Baby, You are so cute - Bab 91

Seseorang yang kabur dari rumah yang mengatakan bahwa ada banyak lelaki yang berebut untuk menjaganya, dia baru saja menegakkan badannya dengan matanya yang terlihat mempunyai mata panda yang berat, dia batuk ringan dan mengiyakan dengan elegan.

Kak Wang, "Tuan, Anda demam? Eh, mengapa tidak pulang saja, lihatlah apa yang terjadi kepadamu diluar sini........"

Lelaki yang mana baju kemejanya yang berwarna biru tua sudah sangatlah lecek dan badannya penuh dengan bau rokok berjalan kedalam kamar mandi dengan wajahnya yang terlihat seram.

20 menit kemudian, dia keluar, kemeja putih, celana jas hitam, hujam yang terus turun diluar sana menjadi penghias dibelakangnya, lelaki ini tampak tampan seperti sebelumnya lagi.

Setelah keluar dari ruang istirahat dan mengambil telepon genggam, "Jones, beritahu satpam perusahaan, jika ada seorang gadis kuncir dua datang biarkan dia masuk saja."

Disisi sana, Jones baru saja tiba di kantor sekretaris, dia terkejut, "CEO Shen, nyonya datang membuat perhitungan denganmu?"

"Iya." Nada bicaranya terdengar senang.

..............

Joanne turun dari mobil dan berlari cepat menembus hujam, dia berdiri dihadapan tangga gedung yang megah.

Seketika dia merasa dirinya begitu kecil, dan lelaki yang berada didalam gedung yang mengendalikan dunia bisnis itu begitu tinggi dan jauh darinya.

Meskipun dia kalah aura, dia takut namun dia tetaplah menarik nafasnya, dia memutuskan untuk membuat perhitungan dengannya!

Biasanya penjagaan perusahaan internasional yang besar begini sangatlah ketat, namun sangatlah diluar dugaan, satpam hanya meliriknya saja dan langsung membiarkannya pergi?

Ketika berjalan diatas lantai yang terbuat dari marble yang bersinar licin, sekarang adalah jam kerja, ada banyak lelaki dan wanita elite yang berjalan lalu-lalang, banyak orang yang membawa tas dokumen atau membawa tas bisnis.

Memang benar adalah tipe CSC Groups sekali...........

Joanne mengenakan pakaian kasual terlihat begitu tidak bersatu dengan mereka, dia memperlambat nafasnya dan matanya juga tidak berani sembarangan melirik.

Dia berjalan kedepan resepsionis yang megah, dan mengepalkan tangannya, "Nona sekretaris, tolong sebentar, aku mencari DIrektur Utama kalian."

"Apakah Anda sudah membooking waktunya terlebih dahulu?"

Joanne mengelengkan kepalanya, "Tolong kamu beritahu saja, bilang saja Joanne mencarinya, dia akan membiarkan aku naik."

Sekretarisnya barulah meliriknya dengan lebih teliti, tidak disangka sikapnya begitu sombong, sekretaris itu lalu menelepon dengan sedikit tidak percaya.

Setelah menunggu sekitar 5 menit, sekretaris memutarkan kepalanya, "Nona Gu, maaf, Direktur Utama kami bilang tidak punya waktu untuk bertemu denganmu."

Joanne berdiri disana dan terlihat sangatlah memalukan.

Dia sudah memaki lelaki itu didalam hati sangatlah lama, dia berusaha untuk tersenyum, "Tidak apa-apa, aku tunggu!"

.........

Jones menatapi lelaki yang sibuk itu, "CEO Shen, dengan susah payah akhirnya membuat Nyonya datang mencari Anda, mengapa Anda tidak mau bertemu dengannya?"

"Direktur Utama tidak semudah itu untuk ditemui bukan?"

".........."

"Anda begini sebentar saja, nyonya tidak akan membiarkan Anda begini terus, bisa saja nanti dia langsung pergi, ini juga sudah tiga hari tidak bertemu, apakah Anda tidak kangen dengan Nyonya?"

"Jadi kamu sekarang pergi beritahu ruang perekaman, kirim rekaman lobby lantai satu kekomputer aku."

hmph! Dasar, mengintip nyonya lagi!

............

Dilobby kantor, Joanne berdiri menunggu disana.

Dari jam setengah sembilan hingga jam setengah sepuluh, kakinya sudah mulai sakit, dia terus saja bergantian kaki untuk istirahat.

Sejenak kemudian, ada seseorang yang terlihat seperti tampang karyawan mendekatinya, "Nona, kamu sedang menunggu orang?"

Joanne menganggukkan kepalanya dengan kaku.

"Mengapa tidak duduk disana saja?"

Joanne melirik kearah yang ditunjuk oleh karyawan lelaki itu, dia terkejut, tadi tempat yang kosong itu tiba-tiba ada dua buah sofa disana, dan disana juga ada meja kaca dan diatas meja ada gelas dan air.

"Ini.......tadi baru saja dipindahkan kesini?"

Karyawan lelaki itu tersenyum, "Sofa penunggu tamu terus saja ada, Nona mungkin tidak melihatnya tadi."

"..........." benarkah?

Tidak peduli itu lagi, ada tempat duduk mengapa harus berdiri?

Joanne berjalan kesana dan langsung duduk, kakinya langsung terasa lega.

Namun dilobby kantor yang luas, terus saja ada orang lalu-lalang, aneh juga dia sendirian duduk disini, karena terpaksa, dia harus duduk dengan rapi, dan juga tidak berani sembarangan gerak, setelah duduk lumayan lama, dia merasa rasanya lebih tidak nyaman daripada tadi berdiri dipojokan.

Setelah duduk kurang lebih setengah jam, karyawan lelaki tadi datang kemari lagi, "Nona, aku lihat kamu duduknya tidak nyaman sepertinya, sebenarnya perusahaan kami menyediakan tempat istirahat khusus untuk customer, bagaimana jika kamu ikut aku saja untuk menunggu diruang istirahat?"

Joanne seolah terbebas dari hukuman, dia bergegas pergi mengikuti karyawan lelaki yang baik.

Ruang istirahat berada di ruangan bagian dalam dari lantai satu, ketika Joanne masuk, dia merasa sedikit aneh, ini lebih mirip seperti sebuah kantor yang tiba-tiba dimasukan sebuah kasur.

Terhadap tatapan curiga dari Joanne, karyawan lelaki itu tersenyum, "Ini sedikit buruk, merendahkan derajat nona sedikit, jika lelah menunggu boleh istirahat saja."

Joanne juga tersenyum, telat sedikit, eh, mengapa karyawan lelaki ini tahu dia harus menunggu lama?

Tidak peduli itu, ada kasur ini!

Setelah menutup pintu dia melepaskan sepatu dan duduk diatas kasur, dia mengurut kakinya, suhu ruangan sedikit lebih tinggi, sejenak kemudian wajah Joanne sudah menjadi merah.

Namun penantian selalu sangatlah membosankan, dia mengeluarkan hpnya dia tidak tahu password wifi disini, dia pelit dan tidak tega menggunakan kuota, Joanne lalu duduk dengan bosan disana, dia berpikir andai saja jika ada sebuah komputer saja untuknya.

Lalu karyawan lelaki itu datang, "Nona, perusahaan kami menyediakan tablet untuk pelanggan agar menghilangkan rasa jenuh mereka ketika menunggu, apakah Anda mau menggunakannya?"

Mata Joanne seolah akan terjatuh kelantai! "Boleh, boleh! Perusahaan ini sungguh manusiawi!"

Dan seterusnya--------

Sudah siang, perutnya lapar, tetaplah karyawan lelaki itu membawa sebuah kotak makan yang terlihat panas, "Nona, perusahaan kami menyediakan makanan ketika jam makan untuk pelanggan, apakah Anda mau makan?"

Sungguh terharu! "Perusahaan kalian sungguh manusiawi sekali!"

Benar-benar, tidak mengungkit Charlie si bajingan itu, pelayanan karyawan perusahaan ini sungguh benar-benar tidak bisa dikritik lagi!

Setelah menyicipi makan siang, Joanne tidur nyenyak dikasur, dan ketika bangun, barulah jam setengah 4 sore, resepsionis masih belum datang memberitahunya untuk menemui Direktur Utama.

Joanne keluar dari ruang istirahat, dia berkeliling, dan pergi ke toilet, terlihat ada 4 orang karyawan tante-tante tukang bersih-bersih tengah duduk dikursi kecil disebuah tempat terpencil dan bermain poker.

Joanne mendekat dan menakuti beberapa tante-tante itu.

"Ternyata adalah gadis kecil, aku kira adalah Supervisor Liang."

"Ada apa kamu datang kesini nyonya kecil?"

Joanne berkata, "Oh, aku tunggu orang."

Ketiga tante itu melanjutkan permainan mereka, mereka main judi, namun taruhannya kecil, cara main ini juga sangatlah familiar bagi Joanne, dia sering main bersama Emily.

Sambil melihat, perlahan Joanne juga ingin main, dia lalu ikut bermain.

Joanne merasa kemampuannya tidaklah buruk, setiap kali bermain dengan Emily, dia selalu menang, namun tahun ini buruk, suaminya selingkuh, perjudiannya juga tidak menguntungkan, hanya bermain 4 ronde saja dia sudah kalah 10 rmb!

Ketika mengeluarkan uang dari kantongnya, hatinya seolah sedang diiris oleh pisau, ketika melihat ketiga tante-tante tersenyum dengan senang, dia semakin tidak ikhlas, tidak boleh, dia harus memenangkannya!

Namun setelah terus bermain beberapa saat, dia semakin sue, dia kalah 12 rmb lagi! Sungguh tidak masuk akal!

Joanne sangatlahmarah, dia lalu duduk dan mulai bertarung, jika tidak memenangkan kembali uangnya, dia tidak mau berhenti!

..........

Kantor Direktur Utama, lelaki yang sudah sombong seharian dan merasa bahwa seharusnya sang wanita sudah tidak marah lagi, dia lalu mengambil telepon genggam dengan elegan dan menelepon resepsionis, "Panggil Nona Gu naik keatas untuk menjumpaiku."

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu