Baby, You are so cute - Bab 81
Dia tidak terlalu peduli, dan menatapnya: "Yang mana yang disukai istriku?"
Joanne Gu memandangi sosoknya yang sempurna lalu melengkungkan bibirnya. Pakaian apa yang tidak mempesona ketika dia pakai.
Dia mengambil kemeja putih paling sederhana, jas hitam ramping, dasi biru tua dan sabuk kulit hitam. Dia tidak begitu memahami jam tangan, semuanya tampak sama baginya...
Charlie Shen berpakaian rapi dan dengan senang hati memintanya mengenakan dasi.
Joanne Gu berusaha jinjit, tidak bisa mengikat dasinya, dia teringat bagaimana cara mengikat syal merah ketika dia masih kecil, maka dia pun mencoba mengelabuinya dengan itu.
Untungnya dia tidak mempermasalahkannya, malah meletakkan tangannya di saku celananya, dan membiarkannya bermain dengannya. Selesai diikat, dia mengulurkan satu tangannya, memegang dagunya dan langsung menundukkan kepala untuk menciumnya.
"…Hei……"
Joanne Gu masih tidak menyukai kemesraannya yang tiba-tiba, perilakunya yang ganas itu selalu mengingatkannya pada malam itu.
Charlie Shen menyipitkan mata, tahu apa yang ditakutkannya, lalu menegakkan tubuhnya.
Sambil mengawasinya keluar di ujung tangga, Joanne Gu menyentuh bagian belakang kepalanya dan kembali ke kamar tidur, tertekan karena merasa dirinya begitu penakut dan tidak berguna.
Dia hanya ingin bertanya ke mana dia pergi sehingga tidak pulang semalaman, setelah berkutat sepanjang pagi, dia tetap tidak bertanya.
Dia tidak terima, dia memberanikan diri untuk menulis sebuah pesan teks dengan ponselnya dan mengirimkannya kepadanya.
Dia mungkin masih di dalam mobil dan membalas dengan cepat: [Kamu mengira aku pergi mencari wanita lain?]
Joanne Gu terkejut karena ketahuan pikirannya, tapi karena dia telah menjawab seperti ini, maka bisa dipastikan bukan pergi mencari wanita lain.
Ketika dia dengan penuh rasa bersalah berniat meletakkan ponselnya, dia malah mengirim yang lain: [Jangan berpikir sembarangan, bersikap baiklah, nanti sore ketika pulang aku kasih kamu hadiah.]
Hadiah apa? Joanne Gu mengerutkan bibirnya, seingatnya dia telah memberinya hadiah ulang tahun, sebuah bros yang indah.
Dia berjalan ke lemari di samping tempat tidur, mengeluarkan kotak kecil yang cantik itu, dia berpikir sebentar lalu mengeluarkan brosnya, dan menyematkannya di pakaian yang akan dia pakai hari ini.
Dipikirnya hari ini akan dihabiskannya menunggu dia pulang kerja nanti di sore hari.
Pada jam sepuluh pagi, Joanne Gu menerima kejutan besar! Emily sudah kembali dari liburan di Kota Sanya.
Kedua sahabat itu pasti tidak sabar ingin segera bertemu, ada banyak hal yang ingin diutarakan.
Mengenai Paman kartu unggulan yang ternyata adalah suaminya, dan mengenai Paman kartu unggulan yang telah merebut kesuciannya, selama ini Joanne Gu terus menyimpannya di lubuk hatinya, tidak ingin mengganggu kemesraan Emily dan Senior Ander Jiang, dan perjalanan Emily juga tidak nyaman untuk bertelepon dalam waktu yang lama, jadi Joanne Gu pun tidak pernah memberitahunya.
Dengan senang hati dia berlari kembali ke kamar tidur di lantai dua, berganti pakaian dengan cepat, "Bibi Zhou, aku akan keluar, sahabatku sudah kembali."
"Nyonya, kalau mau keluar harus berbicara dulu dengan Kak Wang, Kak Wang akan memberi tahu Tuan, lalu Tuan ...."
"Perlukah serepot itu?"
Joanne Gu tidak bisa berkata-kata, pengekangan terhadap dirinya serta kurangnya kebebasan akhir-akhir ini membuatnya sangat tidak senang.
"Nyonya, buru-buru juga percuma. Sopir baru akan mengantar kamu pergi setelah Tuan menelepon supir."
"..."
Joanne Gu mencibirkan mulutnya dan berjalan mengikuti Bibi Zhou ke bawah.
Dengan gelisah dia menyaksikan Kak Wang menghubungi sekretarisnya, Jones Zhang.
Hanya untuk sebuah urusan keluar rumah sampai menghabiskan waktu sekitar tujuh atau delapan menit, akhirnya Kak Wang mengakhiri telepon dan tersenyum pada Joanne Gu, "Tuan mengizinkan."
Joanne Gu berlari ke atas untuk mengambil jaket dan tas sekolahnya, dia sangat kesal, apakah dia ini tawanan, mau pergi saja membutuhkan persetujuannya!
Keluar dari kamar tidur, tiba-tiba dia terpikir akan sesuatu. Dia mengeluarkan ponselnya untuk meneleponnya tetapi lalu teringat bahwa dia mengatakan ada pertemuan penting di pagi hari, lalu menggantinya menjadi pesan teks.
[Bolehkah aku mengambil foto akta nikah?] Dia ingin menunjukkannya kepada Emily.
Dia tidak menjawab.
Joanne Gu sudah hampir meledak ketika Kak Wang bergegas ke atas: "Nyonya, tunggu, aku akan ambil ke ruang kerja Tuan."
Joanne Gu terpana, baru sadar bahwa setelah dia membaca pesan teks, dia pun langsung menghubungi Kak Wang.
Kesal, dia hanya perlu memberi tahunya akta nikah ada di lemari mana di ruang kerja, dia bisa mengambilnya sendiri, hal seperti ini pun perlu menyusahkan Kak Wang?
Joanne Gu menoleh, dilihatnya Kak Wang mengambil kunci dan membuka pintu ruang kerja. Dia berbalik dan melihat bahwa dirinya masih berdiri di tempat dan tidak mengikutinya, barulah Kak Wang masuk.
Maksudnya apa? Dia tidak membiarkannya masuk ke ruang kerjanya sendirian? Mungkinkah dia takut dirinya akan melihat rahasia apa?
Joanne Gu merasa tidak enak, terdiam.
Faktanya, dia selalu menjadi misteri di matanya. Dia tidak pernah melihat keluarganya. Dia punya anak laki-laki dan tidak pernah menyebutkannya sepatah kata pun. Dia tidak tahu berapa banyak wanita yang ada sebelum dirinya, ibunya Roy pun dia tidak tahu ……
Apa yang dia tahu hanyalah kesediaannya untuk menunjukkan padanya sedikit bagian dirinya yang sedingin gunung es itu.
...
"Jadi, Joanne, bagaimana menurutmu sekarang?"
Di restoran KFC, Emily bertanya dengan tenang.
Ekspresi wajah Joanne Gu menjadi linglung, perubahannya terlalu drastis. Dirinya yang baru berusia dua puluh tahun, tidak dapat menyelesaikan masalah ini hanya dalam beberapa hari.
Menyembunyikan kecemasan di matanya, dia bercanda, "Aku sama sekali tidak mengenalnya, apakah harus bercerai dengannya?"
Emily mengerutkan kening dan menatapnya.
Joanne Gu sedikit melankolis, "Aku tidak tahu kenapa dia menikahiku, tapi aku tidak berani bertanya padanya secara gegabah. Aku sebenarnya takut padanya setelah bersamanya beberapa hari terakhir ini. Aku tidak bisa mengerti dia. Aku tidak bisa menebak sorot matanya, tapi tetap di sisinya, aku, "
"Kamu sangat menyukainya ya?"
Joanne Gu terdiam, wajahnya yang putih sedikit memerah.
Emily menghela napas, "Gadis kecil yang tidak tahu apa-apa tentang urusan dunia bertemu dengan seorang CEO besar yang matanya dapat memantulkan pesona yang tak terbatas, kamu tidak memiliki kesempatan untuk menang. Kamu dengan gamblangnya berkata cerai, bagaimana dengan 200 juta itu, kamu bayar kepadanya?"
Joanne Gu terkejut, pupil matanya tiba-tiba mengkerut.
Emily melanjutkan, "Joanne, pertanyaan ini terdengar tajam, tetapi kamu tidak dapat mengabaikannya. Sebenarnya, bukankah ini sangat bagus? Setidaknya dia menyukaimu, jika tidak, bagaimana mungkin dia bisa tidak tahan? Satu-satunya penyesalan adalah dia punya anak. Dulu aku menasihatimu untuk menjauh darinya karena aku takut dia akan main-main denganmu. Sekarang aku tidak perlu khawatir tentang hal ini. Dia adalah suamimu dan kamu punya jaminan pernikahan!"
"Joanne, kamu tidak memiliki pilihan yang dapat kamu pilih dengan situasi saat ini. Pertama kali yang sangat berharga bagi seorang gadis telah diberikan kepadanya, dan dia juga adalah suamimu, pernikahan kalian pun melibatkan 200 juta, kemungkinan kamu meninggalkannya dan hidup sendirian tidaklah besar, jika dia tidak mau melepaskanmu, kamu tidak bisa pergi. Jadi, bahkan jika kamu tidak ingin menjadi ibu tiri dan tidak ingin menghadapi wanita yang melahirkan anaknya, kamu hanya bisa memaksakan diri bergerak maju."
Apa yang dikatakan Emily, Joanne Gu sudah memikirkannya. Dia sepertinya terjebak di jalan buntu, tanpa jalan keluar di depan maupun belakang. Jika dia ingin hidup, dia hanya bisa berpegang teguh pada dia pohon yang megah dan kuat ini.
"Jangan murung lagi. Paling tidak, orang yang kamu suka adalah suamimu. Lihatlah hatimu yang sudah mengarah padanya dari awal. Kamu saja yang tidak punya perasaan, jika ini gadis-gadis lain, seperti aku, sangat keberatan dalam keadaan suci sudah harus menjadi ibu tiri."
Joanne Gu benar-benar tidak terlalu memikirkan kata 'ibu tiri'. Roy adalah anak yang membuatnya merasa simpati. Selama ini dia dirawat di rumah sakit, ayahnya cuek dan ibunya tidah terlihat.
Memikirkan ibunya Roy, Joanne Gu pun termenung.
Setelah frustasi beberapa saat, dia menghembuskan napas dalam-dalam.
Hari ini saja!
Karena telah memutuskan untuk tinggal bersamanya, dia akan menanyakan semua keraguan di hati ketika pulang nanti!
Kenapa menikahinya, punya maksud apa kepada dirinya, dan yang terpenting adalah ibunya Roy.
Tidak perlu takut padanya, dia memiliki hak untuk mengetahui siapa wanita itu, dan posisi wanita itu dan dia di dalam hatinya!
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyCinta Di Balik Awan
KellyLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyBack To You
CC LennyDark Love
Angel VeronicaBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275