Baby, You are so cute - Bab 233
Kemuraman terlihat di wajah pria ini.
Setelah melewati kehidupan yang enak selama bertahun-tahun, dia harus kembali menaiki bus jarak jauh yang sangat melelahkan.
Karena faktor cuaca, seluruh penerbangan charter pribadi harus diberhentikan dan mendarat di kota tetangga.
Dia sedang terburu-buru, butuh waktu yang lama jika menunggu diantar oleh sopir khusus ke kota tetangga.
Dengan menduduki bus jarak jauh, dia datang dalam waktu satu malam.
Dengan mengerutkan alis dan mulai melihat ke seluruh terminal yang sangat ramai dan padat, kemudian Charlie Shen mengeluarkan ponselnya, berjalan sambil menelepon Wilson Wen.
Cahaya yang tersisa masih melirik semua orang yang berlalu lalang di sampingnya, hingga bisa melirik ada sesuatu yang berwarna kuning di lantai, tidak sampai setengah detik, dia tidak dapat melihat dengan jelas, lalu setelah berjalan dua langkah lagi, dia berputar dan berhenti di tempat menunggu telepon tersambung.
Dia mengangkat kepala menatap ke aula terminal yang dipenuhi dengan penumpang, kemudian ada sesuatu yang berwarna kuning semakin mendekati dirinya.
Charlie Shen mendengarkan suara panggilan tersambung dan ingin menutup telepon dengan tidak sabar.
Ada sesuatu yang tiba-tiba menangkap kaki kirinya.
Sementara itu, di sekitarnya banyak suara penumpang yang menyeret koper, suara roda tersebut terkesan sangat bising.
Dengan wajah dingin, dia berkeinginan untuk pindah ke sisi kanan, namun sesuatu yang menahan kakinya terlihat tidak begitu kuat, namun seketika membuat kakinya menegang.
Dia yakin kakinya dipeluk.
Charlie Shen mengerutkan kening, membungkuk dan menundukkan kepalanya.
Dengan mengenakan celana panjang hitam, pada bagian tulang kering betis, dia melihat dua lengan kecil yang sangat putih dan lembut sedang memeluk erat betisnya.
Apakah itu dua tangan kecil atau dua lobak putih?
Charlie Shen yang sudah berusia 37 tahun sepertinya belum pernah melihat anak sekecil ini.
Sangat imut, sangat mini namun terlihat sangat berisi, sesuatu yang pendek, kulitnya yang tipis tidak dapat menutupi warna merah muda pucat dari sepuluh jari kecilnya.
Dia sedang berusaha sekuat tenaga memeluk erat kaki pria yang mengenakan celana panjang hitam ini, karena terlalu kuat, badannya terlihat sedikit meringkuk.
Seperti dua lobak putih kecil yang belum tumbuh besar.
Anak siapa?
Pria itu menunjukkan wajah yang dingin dan dalam, seperti bakpau kecil yang memeluk ‘pohon besar’ dari belakangnya.
Charlie Shen tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia bisa melihat rok kuning berwarna kuning dan bando kelinci serta sepatu kain yang dikenakan oleh gadis itu.
Tali merah pada sepatu yang terlihat seperti dijahit dengan sendiri melingkari pergelangan kaki kecilnya, diperkirakan sang ibu membuatnya agar sepatu tidak mudah lepas saat berjalan.
Dirinya yang hampir menginjak usia 40 tahun, hari ini dipeluk oleh bakpau kecil yang sangat pemberani.
Pria itu mengerutkan alisnya dan mencoba mengangkat kakinya.
Kedua lengan kecil yang menahannya segera bergerak karena tidak nyaman, dan tubuh kecil yang lembut itu menekannya lebih erat lagi dari belakang.
Charlie Shen terus mengerutkan alisnya, tetapi dia sudah tidak bergerak.
Selama lebih dari satu menit, suara langkah kaki dan suara koper sudah menghilang.
Sebelum dia mengangkat kakinya, dua lengan kecil itu berinisiatif untuk melepaskan pelukannya.
Charlie Shen mengerutkan bibirnya dan menundukkan kepalanya, melihat dua cakar kecil berkerut di celananya.
Ada sebuah tangan kecil yang mendekatkan tangannya pada bekas kerutan tersebut dan menggunakan tangannya untuk mengusap kerutan tersebut dengan patuh, mungkin mencoba meluruskan kembali celananya.
Charlie Shen melihat tangan yang sangat kecil ini sambil berpikir apa yang sedang dia lakukan?
Entah kenapa, tubuh kuat dan keras dari pria bertubuh besar itu tidak bergerak, malah sangat bekerja sama dengannya, Charlie Shen tiba-tiba merasa ada beberapa bagian tubuhnya yang tiba-tiba menjadi empuk.
Tangan kecil itu akhirnya meninggalkannya.
Charlie Shen melihat ke samping seolah-olah ditarik olehnya, gadis itu mulai berpindah ke sisi kanannya.
Dia melihatnya, ada boneka yang jatuh tidak jauh dari situ.
Pria itu melangkahi punggung gadis kecil itu dan mengambil boneka itu dengan jari-jarinya yang ramping.
"Punyaku."
"Itu punyaku!"
Suara anak kecil itu terdengar sangat cemas.
Pria itu membawa boneka itu di udara dengan tangannya.
Anak kecil yang mengenakan rok berwarna kuning ini mengikutinya berbalik badan, rambutnya yang diikat dua mengibas di udara juga, dia sangat gelisah, dan mata hitam besarnya menoleh, "Paman, itu Barbie-ku."
Charlie Shen awalnya ingin berjongkok untuk memberinya boneka tersebut, namun setelah melihat wajah dan poni rapi gadis kecil ini, tubuh tinggi dan lurus pria itu membeku seperti kena guntur.
Dirinya seketika membeku setelah menatap wajah anak kecilnya
Di mata gelap dan menakutkan itu, ada sesuatu yang melonjak di dalamnya.
Wajahnya tanpa ekspresi.
Dia selalu mengendalikan emosinya dengan bebas, tetapi sekarang dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutan, wajahnya pucat dan terlihat dingin dan mengerikan.
Tubuh Little Ice Cream menyusut sedikit, dan wajahnya menjadi putih.
Dia adalah paman yang sangat tampan, Little Ice Cream tidak pernah melihat paman yang begitu tampan, tetapi apakah dia membawa es batu?
Little Ice Cream merasa sangat dingin, dia menatapnya dengan tajam, dia ingin kembali mencari abangnya.
"Paman..." Suaranya yang sangat imut terdengar sedikit gemetar, dia menunjuk boneka barbie yang ada di tangannya, matanya sudah dibasahi oleh air mata, "Barbie-nya Little Ice Cream, bisakah... bisakah kamu mengembalikannya ke Little Ice Cream?"
Little Ice Cream...
Jakun pria itu tergelincir, diam-diam menyebut nama yang hampir membuat hatinya luluh.
Tatapannya yang gelap terus menatap anak kecil yang berada di depannya.
Panggilan itu terdengar seperti nama kecilnya.
Charlie Shen tiba-tiba merasa sangat sulit untuk bernapas, tubuhnya seperti sedang terbakar membuatnya merasa tidak nyaman, dia masih dalam keadaan terkejut, telinganya seperti mengalami tinnitus.
Begitu juga dengan otaknya.
Pria berusia tiga puluhan tahun ini ternyata memiliki hari ini juga, dia sulit untuk tetap terlihat tenang.
Little Ice Cream sudah cemas, dia sudah tidak bisa melihat abang dan Nenek Wang lagi, dia memberanikan diri mendekati pria yang seperti gunung es ini dan mengulurkan tangan kecilnya dengan penuh ketakutan, ingin mengambil kembali boneka barbie-nya.
Pria itu tampaknya telah terperangkap dalam sihir, tetapi dia mencoba menutupinya.
Dia terus menatap anak kecil di depannya yang mengenakan baju kuning ini.
Little Ice Cream menarik boneka itu.
Menarik kembali... satu kakinya.
Dia tertegun, melihat sebelah kaki bonekanya, air matanya sudah menggantung di bulu matanya, dia sangat sedih dan takut menatap orang yang bertatapan dingin berjongkok di hadapannya yang tubuhnya lebih tinggi darinya.
Pria dingin ini tampak panik.
"Tahan air matanya."
Dia terbiasa dengan perintah dingin seperti ini, hanya ingin mengatakan ‘jangan menangis’, namun yang dia katakan malah seperti ini.
Little Ice Cream menatapnya kosong, detik berikutnya, air matanya berhasil turun begitu saja.
Tubuh kecil itu juga berguncang, dan tangan kecil itu terus memegang sebelah kaki boneka barbie-nya, dengan tatapan yang sedih berkedip menatapnya.
Charlie Shen sakit kepala, melihat tetesan air mata anak kecil ini, membuatnya berpikir seolah-olah seperti telah melakukan sesuatu yang keji.
Melihat anak kecil ini menangis tersedu-sedu, dia mulai panik, perasaan pria ini berubah menjadi canggung dan panik.
Mengamati wajah kecilnya dengan hati-hati, dia mengambil kembali kaki boneka itu, dia merenungkan struktur boneka itu dengan muram dan mencoba memasang kembali kaki boneka tersebut.
Bagaimana dia bisa tahu cara memasang boneka kecil dari anak gadis ini?
Dia tidak hanya tidak memasang kembali kaki boneka tersebut, malahan dia mencopot kakinya yang satu lagi.
Bagaimanapun kekuatan seorang pria memang sangat kuat jika tidak berhati-hati.
Mata Little Ice Cream membelalak dan menangis lebih kuat lagi!
Melihat dua kaki boneka Barbie yang patah di tangan pria itu, dia menangis sambil berteriak tanpa terkendalikan.
"Hua... Barbie-ku, Barbie-nya Little Ice Cream, dia sudah mati... sudah mati..."
"..."
Dia juga tidak sengaja, bukan?
Novel Terkait
My Perfect Lady
AliciaBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesKamu Baik Banget
Jeselin VelaniVillain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Tak Biasa
SusantiPria Misteriusku
LylyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275