Be Mine Lover Please - Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
Beberapa hari berikutnya, bisa di bilang lebih tenang. Kegiatan Nikita Su setiap hari hanya pulang-pergi kantor dan rumah, hidupnya begitu monoton, tapi baginya ini lebih melegakan. Dan hari ini, ketenangan itu tersentak.
Hotel Yuxuan adalah hotel besar kelas 1 di kota A, orang-orang kaya selalu menghabiskan uang makan di sini. Dan malam ini, Hendra Su akan merayakan ulang tahunnya di sini. Nikita Su berdiri di lantai bawah hotel Yuxuan, dia tidak langsung masuk ke dalam.
Hari-hari sebelumnya, ibu Su sudah memperingatkannya, untuk datang bersama Aldo Ye. Setelah kejadian di kantor beberapa waktu yang lalu, dia dan Aldo Ye sudah tidak berhubungan lagi. Kemarin malam dia sudah mengirim pesan padanya, dan dia tidak tahu apakah Aldo Ye akan datang kesana.
Saat teringat hubungannya dengannya sekarang, Nikita Su tersenyum pahit menggelengkan kepala. Dia melangkahkan kaki, baru bersiap masuk ke dalam hotel, sosok Aldo Ye tiba-tiba muncul di sampingnya.
Dia menghentikan langkah kakinya, melihatnya dengan mimik wajah terkejut, kemudian dengan suara kecil berkata: “Terima kasih.” Dia kira, Aldo Ye tidak akan datang.
Satu tangan Aldo Ye diletakan di dalam kantong celana, dia dengan tenang berkata: “Kamu itu istriku, hari ini adalah hari ulang tahun ayah mertuaku, jadi sudah seharusnya aku datang.” Setelah mengatakan itu, Aldo Ye menarik tangannya, membawanya masuk ke dalam.
Nikita Su ingin melepaskan diri, tapi genggamannya begitu kencang. Dia akhirnya hanya bisa pasrah membiarkan mengikuti maksudnya. Dan di bawah arahan pelayan mereka tiba di ruang VIP, dan melihat semua keluarga Su sudah menunggu disana.
Melihat kehadiran mereka berdua, dari mata Jeanie Su terlihat kobaran api cemburu dan iri. “Aldo kamu datang juga...” Jeanie Su sambil mengatakan itu, berdiri dan hendak berjalan ke arah mereka.
Melihat lirikan peringatan Aldo Ye, ibu Su langsung menarik tangan Jeanie Su, menahannya. Dan Jeanie Su dengan tidak rela akhirnya hanya bisa melototi Nikita Su, dan duduk kembali.
Nikita Su tersenyum memberikan hadiah pada Hendra Su dan berkata: “Selamat ulang tahun, ayah.”
Hendra Su hanya berdehem, dari ekspresinya tidak terlihat bahagia. mengenai ketidak-sukaannya, Nikita Su dari awal sudah terbiasa, tapi rasa sakit di hatinya entah mengapa masih tetap terasa.
“Selamat ulang tahun, ayah mertua, ini adalah hadiah pilihanku. Ayah ibuku sebentar lagi sepertinya akan tiba.” Ujar Aldo Ye.
Nikita Su tidak menyangka kalau John Ye dan ibu Ye juga akan datang, dari matanya terlihat keterkejutan. Ulang tahun Hendra Su yang lalu-lalu, biasa hanya di rayakan oleh mereka saja, tapi tahun ini kenapa...
Saat mengatakan itu, pasangan suami istri Ye muncul dari luar, dan dengan wajah tersenyum berkata: “Ibu bapak Su, maaf ya, tadi di jalan macet, jadinya terlambat.”
Mendengar suara John Ye, Hendra Su buru-buru berdiri, kemudian maju menyambutnya: “Tidak ku sangka keluarga Ye ada waktu kosong datang menghadiri acara ulang tahunku, aku sungguh merasa sangat beruntung.”
Nikita Su dan Aldo Ye kemudian duduk bersebelahan, mendengar celotehan orang-orang. Wajahnya hanya terlihat senyuman palsu. Dan tak lama, sayur satu persatu berdatangan.
Jeanie Su duduk di depan mereka, beberapa kali memberikan Aldo Ye kode. Tapi Aldo Ye sebaliknya, langsung mengabaikannya. Semua orang saling mengobrol hingga topik obrolan sampai di hubungan Nikita Su dan Aldo Ye.
“Nikita dan Aldo sudah menikah 3 tahun ya, sepertinya sudah saatnya mengejar target, agar kami bisa cepat menggendong cucu.” Ucap ibu Ye dengan senyum tipis.
Ibu Su yang mendengar itu, ikut menambahkan: “Iya, sudah menikah lama juga, kalau misalnya orang lain, bukan ibu Ye ibu mertua yang baik hati ini, kamu pasti sudah dikembalikan ke rumah. Nikita, kamu ya kejar target dan waktu, jangan buang waktu orang lain.”
Tubuh Nikita Su mengaku, tangannya yang memegang sumpit semakin kencang. Ibu Su tahu keadaan mereka, tapi malah mengatakan kata seperti itu di depan semua orang...Tarik nafas dalam-dalam, Nikita Su tiba-tiba berdiri, melirik semua orang: “Ayah ibu, hari ini karena semua orang hadir disini, aku ingin memberi tahu kalian satu hal.”
Aldo Ye tidak yakin akan apa yang ingin dikatakannya, menarik tangannya, dengan suara dalam berkata: “Hari ini adalah hari yang baik, jangan katakan kata-kata yang tidak enak dan membuat hati tidak senang ya.”
Nikita Su tidak mengindahkan peringatannya, dengan tenang berkata: “Aku dan Aldo ingin bercerai, aku yang menggugat cerainya.”
Setelah kata-kata itu jatuh, keadaan seketika menjadi sunyi. Wajah Jeanie Su terlihat berseri-seri, dia tidak menyangka, Nikita Su bisa menyerah terang-terangan seperti ini. Dan wajah suami istri Ye pertama-tama terkejut, kemudian mimiknya menjadi tidak enak.
John Ye dulu yang mengeluarkan suara, dengan tidak senang berkata: “Nikita, kamu tahu tidak kamu sedang mengatakan apa? Cerai?”
Dengan tangan di sisi yang terkepal erat, Nikita Su mengangguk dan menjawab dengan tenang: “Aku tahu, Aldo dan aku sebenarnya telah berpisah. Pernikahan kami benar-benar telah berakhir.”
Aldo Ye mengernyitkan dahi, berdiri, melihat matanya: “Nikita, aku sudah bilang, aku tidak akan mau bercerai.”
“Nikita, beberapa tahun ini setelah semua yang kamu lakukan, keluarga Ye kami tidak ada menyalahkanmu, dan kamu sebaliknya, menggugat cerai. Aldo kami itu seorang direktur perusahan Ye, banyak orang yang mendambakannya. Kalau bukan karena Aldo menyukaimu, aku dulu juga tidak akan menyetujui pernikahan kalian.” Jawab Ibu Ye dengan wajah dingin.
Bagi mereka, selama ini Nikita Su yang memanfaatkan keluarga Ye untuk pansos. Di sudut bibirnya terlukis senyum tipis, Nikita Su dengan senyuman itu merespon: “Karena aku tahu aku tidak pantas, jadi aku sekarang sadar diri dan mengambil langkah dulu untuk melepasnya.”
Ibu Su melirik Jeanie Su, tersenyum lembut berkata: “Keluarga Ye jangan marah dulu ya, Nikita ini merasa kalau dirinya tak bisa melahirkan anak, jadi meminta cerai. Kalau dilihat dari sisi Nikita, aku tentu tidak ingin mereka cerai. Tapi aku juga tidak boleh egois, agar keluarga Ye bisa mendapatkan keturunan, aku tidak melarang untuk Aldo mencari wanita yang lebih pantas untuknya.”
Seketika, suasana berubah menjadi canggung. Pada saat ini, Aldo Ye sebagai salah satu orang dari masalah ini, lagi-lagi menegaskan: “Aku tidak akan mau bercerai, seumur hidupku kecuali Nikita, siapapun tidak ada hak untuk mengandung anakku.”
Padahal jelas membencinya, dan tidak sudi menyentuhnya, tapi dia kenapa masih bersikeras seperti itu. Nikita Su di beberapa waktu sungguh tak mengerti, apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Aldo Ye.
Mendengar itu, John Ye dengan tegas berkata: “Nikita kamu dengar kan, karena Aldo berkata seperti itu, jadi kamu jangan bahas tentang cerai ini lagi ya, hiduplah yang baik dengannya.”
Setelah tak mudah menarik keberanian, Nikita Su tidak ingin semudah ini menyerah. Lalu menunduk di hadapan mereka, dengan yakin berkata: “Pernikahan ini harus di akhiri.”
Sebelum ujung katanya jatuh, John Ye menepuk keras meja, dengan emosi melihatnya: “Nikita, kamu jangan tidak tahu diri ya.”
Melihat kemarahannya, Nikita Su dengan tenang berkata: “Maaf ayah, aku sudah tidak bisa dan sanggup melihatnya selingkuh bersama wanita lain, maaf sekali.” Setelag mengakan itu, dia lagi-lagi menundukan kepala pada John Ye.
“Lelaki pebisnis itu, sangat normal bermain di luar lapangan. Nikita, kamu tidak usah berlebihan.” Jawab ibu Ye dingin.
Setiap orang memiliki hati untuk melindungi diri sendiri ataupun orang lain, dia bisa mengerti posisi mereka. Tapi kegigihannya saat ini, karena memang sudah tak sanggup menerima semua sikap bermain wanitanya itu. “Ibu, maaf sekali, membuatmu kecewa.” Nikita Su mengatakan itu dengan nada suara meminta maaf.
John Ye berdiri, mendengus: “Nikita, kamu sebaiknya pikirkan baik-baik ya. Pintu keluarga Ye kami, setelah kamu keluar jangan harap bisa masuk kembali.” Setelah mengatakan itu, John Ye membawa emosi dan kemarahannya keluar dari sana.
Ibu Ye juga ikut berdiri, menarik tangan Aldo Ye: “Aldo, ayo kita pergi, Nikita ini tidak tahu diri. Hari ini kalau bukan karenamu, kami mana mungkin mau datang kesini.”
Aldo Ye menyingkirkan tangannya dengan tenang berkata: “Ibu pulang dulu saja, aku masih ada yang ingin dibicarakan dengan Nikita.”
Ibu Ye baru mau mengatakan sesuatu, tapi melihat Aldo Ye sudah mendorong tubuhnya, dia dengan tak puas menatap Nikita Su, baru akhirnya pergi dari sana. Pesta ulang tahun yang harusnya happy berakhir seperti ini, tidak usah tanya seberapa marahnya Hendra Su: “Nikita, lihatlah ulahmu ini, bisa-bisanya membuat keluarga Ye emosi dan pergi.”
Nikita Su menunduk dan dengan rasa bersalah berkata: “Ayah, sungguh maaf.”
Jeanie Su menarik lengan Hendra Su, tersenyum sumringah berkata: “Ayah, hari ini hari ulang tahunmu, jangan marah nanti kondisi tubuhmu drop. Nikita, kalau kamu memang mau cerai, ya sudah, jangan di tunda-tunda lagi.”
Nikita Su meliriknya dingin. Kalau bukan menghargai wajah dan martabat keluarga Su, dia dari awal pasti sudah akan memberitahu mereka tentang hubungan Jeanie Su dengan Aldo Ye.
“Pergi kamu, jangan sampai aku melihatmu lagi.” Emosi Hendra Su saat ini sedang berada di puncak-puncaknya.
Nikita Su meraih tasnya tak melawan, lagi-lagi menundukan kepala, kemudian tanpa menoleh lagi keluar dari ruangan itu. Melihat itu, Aldo Ye dengan cepat mengejarnya. “Aldo, kamu tinggal saja...” Jeanie Su melihat itu cepat-cepat menghentikannya.
Aldo Ye dengan wajah tanpa ekspresi mendorongnya: “Diam.” Setelah itu, dengan langkah cepat pergi mengejar Nikita Su.
Jeanie Su melihat itu menjadi kesal kembali ke sisi ibu Su, dan berkata: “Ibu lihatlah, sikap Aldo padaku sungguh tidak baik.”
Ibu Su dengan telunjuk mendorong kepalanya, menyalahkannya: “Semuanya karenamu, kamu tidak memiliki kemampuan untuk merebut hatinya. Kamu memangnya tidak melihatnya? Di dalam pernikahan Nikita dan Aldo, sekarang orang yang tak ingin cerai itu Aldo.”
“Lah terus mau bagaimana? Pokoknya cepat atau lambat Aldo akan menjadi milikku.” Ucap Jeanie Su dengan percaya diri.
Hendra Su selama ini tahu tentang Jeanie Su yang menggoda Aldo Ye, tapi dia tidak menghentikannya, dan hari ini saat melihat sikap keluarga Ye...
“Jeanie, kalau kamu bisa membuatnya meminangmu, kamu boleh terus mengejarnya. Tapi kalau tidak, jangan hancurkan pernikahan Nikita dengannya. Kita tidak bisa kehilangan dukungan dari keluarga Ye.” Ucap Hendra Su memperingatkannya.
Jeanie Su bersender di bahunya, dengan manja berkata: “Ayah tenang saja, aku pasti akan berhasil.”
Keluar dari hotel Yuxuan, tangan Nikita Su di tarik oleh Aldo Ye. “Kamu sebegitu inginnya bercerai, apakah semua itu kamu lakukan demi bisa bersama lelaki luarmu?” Aldo Ye dengan kesal mengatakan itu.
Nikita Su melihatnya, suaranya terdengar biasa saja: “Terserah kamu mau berpikir bagaimana, tekadku untuk bercerai, tidak peduli apapun alasannya tidak akan bisa tergantikan.”
Semakin Nikita Su cuek, semakin Aldo Ye bersikeras. Bagi Aldo Ye, Nikita Su selamanya hanya bisa menjadi istrinya. “Kalau kamu berani mencari lelaki luar, aku pasti akan membuatmu mati mengenaskan.” Ancam Aldo Ye padanya.
Kalau dia tahu, lelaki luar yang dia sebut itu adalah pamannya sendiri, tidak tahu akan bagaimana responnya. Tapi, dia tidak ingin membuat semua ini menjadi semakin ribet.
“Aldo, kalau kamu masih mencintaiku, tolong lepaskan aku ya? Kalau kita masih saling bersikeras seperti ini, kita pasti tidak akan bisa bahagia.”
Melihat keteguhan di matanya, Aldo Ye dengan suara dalam berkata: “Selama 3 tahun ini, kamu tahu kalau aku diluar berselingkuh dengan wanita lain, tapi kamu selalu menungguku untuk aku mau kembali padamu. Kamu bilang, kamu mau menungguku kembali. Tapi sekarang aku sudah kembali, kamu malah tidak memberikanku kesempatan. Nikita, apa yang membuatmu bisa berubah seperti ini?”
Iya benar, 3 tahun yang panjang dia lewati dengan menunggunya kembali. Tapi sekarang, dia akhirnya mundur dari tepi jurang, tapi Nikita Su malah bersikeras melepaskannya. Apa sebenarnya alasan ini? Entah kenapa, saat ini bayangan Leonard Li muncul di depan matanya...
Novel Terkait
Lelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindySi Menantu Buta
DeddyWaiting For Love
SnowDewa Perang Greget
Budi MaSomeday Unexpected Love
AlexanderGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangMarriage Journey
Hyon SongBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?