Be Mine Lover Please - Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?

Setiap bulan pada hari gajian, perusahaan Yitian pasti akan mengadakan pesta, begitupun hari ini. Hanya ada satu yang berbeda, hari ini direktur Wu yang akan mentraktir mereka, oleh karena itu para karyawan tanpa sungkan memilih Pesona Malam- tempat berkumpul mewah di kota A untuk menghabiskan malam.

Di dalam ruang VIP, Melisa mengelus sofa kulit yang di dudukinya, dengan takjub berkata: “Pesona Malam memang yang terbaik, sofanya saja lihat sebagus ini. Direktur Wu, malam ini sepertinya kamu akan bangkrut.”

Direktur Wu duduk di tengah, dengan tersenyum menjawab: “Ini adalah hadiah untuk kalian setelah bekerja dengan giat selama 1 tahun ini, kalau proyek Taman Mutiara kali ini bisa di ambil, bulan depan aku tidak akan ragu untuk mentraktir kalian makan disini lagi.”

Mendengar itu, semua tatapan tertuju pada Nikita Su, dia dengan tersenyum penuh arti berkata: “Nikita, masa depan kita bergantung padamu ya.”

Nikita Su yang awalnya tidak fokus kembali tersadar dan dengan senyum tipis meresponnya: “Ya aku akan berusaha dengan giat, berhasil atau tidaknya, aku juga tidak bisa memastikan.” Lagi pula saingannya kali ini adalah Stefani Song.

Direktur Wu menepuk bahunya tersenyum padanya: “Nikita, kamu harus percaya diri, aku saja percaya padamu. Sejak perusahaan Li memberikanmu kesempatan itu, kamu harus percaya pada kemampuanmu sendiri.”

Nikita Su tersenyum tipis, dia tidak mungkin mengatakan kalau dia mendapatkan kesempatan itu karena hubungan keponakan dengan Leonard Li. Nikita Su meraih gelas anggur merahnya dan menyesapnya. Dia sudah tidak mudah datang kesini, dan bisa berkumpul dengan semua orang. Mereka menghabiskn waktu bernyanyi, bermain game, satu permainanpun tak terlewatkan.

Nikita Su duduk di sudut dengan tenang menyaksikan kehebohan, pada saat ini, Melisa dan rekan kerja lelakinya Steven datang menghampirinya.

Steven duduk di sebelahnya, langsung merangkul bahunya: “Nikita, kenapa duduk sendirian disini, aku temenin kamu ngobrol ya?”

Alisnya tertaut, Nikita Su tersenyum menyingkirkan tangannya dan duduk lebih keluar sedikit dari sudut sofa: “Tidak perlu, aku hanya sedikit tidak enak badan, jadi mau duduk tenang disini sebentar, kalian pergi main saja.”

Melisa melihat sorot matanya yang tak baik, dengan perhatian bertanya: “Kak Nikita, kamu baik-baik saja kan? Sakit ya?”

Nikita Su tersenyum tipis menggelengkan kepala, dari sudut matanya melirik tangan Steven yang hendak merangkulnya lagi. Nikita Su dengan cepat berdiri, dengan tidak enak berkata: “Aku mau keluar keliling sebentar.” Setelah mengatakan itu, melangkahkan kaki pergi keluar.

Melihat itu, Melisa dengan iseng berkata: “Sepertinya kamu tidak punya kesempatan untuk itu, kan aku juga sudah bilang, kak Nikita sudah ada pacar, dan dia pasti tidak akan menyukaimu.”

Sorot mata Steven seperti tidak senang, dengan tidak puas berkata: “Kalau aku tebak Nikita dia tidak ada pacar, bisa jadi dia sedang sakit dan tidak ingin ada orang yang tahu. Kalau tidak, kenapa setelah masuk ke perusahaan dan sudah selama ini masih tidak pernah melihat pacarnya.”

Nikita Su yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka sedang berjalan menuju koridor. Dia tahu maksud Steven tidak sederhana, dan tentu saja dia ingin menghindarinya.

Bau anggur merah tercium di rongga hidungnya, Nikita Su meminggirkan badannya, memberikan orang itu jalan. “Halo, cewek.” Lelaki itu bersiul, dengan senyum sumringah melihatnya dari atas ke bawah.

Melihat tatapannya, Nikita Su mengerutkan dahinya, dengan langkah cepat ingin meninggalkan orang itu, tapi di hadang olehnya. “Tolong berikan aku jalan.” Ucap Nikita Su dengan tidak senang.

Lelaki muda itu terlihat seperti manusia, hanya tatapannya begitu mengerikan: “Cewek, malam ini ada janji?”

Di klub malam seperti ini, orang seperti lelaki itu tentu ada banyak dan hal yang biasa memburu para wanita, tapi dia saat ini malah memikirkan Aldo Ye, tidak tahu apakah dia dulu juga pernah seperti itu menggoda banyak wanita. Atau dia tidak perlu seperti itu, hanya perlu dengan nama dan jabatan sebagai direktur perusahaan Ye, dan semua wanita akan dengan agresif mendekatinya.

“Tidak.” Nikita Su dengan dingin mengeluarkan kata itu, dan orang itu sebaliknya seperti tidak ingin memberinya jalan keluar, jalan seluas itu, tapi lelaki itu malah sengaja mendekatkan diri padanya.

Dia dari tas kulitnya mengeluarkan berpuluh lembar uang kertas, degan tersenyum licik berkata: “Ikut denganku, semua ini akan menjadi milikmu. Kalau rasanya tak cukup, bisa di tambah lagi, lagi pula aku ada banyak uang.”

Perasaan Nikita Su begitu tak senang, dengan sekuat tenaga mendorongnya, tapi tenaganya yang tak seberapa itu berkata lain. Sehingga dia akhirnya hanya bisa menunjukan wajah tak senang: “Menyingkir.”

Lelaki itu tertawa, dengan tatapan genit mengangkat tangannya, kemudian jatuh di bawah dagunya: “Masih bisa marah ya, wah aku semakin menyukaimu. Cewek, antara taat dan paksa, aku lebih menyukai pilihan terakhir.”

“Nikita.” Di saat dia berpikir bagaimana cara melepaskan dirinya, terdengar suara rendah datang di telinganya. Dia mengadahkan kepalanya melihatnya, dari matanya terlihat keterkejutan.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu