Baby, You are so cute - Bab 147
Joanne Gu terus melihat-lihat bagaimana cara membuka sabuk pengaman ini. Dia agak bodoh dalam hal ini. Dia pun diam-diam melihat ke samping.
Tangan besar yang bersih dan cantik itu, melepaskan sabuk pengaman dengan tidak cepat juga tidak lambat.
Joanne Gu diam-diam belajar.
Pria itu memasukkan laptop ke dalam tas kerjanya, berdiri, lalu sedikit menundukkan kepala, melihat sekilas ke arah perempuan yang berwajah putih bulat dan sedikit merah itu.
Dua rambut terikat, poni yang rapi, kemeja kotak-kotak... Kelihatannya seperti murid SMA.
Tapi lingkaran dada itu,
pria itu menahan alis yang sedikit terangkat dan ekspresinya tidak ada yang aneh. Melihat perempuan ini melepaskan kotak makan pesawat, memasukkan roti, cemilan kecil ke dalam tas. Botol air yang dia beli dari pramugari karena takut perempuan ini kekurangan air, mungkin dikira perempuan ini dibagikan oleh pramugari dan dimasukkan oleh perempuan ini ke dalam tas...
Dia keluar dari tempat duduk, jari telunjuknya menyentuh hidungnya, dilanjutkan dengan bibir perlahan-lahan tersenyum antara iya dan tidak itu.
Kenapa... Begitu lucu ya.
Dia kira perempuan ini akan menangis sampai membuat kram wajah. Tapi perempuan itu malah ingat memasukkan barangnya ke dalam tas.
Joanne Gu segera memasukkan makanan pesawat ke dalam tas. Dia belum pernah makan makanan pesawat, sangat langka. Setelah dia memunggungi tas dan berdiri, dia menyadari tempat duduk di sampingnya sudah kosong dari tadi.
Orang baik yang terus mengulurkan tisu padanya itu, dia masih belum berterima kasih secara baik-baik.
Setelah keluar dari lorong, adalah bandara yang kosong. Di luar jendela kaca adalah langit hitam. Kota yang asing, menyambut malam hari.
Joanne Gu menatap langit yang tidak pernah dia hirup udaranya ini. Sangat bingung, tidak aman, tidak mempunyai sandaran apapun, sangat panik.
Pintu keluar bandara masih berada 10 meter jauhnya.
Pria yang bersih tapi bermulut banyak berkata, "Pertama kali duduk di kursi ekonomi, tulangku rasanya sudah mau patah! Pergi mandi di hotel. Huh, untuk penerbangan berikutnya untung saja naik kelas satu... Hei, Leon, apa yang kamu lihat, kenapa terus menoleh ke belakang?"
Pria yang ditanya, di atas lengannya terdapat jaket baseball berwarna biru gelap, membalikkan badan, lalu berjalan dengan wajah datar ke depan.
Setelah keluar dari pintu bandara, pria itu berkata datar, "Davin, ponsel."
Pria bernama Davin itu mengeluarkan ponsel dari kantong. Teringat perkataan perempuan yang sebelumnya menukar ponsel itu dan tertawa, "Iphone 6 plus. Kenapa kamu mau barang ini? Pertemuan kebetulan. Kamu tertarik pada orang itu? Mau melihat ponselnya?"
Pria ini mengambilnya, tidak menjawab, tapi mengangkat sedikit alisnya.
........
Kota Z, mobil bisnis hitam berjalan di jalan raya.
Malam datang, jam di pergelangan tangan pria ini menunjukkan jam 5 sore.
Jones Zhang menutup sambungan dan langsung melaporkan, "CEO Shen! Tadi dari bagian transportasi telepon ke sini, sudah melihat semua jalan di depan rumah sakit. Nyonya naik ke taksi dengan plat nomor XXX. Lanjut melihat CCTV, taksi pergi ke hotel tempat nyonya tinggal, lalu pergi ke bandara."
Di tempat duduk baris kedua, hanya ada hembusan napas pria yang berat.
Jones Zhang sampai di persimpangan berikutnya, belok ke arah bandara dan menambah kecepatan mobil.
Melihat dari kaca spion belakang, bos bersandar di sandaran kursi, dada kemeja hitam itu naik turun dengan cepat, kedua lengannya menahan di kulit kursi, kondisi yang sangat kacau.
"CEO Shen, amandel akan mengakibatkan demam tinggi. Aku pergi ke bandara untuk memeriksa kepergian nyonya. Kamu pergi infus dulu ke rumah sakit terdekat. Dalam kondisi apapun, aku akan langsung melapor kepadamu. Kamu tidak bisa menahan diri lagi." kalau pergi dalam kondisi seperti ini, nyonya tidak ketemu, bosnya sendiri sangat mungkin jatuh pingsan.
Tangan Charlie Shen yang menahan kursi perlahan-lahan terangkat, menekan pelipis yang tiba-tiba melompat. Kekuatannya terlalu besar. Hanya untuk mempertahankan kesadaran.
"Lanjut telepon nyonya. Selain itu, download satu aplikasi coba lacak keberadaannya."
Jones Zhang sudah download, tapi dalam dua jam ini tidak ada informasi geografis.
Sepanjang jalan melaju cepat. Jam 6.30 sampai di bandara Kota Z.
Setelah Charlie Shen turun dari mobil, gerakan yanng terlalu buru-buru mengakibatkan tubuhnya sedikit oleng. Di wajah putih pucat terdapat warna pink akibat penyiksaan demam. Meskipun tidak bicara, bernapas pun membuat tenggorokan yang bernanah terasa sakit. Perlahan-lahan, telinganya mulai mendengung.
Polisi bandara yang sebelumnya sudah mereka minta bantuan untuk diberitahu berjalan kemari.
Charlie Shen berjabat tangan dengan wajah serius. Tangan Charlie Shen yang berat berhenti.
Polisi bandara ada tiga orang semuanya dapat melihat kekhawatiran yang tidak dapat tertutupi di wajah Charlie Shen. Nyonya sudah hilang, mana mungkin Charlie Shen tidak panik?
Mata Charlie Shen yang merah, bicara dengan wajah serius. Tangannya menekan tenggorokannya dengan kuat, menahan bagian yang sakit di tenggorokannya, berusaha sebisa mungkin bicara dengan lancar.
Sekelompok orang masuk ke bandara, mengatakan nama dan nomor identitas, memeriksa informasi penerbangan penumpang.
Jones Zhang terkejut, "CEO Shen, nyonya membeli dua tiket pesawat. Ini..."
Wajah Charlie Shen tidak berekspresi, menatap informasi dua penerbangan itu. Penerbangan ke Kota S jam 16:30, penerbangan ke Kota A jam 18:40. Semuanya Joanne Gu yang beli.
Jones Zhang tanpa bisa ditahan berpikir dalam hati. Nyonya biasanya tidak begitu cerdas, tapi di waktu yang menentukan, otaknya selalu begitu berkembang.
Di bandara bisa memeriksa informasi penerbangan, tapi tidak bisa menemukan sebenarnya nyonya naik ke pesawat mana. Nyonya, memberikan pertanyaan sulit kepada mereka.
"Dari Kota Z sampai Kota S butuh waktu dua jam setengah. Kalau nyonya berada di pesawat ini, seharusnya sudah turun pesawat. Tapi kalau nyonya berada dalam pesawat menuju Kota A, maka baru saja naik pesawat..." Jones Zhang menganalisis dengan kepala pusing.
Charlie Shen mengerutkan dahi. Matanya terlihat redup. Mau penerbangan manapun, Joanne Gu sudah tidak berada di bandara lagi.
Hati yang kosong, seketika tidak bisa mengeluarkan suara apapun.
Charlie Shen memancarkan rasa panas, kepanasan yang tidak biasa. Dahi dipenuhi keringat, mau tidak mau dia terduduk di atas kursi. Kedua kakinya dibuka dengan tidak bertenaga. Di atas celana jasnya terdapat debu.
Pria yang bersih tidak membiarkan tubuhnya berdebu sedikit pun, bisa-bisanya membiarkan ada debu di kakinya. Betapa menyedihkan ini.
"Jones." dia sudah berada di tahap sampai bicara saja terasa sulit.
Jones Zhang mengerti dan langsung berkata, "CEO Shen, penerbangan tercepat kembali ke Kota A adalah di satu setengah jam kemudian. Aku tahu hatimu meyakini nyonya pulang ke Kota A. Karena bagaimanapun itu adalah tempat nyonya hidup sejak kecil. Ada rumahnya. Usianya kecil, masih bersekolah, tidak mungkin pergi ke tempat yang asing, tapi juga tidak bisa tidak berjaga-jaga. Aku telepon ke pihak polisi Kota S dan juga temanmu di Kota S. Minta tolong mereka untuk memperhatikan. Apakah boleh seperti ini?"
Leher Charlie Shen yang menunduk, berusaha keras menganggukan kepala.
"CEO Shen, di bandara ada unit kesehatan. Masih ada satu jam lagi, juga tidak bisa dipastikan. Apakah kamu mau infus dulu?"
Nada bicara Jones Zhang hampir mendekati memohon. Perlu diketahui, tidak menemukan nyonya di bandara, memberikan pukulan yang sangat besar kepada CEO Shen.
Waku semakin lama, hati CEO Shen semakin panik. Karena bagaimanapun tubuh nyonya masih sakit, tidak menemukan orangnya, maka tidak tahu bagaimana kondisinya. CEO Shen merasa hatinya sangat tidak nyaman.
Tapi semoga, nyonya pulang ke Kota A. Begitu CEO Shen pulang, bisa langsung bertemu orangnya.
Jangan menyiksa Charlie Shen lagi. Pria yang kelihatannya kuat dan dingin, tapi sebenarnya hatinya sangatlah lemah. Siapa juga yang dapat mengerti?
......
Di bandara Kota S, jam 7 malam, seluruh bandara di bawah cahaya lampu dan bintang-bintang.
Joanne Gu dengan kecepatan tercepat mencari tempat pengunduran tiket. Pengunduran tiket dalam waktu dua jam, diurus dengan salah pesan, bisa mendapat retur 50% dari uang asal.
Membeli dua tiket karena saat dia menunggu penerbangan, dia berpikir, meski menghabiskan uang juga tidak ada cara. Harus mengulur waktu di hadapan orang pintar seperti Charlie Shen.
Dengan uang 600 ribu, Joanne Gu keluar dari bandara dengan ketakutan.
Di kota yang asing, hadiah pertemuan baginya adalah hujan lebat diiringi angin dingin. Dalam kesepian malam, tidak mempunyai sandaran apapun.
Tiba-tiba, dia benar-benar menyadari, dia sudah berada sangat jauh dari pria itu.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyDiamond Lover
LenaSang Pendosa
DoniMy Perfect Lady
AliciaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Yang Dalam
Kim YongyiBaby, You are so cute×
- Bab 1
- Bab 2
- Bab 3
- Bab 4
- Bab 5
- Bab 6
- Bab 7
- Bab 8
- Bab 9
- Bab 10
- Bab 11
- Bab 12
- Bab 13
- Bab 14
- Bab 15
- Bab 16
- Bab 17
- Bab 18
- Bab 19
- Bab 20
- Bab 21
- Bab 22
- Bab 23
- Bab 24
- Bab 25
- Bab 26
- Bab 27
- Bab 28
- Bab 29
- Bab 30
- Bab 31
- Bab 32
- Bab 33
- Bab 34
- Bab 35
- Bab 36
- Bab 37
- Bab 38
- Bab 39
- Bab 40
- Bab 41
- Bab 42
- Bab 43
- Bab 44
- Bab 45
- Bab 46
- Bab 47
- Bab 48
- Bab 49
- Bab 50
- Bab 51
- Bab 52
- Bab 53
- Bab 54
- Bab 55
- Bab 56
- Bab 57
- Bab 58
- Bab 59
- Bab 60
- Bab 61
- Bab 62
- Bab 63
- Bab 64
- Bab 65
- Bab 66
- Bab 67
- Bab 68
- Bab 69
- Bab 70
- Bab 71
- Bab 72
- Bab 73
- Bab 74
- Bab 75
- Bab 76
- Bab 77
- Bab 78
- Bab 79
- Bab 80
- Bab 81
- Bab 82
- Bab 83
- Bab 84
- Bab 85
- Bab 86
- Bab 87
- Bab 88
- Bab 89
- Bab 90
- Bab 91
- Bab 92
- Bab 93
- Bab 94
- Bab 95
- Bab 96
- Bab 97
- Bab 98
- Bab 99
- Bab 100
- Bab 101
- Bab 102
- Bab 103
- Bab 104
- Bab 105
- Bab 106
- Bab 107
- Bab 108
- Bab 109
- Bab 110
- Bab 111
- Bab 112
- Bab 113
- Bab 114
- Bab 115
- Bab 116
- Bab 117
- Bab 118
- Bab 119
- Bab 120
- Bab 121
- Bab 122
- Bab 123
- Bab 124
- Bab 125
- Bab 126
- Bab 127
- Bab 128
- Bab 129
- Bab 130
- Bab 131
- Bab 132
- Bab 133
- Bab 134
- Bab 135
- Bab 136
- Bab 137
- Bab 138
- Bab 139
- Bab 140
- Bab 141.
- Bab 142
- Bab 143
- Bab 144
- Bab 145
- Bab 146
- Bab 147
- Bab 148
- Bab 149
- Bab 150
- Bab 151
- Bab 152
- Bab 153
- Bab 154
- Bab 155
- Bab 156
- Bab 157
- Bab 158
- Bab 159
- Bab 160
- Bab 161
- Bab 162
- Bab 163
- Bab 164
- Bab 165
- Bab 166
- Bab 167
- Bab 168
- Bab 169
- Bab 170
- Bab 171
- Bab 172
- Bab 173
- Bab 174
- Bab 175
- Bab 176
- Bab 177
- Bab 178
- Bab 179
- Bab 180
- Bab 181
- Bab 182
- Bab 183
- Bab 184
- Bab 185
- Bab 186
- Bab 187
- Bab 188
- Bab 189
- Bab 190
- Bab 191
- Bab 192
- bab 193
- Bab 194
- bab 195
- Bab 196
- Bab 197
- Bab 198
- Bab 199
- Bab 200
- Bab 201
- Bab 202
- Bab 203
- Bab 204
- Bab 205
- Bab 206
- Bab 207
- Bab 208
- Bab 209
- Bab 210
- Bab 211
- Bab 212
- Bab 213
- Bab 214
- Bab 215
- Bab 216
- Bab 217
- Bab 218
- Bab 219
- Bab 220
- Bab 221
- Bab 222
- Bab 223
- Bab 224
- Bab 255
- Bab 226
- Bab 227
- Bab 228
- Bab 229
- Bab 230
- Bab 231
- Bab 232
- Bab 233
- Bab 234
- Bab 235
- Bab 236
- Bab 237
- Bab 238
- Bab 239
- Bab 240
- Bab 241
- Bab 242
- Bab 243
- Bab 244
- Bab 245
- Bab 246
- Bab 247
- Bab 248
- Bab 249
- Bab 250
- Bab 251
- Bab 252
- Bab 253
- Bab 254
- Bab 255
- Bab 256
- Bab 257
- Bab 258
- Bab 259
- Bab 260
- Bab 261
- Bab 262
- Bab 263
- Bab 264
- Bab 265
- Bab 216
- Bab 267
- Bab 268
- Bab 269
- Bab 270
- Bab 271
- Bab 272
- Bab 273
- Bab 274
- Bab 275