Be Mine Lover Please - Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan

Sampai di apartemen Jingyuan, Nikita Su memindahkan bajunya ke sebelah lemari Henny An. Duduk di tepi ranjang, dengan tersenyum berkata: “Perasaan ini seperti saat kembali ke masa kuliah dulu ya.”

Kedua tangan Henny An memeluk bahunya, dan seluruh tubuhnya menyender padanya, dengan iseng berkata: “Iya, kita akan akan kembali seperti dulu, tidur di satu bantal, dan aku akan memelukmu sambil tertidur, dengan begitu musim dingin tidak akan terasa dingin.”

Mendengar itu, Nikita Su tersenyum iseng berkata: “Nah cepatlah cari pacar sana, lihatlah kamu secantik ini, lelaki yang mengejarmu pasti sudah berbaris.”

Saat mengatakan ini, Henny An menghela nafas, baring di ranjang, telunjuknya di atas langit menggambar bulatan: “Kamu tahu siapa yang aku sukai, kecuali dia, aku tidak menginginkan siapapun.”

Nikita Su mengerti maksudnya, kemudian membujuknya: “Tapi dia kan sekarang ada di luar negeri, kamu menyukainya, dia juga tidak tahu. Di tambah, kalau dia disana sudah ada orang yang disukai...”

Henny An menendang kakinya, sambil berpura-pura tidak senang berkata: “Nikita, kamu tidak bisa ngomongin yang baik-baik ya? Aih, sudahlah, jangan bicarakan aku, kamu dan Aldo, sebenarnya kenapa?”

“Aku mau cerai.” Nikita Su menertawakan dirinya sendiri, “Aku sudah berpura-pura buta dan tuli selama 3 tahun, dan sekarang aku sudah tidak mampu berpura-pura lagi. Aku kira setelah menunggunya selesai bermain, dia bisa kembali sepenuhnya ke sisiku. Tapi tak kuduga, itu hanya membuatku semakin terluka. Aku dengan kepala mataku sendiri melihat mereka berdua bercinta, hehe...”

Plak, bunyi pukulan keras di pahanya, Henny An dengan kesal berkata: “Jeanie? Dia naik ke ranjang Aldo? Barang murahan sepertinya memang benar-benar ya, benar-benar liar dan sangat murahan.”

Nikita Su tersenyum pahit tak bersuara. Saat ini, hatinya sudah mati rasa: “Aku lelah, dan tak ingin mencoba lagi.”

Henny An dengan prihatin mencubit pipinya: “Kalau mau menyalahkan semuanya yang harus disalahkan itu lelaki pertama itu, kalau bukan dia, kamu dan Aldo pasti tidak akan mungkin bisa sampai seperti ini.”

Hal yang berlalu, dia tidak ingin mengingatnya lagi. Dia yang sekarang, hanya ingin menjalani hidup yang sederhana. “Aku mau pergi kerja dulu, proposal desainku belum ku sentuh.” Nikita Su sambil tersenyum pergi berjalan ke ruang buku.

Henny An adalah seorang pemimpin redaksi majalah, dia baru saja kembali dari perjalanan bisnis dan masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Nikita Su yang bosan pergi keluar jalan-jalan. Sampai di mini market membeli sekaleng bir dan pergi ke jembatan untuk menghirup udara segar.

Dia tidak bisa minum bir, tapi sangat menyukai bau bir yang pahit, sama seperti perasaannya saat ini. Setelah meminum setengah botol bir, Nikita Su seperti mendapatkan energi, dengan hati-hati memanjat tangga jembatan, memilih tempat yang aman dan bersender disana.

Angin sepoi-sepoi meniupi rambutnya, dia menutup mata. Kepalanya saat ini terasa lebih ringan. Setelah menghabiskan sekaleng bir, dia kembali mengingat masa mudanya. Aldo Ye pada saat itu, seperti matahari yang hangat, dan dia pada saat itu, sangat suka tertawa. Ya, mereka pada saat itu, benar-benar bahagia.

Semakin memikirkannya, air matanya semakin tak terkontrol. “Nikita, dasar kamu sih cengeng.” Nikita Su berteriak pilu di tengah malam yang gelap.

“Bos yang ada di jembatan itu bukannya nyonya Ye?” Saat sedang di perjalanan pulang, supir Wang tiba-tiba bertanya.

Leonard Li membuka matanya, mengalihkan pandangan ke luar jendela. Saat dia melihat wanita yang memakai baju terusan putih itu, seperti biasa, mengerutkan dahinya: “Stop.”

Nikita Su sambil menggoyangkan kedua kakinya, tenggelam dalam pikirannya, tidak merasakan aura menyeramkan yang semakin mendekatinya. Sampai di depan matanya terlihat bayangan hitam, Nikita Su baru dengan penasaran menolehkan kepala, mengerjapkan mata: “Paman kamu kenapa ada disini?”

Melihatnya duduk di atas jembatan, hanya perlu mencondongkan diri, dia pasti akan bisa langsung jatuh ke sungai, ekspresi Leonard Li saat ini begitu menakutkan: “Turun.”

Mendengar nada suaranya, Nikita Su memanfaatkan efek bir yang di minumnya dengan berani berkata: “Tidak mau, udara disini segar.”

Anak ini ya, benar-benar. Leonard Li langsung mengulurkan tangannya, sekali tarikan, langsung berhasil menariknya turun dari sana. “Pulang.” Perintahnya dengan wajah tanpa ekspresi.

Nikita Su kira dia menyuruhnya pulang ke rumah Ye, memanjang lehernya, menolak: “Aku tidak mau pulang, aku mau...”

Sebelum kata-katanya selesai, matanya seketika melebar takjub. Menatap lurus ke arah orang yang saat ini begitu dekat dengannya, otak Nikita Su saat ini berdengung. Sentuhan lembut dan dingin di bibirnya mengingatkannya pada apa yang Leonard Li lakukan saat ini. Dia...Sedang menciumnya?

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu