Be Mine Lover Please - Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
Nikita Su tidak memasuki vila, dia hanya berkeliaran di taman menghilangkan kebosanan. Ketika hpnya bergetar, dia mengeluarkan hp dan melihat nama yang ditampilkan dengan ekspresi sedikit terkejut.
Getaran terus berdering, hingga dia akhirnya menekan tombol jawab: “Halo, ada apa?”
Suara mabuk Aldo Ye terdengar di telepon, Di sekitarnya yang bising dia masih bisa mendengar suaranya dengan jelas: “Nikita, aku merindukanmu, kembalilah dan hidup bersamaku, ya?”
Sambil menggenggam erat hpnya, Nikita Su terdiam. Dulu, dia tidak menyangka kalau dirinya bisa begitu tegas dalam menghadapi perceraian ini. “Kamu mabuk.” Nikita Su menjawabnya dengan tenang.
“Tidak peduli apa yang terjadi di masa lalu, mari kita sama-sama coba untuk melepaskannya ya?” Kata Aldo Ye sudah mabuk.
Memegang hp di tangannya, mata Nikita Su terlihat redup. Keteguhan hatinya bukan karena dia tak lagi berperasaan, melainkan rasa sakit yang telah menumpuk dalam waktu yang lama dan kini akhirnya pecah. Dulu, dia pikir dia bisa menahannya, bisa tidak memperdulikannya.
Kalau dia berusaha keras, bisakah dia melepaskan masa lalu itu?
Dia awalnya ingin terus berada di luar acara, menunggu Henny An menyelesaikan pekerjaannya. Tapi sialnya hujan datang dan Nikita Su harus kembali ke acara pesta yang ada di dalam vila. Melihat kemunculannya, beberapa orang langsung mengarahkan tatapan penasaran padanya.
Karena dilihati membuat Nikita Su merasa tak nyaman, dia mengambil segelas anggur merah dan berjalan ke suatu sudut tempat. “Maaf.” Nikita Su dengan cepat meminta maaf karena tak sengaja menyentuh lengan seorang wanita
Wanita yang memakai baju congsam memandangnya dan berkata dengan sinis: “Punya mata tidak sih...Oh kamu istri Aldo?”
Nikita Su tak menyangka dia bisa dengan mudah dikenali. Wajahnya sesaat terlihat panik, tetapi dia dengan cepat memulihkan dirinya: “Bukan, nona salah orang.”
Wanita berbusana congsam itu menyipitkan matanya, menatapnya dengan seksama dan dengan yakin berkata: “Iya, kamu adalah istri Aldo. Aku ingat namamu Nikita. Aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini...Kamu tahu tidak siapa aku?”
Saat berbicara, wanita berbusana congsam itu mengangkat dagunya dengan bangga. Melihat tatapan itu, Nikita Su dalam hatinya memiliki beberapa tebakan, tetapi dia sambil tersenyum berkata: “Aku tidak kenal nona, dan aku masih ada urusan, jadi permisi dulu.”
Melihat dia mau pergi, wanita berbusana congsam itu mengulurkan tangannya untuk menghentikan lajunya. Dengan sikap sombong di wajahnya, dia berkata dengan nada menghina: “Kenapa, kamu takut? Pantas saja Aldo membencimu. Ya sudah aku beritahu kamu ya, aku ini pacar Aldo. Aldo bilang orang yang dia cintai itu aku. Dan kalau kamu sadar diri, tolong turun dan lepaskan posisimu sebagai nyonya Ye.”
Nikita Su tidak tahu apakah Kota A yang terlalu kecil, atau apakah wanita Aldo Ye memang begitu banyak, hingga dia bisa hanya keluar saja bisa bertemu dengan salah satunya. “Nona dapat mengatakan semua ini pada Aldo, asalkan dia mengangguk, aku bisa kapan saja turun dari posisi ini.” Nikita Su berkata dengan sopan.
“Kenapa, kamu merendahkan aku? Hanya kamu wanita bekasan dan idiot yang benar-benar berpikir kalau Aldo mencintaimu? Kamu tahu itu sungguh pemikiran yang bodoh.” Katanya dengan kasar.
Mendengar kata-katanya, Nikita Su mengerutkan kening, wajahnya mulai tidak senang: “Nona, tolong hormati aku dan jaga bicaramu.”
“Menghormatimu? Haha...” Wanita itu tertawa seperti mendengar lelucon yang lucu, “Jangan mengira aku tidak tahu semua tentang hal jelekmu, aku dengar dari Jeanie, dia bilang kamu sering menargetkan banyak laki-laki naik ke tempat tidur, bahkan demi seorang laki-laki tak dikenal melahirkan anak. Sungguh murahan, lelaki yang punya keadaan ekonomi sedikit lebih baik saja aku rasa tidak akan menginginkan wanita sepertimu.”
Membelalakan mata, emosi Nikita Su meledak: “Kamu...Kata-kata ini semua diucapkan oleh Jeanie?”
Mengangkat kue krim di tangannya, wanita berbusana congsam itu tersenyum cerah: “Iya benar, Nikita Su, kamu benar-benar liar ya. Dan kamu masih berharap Aldo mau membuka diri untukmu dan berusaha mendapatkan hatinya? Mimpi kamu.”
Nikita Su tidak menyangka kalau Jeanie Su bisa merusak reputasinya seperti itu. Mengepalkan tinjunya dengan erat, Nikita Su tidak ingin berbicara omong kosong dengannya. Dia baru mau pergi, wanita itu tiba-tiba menjatuhkan tangannya dan semua kue krim di tangannya jatuh ke gaun putihnya. Gaunnya sekarang penuh dengan warna-warni.
Sebelum dia bisa menyelesaikannya, seseorang di belakangnya tiba-tiba menabraknya, dan semua anggur merah di gelas tangannya jatuh ke dadanya. Nikita Su saat ini terlihat begitu mengenaskan.
“Ah…Nyonya Ye. Kamu kok tidak hati-hati.” Wanita itu sengaja mengangkat suaranya, pura-pura terkejut.
Suaranya menarik perhatian orang-orang di sekitar, dan semua orang menatap Nikita Su. Sebagian besar bagian depan basah, dan branya terlihat samar. Kue krimnya tersebar di mana-mana, membuat orang merasa dia sangat konyol, dan semua orang menunjuk ke arahnya.
“Ternyata dia adalah nyonya Ye yang baru-baru ini diisukan, wanita yang tidak tahu malu itu. Dia terlihat sangat menawan, dia melakukan ini tidakkah sengaja ingin menggaet laki-laki lain?” Seorang wanita berbisik kepada teman lainnya.
Tubuh Nikita Su menjadi gemetaran, dan wajahnya memerah karena menahan amarah. Saat ini di acara itu dia telah menjadi leluconan orang-orang.
Tepat ketika dia tidak tahu harus berbuat apa, seorang pelayan melangkah maju dan mendatanginya memberi hormat: “Nona Su, pakaianmu kotor, kamu bisa pergi ke ruang tunggu untuk mengganti pakaianmu.”
Nikita Su melihatnya dengan penuh rasa terima kasih, dia mengangguk dan berkata dengan lembut: “Baik, maaf merepotkan.” Kemudian, di bawah tatapan semua orang, dia pergi bersama pelayan meninggalkan tempat itu.
Wanita berbusana congsam itu mengangkat kepalanya dengan penuh kemenangan, berkata sambil mencibir: “Mau berebut denganku? Mimpi saja.”
Tepat ketika dia berpuas diri, dua penjaga keamanan tiba-tiba mendatanginya dan tanpa basa-basi berkata: “Maaf nona, kami baru saja menyelidiki, undanganmu ternyata palsu, jadi silahkan tinggalkan tempat ini.”
Sebelum penjaga keamanan menyelesaikan kata-katanya, wanita itu membalas dengan tidak senang: “Palsu? Bagaimana mungkin! Aku benar-benar diundang...Lepaskan aku, biarkan aku pergi sendiri, biarkan aku pergi sendiri...” Penjaga keamanan tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan apapun dan mengeluarkannya langsung dari tempat acara.
Ketika para tamu melihat ini, wajah mereka terlihat penuh dengan keraguan.
Mengikuti pelayan sampai ke lantai 2, dan melihat seorang lelaki berdiri di sana menunggu dari kejauhan. Meskipun dia tidak bisa melihat dengan jelas, tapi dia tahu kalau itu pasti dia. Kecuali dia, tidak akan ada lagi orang yang akan membantunya.
Pelayan mendatangi Leonard Li, membungkuk dan dengan hormat berkata: “Tuan Li, nona Su sudah disini.” Setelah mengatakan itu, pelayan itu berbalik dan berjalan ke bawah.
Leonard Li tidak berbicara, hanya membuka pintu, meraih tangan Nikita Su dan berjalan masuk. Nikita Su diam mengikutinya dengan patuh. Leonard Li berbalik, menghadapnya, mengerutkan kening: “Kamu kenapa bisa membiarkan dirimu menjadi seperti ini?”
Sambil melengkungkan ujung bibirnya, Nikita Su berkata dengan nada mengejek: “Semua ini karena aku mempunyai suami yang baik.”
Melihat ekspresi wajahnya, Leonard Li tidak berbicara, mengulurkan tangannya, meletakkan telapak tangannya di belakang kepalanya, dan menekan tubuhnya langsung ke dadanya. Setelah melihat ini, Nikita Su memberontak ingin melepaskan diri: “Pakaianku kotor dengan krim, jangan nodai pakaianmu.”
Leonard Li dengan tegas berkata: “Aku tidak keberatan untuk menodainya.”
Arus hangat mengalir perlahan di hatinya, dan air mata yang telah dia tahan diam-diam jatuh saat ini. Saat dia merasa dipermalukan, dan diberi seseorang yang bisa diandalkan, tapi orang itu bukan suaminya. “Terima kasih.” Ucap Nikita Sudengan tulus.
Dia merasakan air matanya, tapi tidak membahasnya. Sampai emosi Nikita Su menjadi lebih stabil, dia baru melepaskannya. Ada banyak krim yang tertempel di kemejanya, dan Nikita Su dengan cepat mengambil tisu dan menyekanya.
Tak lama, ada ketukan dari pintu, dan Leonard Li pergi untuk membuka pintu. Saat dia berbalik, ada dress tube sifon hijau muda di tangannya. Nikita Su ingat ini adalah model baru musim panas dari merek besar yang sangat populer.
“Pergi dan tukarlah.” Kata Leonard Li.
Nikita Su tak menyangka dia bisa se care itu, Nikita Su kemudian mengangguk, melihat kamar mandi, dan masuk ke dalama. Usai melepas pakaian kotor, Nikita Su segera mengenakan dress itu, tapi setelah memakainya, Nikita Su mencoba keras untuk menutup resleting belakang, dan bagian itu hanya macet di satu titik, dan dia tidak bisa menariknya ke atas.
Setelah berusaha keras, dia masih saja gagal menariknya sampai ke atas. Dan Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, Nikita Su membuka pintu kamar mandi, menjulurkan kepalanya, dan menatap Leonard Li dengan wajah tersipu: “Hm itu, bisa bantu aku?”
Leonard Li mendekati kamar mandi dan menatapnya dengan tangan di belakangnya. “Resletingnya tidak bisa ditarik, macet tidak bisa ditarik ke atas.” Kata Nikita Su malu-malu.
Leonard Li tanpa mengatakan apapun melangkah maju dan menariknya, menghadap punggungnya. Dia mengambil alih dan menmbantunya menaikan resleting tetapi tetap tidak berhasil. “Dadanya terlalu besar.” Leonard Li dengan terus terang mengatakan fakta ini.
Pipi Nikita Su merona, dia dengan suara kecil berkata: “Tidak, bajunya terlalu kecil.”
Dia tidak mungkin berada dalam keadaan seperti itu terus menerus kan? Nikita Su dengan kedua tangannya meremas dadanya, berusaha mengecilkan dadanya. “Coba sekarang.”
Melihat gerakannya, mata Leonard Li berkedip, tapi masih berpura-pura tenang, dan mencoba lagi. Hanya kali ini, masih saja gagal.
Nikita Su menjadi cemas dan melambaikan tangannya: “Pakailah tenagamu, tidak usah takut.”
Karena dengan tindakan lembut saja tidak cukup, jadi lebih baik dengan gerakan sedikit kasar. Saat mengatakan itu, Nikita Su sudah tidak peduli dengan deformasi dadanya dan meremasnya dengan keras. Melihat kelakuannya itu, mata Leonard Li terlihat senyuman.
“Sudah siap?” Tanya Leonard Li, “Kalau begitu aku akan mulai.” Sambil mengatakan itu, Leonard Li mencoba menaikannya sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, Leonard Li menunduk dan dengan sekuat tenaga menaikannya ke atas
“Langsung naikan.” Kedua tangan Nikita Su hampir kaku, dan dia mengatakan itu dengan buru-buru.
Leonard Li berdehem dan meningkatkan tenaganya, tiba-tiba terdengar suara sobekan dan risletingnya putus. Leonard Li tercengang, tepat di saat ini dres yang telah sedada itu jatuh turun dari tubuh Nikita Su.
Setelah melihat ini, Leonard Li dengan cepat menahan dresnya, tetapi dia masih telat selangkah, dan bra tempel merah muda muncul di depan matanya begitu saja dan Nikita Su masih mempertahankan gerakannya yang meremas menahan dadanya. Dia berdiri membalikkan punggungnya, dan karena tinggi badan Leonard Li yang menjulang, dia bisa melihat ke bawah, dan benar-benar bisa menangkap pemandangan musim semi yang indah. Sesuatu yang lembut kenyal dan putih, terlihat sangat enak.
Nafasnya tercekat, Leonard Li tanpa sadar menelan air ludah. Dalam keadaan seperti itu, semuanya tampaknya begitu intim dan ambigu.
Sebagai orang yang terlibat dalam hal ini, Nikita Su terdiam, pipinya langsung panas. Ingin melepaskan dadanya, tapi tidak tahu harus menaruhnya di mana. Dari balik kain tipis itu ada telapak tangan Leonard Li yang saat ini tengah memberikan kehangatan. Nikita Su juga bisa merasakan tatapan panas di belakangnya.
Jarak antara keduanya agak dekat, deru nafasnya menyembur ke lehernya, dan jantungnya berdegup kencang. “Itu...” Nikita Su membuka mulutnya, mencoba mengalihkan perhatiannya.
Leonard Li tiba-tiba menundukkan kepalanya, dan bibir dinginnya jatuh di lehernya. Nikita Su membelalakan matanya, tiba-tiba merasa sedikit haus...
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeAwesome Guy
RobinBaby, You are so cute
Callie WangCinta Tak Biasa
SusantiDon't say goodbye
Dessy PutriPernikahan Kontrak
JennyMy Secret Love
Fang FangBe Mine Lover Please×
- Bab 1 Gejolak Cinta Di Kamar Pernikahan
- Bab 2 Setidaknya Dia Tidak Membantu Orang Lain Untuk Melahirkan Anak
- Bab 3 Paman, Bisa Tidak Anggap Tidak Melihatku Disini?
- Bab 4 Dibawa Paman Pulang
- Bab 5 Istrinya Pasti Akan Sangat Sedih
- Bab 6 Menikah 3 Tahun Tapi Masih Belum Ada Kabar Hamil
- Bab 7 Paman Sakit, Sakit...
- Bab 8 Aku Ini Keponakanmu
- Bab 9 Melihatmu Hanya Akan Membuatnya Merasa Jijik
- Bab 10 Hari Ini, Kita Akan Melakukan Tugas Suami Istrinya Di Kamar Ini
- Bab 11 Tidak Boleh Masuk
- Bab 12 Kalau Tidak Mau Dia Datang, Tenanglah
- Bab 13 Benar-Benar Liar Dan Sangat Murahan
- Bab 14 Masih Mau Lagi?
- Bab 15 Menyakiti, Bukanlah Alasan Untuk Mencintai
- Bab 16 Cewek, Malam Ini Ada Janji?
- Bab 17 Kakak Ipar, Apakah Kamu Sedang Curi Pandang Melirik Kakak Kedua?
- Bab 18 Aku Lebih Suka Memanggilmu Kakak Ipar
- Bab 19 Mimpi Yang Hancur
- Bab 20 Keintiman Yang Luar Biasa
- Bab 21 Lain Kali, Jangan Memakai Terlalu Pendek
- Bab 22 Melihat Maksud Istriku
- Bab 23 Ingin Aku Membantumu Melepaskannya?
- Bab 24 Seranjang
- Bab 25 Menyukaimu
- Bab 26 Kencan Pertama
- Bab 27 Para Pria, Seberapa Tahan Lamanya Kalian?
- Bab 28 Setelah Tidur Bersama, Ingin Langsung Menyelinap Pergi?
- Bab 29 Jadi Kamu Bisa Menjadi Gangster Jika Sedang Mabuk?
- Bab 30 Senangi Aku
- Bab 31 Pernikahan Ini Harus Berakhir
- Bab 32 Telurmu Tidak Pecah Kan?
- Bab 33 Pertemuan Di Malam Hari
- Bab 34 Memangnya Aku Menunjukannya Dengan Sangat Jelas?
- Bab 35 Keindahan Di Depan Mata
- Bab 36 Kamu Lebih Enak
- Bab 37 Tinggal Dan Tenang Di Sisiku
- Bab 38 Tertangkap Sebagai Paparazzi
- Bab 39 Dadanya Terlalu Besar
- Bab 40 Aku Suapi
- Bab 41 Nona Su, Apakah Butuh Celana Panjang?
- Bab 42 Diusir Keluar
- Bab 43 Orangmu Adalah Milikku
- Bab 44 Datang Ke Hotel? Ada Perzinahan!
- Bab 45 Cinta Terlalu Melelahkan, Tidak Ingin Memilikinya Lagi
- Bab 46 Bilang Baik?
- Bab 47 Tidak Ingin Mencoba?
- Bab 48 Apa Mungkin Sudah Ada?
- Bab 49 Dia, Tidak Tahan Kesepian
- Bab 50 Konflik Antara Ayah Dan Anak
- Bab 51 Ambil Inisiatif
- Bab 52 Jebakan Wanita Cantik
- Bab 53 Berdirinya Tidak Stabil?
- Bab 54 Situasi Mendadak, Terluka
- Bab 55 Kebijakan Mollifikasi
- Bab 56 Adakah Memikirkan Aku?
- Bab 57 Penemanan Manis
- Bab 58 Nikita, Tunggu Aku
- Bab 59 Memperlakukan Sebagai Keponakan, Tidak Baikkah?
- Bab 60 Aku Hamil
- Bab 61 Nikita Su, Aku Mencintaimu
- Bab 62 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 63 Mendapatkan Akta Nikah
- Bab 64 Menikahlah Denganku
- Bab 65 Menaruh Obat, Dan Masuk Perangkap
- Bab 66 Kebenaran Malam Itu
- Bab 67 Pengakuan Ketika Mabuk
- Bab 68 Dua Tamparan, Menghapus Rindu
- Bab 69 Bajingan Dan Pelacur, Pasangan Serasi
- Bab 70 Aku Hanya Khawatir Kamu Mundur
- Bab 71 Masalah Diluar Dugaan
- Bab 72 Demonstrasi Musuh
- Bab 73 Pernah Membenci Pria Itu?
- Bab 74 Mengingatkan Dengan Pergerakan Nyata
- Bab 75 Leonard Li, Aku Ingin Menciummu
- Bab 76 Persyaratan Yang Murah Hati
- Bab 77 Perceraian Tidak Gampang
- Bab 78 Bos, Bantu Aku Cari Dokter
- Bab 79 Istriku
- Bab 80 Saling Bertemu, Lebih Baik Dari Tidak Bertemu
- Bab 81 Mencintainya? Kamu Tidak Tahu Malu!
- Bab 82 Apakah Ada Keinginan Untuk Berhubungan Lebih Dekat Dengannya?
- Bab 83 Di Mana Itu Mulai Maka Akhirinya Di Sana Juga
- Bab 84 Bisa Jangan
- Bab 85 Saat Kamu Menyentuhku
- Bab 86 Sayangnya, Aku Tidak Tertarik
- Bab 87 Lalu, Apakah Kamu Menginginkan Aku?
- Bab 88 Di Hotel Menangkap Perselingkuhan
- Bab 89 Nama belakangmu Dingin, Akan Membuatmu Hangat
- Bab 90 Kenapa Aku Harus Menggambar Kamu??
- Bab 91 Dimurahkan
- Bab 92 Foto-foto Porno
- Bab 93 Nikita Su, Kamu Tidak Bisa Menggerakkan!
- Bab 94 Tidak Boleh Memberitahu Dia
- Bab 95 Semua Dikhianati? Tidak Keberatan
- Bab 96 Energi Buruk Berarti Cacat
- Bab 97 Kamu Ingin Aku Lebih Membenci Kamu?
- Bab 98 Tidak Ada Cara Untuk Mencintainya Lagi
- Bab 99 Ingin Melompat? Aku Menemanimu
- Bab 100 Tahu Mengganggu, Masih Tidak Keluar?
- Bab 101 Dibandingkan Dengan Cinta, Lebih Takut Kehilangan
- Bab 102 Tidak Boleh Memakai Pakaian Renang
- Bab 103 Membiarkan Kamu Merawat, Bukannya Bagus Juga?
- Bab 104 Dia Tidak Dapat Membayarnya, Aku Yang Membayar
- Bab 105 Selera Unik
- Bab 106 Lebih Lama Dari Yang Dia Pikirkan
- Bab 107 Gadis Kecil Yang Misterius
- Bab 108 Horor Tengah Malam
- Bab 109 Dihatimu, Mereka Lebih Penting Dariku?
- Bab 110 Hari Ini Nikita Punyamu
- Bab 111 Kamu Boleh Kembali Padanya
- Bab 112 Paling-paling, Hanya Menghangatkan Tempat Tidur
- Bab 113 Aku Akan Tidur Denganmu
- Bab 114 Sepertinya, Kamu Disambut Dengan Sangat Baik
- Bab 115 Kamu Mendorongku, Kan?
- Bab 116 Kita Putus
- Bab 117 Hanya Bisa Memilih Satu Orang, Siapa Yang Kamu PIlih?
- Bab 118 Kamu Benar-benar Bersusah Payah
- Bab 119 Aku Lebih Memahami Dirimu
- Bab 120 Yang DIsebut Tidak Tahu Malu
- Bab 121 Kamu Suka
- Bab 122 Melayani Wanita Sendiri, Itu Tidak Memalukan
- Bab 123 Aku Berani Menggoda Kamu, Terlebih Lagi Ingin Menghidupi Kamu
- Bab 124 Aku Ingin Melindungimu Satu Kali
- Bab 125 Aku Leonard tidak Memohon Kepada Orang, Sekarang Memohon Kepadamu
- Bab 126 Tapi Lebih Takut Sakit
- Bab 127 Menahan Diri Dari Napsu
- Bab 128 Ini Hasil Yang Kamu Inginkan, Bukan?
- Bab 129 Kelihatannya Aku Tidak Layak
- Bab 130 Nona Su, Pengecualian Dari CEO
- Bab 131 Keterampilan Merayu Meningkat
- Bab 132 Dipenjara
- Bab 133 Mencari, Dimana Dia?
- Bab 134 Anak Mati Lemas?
- Bab 135 Tidak Perlu Persetujuannya
- Bab 136 Pesta Hongmen
- Bab 137 Merancang Jebakan
- Bab 138 Pergi, Pergi!
- Bab 139 Dia Mendesak Aku Menuju Jalan Kematian
- Bab 140 Kamu Mencintainya, Bukan?
- Bab 141 Nikita, Aku Menikmati Inisiatif Kamu
- Bab 142 Beribadah Ke Desa
- Bab 143 Penyesalan
- Bab 144 Ketahuan Curang
- Bab 145 Jangan Sentuh Aku, Kotor
- Bab 146 Ada Rumor Apa Di Arena?
- Bab 147 Calvin Fu, Selera Kamu Begitu Berat?
- Bab 148 Nikita, Maukah Kamu Menikah Denganku?
- Bab 149 Dimataku, Kamu Bahkan Bukan Kentut
- Bab 150 Khawatir Tentang Konsekuensi Dari Mengingkari Janji
- Bab 151 Natasha, Maaf
- Bab 152 Kebenaran Yang Terjadi Di Masa Lalu
- Bab 153 Apakah Hewan Peliharaan Kecil, Bisa Menghangatkan Tempat Tidur?
- Bab 154 Sedikit Pelajaran
- Bab 155 Menikah, Atau Tidak Menikah?
- Bab 156 Siapa Yang Lebih Penting, John Fu Atau Aku?
- Bab 157 Tukang Selingkuh Ini, Melakukan Dengan Baik!
- Bab 158 Tujuan Winny Li
- Bab 159 Perangkap, Kepalsuan
- Bab 160 Aku Percaya Padanya, Tanpa Syarat
- Bab 161 Anak Ini Mau Dipertahankan Atau Tidak?
- Bab 162 Mengetahui Sarang Harimau, Lompat
- Bab 163 Apakah Semakin Beradaptasi, atau Tidak Menyukainya?
- Bab 164 Tidak Akan Keberatan Dengan Sedikit Cacat Ini
- Bab 165 Akhir Yang Menyedihkan
- Bab 166 Semua Ketidakadilan Itu Terjadi, Demi Bertemu Denganmu
- Bab 167 Impotensi, Tidak Akan Begitu Cepat
- Bab 168 Leonard Li, Kamu Adalah Pria Yang Hangat
- Bab 169 Bra Tidak Bisa Robek.
- Bab 170 Ternyata Selalu Tahu
- Bab 171 Jenis Rasa Sakit Lain, Lebih Tidak Nyaman
- Bab 172 Leonard Li, Aku Ingin Seorang Bayi
- Bab 173 Kebenaran Tentang Nikita
- Bab 174 Bahkan Tidak Memiliki Kemampuan Untuk Menipu Diri Sendiri
- Bab 175 Kamu Nikita Su, Dan Aku Leonard Li Yang Akan Mengambil Keputusan
- Bab 176 Aku Merindukanmu
- Bab 177 Paman, Bisahkan Kamu Tidak Begitu Galak?
- Bab 178 Apakah Sudah Cukup?
- Bab 179 Beritahu Nenek Zhang
- Bab 180 Aku Tidak Rela Kamu Mati, Lebih Baik Aku Saja Yang Mati
- Bab 181 Seperti Orang Gila, Kasihan dan Penuh Kebencian
- Bab 182 Pimpin Ular Keluar Dari Lubang
- Bab 183 Aku Akan Merawatmu, Seumur Hidup
- Bab 184 Dialog Yang Membuat Detak Jantung Cepat Dan Muka Memerah
- Bab 185 Sekarang, Sudah Ada Rasakan?
- Bab 186 Secara Resmi Menyerahkannya Kepadamu, Nyonya Li
- Bab 187 Jangan Lupa, Jangan Lupa!
- Bab 188 Keuntungan Pengantin Baru
- Bab 189 Tidak Bisakah Kamu Bersikap Lembut Sedikit?
- Bab 190 Tidak Apa-apa, Hanya Saja Sedikit Merindukanmu
- Bab 191 Batas Kesabaranmu... Adalah Alvina Mu
- Bab 192 Apakah Kamu Berselingkuh Terang-terangan?
- Bab 193 Pria Yang Cemburu
- Bab 194 Aku Punya Hak Untuk Menolak?
- Bab 195 Nikita Adalah Bibimu, Perhatikan
- Bab 196 Jika Aku Tidak Memiliki Muka Tebal, Kamu Mungkin Jadi Milik Orang Lain
- Bab 197 Selamatkan Aldo, Ya?
- Bab 198 Pihak Ketiga Yang Menghancurkan Kamu Dan Aldo
- Bab 199 Kamu Bahkan Tidak Memperdulikan Nyawa Sendiri Untuknya!
- Bab 200 Ingin Menyentuh?
- Bab 201 Istriku Hamil
- Bab 202 Aku Ingin Tidur Denganmu (Penerus Mahkota)
- Bab 203 Apakah Kamu Shio Monyet, Mengapa Kamu Begitu Cemas?
- Bab 204 Upacara Pertemuan, Krisis
- Bab 205 Nikita Terbuat Dari Air, Kamu Terbuat Dari Semen
- Bab 206 Aku Tinggal Bersama Dengan Kakak Ipar
- Bab 207 Apakah Ada Hubungan Fisik?
- Bab 208 Mimpi Buruk Di Tengah Malam
- Bab 209 Diantara Aku Dan Dia Siapa Yang Lebih Penting ?
- Bab 210 Istriku, Buatkan Aku Semangkuk Mie
- Bab 211 Mengerti Kebenaran
- Bab 212 Kamu Adalah Wanitaku, Aku Lebih Peduli Kamu
- Bab 213 Sekarang, Aku Benar-Benar Percaya
- Bab 214 Alvina Mu, Jangan Melawan Kesabaranku
- Bab 215 Tiba-tiba Berubah
- Bab 216 Dimatamu, Tidak Bisa Menolelirnya?
- Bab 217 Jawaban Terakhir
- Bab 218 Jika Kamu Tidak Berani Menginginkannya, Selanjutnya Tidak Akan Membiarkanmu Menyentuh Aku
- Bab 219 Kamu Juga Berani Merendam Pria Aku?
- Bab 220 Hukuman Nakal
- Bab 221 Bunga Halaman Belakang
- Bab 222 Dimana Dia berada, Disitulah Rumahnya
- Bab 223 Apa Rutin?
- Bab 224 Anak Yang Membutuhkan Penjagaanku
- Bab 225 Kenapa Kamu Tidak Bisa?
- Bab 226 Aldo, Jangan Main-main Denganku
- Bab 227 Jika Harus Memilih Salah Satu, Akan Memilih Kamu
- Bab 228 Cepat Antar Aku Ke Rumah Sakit!
- Bab 229 Kalian Berdua Pernah Punya Hubungan?
- Bab 230 Terluka, Akhirnya Datang
- Bab 231 Jangan Pergi, Aku Ingin Kamu Menemaniku
- Bab 232 Kamu Hanya Alvina Mu, Tanggung Jawab Yang Harus Aku Tanggung
- Bab 233 Jauh-Jauh Melihat Kebahagiaanmu
- Bab 234 Aku Dan Alvina Mu, Hanya Memilih Satu, Pilih Siapa?
- Bab 235 Harus Pergi (Penambahan Ulang Tahun)
- Bab 236 Memasukkan Obat Sendiri
- Bab 237 Aku Mohon, Meninggalkan Aku, Oke? Aku Tidak Ingin Mencintai Lagi....
- Bab 238 Alvina Mu, Kamu Masih Tidak Pantas
- Bab 239 Serangan Balik Leonard Li
- Bab 240 Bisakah Membiarkan Aku Memegang Perutmu?