Baby, You are so cute - Bab 146
Kata sambutan lembut dari pramugari memutuskan pemikiran Joanne Gu. Dia mengangkat lengan baju yang basah, menghapus air mata di wajahnya. Joanne Gu masuk ke dalam pesawat di bawah tatapan terkejut pramugari.
Pertama kali melihat kondisi dalam pesawat. Joanne Gu menatap dengan sepasang mata merah, sangat tidak tenang.
Menatap urutan duduk di tempat menaruh koper dengan bingung dan kesulitan.
Dengan sulit baru menemukan nomor tempat duduknya. Barisan agak belakang, belum diduduki orang. Jendela tertutup menarik perhatiannya, dia langsung duduk di tempat duduk paling dalam. Dia tidak tahu apa maksud B di boarding pass itu.
Dengan cepat, di tempat duduk terluar, duduk seorang kakek tua, tersisa tempat duduk yang tengah.
Ada seseorang yang ketika melewati Joanne Gu berhenti sebentar. Karena pandangan itu terasa, Joanne Gu menengadahkan kepala. Pria muda yang bertukar ponsel dengannya itu.
Pria itu mengangkat alis menatapnya lalu berjalan ke belakang.
Satu detik kemudian, ponsel pria tinggi besar yang sambil berjalan sambil telepon bergetar sedikit.
Dalam pandangan pramugari yang hangat dan tertarik itu, pria ini menyelesaikan telepon bisnisnya. Ada peringatan pesan masuk. Alis pria ini terangkat dan membukanya:
【Leon, perempuan yang menukar ponselmu itu, yang suara tangisnya seperti nyanyian itu, duduk di tempat dudukmu lho.】
Pria itu memutar ponsel Porsche-nya, menaruhnya ke dalam kantong jaket baseball yang berwarna gelap, lalu berjalan masuk ke dalam pesawat.
Di luar jendela adalah lapangan bandara. Joanne Gu hampir menempel pada jendela, melihat pesawat di samping berpisah dengan jalur keberangkatan, mundur dengan ajaib ke landasan pacu.
Ujung matanya melihat seseorang bergerak, penumpang di tengah ini duduk.
Joanne Gu mencium bau mint ringan, dan juga aroma yang sangat bersih.
Kebersihan seperti itu, membuat benaknya kembali teringat pada paman lagi.
Dia terduduk tegap. Mata yang berkaca-kaca menunduk ke bawah, tidak bergerak.
Lorong menjadi hening. Penumpang duduk baik. Pramugari berjalan, melihat ke kiri dan ke kanan dengan perhatian, "Pesawat sudah akan terbang, silakan matikan perangkat elektronik dan ikat sabuk pengaman."
Joanne Gu mulai mencari sabuk pengaman. Melihat hal yang tidak familiar, tidak tahu apa itu.
"Nona, silakan ikat sabuk pengaman."
Pramugari berhenti dan berkata kepada Joanne Gu.
Joanne Gu canggung dan menatap pramugari dengan bingung. Wajah yang putih itu merona, tidak tahu harus berbuat apa.
"Nona, silakan ikat sabuk pengaman." pramugari sekali lagi mengingatkan.
"Aku..."
Joanne Gu sangat malu. Di saat tidak tahu harus berbuat apa, di sampingnya terdapat sepasang tangan yang besar dan dingin.
Tangan pria itu sangat panjang dan cantik, menarik pelan sabuk pengaman di bawah kursi Joanne Gu, dan di sisi jendela sana, tubuh pria yang kurus mendekati Joanne Gu. Saat menarik sabuk pengaman di sebelah sana, jari pria ini tidak sengaja menyentuh panggul Joanne Gu——
Joanne Gu bergetar kecil tapi pemilik tangan ini sepertinya tidak menyadari telah menyentuh bagian apa. Sangat serius mengikatkan sabuk pengaman.
Pinggang Joanne Gu terlalu kurus. Pria ini mengikat dengan erat, baru melepaskan perlahan-lahan.
Sepanjang proses, pria ini tidak bersuara apapun.
Pramugari sudah pergi.
Joanne Gu menundukkan kepala dengan wajah merona lalu berkata dengan bibir merah muda, "Te... Terima kasih."
Di samping tidak ada pergerakan apapun.
Joanne Gu tidak berani menengadahkan kepala untuk melihat tampang orang yang membantunya ini.
Mesin pesawat berbunyi kencang. Joanne Gu mencengkram kursi pesawat dengan tidak terbiasa. Merasa dirinya sedang bergerak. Kata pramugari, jendela harus ditutup, tapi Joanne Gu meninggalkan sedikit celah. Melihat pesawat naik ke landasan pacu, kecepatan semakin cepat, lalu naik ke udara.
Joanne Gu berusaha mengintip dari celah, ingin memastikan apakah dia sudah meninggalkan daratan. Tapi kata pramugari, jendela tidak boleh dibuka.
Saat ini, pria di sampingnya membuka jendela sampai setengah.
Joanne Gu tersentak. Dalam hati berpikir, mungkin pria ini juga ingin melihat keluar. Kalau mereka melihat berdua, dia tidak takut lagi. Kalau pramugari menyalahkan, juga bukan dia yang buka.
Bangunan di daratan semakin kecil. Kira-kira setengah menit kemudian, yang terlihat di jendela adalah awan putih dan cahaya yang terang.
Perasaan seperti ini benar-benar sangatlah ajaib.
Joanne Gu menatap lurus-lurus. Tanpa sadar, air matanya diam-diam turun.
Sudah pernah dibicarakan, akan pulang bersamanya di dalam awan. Sekarang malah hanya ada dia seorang. Cahaya seterang apapun, awan seimajinasi apapun, dia tetap tidak bisa tersenyum.
Tangis dari yang tidak bersuara berubah menjadi getaran. Kesedihan sampai tahap tertentu akan terlalu fokus. Mata Joanne Gu sama sekali tidak ada orang lain.
Sepertinya air mata kehilangan kontrol. Air mata dan tenggorokannya mengeluarkan suara, bagaimanapun tetap tidak bisa dihentikan.
Pria yang sudah membuka laptop mengerutkan dahi. Mengerutkan dahi sampai tahap bisa mematahkan kaki nyamuk yang terbang ke sini.
Setelah lewat sangat lama, Joanne Gu yang menangis baru dengan terlambat melihat, laptop di meja di hadapannya terbuka. Tangan pria itu menekan ke atas keyboard tapi tidak bergerak.
Harga diri Joanne Gu sangat kuat, langsung menyadari dia mengganggu orang lain, menahan rasa sedih di hatinya, menahan napas, dan perlahan-lahan menekan perasaannya.
Suara tangis Joanne Gu perlahan-lahan mengecil, tapi tidak berhenti.
Joanne Gu mencari di dalam tas. Tisu sudah habis dipakai. Air mata masih terus mengalir turun. Kedua lengan bajunya sudah basah. Hanya bisa mengambil satu baju untuk menghapus air mata saja.
Tidak lama kemudian, dari samping terulur sebuah tisu.
Joanne Gu sangat terkejut. Menarik napas, lalu berkata terima kasih, dan menerimanya.
Dengan cepat tisu berubah menjadi satu bola basah kecil.
Dalam waktu yang pas, dari samping terulur sebuah tisu lagi. Joanne Gu tersentak. Menerimanya, lalu dengan malu sekali lagi berkata terima kasih.
Pria yang mengulurkan tisu itu tidak sibuk pekerjaan lagi. Wajah yang tampan itu terlihat tidak terganggu.
Awalnya pria ini paling benci pada suara tangis seperti ini, sangat mempengaruhi pekerjaan.
Kemudian bagaimana perasaannya?
Dia merasa kagum.
Pertama kali melihat perempuan seperti ini. Bisa terus menangis. Selama dua jam setengah di pesawat, perempuan ini terus menangis. Tidak buru-buru, hanya fokus pada menangis. Siapapun tidak mengganggunya, siapapun juga jangan berpikir untuk menghentikannya.
Sebenarnya suara tangis ini tidak mengganggu. Seperti yang Davin katakan, suara tangis kecil ini, lumayan mirip seperti nyanyian.
Sampai kemudian, pria ini tanpa bisa menahan diri menoleh melihat Joanne Gu. Di dalam pesawat cahaya sudah diatur, agak gelap.
Pria ini melihat, bulu mata panjang itu, mata hitam, air mata yang rapi dan bulat seperti mutiara, jatuh satu per satu. Diam-diam berkerlap-kerlip, membuat hati orang juga terasa lembut.
Lumayan cantik juga.
Pria ini menutup laptop. Ruang di sana sangat kecil. Sepasang tangannya tidak bisa dilipat. Dia pun asal menaruh di bawah kursi.
Tangannya menopang pelipis, menolehkan wajah sedikit, lanjut melihat perempuan itu menangis.
.........
Suara pesawat turun membuat telinga orang tidak terbiasa. Joanne Gu baru tersadar dari tangisannya.
Menyadari di meja terdapat makanan pesawat dan sebotol air mineral.
Joanne Gu tidak ingat dia yang ambil dari pramugari atau orang baik hati di sampingnya yang terus mengulurkan tisu padanya, yang membantunya mengambilkan.
Dari radio terdengar suara lembut.
Tidak lama kemudian, pesawat mendarat.
Novel Terkait
Adore You
ElinaCEO Daddy
TantoGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraThe Richest man
AfradenMy Only One
Alice SongBeautiful Love
Stefen LeeBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275