya, jadi dia sekarang hanya bisa menunggu mereka selesai menangani masalah mereka dulu. Dan tanpa sadar, dia sudah berada di halaman belakang dan Aldo Ye menekan tubuhnya untuk duduk di ayunan.
Begitu Nikita Su hendak berdiri, dia mendengar Aldo Ye berkata dan tersenyum lembut: “Sudah berapa lama aku tidak mendorong ayunan untukmu. Aku ingat waktu kita pacaran, setiap kali pergi ke taman, kamu pasti akan duduk akan diayunan dan aku akan mendorong ayunannya.”
Nikita Su diam, dan Aldo Ye mulai mendorong ayunannya. Matahari menyinari mereka berdua, seolah kembali ke musim penuh cinta. Tetapi dia tahu kalau dia tidak bisa kembali.
Setelah mengayunkan ayunan, Aldo Ye meraih tangannya dan duduk bersebelahan di bangku. “Nikita, aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu.” Aldo Ye tersenyum misterius, lalu tiba-tiba menunjukan mahkota karangan bunga dan meletakkannya di atas kepalanya.
Nikita Su tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapnya: “Kamu masih ingat?”
Mata Aldo Ye begitu lembut, seolah-olah sedang menatap wanita yang sangat dia cintai: “Selama itu tentangmu, aku akan selalu ingat.” Dia tidak berbohong, dia selalu ingat segala tentang Nikita Su. Karena itu juga, dia selalu ingat apa yang terjadi saat itu.
Nikita Su menghela nafas ringan dan menundukkan kepala, hanya terdiam. Setiap saat ketika dia sedang bersikap lembut, Nikita selalu tersentuh dan mudah berubah pikiran. Perasaan seperti ini sungguh tidak enak.
“Aldo, kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Sekalipun itu adalah hal yang sama, rasanya pasti akan tetap berbeda.” Nikita Su berkata dengan wajah yang muram.
Aldo Ye mengangkat tangannya dan membelai rambutnya: “Aku tahu apa yang akan kamu katakan, Nikita, aku hanya ingin mencoba yang terbaik untuk memenangkan hatimu lagi.”
Nikita Su berdiri, dengan tegas berbalik, dia menutup matanya: “Aldo, hatiku sudah lelah. Dan walau kamu sekarang berjuang untuk tidak bercerai, lalu bagaimana dengan masa depan? Kamu bilang, masalah itu seperti duri yang tersangkut di tenggorokan dan membuatmu sakit susah bernafas.”
Aldo Ye berdiri di belakangnya, menjawab dengan suara rendah: “Meski begitu, aku akan berusaha sebaik mungkin. Mungkin suatu hari, aku bisa melupakannya.”
Hanya saja hari itu, dia tidak tahu kapan akan tiba, dan Nikita Su tidak bisa menunggunya. Dia menarik nafas dalam-dalam, melangkah maju dan berjalan ke depan dengan mantap. Aldo Ye tidak mengejarnya, hanya menatapnya dari kejauhan.
Tidak tahu sudah berapa lama, Aldo Ye tiba-tiba menoleh dan matanya tertuju pada posisi tertentu. Sudut bibirnya perlahan terangkat, tidak peduli apa yang dia lakukan, dia pasti akan bisa membuatnya berada di sisinya.
Di ruang tamu, Nyonya besar Ye memandang wanita yang berdiri di seberangnya, dan berkata dengan tenang: “Nikita, kami tidak akan menyetujui perceraianmu. Aldo masih mencintaimu, jadi pernikahan ini tidak dapat diakhiri”
“Sekalipun kita tidak bahagia, meskipun kita sudah lama menikah, dia tetap masih menolak untuk menyentuhku. Bu, apakah kamu masih bersikeras untuk tidak membiarkan kami bercerai?” Nikita Su bertanya dengan serius.
Setelah mendengar ini, Nyonya Ye mengerutkan kening dan menatapnya dengan heran: “Apa, Aldo tidak pernah menyentuhmu?”
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaThis Isn't Love
YuyuAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLove and Trouble
Mimi XuTen Years
VivianAwesome Husband
EdisonBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?