Baby, You are so cute - Bab 131
Pria dengan alis tebal melewati lelaki itu dan memandang ke ruang tamu sempit, mengangguk ringan dan berbalik ke bawah.
Ander Jiang segera menutup pintu, mengambil telepon dan berjalan ke kamar tidur untuk berbicara, "Emily, suami Joanne sudah datang ke sini, di mana kamu?!"
Charlie Shen turun dan kembali masuk ke dalam mobilnya. Mobil Porsche Cayenne menyusuri sepanjang jalan dan dia sambil memperhatikan sisi jalan, dia sambil menelepon ke telepon rumah yang ada di villa, dia memberitahu apabila nyonya sudah pulang tolong segera hubungi dia.
Tetapi hingga pukul 21.15, Kak Wang juga tidak menghubungi dia.
Charlie Shen mengerutkan keningnya, dia sudah menghubungi ratusan kali kepada teman dia, akan tetapi masih saja tidak ada yang menjawab dan dia pun mulai merasa panik.
Pukul 21.30 dia mengendarai mobilnya pergi ke Universitas X. Pada semester ini dia tidak diizinkan untuk tinggal di asrama, akan tetapi kamar untuk dia masih tersedia. Dia menghubungi pimpinan sekolah untuk memastikan bahwa dia tidak ada di asrama.
Setelah keluar dari Universitas X, dia berdiri di bawah lampu jalan untuk merokok, sebatang demi sebatang yang terus dibakar. Dia sudah terbiasa mengendalikan dia, dia sudah terbiasa untuk berada di dekat dia setiap kali pulang kerja dan kejadian seperti ini pada hari ini merupakan yang pertama kalinya. Dia sangat tidak terbiasa, dia merasa sangat panik dan kesal.
Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi orang yang dia kenal pada kepolisian.
Pada waktu yang bersamaan, Ander Jiang menggunakan mobil Ethan Lu pun berhasil menemukan dua wanita itu di sebuah bar.
Kaki Ethan Lu masih belum pulih akan tetapi dia bergegas ingin menggendong orang yang ada di dalam dekapan Emily.
Emily mencegat dia dan menggunakan tatapannya bertanya kepada Ander Jiang mengapa Ethan bisa berada di sini.
Ander Jiang menggarukkan kepalanya, "karena dia punya mobil, cepatlah."
Di luar bar, usaha Emily sia-sia dan Ander Jiang pun juga mencegatnya. Sedangkan Ethan Lu hanya dapat menatap wanita mabuk yang sedang dipapah oleh Emily itu masuk ke dalam mobil sambil mengerutkan keningnya.
Saat mobil itu mulai bergerak, Ethan Lu menundukkan kepalanya menatap ke arah jalan, "aku tidak ingin melihat dia yang seperti itu. Saat ini aku adalah orang luar, tetapi jika kembali mabuk seperti hari ini karena tetap bersama dengan pria itu, Ander Jiang aku tidak akan memedulikan apa pun lagi. Aku tidak akan membalaskan dendam keluargaku lagi, aku hanya ingin membawa dia pergi jauh."
Pada pukul 23.00, Charlie Shen mendapatkan panggilan dari rumah. Kak Wang mengatakan bahwa nyonya telah diantar pulang ke rumah oleh temannya dengan selamat.
Dia berdiri dari kursi yang ada di kantor polisi dan aksi dia yang ini berhasil menarik perhatian para polisi yang ada di sekitarnya.
Di dalam asbak penuh dengan tumpukan batang rokok, temannya mengantar dia hingga ke luar kantor polisi sambil menertawai dia yang terlalu berlebihan dan bertanya: "apakah kamu tidak apa-apa jika mengendarai mobil dalam keadaan seperti ini?"
Pria yang mengenakan jas yang dipenuhi dengan bau rokok itu pun bergegas pergi.
Pukul 23.35, pelayan wanita membukakan gerbang villa dan tercium bau rokok yang sangat menyengat yang bersatu dengan angin.
Pria jangkung dan berkaki panjang itu tidak mengganti sepatunya. Dia berjalan langsung ke ruang tamu, di atas sofa pada ruang tamu terdapat seseorang yang sedang meringkuk yang telah dicarinya sepanjang malam. Dia sedang menggelengkan kepalanya, menggoyangkan kakinya dan berbicara dengan Kak Wang dengan tidak jelas. Bibi Zhou juga tidak tahu sedang mengumamkan apa, dia hanya memanggil sambil berlutut.
Charlie Shen menatapnya dari jauh dan berjalan ke arahnya dengan ekspresi dingin. Tangan besar pria itu tidak mengendalikan kekuatannya, dia menarik lengan wanita itu dan mengangkatnya hingga tidak lagi menapak pada tanah. Dia kehilangan kesabaran karena bau alkohol pada tubuh dia dan melemparkannya kembali ke sofa dengan tangannya!
"Tuan!" Kak Wang berteriak.
Bibi Zhou bergegas melihat keadaan nyonya. Mungkin karena nyonya sedang mabuk sehingga kemungkinan besar dia juga tidak akan merasakan sakit jika terjatuh. Dia hanya menangis dan berteriak ingin muntah.
Charlie Shen membalikkan badannya, akan tetapi dalam waktu satu detik dia kembali membalikkan badannya, ekspresinya terlihat sangat mengerikan, akan tetapi pada akhirnya dia tetap membawa dia ke toilet.
Joanne Gu mutah hingga dia merasa perutnya sangat tudak nyaman, tubuhnya terasa sangat sakit. Seolah-olah dia sudah memuntahkan organ-organ tubuh di dalamnya. Akan tetapi di dalam penderitaan itu, dia merasakan ada sebuah tangan besar yang sedang menepuk-nepuk di atas punggungnya dengan pelan.
Dia tahu ada orang yang sedang menjaga dia, akan tetapi orang ini juga sedang marah dengannya karena tenaga dia yang dia keluarkan dengan membawanya ke sini itu sangat besar. Akan tetapi ketika dia merasakan penderitaan hingga mengeluarkan air mata, dia pun menghapus air matanya dalam diam.
Dia muntah hampir mendekati pukul satu subuh, setelah meminum sup pereda mabuk, akhirnya Joanne Gu mendapatkan kembali kesadarannya meskipun hanya sedikit.
Ketika dia sadar, dia membuka matanya dan melihat bahwa dirinya dibawa keluar dari bak mandi oleh pria dengan ekspresi yang buruk dalam keadaan telanjang dan basah kuyup. Sepasang tangan pria yang cantik itu menyeka rambutnya dengan handuk mandi dan menyeka tubuhnya setelah selesai menyeka rambut, yang terakhir adalah sepasang tangan itu pun menggendong dia.
Tubuhnya diangkat ke dalam dekapannya dan dia ditaruh di atas ranjang.
Di atas kepalanya ada sebuah rahang yang besar dan terdapat kumis, yang terlihat sangat menggoda. Joanne Gu mengulurkan tangannya untuk menyentuhnya dan memang sangat tajam
Tangan Charlie Shen berhenti bergerak, mengerutkan kening dan menatapnya seolah-olah ada banyak hal yang harus dikatakan. Akan tetapi wanita itu seperti akan menangis lagi.
Dia memperhatikan matanya yang membengkak dan merah.
Tangan kecil yang lembut dan wangi itu masih belum juga pergi. Dia menyentuh dagunya dan menangkup pipinya.
"Paman apakah kamu kesulitan dalam menjagaku?"
Pria itu mengatupkan bibir tipisnya dengan erat, duduk di tepi tempat tidur, dan menatap 'bola kecil' yang meringkuk di atas ranjang tanpa bersuara.
'Bola kecil' itu kembali menangis, "aku tidak bisa memahamimu. Lebih baik kamu bersikap sangat jahat padaku, jangan setelah kamu sakiti aku, kamu kembali bersikap manis......"
Pria itu mengerutkan keningnya. Tangan besar itu menangkup pipinya lalu memegang pergelangan tangan dia: "apa yang telah terjadi pada hari ini? Mengapa kamu berbuat hal buruk dengan minum alkohol?"
Dia sudah bertanya kepada Paman Wu, Paman Wu mengatakan dia melihat dia hingga masuk ke dalam rumah temannya tanpa terjadi apa-apa.
Apakah karena dia tidak mengizinkan dia pergi ke rumah sakit pada pagi hari ini sehingga dia pergi minum alkohol bersama temannya?
Joanne Gu memandangi wajah tampan pria ini, dia memiliki bola mata yang gelap, dia juga memiliki kelopak mata yang begitu indah yang membuat mata yang menawan ini terlihat semakin mengesankan. Dia tidak bisa melihatnya. Dia sangat ingin melihat dengan jelas, apakah ada dia di matanya. Dia bisa mengelabui dia untuk bertemu dengan mantan istrinya di siang hari dan pada malam hari dia menjaganya dan tetap merawatnya seperti ini.
Pada awalnya perasaan dia sudah mati, akan tetapi dia kembali goyah melihat perlakuan dia.
Apa sebenarnya yang dia pikirkan?
Di dalam mata Joanne Gu penuh dengan dia. Tangan kecil itu meluncur turun dari wajah dia ke jantungnya yang dibatasi oleh kemeja hitam.
"Apakah di sini, apakah di sini masih ada Joanne?"
Charlie Shen menatap ekspresi dia yang begitu sedih dan sepasang mata besar yang hanya menatap dirinya itu. Tatapan ini membuat orang semakin menyayangi dia.
Nada bicara dia pun berubah menjadi sangat lembut: "berbaringlah dengan benar, aku akan mengompres kamu."
Dia mencondongkan tubuh untuk meraih handuk di baskom. Tangan kecil itu dengan cemas meraih kemeja yang dekat dengan jantungnya dan kemudian mulai menangis lagi, "seberapa banyak usaha yang dibutuhkan Joanne agar Joanne mendapatkan posisi di sini?"
Mendengar tangisan itu, ekspresinya terhenti sejenak, mengerutkan kening dan mengelus keningnya lalu berbisik, "jangan menanyakan pertanyaan konyol seperti itu."
Jika di dalam hatinya tidak ada dia, untuk apa dia panik selama semalaman ini?
Joanne Gu menatap dia dengan kabur, lubang yang dia gali di dalam hatinya hari ini sepertinya diisi oleh kata-katanya pada saat ini.
Apakah sebegitu menderitanya dengan mencintai seseorang? Hatinya terus bergantung dalam waktu yang cukup panjang , pihak lawan setelah menghancurkan hatimu, dia kembali memberimu sebuah harapan. Mengapa, mengapa begitu menderita?
Dia memejamkan matanya secara perlahan-lahan, air matanya mengalir turun dan kembali membuka matanya. Lalu dia menarik nafas dalam-dalam dan mengalungkan tangannya di leher dia!
Charlie Shen terkejut dengan gerakan dia yang begitu tiba-tiba, sebelum dia sadar, dia sudah mencium dia dengan lembut hingga membuat deru nafas dia menjadi tidak tenang.
Ketika dia ingin memeluk kepala bagian belakang dia untuk membalas ciumannya, tiba-tiba terdengar suara yang terdengar seperti sedang menahan tangisan: "paman apakah kamu mencintai aku?"
Novel Terkait
Adore You
ElinaMy Enchanting Guy
Bryan WuNikah Tanpa Cinta
Laura WangPenyucian Pernikahan
Glen ValoraMy Charming Lady Boss
AndikaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAdieu
Shi QiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275