Be Mine Lover Please - Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari

Malam hari, Nikita Su duduk di ruang kerja, dengan lampu menyala, pensil di tangannya melompat cepat di atas kertas A4. Sejak kuliah, dia memiliki kebiasaan melukis di malam hari. Dia merasa di saat itu inspirasinya datang begitu cepat dan lancar.

Setelah menghabiskan waktu 1 jam, Nikita Su meregangkan leher dan pinggangnya: “Akhirnya selesai juga.” Dia berdiri dan memutar pinggangnya.

Berjalan ke depan jendela, melihat ke atas, menatap langit yang hitam temaram. Bintang yang bertaburan di langit terlihat begitu indah. Selama 3 tahun ini, dia hampir tidak memiliki mood untuk menikmati pemandangan. Setiap harinya hanya tenggelam pada pikiran dan sikap menyakitkan dari Aldo Ye yang diberikan padanya.

Tiba-tiba teringat hari itu, Aldo Ye bertanya padanya, mengapa dia dulu mau bersikeras menunggu, tapi sekarang tidak. Nikita Su berpikir, cintanya pada Aldo Ye, sudah tidak sedalam dulu. Waktu 3 tahun ini, tanpa terasa telah mengikis perasaan cintanya padanya.

Nikita Su berbalik, baru bersiap pergi istirahat, tiba-tiba sebuah mobil yang familiar terlihat dari sudut matanya. Dia dengan terkejut membesarkan mata, kemudian menggosok matanya, melihat apakah yang dia lihat itu benar atau hanya mimpi. “Paman?” Ucapnya tanpa ragu.

Dia tak mengerti, mengapa mobilnya bisa masuk di area Jingyuan? Setelah bertanya-tanya sendiri, Nikita Su akhirnya berbalik dari lemari mengeluarkan jaket dan melangkah turun dari apartemen.

Nikita Su berdiri di lantai bawah, ragu untuk beberapa saat, hingga akhirnya memutuskan maju ke depan. Dia mengetuk pelan kaca jendela mobil, dan kaca jendela perlahan terbuka menunjukan wajah tampan yang begitu familiar.

“Paman, tengah malam begini, kamu kenapa bisa ada disini?” Nikita Su mengeluarkan rasa penasarannya.

Leonard Li tidak menjawab, hanya membuka pintu mobil dan turun dari sana. “Cuma lewat.” Jawabnya dengan begitu yakin.

Nikita Su dengan penasaran melirik keseliling, tersenyum tipis: “Paman, alasan ini sepertinya bukan alasan yang baik. Ini adalah daerah perumahan, bukan jalan besar, kamu bagaimana mungkin bisa lewat sini.”

Leonard Li tidak menyanggah, hanya menatapnya saja. Melihatnya diam, Nikita Su juga tidak tahu harus mengatakan apa, menunjuk tempat di belakangnya: “Kalau tidak apa-apa, ya sudah aku naik dulu ya.”

Nikita Su baru mau melangkahkan kaki, mendengar Leonard Li mengeluarkan suara: “Boleh tidak kalau aku naik minta minum?”

Mendengar itu, Nikita Su menyipitkan mata, dengan tersenyum meresponnya: “Aku boleh bilang tidak?” Tengah malam begini, seorang lelaki dewasa pergi ke rumah seorang wanita, itu pasti terlihat tidak baik. Apalagi, Henny An sudah tertidur.

Leonard Li meletakan satu tangan di kantong celana, dengan sikap diktakturnya menjawab: “Kamu tidak punya hak untuk menolak, aku ini bosmu.” Setelah mengatakan itu, Leonard Li langsung berjalan ke sampingnya.

Bibir Nikita Su mengerucut, walaupun dia tidak ingin mengakuinya, tapi memang ini kenyataannya. Kalau Leonard Li sengaja ingin mempersulitnya, maka dia yang pasti akan kesusahan. Setelah ribut dengan pikirannya sendiri, Nikita Su akhirnya hanya bisa patuh berjalan di belakangnya.

Masuk ke dalam apartemen, Nikita Su membawanya masuk ke ruang tamu, dia kemudian pergi ke dapur mengambilkan air. Leonard Li melirik sekelilingnya, dia kemudian mengerutkan kening: “Berantakan sekali.”

Nikita Su kemudian meletakan air di depannya, mengakui hal itu: “Iya, aku dan Henny tipe orang yang apa adanya. Biasanya kalau sibuk dan tidak begitu memperhatikan ya bisa jadi berantakan seperti ini.” Apalagi Henny An punya kebiasaan menonton tv sambil membaca majalah.

Leonard Li mengangkat gelasnya meminum airnya, kemudian melihat Nikita Su dudu di depannya. “Kakakku tahu kalau kamu mau cerai?” Leonard Li tiba-tiba melontarkan pertanyaan itu.

Nikita Su tidak menyangka Leonard Li bisa menanyakan hal itu. Dia kemudian mengangguk, menjawab dengan jujur: “Iya, beberapa hari yang lalu tahunya. Kemarin ibu telepon, menyuruhku besok pulang ke rumah untuk membicarakan ini.”

Leonard Li diam, seperti sedang ada pikiran dan melihat ke suatu sudut tempat. “Menurutmu mereka akan setuju?” Tanyanya lagi.

Mengenai hal ini, Nikita Su sendiri sejujurnya tidak ada kepercayaan. Walaupun mereka tidak puas dengannya, tapi dilihat dari sikap dan rasa cinta mereka pada Aldo Ye, mereka tentu pasti akan setia menuruti permintaan Aldo Ye. Dan Aldo Ye sendiri, tidak setuju dengan perceraian ini.

“Aku akan berusaha mendapatkan hak itu, pernikahanku dan Aldo mau dipaksakan juga tidak akan bisa bahagia.” Nikita Su tersenyum pahit, “Kami berdua saling menyakiti, lalu bagaimana bisa bahagia.”

Kedua tangan Leonard Li berada di depan dada menatap tajam matanya: “Kamu masih mencintainya?”

Mengenai hal ini, Nikita Su tidak ingin mengelak: “Iya, masih, tapi sudah tidak sedalam dulu. Dulu waktu menikah, aku membawa rasa untuk menebus kesalahan dan berharap dia bisa memaafkanku. Tapi kenyataannya, sekarang malah aku yang tak sanggup dan ingin keluar dari pernikahan ini.”

Menebus kesalahan...Mendengar 2 kata ini, Leonard Li mengernyitkan dahi: “Kamu tidak bersalah padanya.”

Nikita Su menertawakan dirinya, melihat ke atap-atap langit: “Pada awalnya, aku juga merasa aku tidak bersalah, karena semua yang aku lakukan itu untuknya. Tapi sekarang aku mengerti, walaupun melakukan itu untuknya, tapi bekas di bagian tubuhku, itu sama saja dengan suatu pengkhianatan.”

Leonard Li tidak suka melihat ekspresinya saat ini, karena itu ikut membuatnya terluka. Karena baginya, Nikita Su harus tersenyum. “Besok lihat baik-baik, sama dengan yang kamu katakan, kalau kakak iparku tidak setuju, kamu harus siapkan tindakan perlawanan.” Leonard Li menarik kembali topik awal.

Mendengar itu, Nikita Su tertawa: “Paman, kamu juga berharap aku untuk cerai ya?” Baru mengatakan itu, Nikita Su langsung menyesal, dia tidak seharusnya menanyakan itu.

Leonard Li tidak menjawab, hanya berdiri dan berkata: “Nanti kamu akan tahu, terima kasih untuk airnya.” Setelah mengatakan itu, Leonard Li berjalan ke arah pintu pergi dari sana.

Nikita Su berjalan di belakangnya, kemudian mengantarnya sampai depan pintu dan melambaikan tangan: “Paman, hati-hati di jalan ya.”

Sebelum kata-katanya jatuh sempurna, Leonard Li tiba-tiba berbalik. Menahan belakang kepala Nikita Su, dan mengecup bibirnya: “Lupa lagi kan? Ini adalah hukumannya.”

Pipi Nikita Su langsung memerah, dia terdiam 2 detik, baru akhirnya menutup bibirnya, dengan suara kecil mendengus: “Sebelum aku bercerai, kamu itu adalah pamanku.”

Lima jari Leonard Li membelai rambutnya, dengan suara serak berkata: “Kamu bisa memanggil namaku.”

Nikita Su tidak meresponnya, langsung mengusirnya: “Cepatlah pergi, dah, bye bye.” Sebelum kata-katanya jatuh, dia dengan cepat menutup pintunya. Mendengar bunyi pintu yang tertutup, keduanya akhirnya resmi terpisahkan oleh sebuah pintu.

Nikita Su bersandar di belakang pintu, pikirannya kosong. Hubungan antara dia dan Leonard Li selalu berada di luar imajinasinya. “Nikita, terus terang saja, apa sebenarnya hubungan antara kamu dan lelaki bermarga Li? itu ” Tanya Henny An tiba-tiba sambil menyeringai.

Setelah pulih dari pikirannya, Nikita Su dengan malu-malu tidak berani menatapnya: “Tidak ada hubungan apa-apa, hanya teman biasa.”

Henny An mendekati wajahnya, dengan bercanda berkata, “Apakah teman biasa boleh menciummu? Nikita, tampaknya pamanmu itu benar-benar tertarik denganmu.”

Mendengarkan godaannya, Nikita Su menepuk pundaknya dan berkata dengan suara kecil, “Jangan menggodaku, hubunganku dan dia itu sangat mustahil. Aldo dulu sangat mencintaiku, tapi setelah tahu kejadian itu, dia tidak mampu menerima aku, apalagi orang lain kan.”

Henny An mengeluarkan jari telunjuknya dan mengayunkannya ke kiri dan ke kanan, dia dengan tidak setuju berkata, “Itu belum tentu. Tidak semua orang sama seperti bajingan Aldo itu.”

Nikita Su tidak menjawab, hanya melihat ke suatu tempat. Apakah Leonard Li dan Aldo Ye benar-benar berbeda? Dia kemudian menggelengkan kepalanya, tak ingin berpikir terlalu banyak. Bahkan kalau memang dia tertarik padanya, dia khawatir rasa tertarik itu hanya sementara.

Keesokan harinya, Nikita Su sendiri datang ke rumah keluarga Ye, dia merasa hatinya begitu gugup. Leonard Li mengingatkannya untuk lebih memperhatikan keadaan, tetapi dia merasa kalau ibu Ye harusnya tidak memiliki jebakan ataupun rencana lain untuknya kan?

Pembantu melihatnya, dengan tersenyum berkata: “Nyonya muda, sudah sampak.”

Nikita Su dengan sopan menganggukan kepala, berjalan lurus masuk ke dalam. Aldo Ye melihat dia datang, dengan wajah tersenyum menyambutnya: “Nikita kamu sudah datang.”

“Ayah ibu mana?” Tanya Nikita Su ragu.

Aldo Ye menarik tangannya membawanya ke halaman belakang, tersenyum tipis menjawab: “Ayah ada kerjaan kantor harus segera diselesaikan, ibu di atas, sedang teleponan dengan kakek.”

Mendengar itu, Nikita Su tidak berbicara lagi. Bagaimanapun, mereka adalah orang tua, umurnya di atasnya, jadi dia sekarang hanya bisa menunggu mereka selesai menangani masalah mereka dulu. Dan tanpa sadar, dia sudah berada di halaman belakang dan Aldo Ye menekan tubuhnya untuk duduk di ayunan.

Begitu Nikita Su hendak berdiri, dia mendengar Aldo Ye berkata dan tersenyum lembut: “Sudah berapa lama aku tidak mendorong ayunan untukmu. Aku ingat waktu kita pacaran, setiap kali pergi ke taman, kamu pasti akan duduk akan diayunan dan aku akan mendorong ayunannya.”

Nikita Su diam, dan Aldo Ye mulai mendorong ayunannya. Matahari menyinari mereka berdua, seolah kembali ke musim penuh cinta. Tetapi dia tahu kalau dia tidak bisa kembali.

Setelah mengayunkan ayunan, Aldo Ye meraih tangannya dan duduk bersebelahan di bangku. “Nikita, aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu.” Aldo Ye tersenyum misterius, lalu tiba-tiba menunjukan mahkota karangan bunga dan meletakkannya di atas kepalanya.

Nikita Su tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapnya: “Kamu masih ingat?”

Mata Aldo Ye begitu lembut, seolah-olah sedang menatap wanita yang sangat dia cintai: “Selama itu tentangmu, aku akan selalu ingat.” Dia tidak berbohong, dia selalu ingat segala tentang Nikita Su. Karena itu juga, dia selalu ingat apa yang terjadi saat itu.

Nikita Su menghela nafas ringan dan menundukkan kepala, hanya terdiam. Setiap saat ketika dia sedang bersikap lembut, Nikita selalu tersentuh dan mudah berubah pikiran. Perasaan seperti ini sungguh tidak enak.

“Aldo, kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu. Sekalipun itu adalah hal yang sama, rasanya pasti akan tetap berbeda.” Nikita Su berkata dengan wajah yang muram.

Aldo Ye mengangkat tangannya dan membelai rambutnya: “Aku tahu apa yang akan kamu katakan, Nikita, aku hanya ingin mencoba yang terbaik untuk memenangkan hatimu lagi.”

Nikita Su berdiri, dengan tegas berbalik, dia menutup matanya: “Aldo, hatiku sudah lelah. Dan walau kamu sekarang berjuang untuk tidak bercerai, lalu bagaimana dengan masa depan? Kamu bilang, masalah itu seperti duri yang tersangkut di tenggorokan dan membuatmu sakit susah bernafas.”

Aldo Ye berdiri di belakangnya, menjawab dengan suara rendah: “Meski begitu, aku akan berusaha sebaik mungkin. Mungkin suatu hari, aku bisa melupakannya.”

Hanya saja hari itu, dia tidak tahu kapan akan tiba, dan Nikita Su tidak bisa menunggunya. Dia menarik nafas dalam-dalam, melangkah maju dan berjalan ke depan dengan mantap. Aldo Ye tidak mengejarnya, hanya menatapnya dari kejauhan.

Tidak tahu sudah berapa lama, Aldo Ye tiba-tiba menoleh dan matanya tertuju pada posisi tertentu. Sudut bibirnya perlahan terangkat, tidak peduli apa yang dia lakukan, dia pasti akan bisa membuatnya berada di sisinya.

Di ruang tamu, Nyonya besar Ye memandang wanita yang berdiri di seberangnya, dan berkata dengan tenang: “Nikita, kami tidak akan menyetujui perceraianmu. Aldo masih mencintaimu, jadi pernikahan ini tidak dapat diakhiri”

“Sekalipun kita tidak bahagia, meskipun kita sudah lama menikah, dia tetap masih menolak untuk menyentuhku. Bu, apakah kamu masih bersikeras untuk tidak membiarkan kami bercerai?” Nikita Su bertanya dengan serius.

Setelah mendengar ini, Nyonya Ye mengerutkan kening dan menatapnya dengan heran: “Apa, Aldo tidak pernah menyentuhmu?”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
3 tahun yang lalu