Be Mine Lover Please - Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
Nikita Su menganggap bahwa hubungan antara dirinya dan Leonard Li hanya menemui beberapa hambatan kecil. Selama melangkah, maka bisa berjalan dengan lancar. Tetapi dia menemukan bahwa segala sesuatunya jauh lebih sulit daripada yang dia bayangkan.
Keesokan paginya, Nikita Su bangun dengan matanya yang merah bengkak, lalu mengulurkan tangan dan mendaratkan di posisi sampingnya, hawa dingin membuat hatinya dingin. “Tadi malam, apakah dia tidak kembali tidur?” Nikita Su bergumam pada dirinya sendiri.
Dia tidak mengerti mengapa bunga itu begitu penting, begitu penting hingga dia bisa begitu dingin padanya. Bahkan permintaan maafnya tidak berhasil. Semakin memikirkannya, kabut di hati semakin berputar.
Sambil mendesah pelan, Nikita Su berdiri dan berjalan perlahan menuju kamar mandi. Tidak peduli apa yang terjadi di antara mereka, hidup harus terus berlanjut. Di Perusahaan Yitian, ketika Nikita Su sedang bekerja, Direktur Wu melangkah maju: "Nikita, apakah kamu dan Direktur Li sedang bertengkar?"
Ha? Bagaimana dia tahu? Hatinya seketika menjadi gugup, tetapi Nikita Su sengaja tersenyum dan tenang: "Tidak, ada apa Direktur Wu?"
“Barusah asisten Direktur Li menelepon dan berkata bahwa proyek kali ini, meminta desainer lain untuk melaksanakannya. Jadi, aku pikir kalian bertengkar. Sepertinya Direktur Li khawatir kamu terlalu lelah, dia sangat perhatian denganmu. Nikita, aku sudah mengatur proyek ini untuk diberikan kepada desainer lain, jadi kamu dapat menangani pekerjaan yang tersisa terlebih dahulu. "
Nikita Su mengangguk, senyumnya tidak sampai ke dasar matanya. Duduk di kursi dengan tatapan kosong, melihat ke titik tertentu dengan saksama. Dia tidak menyangka bahwa Leonard Li tidak ingin terlibat dengannya bahkan dengan urusan pekerjaan. Perubahan ini terjadi begitu cepat sehingga dia tidak bisa menerimanya untuk sementara waktu.
Di dapur, Nikita Su sedang memegang cangkir air, ketika dia hendak masuk, dia tiba-tiba mendengar beberapa rekan berbicara di sana, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berhenti. Karena fokus diskusi mereka adalah Leonard Li.
“Apakah kalian sudah dengar? Winny akhir-akhir ini sering muncul di Perusahaan Li. Sepertinya dia sudah bertekad ingin bersama Direktur Li” ujar rekan A.
Rekan lainnya mengangguk dan berkata setuju: "Ya, aku juga mendengar bahwa Direktur Li dan Winny tadi malam berkencan. Tetapi tidak ada bukti, aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak."
Tadi malam? Mata Nikita Su melebar secara naluriah saat mendengar kata sensitif ini. Tadi malam Leonard Li pulang larut malam, apakah dia selalu bersama Winny Li? Memikirkan kemungkinan ini, kepalan tangan Nikita Su semakin erat.
“Tapi bukankah Direktur Li bersama Nikita? Aku dengar dia sangat baik kepada Nikita Su.” Tanya rekan A penasaran.
Segera setelah itu, terdengar suara yang menghina: “Apakah kamu tidak dengar? Nikita sebelumnya ditugaskan untuk mengerjakan proyek yang baru saja dibahas oleh Perusahaan Li, hari ini Direktur Wu sudah mengganti orang lain. Aku dengar itu adalah perintah Direktur Li, aku lihat sepertinya Direktur Li sudah tidak tertarik lagi dengan Nikita.”
Sambil menggigit bibir, Nikita Su terdiam. Desas-desus ini terkadang yang paling menyakitkan. “Dan juga, biarpun Nikita begitu cantik, tapi bagaimanapun juga ia sudah pernah cerai, bekas pria lain. Meskipun menyukainya, tidak mungkin berubah meningkat menjadi seorang istri. Terlebih lagi, Direktur Li memiliki identitas dan harga diri sebagai pria sukses. "
Dengan mata tertutup, semua emosi disembunyikan. Menarik napas dalam-dalam, Nikita Su membuka matanya dan berjalan masuk dengan pura-pura. Melihat kedatangannya, rekan-rekan itu seketika panik. Hanya saja saat mereka menatap mata Nikita Su, muncul sentuhan simpati.
Menuangkan teh, percakapan mereka terus bergema di telinga. Mungkinkah Leonard Li benar-benar kehilangan ketertarikan padanya, apakah tidak ada cinta sejati di antara mereka? Semakin ia memikirkannya, rasa kesal di hatinya berangsur-angsur meningkat.
Sore harinya, untuk pertama kalianya Nikita Su tidak kembali ke vila seperti biasanya, melainkan pergi makan bersama Henny An. Dengan kepala tertunduk, dirinya berada dalam keadaan lesu.
“Nikita, bagaimana bisa begitu banyak hal terjadi padamu dan Paman? Aku selalu merasa dia bukan tipe orang yang bisa bermain-main dengan perasaan,” kata Henny An dengan percaya diri.
Sambil mengangkat kepalanya, Nikita Su berkata dengan senyum pahit: "Tahu orang, tahu wajah namun tidak tahu isi hatinya, di dunia ini, banyak hal dapat berubah, terutama perasaan, yang paling tidak dapat dipercaya."
Setelah mengalami kejadian baru-baru ini, Nikita Su berpikir seperti ini. "Tapi aku masih tidak percaya, kepribadian Paman jauh lebih baik daripada Calvin, meskipun Calvin sering pergi mencari pelacur, tapi aku juga tidak percaya Paman akan melakukannya." Henny An memperkuat kondisi dirinya.
Melihat bagaimana dia percaya pada Leonard Li, Nikita Su berkata dengan lemah: "Benarkah? Mungkin bukan saat bertemu seseorang yang sangat dicintai. Mungkin perasaannya padaku belum menjadi cinta? "
Mendengar itu, Henny An menepuk punggungnya dan berkata dengan nada bercanda: “Nikita, jangan terlalu percaya pada dirimu sendiri, oke? Kamu begitu cantik, namun khawatir tidak bisa mendapatkan hati seorang pria. Dalam masyarakat saat ini, yang terpenting adalah wajah, kamu memiliki syarat pertama ini, jadi jangan takut pada apa pun. "
Mendengar dia menenangkan dirinya, Nikita Su memiliki senyum kecil di wajahnya. Terkadang, kebenaran selalu lebih kejam. Memakan hidangan yang biasa disukai, namun sudah tidak ada rasa.
Usai makan malam, demi menyesuaikan suasana hatinya, Henny An menemaninya jalan-jalan. Berjalan cepat di jalan, Henny An berkata sambil tertawa kecil: "Jalan-jalan, usir semua hal yang tidak membuatmu bahagia, pasti kamu akan merasa jauh lebih baik."
Nikita Su tersenyum lembut tanpa menjawab. Jika dia bisa membuat suasana hatinya lebih baik dengan mudah, dia tidak perlu mengkhawatirkannya. Namun, mengobrol dengan Henny An akan mengurangi kesedihan di hatinya.
Berbelok di tikungan, Nikita Su hendak melanjutkan berjalan ke depan, tiba-tiba Henny An mengulurkan tangan untuk menghentikannya. Saat melihat situasi ini, Nikita Su bertanya dengan curiga: "Henny, ada apa?"
Dengan senyuman aneh, Henny An tersenyum sinis "Nikita, ayo kita lewat jalan lain, aku ingat di sana ada toko kue yang rasanya enak, ayo ke sana sambil belanja."
“Tidak perlu, aku sekarang tidak bisa makan yang manis-manis.” katanya, Nikita Su ingin terus melangkah maju. Melihat ini, Henny An segera mengikutinya untuk bergerak, berusaha menyembunyikan sesuatu.
Melihatnya bertingkah aneh, Nikita Su mengerutkan kening: "Henny, ada apa denganmu?"
Setelah tertawa paksa, Henny An melangkah maju dan menarik tangannya: “Ayo pergi, aku tiba-tiba ingin makan kue.” Sambil berkata, dia ingin membawanya pergi tanpa ada penjelasan.
Nikita Su baru dua langkah ditarik olehnya, namun tasnya terlepas dari tangannya, Nikita Su membungkuk untuk mengambilnya. Melirik sembarangan, dia tiba-tiba menyadari bahwa mobil Leonard Li diparkir di depan. Apakah dia berada di sekitar?
Memikirkan hal ini, Nikita Su secara naluriah menoleh, ketika dia melihat sosok di jendela, wajah Nikita Su langsung memucat. Dalam posisi jendela restoran, Leonard Li duduk di sana dengan tenang. Dan duduk di hadapannya adalah Winny Li
Henny An menampar wajahnya sendiri. Dia awalnya ingin menyembunyikannya, tapi dia tidak menyangka akan berakhir dengan ... "Nikita, Paman dan Winny hanya makan bersama. Bukan apa-apa. "Henny An membantu Leonard Li menjelaskan padanya.
Nikita Su tidak berbicara, tetapi menatap Leonard Li dengan saksama. Jarak keduanya memang tidak jauh, hanya dipisahkan oleh dinding kaca, namun seolah berjauhan. Seolah menyadari tatapannya, Leonard Li melihat ke samping. Saat dia melihatnya, kejutan melintas di matanya, tetapi dia dengan cepat mengembalikan ekspresi wajahnya.
Matanya tenang, dan keduanya saling memandang seperti itu. Dada Nikita Su naik turun, dan kepalan tangan yang tergantung di sampingnya perlahan ditarik. “Kenapa, dia tidak keluar untuk menjelaskan padaku?” Hati Nikita Su bergumam dengan sedih.
Winny Li juga melihatnya dengan kejutan berkedip di wajahnya, tapi kemudian dia meringkuk dengan senyum kecil penuh kemenangan. Berdiri, datang ke sisi Leonard Li, di bawah tatapannya, dengan intim meletakkan tangannya di lengan Leonard Li. Tapi Leonard Li tidak mendorongnya.
Henny An menghampirinya, tetapi tidak tahu bagaimana membujuknya. Ia tidak menyangka jika Leonard Li akan intim dengan wanita lain di depan Nikita Su. “Nikita, kita sekarang buru-buru masuk, kita temui mereka dan beri pelajaran!” Kata Henny An dengan marah, dan berjalan langsung ke dalam.
Berjalan beberapa langkah, namun tangannya segera ditarik oleh Nikita Su. “Jangan pergi, tunggu disini. Jika kita masuk dan membuat masalah, itu hanya akan membuat malu.” Nikita Su berkata dengan tenang.
Dengan amarah Henny An yang membara, dia pasti akan mengangkat meja mereka. “Nikita, apa kamu masih mempertimbangkan Leonard? Kamu bodoh sekali!” Kata Henny An lantang.
Tidak ada jawaban, hanya menatap mereka. Dia ingin melihat apakah dia masih bisa makan dengan tenang. Sepuluh menit kemudian, Leonard Li dan Winny Li sama-sama muncul. Winny Li tampak terkejut dan menatapnya: "Bukankah ini Nona Su? Kebetulan sekali, bertemu di sini."
Mengabaikannya secara langsung, di mata Nikita Su hanya ada Leonard Li: "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"
Leonard Li terdiam, tapi menatapnya dengan tenang. Setelah melihat ini, Winny Li menyeringai: "Nona Su, Leonard ..."
"Diam! Bukan giliranmu untuk ikut campur masalahku dan Leonard." Nikita Su menyela dengan wajah dingin, "Leonard, apakah tidak ada yang ingin kamu katakan?"
Melihatnya mencoba berpura-pura tenang, Leonard Li mengerutkan kening tanpa sadar. Jika sebelumnya, Leonard Li tidak akan pernah membiarkannya menunjukkan ekspresi seperti itu dan akan memeluknya tanpa ragu-ragu.
Dengan ekspresi dingin, Leonard Li memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya dan berkata dengan dingin: "Pulang."
Ha ha… Nikita Su menertawakan dirinya, tak menyangka saat ini pun Leonard Li masih enggan memberi penjelasan. “Leonard, apakah kamu mengaku selingkuh? Kamu adalah pria bajingan, kamu anggap Nikita sebagai apa!” Seru Henny An penuh emosi.
Leonard Li menatapnya dengan dingin, suaranya seperti es: "Itu tidak ada hubungannya denganmu."
Dengan berkacak pinggang dan menatap matanya, Henny An dengan marah: "Urusan Nikita adalah urusanku. Jika hari ini kamu tidak menjelaskannya, maka jangan harap kamu bisa pergi dari sini." Ia selalu berpikir Leonard Li adalah seseorang yang diturunkan dari surga untuk Nikita Su, tapi dia tidak menyangka itu hanya omong kosong. Saat ini, Henny An sangat menyesal menjodohkan mereka berdua.
“Selingkuh? Leonard tidak pacaran dengan Nikita, bagaimana bisa dia dianggap selingluh. Paling-paling hanya menghangatkan tempat tidur.” Kata Winny Li dengan nada menghina.
Mendengar ini, mata Leonard Li berkedip dengan ganas. Wajah Nikita Su sepucat kertas, dia menggigit bibirnya. Menarik napas dalam-dalam, Nikita Su menatapnya yang berada di hadapannya: "Leonard, apakah kamu masih mencintaiku?"
Novel Terkait
Unperfect Wedding
Agnes YuCintaku Pada Presdir
NingsiCinta Tapi Diam-Diam
RossieMy Charming Lady Boss
AndikaHarmless Lie
BaigePergilah Suamiku
DanisBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?