Baby, You are so cute - Bab 268
Jam 12:30, Elisia Chi menggunakan ponsel lain di sakunya untuk memastikan Charlie Shen ada di rumah sakit.
Dia datang ke apartemen mewah di West End.
Pukul 12:30, Elisia Chi menggunakan ponsel lain di sakunya untuk memastikan Charlie Shen ada di rumah sakit.
Dia datang ke apartemen mewah di West End.
Dia melihat sekeliling dengan teliti, lalu berjalan masuk ke pintu sidik jari, naik lift, dan melewati pintu kata sandi.
Setelah pintu terbuka, dia menyalakan lampu, tercium bau debu yang menandakan sudah lama tidak ditempati.
Elisia Chi menendang sandal jepitnya dan menginjak lantai tanpa alas kaki.
Dia sedang mentruasi, jadi dia memperlakukan dirinya dengan menolak dirinya sendiri.
Dia duduk di termenung di sofa, jari-jari tangannya menyentuh bantal sofa yang empuk, semuanya terasa dingin.
Ketika dia membeli rumah ini sebagai hadiah untuknya, sekretaris memberikan kuncinya.
Saat itu dia merasa senang, lalu menelepon dan bercanda apa nantinya itu rumah pernikahan?
Lalu dia dimarahi.
Elisia Chi menghempaskan diri di sofa, tubuhnya sangat kurus dan tidak tinggi, dia berbaring seperti untaian tanaman kecil yang merambta, dengan lengannya yang menutupi matanya.
Dia sedikit mengangkat bahu.
Saat menutup mata, akan ada banyak kenangan yang muncul, tetapi semuanya adalah kenangan sedih, tidak senang, dan terasa dingin.
Dia sendiri yang mengejar di jalan ini, kenapa semakin lama dia berjalan, semakin tidak kembali ke masa lalu?
Dia membuatnya menjadi paling menyebalkan, dia tidak mencintainya, memeluknya bukan seperti pelukan yang dia inginkan, terkadang belaiannya juga terasa salah.
Saat dia terdiam, itu saat dia paling perhatian.
Ah.
Elisia Chi tahu bahwa dia egois, dan dia sudah terbiasa begini.
Dia tahu bahwa suatu hari dia akan hancur karena egois seperti ini, tidak masalah, dia akan menggunakan cara yang ekstrim untuk menghancurkan semua yang dia ingin hancurkan!
Jadi bisa dibilang, dia tidak bisa lepas dari rasa cinta dan benci ini.
Tapi dia bertanya lagi pada dirinya sendiri, apakah bersedia? Apa layak?
Ponsel yang ada di sampingnya bergetar.
Dia seperti tersadar dari kebingungannya, menyalakan layar ponsel, lalu mengusap air matanya.
Dia berdiri, lalu mengambil sebotol air dari lemari es, tidak peduli sudah lewat dari tanggal kadaluwarsa atau belum, dia meneguknya, lalu menelepon nomor yang mengirimnya sms.
Dengan cepat terhubung, mendengarnya suaranya, semakin banyak air mata yang menetes, tetapi dia menahannya.
Di ujung lain sana terdengar suara laki-laki tua dan berkata dengan lembut, "Baby, kenapa kamu lebih suka menderita di luar sana? Pemberontakanmu ini sudah harus berakhir, cepat kembali, jika tidak menurut, Ayah akan menyuruh kakakmu untuk menangkapmu!"
"Dan juga, waktu osmanthus mekar, Ayah mengumpulkan banyak sekali bunga itu, lalu mengeringkannya untuk Baby, beberapa hari ini Ibumu ribut terus mau makan kue osmanthus, jika kamu tidak kembali, akan diberikan semuanya pada Ibu. Saat tahun baru kamu tidak pulang, anak ini, sebenarnya apa yang kamu lakukan ... "
Elisia Chi mengangkat tangannya, dia terus menyeka air matanya.
Lalu akhirnya menangis tersedu-sedu: "Ayah, aku sangat mencintai seseorang, lalu di saat yang sama, aku juga membenci orang itu … Menurutmu harus bagaimana?"
Suaranya sedikit tidak jelas: "Aku tidak bisa melepasnya ..."
Di ujung telepon sana sedikit berisik, lalu sesekali terdengar suara lembut Ayah yang menghiburnya.
Elisia Chi mendengarkan dengan saksama, lalu di sana juga ada suara lembut seorang wanita, terdengar genit, meminta telepon, ingin bicara juga.
Elisia Chi sedikit terkejut, "Biarkan dia bicara denganku, sekarang sudah tersadar? Apa akhirnya rindu padaku?"
Di sana sedikit ragu-ragu, lalu pria itu menghela nafas.
Saat mikrofon didekatkan, suara lembut wanita itu tidak jelas: "Si bodoh, bayi kecilku yang bodoh sudah umur 4 tahun, dia akan berumur 5 tahun … Ibu pergi ke pasar menjual telur, lalu tersisa satu buah, aku akan pulang dan merebusnya untukmu … Sstt ssttt, si bodoh ini, kamu ada di mana, Ibu minta maaf ... "
"Apakah kamu ibuku? Namaku Baby, kamu memanggil siapa?! Aku benci padamu."
Elisia Chi memutuskan telepon dengan ekspresi dingin, lalu melemparkannya ke sofa, mencibir, dia merasa sangat kecewa.
Teringat saat masih kecil, teman-teman sekelasnya bingung, dan berkata bahwa keluarganya sangat kaya, dan Ayahnya sangat mencintaimu, mengapa kamu masih tidak merasa senang?
Elisia Chi tersenyum, ya, kenapa.
Karena ibunya tampak bingung, lalu tersadar, dia tidak bisa mengenali putrinya ketika tampak bingung, dan ketika tersadar, dia tidak melihat ada kasih sayang untuknya, di dalam pikiran ibunya, ada anak perempuan lain!
Elisia Chi merasa bahwa diriya benar-benar kejam, setelah bertahun-tahun merasakan kepahitan ini.
Ayahnya berkata bahwa penyakit Ibunya tidak bisa disembuhkan, jadi tidak peduli, tapi sulit untuk menenangkan diri.
Terdengar bunyi ada sms masuk, Elisia Chi tahu bahwa mungkin itu Ayahnya, jadi dia mengabaikannya.
Dia berjalan ke jendela, saat masih merasa tertekan, dia membuka tirainya, lalu melihat jam dinding.
Saat ini, ada mobil hitam yang melaju ke gerbang daerah kompleks itu, berhenti tepat di bawah gedungnya.
Elisia Chi langsung terpana, lalu berdiri,mengencangkan jarinya di tirai, dan menutup matanya.
Benar saja, pintu sandi itu terdeteksi, dan ponsel yang di sofa berdering.
Elisia Chi mengenakan mantelnya, mengambil ponselnya, sambil memegang botol air mineral yang sudah ditegaknya.
Memastikan bahwa rumah ini seperti tidak ada yang datang, dia keluar.
Lalu membuka pintu dengan sidik jari, lalu melihat sekilas, mobil kecil berwarna hitam yang menghadapnya, tidak ada plat nomor, dan kaca depannya berwarna hitam.
Jendela kursi pengemudi * diturunkan, dan lalu terentang lengan seorang pria, jarinya menjapit sebatang rokok.
Elisia Chi menarik nafas dalam-dalam, berusaha menyembunyikan rasa takut, dia berjalan seperti tidak terjadi apa-apa, lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang.
Lampu kecil yang cahaya sangat redup dinyalakan di dalam mobil, dan pria di kursi pengemudi itu * melempar puntung rokok keluar mobil.
Elisia Chi memandang kacamata hitam yang sebagian besar menutupi wajahnya, dan separuh wajahnya terlihat tajam, tetapi dia tidak bisa melihat tampangnya dengan jelas.
Aku sudah bertemu orang ini dua kali, tapi setiap bertemu, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas.
“Nona Chi *, perkenalkan, orang duduk di kursi belakang, dia adalah Panglima Daerah militer Kota A yang terkenal, Tuan Gu,” kata seorang pria.
Tiba-tiba Elisia Chi melihat ke arah belakang, baru menyadari di belakang ada orang.
DI dalam cahaya remang-remang, ada seorang lelaki tua, dengan tongkat penyangga di antara kedua kakinya, wajahnya tidak terlihat jelas, tetapi dia tampak kuat.
Tapi Elisia Chi mengerutkan kening, karena lelaki tua itu menatapnya tajam, meski penyamarannya sangat baik, tapi dia tidak bodoh, yang di tahu tatapannya itu penuh menyelidiki dan seperti mengawasinya.
Dia menoleh lagi, "Bagaimana dengan dua perusahaan tas kulit yang terdaftar di luar negeri? Kali ini apa yang harus aku lakukan?"
Pria di kursi pengemudi * bicara dengan tenang, akhirnya mengeluarkan sebuah dokumen, menjelaskan bahwa dia akan merobeknya dengan mesin penghancur setelah selesai membacanya.
Elisia Chi mengangguk dan berbalik untuk keluar dari mobil.
Tiba-tiba rambutnya seperti tersangkut sesuatu, lalu dia menyentuhnya, tapi sudah dilepas, dia membuka pintu, lalu melompat keluar dari mobil.
Di dalam mobil kecil hitam itu, pria di kursi pengemudi menoleh ke belakang, dia penasaran.
"Tuan Gu apa yang kamu lakukan?"
Huxley Qu memasukkan beberapa helai rambut ke dalam saku jasnya, dan berkata santai: "Aku diminta tolong seseorang."
Kemudian dia mendongak lagi, "Anak ini apa yang bisa dia lakukan, apa tujuannya berada di sisi Charlie Shen, apa tidak apa-apa?"
Orang yang duduk di kursi pengemudi tertawa, "Perempuan ya, bukan soal cinta atau benci, kata bos besar kita, tidak apa-apa, mungkin di saat genting, dia bisa sedikit membantu."
Huxley Qu bersandar di kursinya, alis putihnya mengernyit: "Perhatikan sedikit, kali ini tidak boleh gagal."
“Tuan Gu, tenang saja.” Orang yang duduk di kursi pengemudi menyalakan mobil, lalu mobil hitam itu seperti hantu, dengan cepat menghilang di sudut kota.
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraBaby, You are so cute
Callie WangYour Ignorance
YayaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinBack To You
CC LennyBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275